Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI KASUS

TONSILITIS AKUT
Putri Juwita Dharmalia
1420221153

Status
Pasien
IDENTITAS PASIEN

Nama

: An. D

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 12 tahun 2 bln 10 hari

Tanggal Lahir

: 18 Juli 2003

Pekerjaan

: Pelajar

Status

: Belum Menikah

Agama

: Islam

Alamat

No RM

: Duren RT.XX RW.XX, Kec. Bandungan


: 084592

Status
Pasien
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 28 September 2015, pukul 10.30 WIB di Poliklinik THT RSUD
Ambarawa

Keluhan Utama
Nyeri tenggorok dan nyeri menelan sejak 3 hari yang lalu
Keluhan Tambahan
Demam
Nafsu makan berkurang
Tidak terdapat batuk pilek

Status
Pasien
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik THT RSUD Ambarawa pada tanggal 28
September 2015 dengan keluhan nyeri menelan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan ketika makan, minum atau menelan air liur. Nyeri diiringi dengan
demam pada pasien dan tidak nafsu makan. Tidak terdapat keluhan batuk
atau pilek dan sesak ketika bernapas. Pasien mengatakan sering jajan
makanan di luar dan minum minuman yang berwarna.

Status
Pasien
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tonsilitis : Pasien pernah mengalami keluhan serupa
Riwayat ISPA : disangkal (-)
Riwayat Operasi : disangkal (-)
Riwayat Alergi
: disangkal (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Adik pasien pernah mengalami keluhan serupa

Status
Pasien
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya pasien belum pernah berobat ke dokter ataupun minum
obat warung.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien sering jajan makanan seperti chiki dan minuman yang berwarna
diluar.

Pemeriksaan Fisik
STATUS
STATUS GENERALIS
GENERALIS

Keadaan
Keadaan Umum
Umum :: Baik,
Baik, TSR
TSR
Kesadaran
:: Compos
Kesadaran
Compos Mentis
Mentis
Tanda
Tanda Vital
Vital
Tekanan
Tekanan Darah
Darah :: 100/70
100/70 mmHg
mmHg
Nadi
:: 85
Nadi
85 x/menit
x/menit
Suhu
:: 38
Suhu
38oo CC
Pernapasan
Pernapasan :: 18
18 x/menit
x/menit
Berat
Berat Badan
Badan

:: 28
28 kg
kg

Kepala
Bentuk

: Normocephal
Mata
: Konjuntiva anemis (-/-), Sklera
ikterik (-/-)
Hidung
: Septum deviasi (-), sekret (-)
Mulut

: Bibir kering (-), faring hiperemis


(+), Tonsil T2-T2
Telinga
: tanda radang (-)
Leher
Thorax

: Deviasi (-), pembesaran KGB (-)


: DBN

Abdomen : DBN
: DBN
Ekstremitas

STATUS LOKALIS (TELINGA)


Dextra

Sinistra

- Deformitas

(-)

(-)

- Hiperemis

(-)

(-)

- Edema

(-)

(-)

- Serumen

(-)

(-)

- Edema

(-)

(-)

- Hiperemis

(-)

(-)

- Furunkel

(-)

(-)

- Otore

(-)

(-)

- Kolesteatoma

(-)

(-)

Intak

Intak

Aurikula :

MAE :

Membran Timpani

STATUS LOKALIS (HIDUNG)


Inspeksi
Hidung

Palpasi

Warna seperti sekitar, Simetris, Nyeri tekan (-),


deformitas (-), massa (-), lesi(-)

Paranasal

Warna seperti sekitar, Simetris, Nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
deformitas (-), massa (-), lesi(-)

STATUS LOKALIS (HIDUNG)


Dextra

Sinistra

Vestibulum

Vibrise (+), hiperemis (-)

Vibrise (+), hiperemis (-)

Cavum nasi

Cukup lapang

Cukup lapang

Discharge

(-)

(-)

Mukosa

Basah (+), Warna merah muda

Basah (+), Warna merah muda

Konka inferior

hiperemis (-),

hiperemis (-),

permukaan licin(+)

permukaan licin(+)

Edem (-), hipertrofi (-)

Edem (-), hipertrofi (-)

Tumor/massa
Septum

(-)
Deviasi septum (-)

(-)
Deviasi septum (-)

STATUS LOKALIS (TENGGOROK)


Faring

Hiperemis (+)
Granulasi (-)
Post nasal drip (-)
Eksudat (-)

Ukuran Tonsil

T3-T3

Detritus

(+) di tonsil sebelah kiri

Kripta

Kriptus tidak melebar

RESUME
Seorang anak perempuan berumur (12 tahun) datang ke Poliklinik THT RSUD Ambarawa
pada tanggal 28 September 2015 dengan keluhan nyeri menelan sejak 3 hari yang lalu.
Nyeri dirasakan ketika makan, minum atau menelan air liur. Nyeri diiringi dengan
demam pada pasien dan tidak nafsu makan. Tidak terdapat keluhan batuk atau pilek
dan sesak ketika bernapas. Sebelumnya pasien belum pernah berobat ke dokter
ataupun minum obat warung. Pasien sering jajan makanan seperti chiki dan minuman
yang berwarna diluar.
Pada pemeriksaan mulut dengan menggunakan pen light dan spatle tongue ditemukan
faring hiperemis, tonsil T2-T2 dan detritus di tonsil sebelah kanan. Pada pemeriksaan
suhu tubuh dengan menggunakan termometer didapatkan suhu sebesar 38 oC.

Diagnosis

DIAGNOSIS KERJA

TONSILITIS AKUT

Penatalaksanaan
NON FARMAKOLOGI

FARMAKOLOGI

Edukasi: Hindari makanan yang beli


diluar seperti chiki, hindari minuman
yang berwarna dan hindari minum es
(merubah pola makan anak).
Pasien diminta untuk cek laboratorium
ASTO

lapicef sirup (diberikan 2 kali sehari 1


sendok teh)
lapistan sirup (diberikan 3 kali sehari 1
sendok teh)

PROGNOSIS
Quo ad
Bonam
Quo ad
Bonam
Quo ad
Bonam

vitam

: Dubia Ad

fungtionam : Dubia Ad
sanationam: Dubia Ad

Analisa Kasus
Anamnesis :
Nyeri tenggorok
Faringitis
Nyeri menelan
tonsilitis
Demam
Gejala
umum
Tidak nafsu makan
peradanga
Sering makan ciki dan minuman
berwarna
n
Faktor
risiko
Sejak 3 hari yang lalu
AKU
T

tonsilitis

Analisa Kasus
Pemeriksaan Fisik
Faring hipermis
Tonsil T2-T2
Detritus tonsil dextra
Kripta tidak melebar

TONSILITIS
AKUT

Analisa Kasus
Prinsip terapi pada tonsilitis akut adalah antibiotik
spektrum lebar penisilin, eritromisin. Antipiretik dan
obat kumur yang mengandung desinfektan. Pada pasien
An.D ini diberikan :
Lapicef sirup (diberikan 3 kali sehari 1 sendok teh)
sebagai antibiotik
lapistan sirup (diberikan 3 kali sehari 1 sendok teh)
sebagai antinyeri

Basic Science
Anatomi Tonsil
Tonsil adalah bagian dari faring
Cincin Weldayer terdiri atas
susunan kelenjar limfa yang
terdapat di dalam rongga mulut
yaitu:
tonsila faringeal (adenoid)
tonsil palatina (tonsil faucial)
tonsil lingual (tonsil pangkal
lidah)
tonsil tuba Eustachius

Basic Science
Fisiologi Tonsil
Tonsil merupakan salah satu organ limfatik selain limpa, kelenjar getah
bening dan apendiks. Seluruh organ sekunder tersebut terletak dimana
limfosit berkumpul dan berkaitan dengan antigen, kemudian akan
berproliferasi dan secara aktif melawan kuman. Tonsil berbentuk cincin yang
berguna sebagai pelindung diantara rongga mulut dan faring, karena
lokasinya tersebut tonsil merupakan pelindung pertama dari
mikroorganisme yang masuk memlalui hidung dan mulut.
Pada tonsil terdapat sel B dan sel T sebagai sistem imun. Sel B dan sel T
tersebut dipersiapkan untuk memberikan perlawanan terhadap antigen yang
masuk ke dalam jaringan dan cairan tubuh.

TONSILITIS
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang
merupakan bagian dari cincin Waldeyer.
Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak.
Klasifikasi tonsilitis dapat dibedakan menjadi:
Tonsilitis akut
Tonsilitis membranosa
Tonsilitis kronik

TONSILITIS AKUT
Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A Streptokokus B
hemolitikus yang dikenal sebagai strept throat, pneumokokus, Streptokokus
viridan dan Streptokokus piogenes.
Infilrasi bakteri rx radang leukosit detritus
Bentuk tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis
folikularis.
Bila bercak-bercak detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur maka
akan terjadi tonsilitis lakunaris.
Bercak detritus ini juga dapat melebar sehingga terbentuk semacam
membran semu (pseudomembrane) yang menutupi tonsil.

TONSILITIS AKUT
Gejala dan Tanda
Masa inkubasi 2-4 hari
Nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan
Demam dengan suhu yang tinggi
Rasa lelu
Rasa nyeri di sendi-sendi
Tidak nafsu makan
Rasa nyeri di telinga (otalgia). Rasa nyeri di telinga ini karena nyeri alih
melalui saraf n.glosofaringeus
Pada pemeriksaan tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat
detritus berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh membran semu.
Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan

TONSILITIS AKUT
Terapi
Antibiotik spektrum lebar
penisilin, eritromisin
Antipiretik
Obat kumur yang
mengandung desinfektan

Komplikasi
Pada anak sering menimbulkan komplikasi
otitis media akut, sinusitis, abses
peritonsil, abeses parafaring, bronkitis,
glomerulonefritis akut, miokarditis, artritis
serta septikemia akibat infeksi v.Jugularis
interna (sindrom Lemierre).
Akibat hipertrofi tonsil akan menyebabkan
pasien bernapas melalui mulut, tidur
mendengkur (ngorok) gangguan tidur
karena terjadinya sleep apnea yang
dikenal sebagai Obstructive Sleep Apnea
Syndrome (OSAS)

Indikasi Tonsilektomi
The American Academi of Otolaryngology Head and Neck Surgery Clinical Indicators
Compendium tahun 1995 menyatakan:
a)Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali pertahun walaupun telah mendapatkan terapi
yang adekuat.
b)Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan orofasila.
c)Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas,
sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara.
d)Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak berhasil
hilang dengan pengobatan.
e)Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan.
f) Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A streptococcus B hemoliticus.
g) Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan.
h)Otitis media efusa/ otitis media supuratif.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai