Anda di halaman 1dari 52

Adjuncts to Anesthesia

XLIII - A

EFEK FISIOLOGIS HISTAMIN

H1 Reseptor Antagonis
Mekanisme Kerja :
antagonis H1-reseptor serta antidopaminergic dan
alat untuk -Adrenergik-blocking

Penggunaan klinis :

Supresi gejala alergi (urtikaria, rinitis,


konjungtivitis), vertigo, nausea, vomitus,
sedasi,
supresi batuk, diskinesia dan mencegah
bronkokonstriksi

Dosis :
difenhidramin 25-50 mg
(0,5-1,5 mg/kgbb) oral, IM,
IV tiap 4-6 jam
Interaksi obat :
sebagai efek sedative bila diberikan
bersama opioid

H2 Reseptor Antagonis
Mekanisme :
agen kompetitif menghambat
reseptor H2 mengurangi hcl dan
menaikan ph
Penggunaan klinis :
peptic duodenal, ulkus lambung,
GERD, pnemonia aspirasi
Efek samping :
hipotensi, bradikardi, aritmia, dan
cardiac arest, ginekomastia dan
impoten (simetidin)

Dosis
diberikan pada waktu tidur
pengulangan paling tidak 2 jam sebelum
operasi

InteraksiObat
Simetidin dapat mengurangi aliran darah
menuju hati dan mengikat sitokrom P-450
oksidase
Efek ini memperlambat metabolisme obat

Interaksi Obat
Simetidin dapat mengurangi aliran
darah menuju hepar dan mengikat
sitokrom P-450 oksidase.
Ranitidin merupakan inhibitor lemah
dari sistem sitokrom P-450 dan tidak
berinteraksi dengan obat lain secara
signifikan.
Famotidin dan nizatidin tidak
mempengaruhi sistem sitokrom P-450.

ANTASIDA

Mekanisme Kerja
golongan obat untuk menetralkan
keasaman cairan lambung
memberikan suatu bahan yang
bersifat basa (seperti hidroksida,
karbonat, bikarbonat, sitrat, trisilicate)
sehingga bereaksi dengan ion
hidrogen dari H2O.

Kegunaan Klinis
Indikasi : Ulkus lambung dan
duodenum, GERD, dan Sindrom
Zollinger-Ellison
Waktu pemberian antasid merupakan
hal penting yang perlu diperhatikan,
karena antasid nonparticulate
kehilangan efektivitasnya dalam 3060 menit setelah dicerna.

Dosis
Dosis lazim bagi orang dewasa yaitu
0,3 M untuk solutio dari natrium
sitrat-Bicitrate (natrium sitrat dan
asam sitrat) atau Polycitra (natrium
sitrat, kalium sitrat, dan asam sitrat)
adalah 15-30 mL per oral dan
Diberikan 15-30 menit sebelum
induksi.

Interaksi Obat
Karena antasid mengubah pH
lambung dan urin, maka akan
mengubah penyerapan dan eliminasi
banyak obat lain.

METOCLOPRAMIDE

Mekanisme Kerja
Bekerja di perifer sebagai cholinomimetic
(yaitu memfasilitasi transmisi asetilkolin
pada reseptor muskarinik selektif) dan
bekerja di pusat sebagai antagonis
dopamin.
Kerja obat tersebut sebagai agen
prokinetik di saluran pencernaan atas dan
tidak tergantung pada persarafan vagal,
tetapi dapat dihentikan oleh agen
antikolinergik.

Kegunaan Klinis
Dengan meningkatkan efek stimulasi dari
asetilkolin pada otot polos usus,
metoclopramide meningkatkan tonus otot
sphincter esophageal, mempercepat
pengosongan lambung, dan menurunkan
volume cairan lambung.
Metoclopramide dapat memberikan efek
analgesik dalam kondisi yang berhubungan
dengan spasme otot polos (misalnya, kolik
ginjal atau empedu, keram rahim), mungkin
karena efek kolinergik dan dopaminergik. Hal ini
juga dapat mengurangi kebutuhan analgesik
pada pasien yang menjalani induksi
prostaglandin pada terminasi kehamilan.

Efek Samping
Pemberian metoclopramide merupakan
kontraindikasi pada pasien dengan obstruksi usus
total.
Sedasi, tegang, dan gejala-gejala ekstrapiramidal
dari antagonis dopamin (misalnya, akatisia) jarang
terjadi dan reversibel. Meskipun demikian,
metoclopramide sebaiknya dihindari pada pasien
dengan penyakit Parkinson.
Metoclopramide juga menginduksi peningkatan
sekresi aldosteron dan prolaktin, tetapi mungkin
tidak terlalu dikhawatirkan selama terapi dalam
jangka pendek.
Metoclopramide jarang dapat menyebabkan
hipotensi dan aritmia.

Dosis
Dosis dewasa yaitu 10-20 mg (0,25 mg/kg),
efektif secara per oral, intramuskular, atau
intravena (disuntikkan lebih dari 5 menit).
Dosis yang lebih tinggi (1-2 mg / kg)
digunakan untuk mencegah emesis selama
kemoterapi.
Onset lebih cepat secara parenteral (3-5
menit) daripada diberikan secar per oral
(30-60 menit).

Interaksi Obat
Obat antimuscarinic (misalnya, atropin,
glycopyrrolate) memblok efek
metoclopramide terhadap sisem
gastrointestinal.
Metoclopramide mengurangi penyerapan
simetidin oral.
Penggunaan bersama fenotiazin atau
butyrophenones (droperidol) meningkatkan
kemungkinan efek samping gejala
ekstrapiramidal.
Metoclopramide menurunkan kebutuhan
dosis thiopental untuk induksi anestesi.

PROTON PUMP
INHIBITORS (PPI)

Mekanisme Kerja
Obat-obatan PPI termasuk
omeprazole (Prilosec), lansoprazole
(Prevacid), rabeprazole (Aciphex),
dan pantoprazole (Protonix)
mengikat pompa proton sel parietal
di mukosa lambung dan
menghambat sekresi ion hidrogen.

Kegunaan Klinis
Penggunaan PPI dalam profilaksis aspirasi
sebelum anestesi umum terbatas. Beberapa
penelitian memperlihatkan perbandingan dengan
omeprazol, blok reseptor H2 lebih dapat
diandalkan dalam meningkatkan pH lambung
dengan konsisten dan mengurangi volume
lambung. Lansoprazol memiliki efektivitas yang
sama dengan blok reseptor H2.
Dosis 2 (double doses) dari lansoprazol (malam
hari sebelum pembedahan dan pagi hari sebelum
pembedahan) khasiatnya lebih efektif bila
dibandingkan dengan dosis tunggal profilaksis.

Efek samping
Efek samping yang ditimbulkan
sedikit. Efek samping yang timbul
terutama pada sistem
gastrointestinal (muntah, nyeri perut,
konstipasi, dan diare).

Dosis
Dosis per oral yang direkomendasikan
untuk dewasa adalah 20mg
omeprazol, 15 mg lansoprazol, 20mg
rabeprazol, dan 40mg pantoprazol.
Oleh karena obat-obatan ini
dieliminasi di hepar, dosis obat harus
diturunkan pada pasien dengan
gangguan hati yang berat

Interaksi obat
Omeprazol mempengaruhi enzim P450 hepar dan mengurangi clearance
diazepam, warfarin, dan fenitoin.

ANTAGONIS RESEPTOR 5HT3

Fisiologi Serotonin
Serotonin, 5-hydroxytryptamine (5HT),
terkandung dalam jumlah besar di trombosit
dan saluran pencernaan (sel enterchromaffin
dan plexus myenterik).
Serotonin merupakan neurotransmitter yang
penting yang berada pada sistem saraf pusat
termasuk retina, sistem limbik, hipotalamus,
cerebellum, dan medulla spinalis.
Semua reseptor serotonin kecuali reseptor 5HT3 berpasangan dengan protein G dan
mempengaruhi adenylcyclase atau
phospholipase C dan reseptor 5-HT3a dalah
saluran ion.

Peranan serotonin
1.Kardiovaskular
2.Sistem respirasi
3.Sistem gastrointestinal
4.Hematologi

Mekanisme kerja
Ondansetron (Zofran), granisetron (Kytril), dan
dolasetron (Anzemet) sangat selektif dalam
memblok reseptor serotoin 5HT3 dan juga dapat
mempengaruhi sedikit ataupun tidak
mempengaruhi pada reseptor dopamin (gambar 152).
Reseptor 5-HT3 yang berada di bagian perifer
( abdominal vagal afferent), dan di sentral (zona
pemicu kemoreseptor pada postrema area dan pada
nucleus tractus solitarius) mempengaruhi pada
terjdinya refleks muntah.
Tidak seperti metoclopramide, obat ini tidak
berpengaruh pada motilitas saluran gastrointestinal
ataupun kekuatan tonus spinchter esophageal
bawah.

Kegunaan Klinis
Terbukti sebagai antiemetik efektif pada periode
pasca operasi.
Beberapa dokter menyatakan bahwa karena beban
ekskresi, antagonis reseptor 5-HT3 tidak boleh
digunakan untuk profilaksis rutin, melainkan harus
diberikan untuk pengobatan simptomatik untuk
mual atau muntah.
Profilaksis harus dipertimbangkan dengan teliti
pada pasien yang memiliki riwayat mual pasca
operasi, sedang menjalani prosedur yang berisiko
tinggi untuk mual (misalnya laparoskopi), gejala
mual dan muntah harus dihindari (misalnya, bedah
saraf), dan yang mengalami mual dan muntah
untuk mencegah mual muntah yang lebih berat.

Efek Samping
Obat ini tidak menyebabkan sedasi,
gejala ekstrapiramidal, atau depresi
pernapasan.
Efek samping yang paling sering
dilaporkan adalah sakit kepala.

Dosis
Dosis ondansentron intravena dewasa
yang dianjurkan untuk pencegahan mual
dan muntah perioperatif adalah 4 mg baik
sebelum induksi anestesi atau pada akhir
operasi.
Mual dan muntah pasca operasi juga dapat
diobati dengan dosis 4 mg, diulang sesuai
kebutuhan setiap 4-8 jam. Ondansetron
mengalami metabolisme ekstensif di hati
melalui hidroksilasi dan konjugasi oleh
sitokrom P-450 enzim.

Interaksi Obat
Tidak ada interaksi obat yang
signifikan dengan antagonis reseptor
5-HT 3.

KETOROLAC
NSAID parenteral yang akibatkan analgesi
dengan inhibisi sintesis prostaglandin
Kegunaanklinis:
Untuk management nyeri short-ter (<5 hari)
Dosis standar ketorolac = fungsi morphin 6-12 mg.
Onset sama, tetapi DOA >> (6-8 jam)
Opioid alternatif u/ analgesi post-op karena efek
minimal pada CNS

Secara spesifik ketorolac tidak akibatkan


depresi napas, sedasi atau mual & muntah
Efek anagesi >> prosedur orthopedi dan
gineologi drpd pembedahan intraabdominal
Efeksamping:
Inhibisi agregasi trombosit, meningkatkan
bleeding time
Pemberian jangk panjang 1. renal toxicity 2.
GIT ulcer dgn bleeding & perforasi
Kontraindikasi pada pasien alergi aspirin

Dosis

IM ketorolac lebih
PasienIVorang tua clearance
lambat,
30 mgmaka dosis diturunkan
60 mg
15-30 mg/ 6 jm
(maintenance)

CLONIDINE
Mekanisme kerja
Efek keseluruhan adalah untuk mengurangi
aktivitas simpatis, meningkatkan tonus
paraimpatis, dan mengurangi katekolamin
yang bersirkulasi.
Gambaran klinis
- manajemen nyeri
- Ketika digunakan untuk obat akut atau kronis hipertensi,
penurunan tonus simpatis mengurang resistensi pembuluh
darah sistemik, denyut jantung, dan tekanan darah.

Efek samping
Sedasi, pusing, bradikardia, dan mulut kering,
hipotensi otostatik, mual, diare. Penghentian
mendadak pada pemberian clonidine dapat
menyebabkan withdrawl ditandai dengan
hipertensi rebound, agitasi, dan overaktivitas
simpatis.
Dosis
Clonidine epidural umumnya dimulai 30mikrogram
dalam campuran dengan obat anastesi opioid dan
atau lokal. Clonidine oral memiliki onset 30-60
menit dan bertahan 6-12 jam.

Dexmedetomidine
Dexmedetomidine adalah agonis -2-adrenoceptor yang
poten.
Penggunaan klinis:
Menyebabkan sedasi anxiolitik & efek analgesik, dan
menumpulkan respon simpatik pada saat pembedahan
dan stress lainnya.
Sebagai sedasi intra-operatif dan sebagai tambahan
dalam anestesi umum. Dexmedetomidine
memperpanjang efek analgesik ketika digunakan sebagai
tambahan pada anastesi lokal untuk blokade
subarachnoid, epidural, dan caudal epidural.

Efek samping: bradikardi, blokade jantung, hipotensi, dan mualmual.


Dosis: Dosis awal yang dianjurkan adalah 1 mcg/kgBB secara
intravena selama 10 menit dengan infus 0.2-0.3 mcg/kgBB/jam.
Interaksi obat: Harus diperhatikan penggunaan
dexmedetomidine yang bersamaan dengan vasodilator,
pendepresi jantung, dan obat-obatan yang meningkatkan detak
jantung.

DOXAPRAM
Mekanisme kerja
Doxapram merupakan stimulan sistem saraf
pusat dan sistem saraf perifer. Aktivasi
selektif dari kemoreseptor carotis melalui
penurunan dosis doxapram menstimulasi
hipoksia, menimbulkan peningkatan volume
tidal serta meningkatkan frekuensi nafas.

Efek samping :
perubahan status mental (bingung,
puaing, kejang), takhikardia,
aritmia, hipertensi, disfungsi paruparu (wheezing, takhipnea), muntah
serta spasme laring.
Tidak boleh diberikan pada pasien
epilepsi, CVD, trauma kepala akut,
coronary artery disease, hipertensi,
serta asma.

Bolus secara intravena diberikan


0,5-1 mg/kgBB dapat meningkatkan
ventilasi (onset kerjanya adalah 1
menit; durasi kerja adalah 5-12
menit)
Interaksi Obat
Stimulasi simpatis yang dihasilkan oleh
doxapram mungkin dapat memperberat
efek kardiovaskular.

Naloxone
MekanismeKerja
Nalokson merupakan antagonis kompetitif pada
reseptor opioid.
Kegunaanklinis
Nalokson mengembalikan aktivitas agonis yang
berhubungan dengan bahan opioid endogen atau
kandungan opioid eksogen

Efeksamping
Pembalikkan yang mendadak terhadap analgesic opioid
dapat menghasilkan stimulasi simpatis (takikardi,
iritabilitas ventrikel, hipertensi, edema paru)
Dosis
Depresi pernapasan pada pasien postoperative karena
kelebihan opioid dapat diberikan nalokson intravena
(0,4mg/ml diencerkan hingga 0,04 m/ml) dapat dititrasi
dengan penambahan 0,5g/kg setiap 3-5 menit hingga
ventilasi yang adekuat dan kewaspadaan tercapai.

Interaksi obat
Efek nalokson pada agen anestesi
non opioid seperti nitrrat oksida
masih kontroversi dan mungkin
tidak signifikan. Nalokson mungkin
berlawanan dengan efek
antihipertensi dari klonidin

Flumazenil

Dosis
I.V 0,2 mg/menit dapat ditingkatkan
hingga capai efek reversal
total dosis biasanya: 0,6-1,0 mg
Dosis pengulangan setelah 1-2 jam
untuk hindari efek resedasi dan
prematur recovery room

Anda mungkin juga menyukai