Anda di halaman 1dari 24

INFEKSI NIFAS DAN

PENATALAKSANAAN
OLEH:
RIZKI RAHMA SARI
TOPAN ARDIAN

Pembimbing: dr. Tengku Puspa Dewi, Sp.OG

BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Masa Nifas
(Puerpuralis)
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
6 minggu atau 42 hari.

Adaptasi Post Partum

INFEKSI NIFAS
Berbagai proses infeksi bakteri yang terjadi pada organ reproduksi
yang terjadi pasca persalinan

Aerob

Anaerob

Lain-Lain

Streptokokus grup A, B, D

Peptokokus sp

Mikoplasma sp

Enterokokus

Peptostreptokokus sp

Klamidia sp

E.Coli

Bakteroidis fragilis grup

Neiseria gonorea

Klebsiela

Prevotella sp

Proteus sp.

Klostridium sp

Stafilokokus aureus

Fusobakterium sp

Stafilokokus epidermidis

Mubilunkus sp

Gardnerella vaginalis

Cara Terjadinya Infeksi

Tangan pemeriksa saat melakukan VT

Droplet infection

Infeksi nosokomial

Koitus bila ketuban sudah pecah

Infeksi intrapartum yang memperlihatkan gejala saat


persalinan

Faktor Predisposisi
Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama
Pemeriksaan dalam berulang
Pemantauan janin internal

Infeksi Perineum, Vagina dan Serviks

Infeksi perineum dan


vagina adalah peradangan
pada perineum dan vagina
yang biasanya akibat
peregangan luka pada
episiotomi.

Gejala Klinis:
Nyeri lokal
Disuria dengan atau tanpa retensi urin
Tanda-tanda peradangan pada vagina
Bila terjadi laserasi serviks, biasanya menimbulkan gejala
metritis

Pengobatan:

Drainase, jahitan dibuka dan dilakukan debridemen bila ada


jaringan nekrotik.
Perawatan luka + Antibiotik spektrum luas intravena

Pengobatan infeksi luka operasi pasca seksio sesarea sama


dengan pengobatan luka episiotomi

Infeksi Uterus
Infeksi uterus relatif jarang terjadi setelah persalinan
pervaginam nonkomplikata, tetapi tetap merupakan
masalah besar pada wanita yang menjalani seksio sesarea.

Gejala Klinis:
Demam, suhu > 38 C
Takikardi
Nyeri perut, bila dilakukan pemeriksaan bimanual
ditemukan nyeri tekan parametrium (lebih jelas pada
persalinan pervaginam)

Lokhia patologis

Dari hasil lab, didapatkan leukositosis (15-30 x10)

Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman,


daya tahan penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir.

Pengobatan:
Regimen

Komentar

Klindamisin 900 mg + gentamisin Efektivitas 90-97%, dapat


1,5 mg/kgBB setiap 8 jam IV

digunakan gentamisin 1x per hari

Plus ampisilin

Ditambahkan bila ada sindrom


sepsis

Plus aztreonam

Pengganti gentamisin pada


insufisiensi ginjal

Penisilin spectrum luas

Piperasilin, ampisilin/sulbaktam

Sefalosforin

Sefotetan, Sefoksitin, Sefotaksim

Imipenem + silastatin

Dicadangkan untuk indikasi khusus

Peritonitis
Jarang terjadi, kecuali :
Infeksi pasca seksio sesarea apabila terjadi nekrosis dan
terlepasnya insisi
Rupturnya abses parametrium atau adneksa

Gejala Klinis:
Nyeri abdomen dengan defans muskuler
Bisa timbul gejala syok septik

Gejala peritonitis nifas mirip dengan peritonitis bedah

Pengobatan:
Bila infeksi dimulai dari uterus dan meluas ke peritoneum,
diberikan terapi antimikroba spektrum luas.
Sebaliknya, peritonitis akibat akibat lesi usus atau nekrosis
insisi uterus sebaiknya diterapi secara bedah

Penegakan Diagnosis
Anamnesis: gejala klinis, riwayat jalannya persalinan
Pemeriksaan Fisik : I P P A
Pemeriksaan Ginekologi: inspekulo
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang: USG, CT Scan, MRI

Pengobatan Secara Umum


Pemberian antibiotik spektrum luas
Perawatan luka secara aseptik antiseptik

Pencegahan
Selama hamil: gizi cukup, hindari koitus saat hamil tua
Selama persalinan: persalinan tidak lama, trauma minimal,
alat dan BHP steril, APD
Selama nifas: perawatan luka persalinan harus baik

BAB III
KESIMPULAN

1. Infeksi nifas beresiko terjadi pada persalinan lama, ketuban


pecah dini, dan pemeriksaan janin internal
2. Bakteri penyebab terutama flora normal vagina dan bakteri
patogen lain.
3. Meliputi infeksi pada perineum, vagina, serviks, uterus, dan
peritoneum.
4. Pengobatan berupa pemberian antibiotik spektrum luas dan
perawatan luka nifas
5. Walaupun kejadian infeksi nifas berkurang saat ini karena
perkembangan ilmu dan adanya antibiotik yang tepat,
akan tetapi upaya pencegahan sejak awal tetap harus
dilakukan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai