Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN BANGUNAN

PENGOLAH AIR BUANGAN


(PBPAB)
CHAPTER 2
PENGERTIAN, KLASIFIKASI, LATAR
BELAKANG

PENDAHULUAN
Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup UUPPLH No.32/2009 :
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
NOMOR : KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri :
Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang
dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke
lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan

PENDAHULUAN
Air limbah atau air kotor adalah semua cairan
yang dibuang, baik mengandung kotoran
manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan,
maupun yang mengandung sisa-sisa proses
industri.
Atau dapat dikatakan bahwa air limbah
merupakan sisa-sisa pemakaian air bersih.
(Sugiharto, 1987)

KLASIFIKASI AIR LIMBAH


1. Limbah Domestik
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang baku mutu air
limbah domestik disebutkan bahwa Air Limbah
Domestik adalah air limbah yang berasal dari
kegiatan permukiman (real estate), rumah makan
(restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen
dan asrama.
2.
Air limbah: non
domestik adalah air bekas
Kontaminan
organik
pemakaian yang berasal dari daerah non
pemukiman, yaitu daerah komersial, laboratorium,
rumah sakit, dan industri.
Kontaminan : organik, logam berat, bersifat infeksius,
B3

LATAR BELAKANG
Tujuan Instalasi pengolahan air buangan :
mengolah air buangan yang mengandung komponenkomponen yang berbahaya, hingga berkurang
tingkat bahayanya, atau tidak berbahaya bagi
manusia dan lingkungan hidup, serta memenuhi
Keputusan
Menteriyang
Negara
Lingkungan
baku mutu
air buangan
boleh
dibuang ke badan
air. Hidup
NOMOR : KEP-51/MENLH/10/1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri
Peraturan Gubernur Lampung
Pergub No. 7 tahun 2010 tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan di
Provinsi Lampung

HIRARAKI PENGELOLAAN LIMBAH


Prinsip hirarki pengelolaan limbah adalah suatu prinsip
yang memberikan pedoman tentang tahapan-tahapan
dalam pengelolaan limbah mulai dari yang lebih prioritas
hingga yang tidak prioritas.

Bagan 6M
dalam Hirarki Pengelolaan Limbah

HIRARKI PENGELOLAAN LIMBAH


1. Langkah pertama yang paling disarankan dalam hirarki
pengelolaan limbah adalah mencegah timbulnya
limbah pada sumbernya (waste avoidance / waste
prevention) sehingga tidak dihasilkan limbah (zero
waste). Upaya pencegahan ini dapat dilakukan melalui
penerapan prinsip produksi bersih (clean production)
2. Langkah yang kedua, apabila pencegahan tidak dapat
dilakukan, adalah dengan berupaya melakukan
minimisasi atau pengurangan limbah (waste
minimization / reduction). Upaya minimisasi limbah ini
juga dapat dilakukan dengan cara menerapkan
produksi bersih. Penggunaan teknologi yang terbaik
yang tersedia (best available technology / BAT) dapat
membantu mengurangi konsumsi energi

HIRARKI PENGELOLAAN LIMBAH


3. Langkah yang ketiga adalah pemanfaatan dengan cara
penggunaan kembali (reuse). Reuse adalah
penggunaan kembali limbah dengan tujuan yang sama
tanpa melalui proses tambahan secara kimia, fisika,
biologi, dan/atau secara termal.
4. Langkah keempat adalah pemanfaatan dengan cara
recycle, yaitu mendaur ulang komponen-komponen
yang bermanfaat melalui proses tambahan secara
kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal yang
menghasilkan produk yang sama ataupun produk yang
berbeda.

HIRARKI PENGELOLAAN LIMBAH


5. Langkah yang kelima adalah pemanfaatan limbah
dengan cara recovery, yaitu perolehan kembali
komponen-komponen yang bermanfaat dengan proses
kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal. Contoh
dari konsep recovery ini adalah penggunaan limbah
sekam padi (rice husk) sebagai substitusi bahan bakar,
serta penggunaan batok kelapa sebagai bahan bakar
untuk proses pemanasan atau pengeringan kopra.
6. Langkah yang keenam adalah pengolahan (processing)
limbah dengan metode yang memenuhi persyaratan
lingkungan dan keselamatan manusia. Contoh
pengolahan yang umum adalah pembakaran limbah
(insinerasi) , pembuatan IPAL, dan penimbunan
(landfilling).

Intensifikasi
aktivitas
manusia
Laju

Permasalahan
lingkungan

produksi limbah per satuan areal yang


dapat dihuni menunjukkan kecenderungan
yang sama di berbagai negara
Jumlah limbah yg sangat banyak telah
menjadi masalah serius karena memerlukan
tempat yang luas untuk menampungnya.
Material cycle management merupakan
problem yang essential bila sustainability
menjadi pertimbangan

Mewujudkan penggunaan material


secara berkelanjutan
Meminimalisasi

jumlah material yang


dibuang (final disposal)
Aliran dan cadangan semua material
yang berkaitan dengan aktivitas
kehidupan manusia harus bisa diawasi

Kenyataan dilapangan masih sangat jauh dari


kondisi diatas, berbagai upaya perlu dilakukan
untuk mewujudkan hal tersebut, meliputi
pengembangan konsep, metodologi, teknis, dan
sistem sosial.

WASTE MANAGEMENT
IN INDUSTRIAL SYSTEMS
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH
END OF PIPE
REDUCTION
RECYCLE
REUSE

CLEANER
PRODUCTION
TELAH DIKEMBANGKAN
DAN TELAH
MENUNJUKAN
KEBERHASILAN DI
BERBAGAI BIDANG

TETAPI, MODIFIKASI DARI SATU SISTEM


PRODUKSI TERNYATA TIDAK MAMPU UNTUK
MEMINIMALKAN PRODUKSI LIMBAH

Anda mungkin juga menyukai