Anda di halaman 1dari 25

Program Puskesmas dalam

Pemberantasan Demam Berdarah Dengue

Caecilia Ayu Putri Wulandari


102013028

Sekenario 3
Pada akhir tahun berdasarkan evaluasi
program pemberantasan DHF masih
didapatkan prevalensi DHF berkisar 50/1000
dengan tingkat CFR 20/1000, rata-rata
penderita datang terlambat sehingga
terlambat juga dirujuk ke rumah sakit.
Berdasarkan pemantauan jentik, didapatkan
dari Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah 60%.
Kepala Puskesmas akan melakukan revitalisasi
program pemberantasan penyakit DHF dan
ingin didapatkan insiden serendah-rendahnya
dan CFR 0%.

Pengertian DBD / DHF


DBD infeksi akut,disebabkan virus
dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus.
Suatu penyakit menular.
Penyakit ini terutama menyerang
anak-anak dan dapat
menyebabkan kematian.
4 manifestasi klinis utama demam
tinggi, fenomena pendarahan,
hepatomegali dan pada keadaan berat
terjadi tanda-tanda kegagalan sirkulasi.

Epidemiologi

Agent Virus Dengue


genus Flavivirus, DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
Vektor nyamuk Aedes (Ae.)
Aedes aegypti (didaerah perkotaan)
Nyamuk ini umumnya aktif pada siang hari pukul 09.00-10.00 dan
sore hari pukul 16.00-17.00.
Dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan waktu kira-kira 9 hari.
Ae.albopictus (didaerah pedesaan)

Host (manusia)
Faktor resiko : infeksi sekunder dengue, penduduk padat, kebiasaan
menampung, pendidikan dan pengetahuan kurang

Epidemiologi
Transmisi

Lingkungan
tempat penampungan/genangan air bersih
Daerah dengan indeks curah hujan tinggi
kelembaban udara meningkat jangka waktu hidup nyamuk lebih
lama

Puskesmas
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat
pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten atau kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan

Program Puskesmas
Puskesmas banyak dibangun dengan tujuan utamanya
adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya, mewujudkan keadaan sehat fisik,
jasmani, mental, rohani-spritual, dan sosial bagi setiap
orang di wilayah kerja Puskesmas agar dapat hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas

Paradigma sehat
Puskesmas yang akan mendorong untuk berkomitmen
dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Pertanggungjawaban wilayah
menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
kemandirian masyarakat
Pemerataan
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat
diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat
teknologi tepat guna
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan

Upaya Pelayanan Kesehatan Puskesmas


Upaya Kesehatan Wajib

Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Promosi
2. Kesehatan Lingkungan
3. Pencegahan Pemberantasan
Penyakit Menular
4. Kesehatan Ibu & Anak serta KB
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
6. Penyembuhan Penyakit dan
Pelayanan Kesehatan

1. Upaya Kesehatan Sekolah


2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan
Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan
Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan
Tradisional

Upaya Kesehatan Wajib


Promosi Kesehatan
Pengembangan Desa Siaga
Pemberdayaan Dalam PHBS
Advokasi program kesehatan dan Program
prioritas (Co/ Kampanye program prioritas :
Vit.A, Narkoba,DBD,HIV,malaria,Diare)
Promosi kesehatan tentang Narkoba
Promosi tentang Jamskesmas dan
Pembinaan dana sehat/Jamkesmas.

Upaya Kesehatan Wajib

Kesehatan Lingkungan
Penyehatan Air
Penyehatan Makanan dan Minuman
Penyehatan Perumahan dan Sanitasi
Dasar
Pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Pelayanan Klinik Sanitasi
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)

Upaya Kesehatan Wajib


Upaya Perbaikan Gizi
Pelayanan Gizi Masyarakat
Penanganan Gangguan Gizi
Pemantauan Status Gizi

Upaya Kesehatan Wajib


Kesehatan Ibu dan anak serta KB
Kesehatan Ibu
Kesehatan Bayi
Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan
Remaja
Pelayanan Keluarga Berencana

Upaya Pencegahan & Pemberantasan Penyakit Menular

Penyakit menular-- > Penyakit yang disebabkan oleh


agent infeksi atau toksinnya
Program Pencegahan
Cara PenularanPenyakit Menular
Program Pemberantasan Penyakit Menular
-

Program imunisasi
Program TB paru dgn Kegiatan Penemuan Penderita TBC
Program Malaria dgn angka insiden Malaria (AMI)
Program ISPA dengan Frekuensi penemuan dan
penanggulangan pneumonia
Proogram diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
Program rabies
Program surveilans

Pengobatan

Beberapa program pencegahan dan pemberantasan DBD yang ada di


pusksesmas untuk menurunkan angka kejadian DBD adalah sebagai
berikut:
penyemprotan insektisida dan /atau pemberantasan sarang nyamuk
yang dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi.
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat
penampungan air dan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti untuk mengetahui adanya jentik nyamuk, yang dilakukan di
rumah dan tempat umum secara teratur sekurang-kurangnya tiap 3
bulan
Abatisasi adalah penaburan insektisida pembasmi jentik pada
tempat penampungan air.
Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah persentase rumah dan/atau Tempat
Umum yang tidak ditemukan jentik, pada pemeriksaan jentik
berkala.

Surveilans
proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
interpretasi data, serta penyebarluasan informasi ke
penyelenggara program, instansi dan pihak terkait
secara sistematis dan terus menerus tentang situasi
DBD dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit tersebut agar
dapat dilakukan tindakan pengendalian secara efisien
dan efektif

Surveilans

Memantau penyakit
secara pasif, dengan

1. Aktif

Penemuan kasus (case


finding) menggunakan
petugas khusus

Kelebihan : lebih akurat


Kekurangan : lebih mahal
dan
lebih sulit
dilakukan.

data
2. menggunakan
Pasif
penyakit yang harus
dilaporkan.
Kelebihan : relatif murah
dan mudah untuk
dilakukan analisis
perbandingan penyakit
internasional.
Kekurangan : kurang
sensitif

Tujuan surveilans DBD adalah :


Memantau kecenderungan penyakit DBD
Mendeteksi dan memprediksi terjadinya
KLB DBD serta penanggulangannya
Menindaklanjuti laporan kasus DBD
dengan melakukan PE, serta melakukan
penanggulangan seperlunya,
Memantau kemajuan program
pengendalian DBD
Menyediakan informasi untuk
perencanaan pengendalian DBD
Pembuatan kebijakan pengendalian DBD.

sistem surveilans kesehatan masyarakat


dapat digunakan:
sebagai pedoman dalam melakukan tindakan
segera untuk kasus-kasus penting kesehatan
masyarakat,
identifikasi populasi resiko tinggi,
sebagai pedoman dalam perencanaan,
implementasi,
evaluasi program,
mengevaluasi kebijakan-kebijakan publik,
memprioritaskan alokasi sumber daya
kesehatan.
Pendekatan surveilans dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu surveilans pasif dan surveilans aktif.

Program Solving
Menentukan prioritas masalah,
Menentukan prioritas jalan keluar
terlebih dahulu

Evaluasi Program
tahapan yang terakhir, langkah-langkah yang harus kita
lakuan
Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan
nilai/jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu
program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Suatu pengukuran terhadap akibat yang telah
ditimbulkan
Program pencegahan dan pemberantasan DBD telah
dimasukkan dalam program wajib atau pokok
puskesmas yang ada indikator keberhasilannya sendiri,
baik secara nasional maupun regional.

Peranan Dokter di Puskesmas


Tugas Pokok
Mengusahakan agar fungsi Puskesmas dapat diselenggarakan dengan
baik dan dapat memberi manfaat kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.

Fungsi
Sebagai seorang dokter
Sebagai seorang manajer

Kegiatan Pokok
Melaksanakan Fungsi Manajerial
Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita. Menerima rujukan
dan konsultasi.
Mengkoordinir pembinaan peran serta masyarakat melalui pendekatan
PKMD

Kegiatan Lain
Menerima konsultasi dari semua kegiatan Puskesmas

5 stars doctor
1. Health care provider (penyedia layanan kesehatan) yaitu kemampuan dokter
sebagai tenaga medis, memberikan tindakan terhadap keluhan-keluhan pasiennya.
Tindakan kesehatan yang dilakukan dapat berupa kuratif, preventif, promotif dan
rehabilitatif.
2. Decision maker (pembuat keputusan), salah satu peran seorang dokter yaitu
memberikan keputusan terhadap suatu permasalahan, yang sudah ditimbang dari
sudut pandang medis dari ilmu yang dikuasainya.
3. Community leader (pemimpin komunitas), didalam lingkungan bermasyarakat,
seorang dokter harus dapat mengayomi masyarakat untuk dapat hidup sehat, dapat
menjadi contoh bagi komunitas disekelilingnya
4. Manager (manajer), adakalanya seorang dokter akan menjadi pemimpin dari sebuah
lembaga kesehatan (puskesmas, DinKes atau Rumah Sakit), untuk itu, kemampuan
mengelola sistem, staf, dan berkolaborasi dengan struktur lembaga merupakan
sesuatu yang perlu dimiliki oleh setiap dokter.
5. Communicator (penyampai), memutuskan untuk menjadi seorang dokter, berarti
memutuskan untuk menjadi pekerja sosial, yang berhubungan dengan manusia.

Kesimpulan

Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu kesehatan


masyarakat Indonesia. Puskesmas sebagai lini terdepan
pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat telah memiliki
program untuk menangani permasalahan
ini, namun
kenyataannya program-program itu belum menghasilkan hasil
yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Maka dari itu,
evaluasi program perlu dilakukan untuk memberi hasil yang
lebih baik untuk kesehatan masyarakat Indonesia.
Evaluasi program yang dilakukan harus mendapatkan data
yang jelas dan valid agar penilaian yang kita lakukan akurat.
Apabila dari hasil penilaian tersebut target yang ingin kita capai
masih belum tercapai, maka kita berangkat untuk melakukan
problem solving agar program pencegahan dan pemberantasan
DBD dapat dimodifikasi menjadi program yang lebih efektif dan
efisien. Selain target dapat tercapai, pelaksanaannya juga
dapat menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai