PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mewujudkan masyarakat yang berbudaya sehat tentu merupakan
salah satu cita-cita pembangunan nasional yang telah terpatri sejak
bangsa
ini
mendeklarasikan
kemerdekaannya.
Negara
sudah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan surveilans 10 penyakit menonjol
di Puskesmas Tonsea Lama
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pelaksanaan
surveilans
10
penyakit
gambaran
10
penyakit
menonjol
berdasarkan waktu
d. Untuk mengetahui
gambaran
10
penyakit
menonjol
berdasarkan tempat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Surveilans
1. Definisi Surveilans
Sedangkan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis
secara sistematis dan terus-menerus, terhadap penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan
data,
pengolahan
dan
penyebaran
informasi
terus-menerus
pengumpulan
(host,
terhadap
agent,
suatu
penyakit
enverotmen
dengan
dan
cara
determinan)
surveilans berasal
dari
bahasa
Prancis, yaitu
berarti
mengawasi
perorangan
yang
sedang
2. Tujuan Surveilans
Tujuan surveilans adalah untuk mendapatkan informasi
tentang penyakit atau masalah kesehatan lainnya, meliputi
2) Laporan penyakit
3) Laporan hasil pemeriksaan laboratorium
4) Penyelidikan atau laporan penyakit yang dilakukan secara
perorangan
Survei
5)
6) Penyelidikan distribusi vektor dan reservoir penyakit pada
hewan
Data kependudukan dan lingkungan
7)
8) Laporan wabah atau kejadian luar biasa (KLB)
9) Penggunaan obat-obatan dan bahan-bahan
10) Data lain serta catatan medik RS, absensi
anak
lainnya.
Kompilasi
data
tersebut
harus
dapat
2) Penyebab
a) Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang
memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan
darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan
darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa
masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar
identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah
penelitian
menunjukkan
bahwa
ada
bukti
gen
yang
3)
penderita,
hipertensi
tidak
4) Pengobatan
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan
tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah
komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur
hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi ( Joint National Committee On Detection, Evaluation
And Treatment Of High Blood Pressure, Usa, 1988 )
menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan pasien dan
penyakit lain yang ada pada pasien hipertensi.
Pengobatan hipertensi meliputi beberapa langkah yang
terdiri dari :
a) Langkah Pertama : pemberian obat pilihan pertama yang
digunakan
dalam
pengobatan
hipertensi
ini
adalah
b)
inhibitor.
Langkah Kedua : Alternatif yang bisa diberikan dalam
langkah ini yaitu dengan dosis obat pertama dinaikan,
diganti jenis lain dari obat pilihan pertama dan yang
selanjutnya ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa
obat diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker,
c)
d)
dengan obat ke-2 diganti dan ditambah obat ke-3 jenis lain.
Langkah Keempat : Alternatif pemberian obatnya ditambah
obat ke-3 dan ke-4, mengevaluasi kembali dan konsultasi,
follow up yang bertujuan untuk mempertahankan therapi.
tentang
2.
3. Makan cukup sayur dan buah
4. Rendah garam dan lemak
5. Tidak merokok dan tidak konsumsi alkohol
6. stirahat yang cukup dan olahraga
7. Hindari kegiatan yang menimbulkan stress
8. Mengenali penyakit lain pemicu hipertensia
b. Pencegahan Sekunder
1. Pengukuran Tekanan Darah
2. Mengendalikan tensi secara teratur agar tetap stabil
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengobatan/Perawatan
Pengobatan segera
Menghindari komplikasi
Menstabilkan tekanan darah
Memperkecil efek samping pengobatan
Mengobati penyakit penyerta seperti; DM, PJK, dll
Menghindari faktor risiko hipertensi media pencegahan
hipertensi.
c. Pencegahan Tersier
1. Menurunkan tekanan darah ketingkat normal
2. Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi sehingga
tidak menimbulkan kerusakan pada jaringan tubuh
3. Memulihkan
kerusakan
organ
dengan
obat
anthipertensi
4. Mengontrol tekanan darah sehingga tidak menimbulkan
komplikasi penyakit seperti stroke, PJK dll
5. Melakukan penanganan tepat dan cepat, menghindari
kecacatan
terkendali
2. ISPA
dan
kematian
akibat
hipertensi
tak
1) Gambaran Epidemiologi
ISPA adalah suatu penyakit yang banyak diderita oleh anakanak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju yang
juga merupakan masalah kesehatan yang penting karena
menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu
kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Episode penyakit batuk
pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun
(rata-rata 4kali per tahun),artinya seorang balita rata-rata
mendapatkan
serangan
batuk
pilek
sebanyak
3-6
kali
sampai
gelembung
paru,
beserta
organ-organ
b) Menurut Tempat
ISPA masih merupakan masalah kesehatan bauk di
negara maju maupun Negara berkembang. Dalam satu
tahun rata-rata seorang anak di pedesaan dapat terserang
ISPA tiga kali, sedangkan daerah perkotaan sampai enam
kali.
Dari pengamatan epidemiologi dapat diketahui bahwa
angka kesakitan ISPA di kota cenderung lebih besar
daripada di desa. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat
kepadatan tempat tinggal dan pencemaran lingkungan di
kota yang lebih tinggi daripada di desa.
c) Menurut Waktu
Berdasarkan data SKRT (1986-2001), bahwa proporsi
kematian karena ISPA di Indonesia pada bayi dan balita
menunjukkan penurunan dan peningkatan yaitu pada bayi
di tahun1986 dengan PMR 18,85%, tahun 1992 PMR
36,4%, tahun 1995 PMR 32,10% dan tahun 2001 PMR
27,6%.
2) Penyebab
Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab
seperti bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain-lain. ISPA
bagian atas umumnya disebabkan oleh Virus, sedangkan
ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri , virus dan
mycoplasma. ISPA bagian bawah yang disebabkan oleh
bakteri umumnya mempunyai manifestasi klinis yang berat
sehingga
menimbulkan
beberapa
masalah
dalam
penanganannya.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus
streptcocus,
Stapilococcus,
Pneumococcus,
Hemofillus,
Virus
penyebab
Miksovirus,
ISPA antara
lain
adalah
golongan
Adenovirus,Influenza,Sitomegalovirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lainlain. Untuk golongan virus penyebab ISPA antara lain
golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus parainfluensa, virus influensa, dan virus campak), dan adenovirus.
Virus para-influensa merupakan penyebab terbesar dari
sindroma batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran
nafas bagian atas. Untuk virus influensa bukan penyebab
terbesar terjadinya sindroma saluran pernafasan kecuali
hanya epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virusvirus influenza merupakan penyebab terjadinya lebih banyak
penyakit saluran nafas bagian atas daripada saluran nafas
bagian bawah. Secara etiologi, ISPA juga disebabkan oleh
Jamur
seperti
Aspergillus
Albicans,Hitoplasma,dan lain-lain.
3) Tanda/Gejala
a) Gejala ISPA ringan
1. Batuk
2. Serak, yaitu anak bersuara
parau
sp.,Candida
pada
waktu
dengan
dosisnya,
kemudian
digerus
dan
diminumkan
b) Pilek
Jika anak tersumbat hidungnya oleh ingus maka
usahakanlah
membersihkan
hidung
yang
tersumbat
sehat
dengan
usaha
ASI
eksklusif,penyuluhan
gizi
perlu
mendapatkan
imunisasi
yaitu
DPT.
ini
dapat
memperhatikan
dilakukan
rumah
sehat,
lingkungan sehat.
b. Pencegahan Sekunder
Dalam penanggulangan
upaya
pengobatan
dan
melalui
desa
sehat
ISPA dilakukan
diagnosis
upaya
sedini
dan
dengan
mungkin.
atau
dengan
kompres
dengan
c. Pencegahan Tersier
pneumonia
agar
tidak
menjadi
lebih
parah
gejala-gejala
klinis.
Alergen
tersebut
untuk
alergi
adalah
golongan
penyakit
dengan
ciri
sedang
menderita
penyakit
tersebut.
Alergi
dapat
saluran
napas,
kulit
dan
saluran
pencernaan.
yang
nyata
pada
kontak
oertama,
akan
tetapi
gatal,
bentuk
kelainan
kulit
atau
tampak
lesi
kering,
skuama,
herpetiformis,
sehingga
pada
penyakit
ini
misalnya
lalu
lintas.
Tetapi
sesuai
dengan
namanya,
dalam
satu
kesatuan
berantai
yang
dapat
BAB III
METODE SURVEILANS
A. Jenis Metode
Jenis metode yang digunakan adalah pengamatan dengan metode
epidemiologi deskriptif dilakukan untuk mendapat gambaran tentang
menggunakan
system
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Wilayah
Puskesmas Tonsea lama memiliki wilayah kerja sebanyak 8 desa
yaitu desa Tonsea Lama, Kembuan, Kembuan Satu, Sasaran,
Sumalangka, Wulauan, Kampung Jawa dan Marawas. Dengan
jumlah penduduk di wilayah kerja berjumlah 13.782 orang.
lebih
tinggi
pada
jenis
kelamin
perempuan
yang
datang
berobat
di
bulan Agustus
dan
Penyakit
1.
2
3
4
5
Hipertensi
ISPA
Kulit Alergi
Kecelakaan
Gastritis
Kelainan
6
7
8
9
10
Refraksi
Karies Gigi
Reumatik
Diare
Tonsilitis
Bulan
Jumlah
Agustus
September
Oktober
295
250
60
36
75
328
221
41
27
26
252
267
52
27
18
875
728
153
90
75
23
15
15
53
0
0
12
0
29
24
7
13
22
19
11
14
51
43
30
27
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data di lakukan secara periodik dengan buku laporan
bulanan data kesakitan (LB1) dari bulan Agustus-Oktober 2015 di
Puskesmas Tonsea Lama.
2. Pengolahan Data
Hasil pengolahan data dikeluarkan dalam bentuk laporan bulanan
kemudian hasil pengolahan data kasus penyakit disajikan dalam
penurunan
dan
penderita
ISPA
mengalami
peningkatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun 10 penyakit terbanyak yang diderita masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Tonsea Lama yaitu Hipertensi, ISPA, kulit alergi,
kecelakaan, gastritis, kelainan refraksi, karies gigi, reumatik, diare dan
tonsillitis. Penyakit yang tertinggi adalah penyakit hipertensi.
Bentuk evaluasi yang dapat dilakukan adalah transparansi
data, pembuatan
program
masyarakat, pencatatan
dan evaluasi
puskesmas.
B. Saran
kesehatan
angka
menyeluruh
kejadian
terhadap
yang
sesuai
penyakit
struktur
keadaan
secara
rutin,
pengurus surveilans
DAFTAR PUSTAKA
(Najma, 2011)