Anda di halaman 1dari 142

SOSIALISASI

RENCANA AKSI DAERAH


PANGAN DAN GIZI (RAD-PG)

Muratara, 26 November 2015

LATAR BELAKANG
Rencana Aksi Pangan dan Gizi merupakan bagian dari
upaya kita melakukan percepatan perbaikan gizi dan
peningkatan ketahanan pangan sebagaimana diamanatkan
dalam berbagai Peraturan Perundangan yang ada.
UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP 2005 2025 : Pembangunan
pangan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi
produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan dengan
kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya.
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan : Arah perbaikan gizi
adalah meningkatnya mutu gizi perorangan dan masyarakat.
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat bersama-sama
menjamin tersedianya bahan makanan yang bergizi secara merata
dan terjangkau
2

LATAR BELAKANG (2)


Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 2019 : Arah
Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat yaitu meningkatkan
derajat kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus
kehidupan baik pada tingkat individu, keluaga maupun masyarakat .
Inpres No. 3 Tahun 2010 : Perlunya disusun dokumen Rencana
Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2011-2015 dan Rencana
Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) 2011-2015 di 33 provinsi.
Amanat UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan : yang
menekankan perlunya Upaya Integrasi Penanganan Pangan dan Gizi.
Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 : mengamanatkan
perlunya Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Gerakan
ini sekaligus menjadi bagian dari komitmen bangsa pada Gerakan
Global dalam penanganan masalah gizi.
3

LATAR BELAKANG (3)


Saat ini RAN-PG memasuki periode tahun
terakhir.
Sedang disiapkan dokumen RAN-PG 2015 2019,
yang mengacu pada RPJMN 2015 2019 dan isu
global terkait gizi sesuai SUN Movement.
Dokumen RAN-PG disusun dengan pendekatan
multisektor (keterlibatan aktif sektor terkait), tetapi
tetap satu Platform.
Sudah disusun Kerangka Pikir dan Outline dokumen

TANTANGAN PANGAN DAN GIZI


1.Sosial dan Budaya
Disparitas kemiskinan
Disparitas pendidikan
Persepsi hak asasi manusia
Pemberdayaan keluarga dan
pengarusutamaan gender
Persepsi kesehatan reproduksi
Tabu makanan, kepercayaan
dan perilaku yang
bertentangan dengan
kesehatan

2. Sistem Pangan dan Gizi


Sumberdaya manusia
Infrastruktur
Pembiayaan
Implementasi Standar Pelayanan
Minimal
Ketahanan pangan terkait dengan
climate change
Kewaspadaan (surveilans) pangan
dan gizi terkait dengan tingkat
kemiskinan
Pengawasan mutu dan keamanan
pangan
Koordinasi dan kemitraan
Penelitian pangan dan gizi termasuk
kurang zat gizi mikro
5

Gizi yang baik


merupakan
dasar bagi
pembangunan
berkelanjutan
www.globalnutritionreport.or

7
7

GERAKAN GLOBAL (SUN) & GERAKAN NASIONAL


(Perpres No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi)

GERAKAN GLOBAL
(SCALING UP NUNTRITION/SUN) MOVEMENT
SUN merupakan respons terhadap masalah gizi global, dengan cara
menyatukan komponen pemerintah, masyarakat madani, donor, PBB,
swasta, media massa dan peneliti/akademisi dalam upaya percepatan
perbaikan gizi secara kolektif.

55 member
countries

SCALING UP NUNTRITION (SUN)


MOVEMENT (2)
Indonesia telah menjadi bagian dari SUN Movement
melalui surat keikutsertaan dari Menteri Kesehatan kepada
Sekjen PBB pada bulan Desember 2011.
Saat ini jumlah negara yang bergabung dalam Gerakan
SUN sebanyak 55 negara, termasuk Indonesia.
SUN Movement bukanlah inisiatif baru, maupun
pendanaan baru,
tetapi merupakan peningkatan efektivitas dari
berbagai inisiatif dan program/kegiatan yang sudah ada
melalui
dukungan
dari
kepepimpinan
nasional,
penetapan prioritas, dan harmonisasi program.
Dilakukan melalui upaya KOORDINASI dan dukungan
teknis, advokasi tingkat tinggi,
serta kemitraan.
10
10

PENERAPAN SUN MOVEMENT


DI INDONESIA
SUN
Movement
di
Indonesia
diterapkan
dalam
Peraturan
Presiden
No.
42
Tahun 2013 tentang
Gerakan
Nasional
Percepatan
Perbaikan Gizi
11

KERANGKA PERCEPATAN PERBAIKAN


GIZI DALAM KERANGKA LINTAS
SEKTOR

Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor


untuk mengatasi penyebab langsung, tidak langsung, dan
akar masalah melalui upaya intervensi spesifik dan

12

FOKUS GERAKAN NASIONAL


PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

Penanganan gizi sejak 1.000 hari (dari


270 hari masa kehamilan hingga anak
usia 2 tahun (730 hari))
Mendukung perbaikan gizi dan
menjaring keikutsertaan yang lebih
luas dari berbagai stakeholder, baik
dalam tanggungjawab pelaksanaan
maupun pencapaian sasaran.
13

Biaya per anak


di Asia Selatan
adalah $97.11
Biaya per anak
di Asia
tenggara
adalah
$102.99

www.globalnutritionreport.or

14

www.globalnutritionreport.or

15

RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RANPG) SEBAGAI SALAH SATU IMPLEMENTASI GERAKAN
NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

16

Lessons Learned RAN-PG


Tahun 2011 2015
1.

2.

3.

4.

Seluruh Provinsi (33) telah memiliki RAD-PG, dan RAD-PG telah


menjadi dokumen mengintegrasi pembangunan pangan dan gizi,
namun koordinasi antar SKPD dan provinsi dengan kab/kota masih
perlu ditingkatkan.
Di beberapa Provinsi K/L yang berperan dalam RAD-PG tidak hanya
kesehatan, pertanian, POM, tetapi juga sektor-sektor lainnya, namun
dunia usaha, perguruan tinggi, dan masyarakat madani lainnya belum
dilibatkan.
Indikator input relatif tercapai tetapi outcome berupa penurunan
masalah gizi cenderung meningkat, dan upaya penurunan obesitas
masih terbatas, sedangkan prevalensinya meningkat.
Keberadaan Gernas Percepatan Perbaikan Gizi, UU No. 18 Tahun 2012
Tentang Pangan, PP No. 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
dan Gizi, serta Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 2019
perlu diakomodasikan dalam RAN-PG tahun 2015 2019.
17

RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI

RENCANA AKSI
PANGAN DAN
GIZI NASIONAL
2001-2005

RENCANA AKSI
NASIONAL
PANGAN DAN
GIZI
2006-2010

RENCANA AKSI
NASIONAL
PANGAN DAN
GIZI
2011-2015

RENCANA AKSI
NASIONAL
PANGAN DAN
GIZI
2015-2019

Proses
penyusunan

18

5 PILAR RENCANA AKSI

1.Perbaikan Gizi
Masyarakat terutama
pada ibu pra-hamil, ibu
hamil dan anak
2.Peningkatan
Aksesibilitas Pangan
yang beragam
3.Peningkatan
Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan
4.Peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
5.Penguatan Kelembagaan
Pangan dan Gizi

KELUARAN

1. Meningkatnya cakupan ASI Ekslusif,


D/S, KN dan K4
2. Meningkatnya tingkat keragaman
konsumsi dan skor PPH
3.Meningkatnya cakupan jajanan
anak sekolah yang memenuhi
syarat dan produk PIRT
tersertifikasi
4. Meningkatnya jumlah rumah tangga
yang melakukan PHBS
5. Meningkatnya jumlah kab/kota yang
mempunyai SKPD bidang Pangan
dan Gizi
6. Meningkatnya peraturan
perundangan Pangan dan Gizi
7. Meningkatnya tenaga D3 gizi
puskesmas dan PPL kecamatan

SASARAN PEMBANGUNAN
PANGAN DAN GIZI PADA TAHUN 2015
Prevalensi anak balita
- Gizi kurang
: 15.5%
- Pendek : 32%
Konsumsi pangan dengan asupan kalori 2.000

19

RANCANGAN KERANGKA PIKIR


RAN-PG PERIODE 2015 -2019
Manfaat pada Siklus Kehidupan
Kesakitan/
Kapasitas kerja
kematian
Produktivitas
bayi dan anak

Perkembangan
kognitif, motorik,
sosio-emosional

Prestasi dan
kapasitas

Kualitas org dewasa


Obesitas dan PTM

belajar

Gizi dan Perkembangan


Optimal
Janin dan Anak

1000 HPK
Source: The Lancet, 2013: Executive Summary of The Lancet Maternal and Child Nutrition Series20

KERANGKA PIKIR RAN-PG 2015-2019


(PENDEKATAN MULTI-SEKTOR)
Manfaat pada Siklus Kehidupan
Kesakitan/kematian Perkembangan kognitif,
Kapasitas kerja
bayi dan anak
motorik, sosio-emosional
Produktivitas

Intervensi Gizi
Spesifik Berbagai
Program
-Kesehatan remaja dan gizi
ibu prahamil
-PMT ibu hamil
-Suplementasi/fortifikasi gizi
mikro
-Pemberian ASI dan
makanan pendamping ASI
-PMT anak
-Penganekaragaman
makanan
-Perilaku pemberian makan
dan stiulasi
-Penanggulangan gizi buruk
akut
-Manajemen dan
pencegahan penyakit
-Intervensi gizi dalam
kedaruratan

Prestasi dan kapasitas


belajar

Kualitas org dewasa


Obesitas dan PTM

Gizi dan Perkembangan Optimal


Janin dan Anak
Pemberian ASI,
makanan
beragam,
bergizi
seimbang,
aman

Pemberian
makanan, pola
asuh, stimulasi
tumbuh
kembang

Beban rendah
penyakit infeksi

Ketahanan
pangan,
ketersediaan
pangan, akses
ekonomi, dan
pemanfaatan
pangan

Sumberdaya
pengasuhan dan
pemberian
makanan (pada
tataran Ibu,
Keluarga ,
Masyarakat)

Akses dan
penggunaan
pelayanan
kesehatan,
lingkungan
sehat dan aman

Pengetahuan dan bukti


Pemerintahan dan politik
Kepemimpinan, kapasitas dan sumber
pendanaan
Konteks sosial, ekonomi, politik, dan
lingkungan
(nasional dan daerah )

Program Gizi Sensitif


dan Pendekatannya

-Pertanian dan Ketahanan Pangan


-Jaminan Sosial Nasional
-Perkembangan anak usia dini
-Kesehatan mental ibu
-Pemberdayaan perempuan
-Perlindungan anak
-Pendidikan dalam kelas
-Sanitasi dan air bersih
-Pelayanan kesehatan dan
Keluarga Berencana

Membangun
Lingkungan
Pemungkin/Enabling

-Evaluasi tepat
-Strategi advokasi
-Koordinasi vertikal dan
horizontal
-Akuntabilitas, regulasi
insentif, peraturan
perundangan
-Program kepemimpinan
-Investasi kapasitas
-Mobilisasi sumberdaya lokal

Source: The Lancet, 2013: Executive Summary of The Lancet Maternal and Child Nutrition Series 21

(SUBSTANSI YANG AKAN DIMASUKKAN DALAM RAN-PG 2015 2019)


PROGRAM LINTAS 1: PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
RPJMN 2015 -2019
PROGRAM

KEGIATAN

Kementerian Kesehatan
PROGRAM BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU
DAN ANAK

Pembinaan Gizi Masyarakat

Badan POM
PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN
MAKANAN

1. Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya


2. Penilaian Pangan Olahan
3. Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan

Kementerian Pertanian
PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN
KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT

1. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan


2. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan
pangan segar

Kementerian PU dan Perumahan Rakyat


PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

1. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan, Sumber Pembiayaan dan


Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan
Persampahan
2. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan
Pola Investasi dan Penyelenggaraan Serta Pengembangan Serta Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum

Kementerian Perikanan dan Kelautan


PROGRAM PENINGKATAN DAYA SAING USAHA
DAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

1. Peningkatan Daya Saing Usaha dan Produk Kelautan dan Perikanan

PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA


LAUT, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

1. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

22

(SUBSTANSI YANG AKAN DIMASUKKAN DALAM RAN-PG 2015 2019)


PROGRAM LINTAS 1: PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT RPJMN
2015 2019
PROGRAM

KEGIATAN

Kementerian Komunikasi dan Informasi


PROGRAM PENGEMBANGAN INFORMASI
DAN KOMUNIKASI PUBLIK

1. Pengelolaan dan Penyediaan Informasi


2. Pembinaan dan Pengembangan Kemitraan Lembaga Komunikasi

BBKBN
PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELUARGA
BERENCANA DAN PEMBANGUNAN
KELUARGA

1. Pembinaan Keluarga Balita dan Anak


2. Pengelolaan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga Provinsi

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


PROGRAM PERLINDUNGAN ANAK

1. Pemenuhan Hak Kesehatan anak

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
NON FORMAL DAN INFORMAL

1. Penyediaan Layanan Pendidikan Anak Usia Dini


2. Penyediaan Layanan Pendidikan Masyarakat

Kementerian Agama
PROGRAM BIMBINGAN MASYARAKAT
ISLAM

1. Pengeloalaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN PEMERINTAHAN DESA

1. Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat


23

HARAPAN

24

HARAPAN
1. Pemerintah Daerah dapat memanfaatkan RAD-PG
sebagai instrumen penting dalam
mengintegrasikan perbaikan Pangan dan Gizi.
2. Di dalam memilih intervensi hendaknya makin fokus
pada intervensi 1000 Hari HPK, karena periode ini
merupakan kesempatan EMAS menciptakan generasi
yang sehat, cerdas, dan produktif.
3. Advokasi dan sosialisasi internal perlu dilakukan
sehingga setiap individu dalam SKPD terkait
berkomitmen pada pangan dan gizi. Selanjutnya tentu
advokasi dan sosialisasi eksternal.
25

HARAPAN ....(2)
4. Kami
mengharapkan
Pemerintah
Daerah
mulai
mempersiapkan penyusunan RAD-PG 2015 2019 yang
sejalan dengan RPJMN 2015 2019.
5. Selain memiliki RAD-PG juga Daerah agar secara
sungguh-sungguh memperjuangkan pangan dan gizi
masuk ke dalam RPJMD dan Renstrada masing-masing
daerah.
6. Sebagaimana amanat UU No. 18 Tahun 2012 tentang
Pangan setiap Propinsi, Kabupaten dan Kota harus
memiliki RAD-PG, maka Propinsi dapat membimbing
Kab dan Kota untuk menyusun RAD-PG.
26

HARAPAN ... (3)


7. Peningkatan anggaran pangan dan gizi di beberapa
propinsi kami harapkan dapat dimanfaatkan dengan baik
serta akuntabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan
8. Dalam melaksanakan RAD-PG kami harapkan Saudara
mulai menjalin jejaring kerjasama dengan perguruan
tinggi, dunia usaha, dan berbagai organisasi profesi dan
LSM/NGO yang relevan.

27

28

DASAR RAD PANGAN DAN GIZI


PROVINSI SUMATERA SELATAN

www.bappeda.sumselprov.go

Dasar Pelaksanaan RAD-PG

30

Lanjutan

31

Lanjutan

32

PILAR I: PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

www.bappeda.sumselprov.go

Capaian (%)
NO

INDIKATOR

2010

2011

2012

2013

2014 (sd
sept)
70,1
77,66

Persentase balita ditimbang


berat badannya (D/S)

67,26

75,08

67,60

Persentase balita gizi buruk


yang mendapat perawatan

100

100

100

100

100

Persentase bayi usia 0-6 bulan


mendapat ASI Eksklusif

50,09

51,69

57,65

63,77

72,56

Persentase 6-59 bulan dpt


kapsul vitamin A

80,9

78,61

83,68

83,63

83,67

Persentase ibu hamil mendapat


Fe 3

71,53

90,94

88,8

91,7

87,36

Persentase RT yg
mengonsumsi garam beryodium

97,89

100

100

SITUASI PANGAN DAN GIZI .

Angka Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita Per Provinsi Tahun 2010

Disparitas angka prevalensi kekurangan gizi yang masih tinggi ant


35

Persentase Balita dengan BGM


Menurut Kab/Kota Prov. Sumsel tahun 2013

Persentase Balita dengan Gizi Buruk


Menurut Kab/Kota Prov. Sumsel tahun 2013

Persentase D/S umur 0-23 bulan


Menurut Kab/Kota Prov. Sumsel tahun 2013

Persentase D/S umur 24-59 bulan


Menurut Kab/Kota Prov. Sumsel tahun 2013

Cakupan ASI Eksklusif menurut


Kabupaten/Kota Prov Sumsel th 2013

Trend Status Gizi Balita


(Riskesdas 2007-2010-2013)

D/S Balita yg ditimbang


NO
.

KAB./KOTA

2010

2011

2012

2013

2014 (s/d Sept)

1.

OKU

72.11

66,64

57,46

67.5

69.31

2.

OKI

60.88

72,03

72,70

58.3

53.73

3.

M. ENIM

64.30

65,99

69,61

75.2

67,17

4.

LAHAT

72.82

80,45

82,45

82.9

86.49

5.

MURA

62.41

61,38

63,20

69.4

66.11

6.

MUBA

56.51

71,54

60,78

86.7

67.23

7.

PALEMBANG

76.51

85,39

84,42

60.8

80.08

8.

PRABUMULIH

67.63

72,02

72,44

80.4

82.13

9.

PAGAR ALAM

51.43

85,61

84,24

76.1

78.04

10.

LUBUK LINGGAU

51.20

66,02

61,01

11.

BANYUASIN

75.38

78,68

38,20

12.

OGAN ILIR

61.92

81,53

60,03

13.

OKU TIMUR

83.91

76,93

68,44

14.

OKU SELATAN

67.23

75,37

68,61

15.

EMPAT LAWANG

51.14

72,21

77,30

16.

PALI

17.

MURATARA
PROVINSI

71.3
83.6
88.9
77.7
75.6
66.9

73.79
59.94
77.37
74.23
77,24
73,72
70,77
-

67.26

75,08

67,60

77,66

73.76

Persentase Capaian D/S Menurut Kab./Kota


di Prov. Sumsel Tahun 2013
Kelompok Umur 0-23 Bln
Target

Hijau
: 75%
Kuning : 65% - 74,9%
Merah : < 65%

Sumber: Laporan Kab./Kota 2013

Persentase Capaian D/S Menurut Kab./Kota


di Prov. Sumsel Tahun 2013
Kelompok Umur 24-59 Bln
Target

Hijau
: 75%
Kuning : 65% - 74,9%
Merah : < 65%

Sumber: Laporan Kab./Kota 2013

Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk Yang Dilaporkan


Menurut Kab./Kota Di Prov. Sumsel Tahun 2013
(N = 209)

Sumber: Laporan Gizi Buruk By Name Kab./Kota Th.


2013

Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk Yang Dilaporkan


Menurut Kab./Kota Di Prov. Sumsel Tahun 2014 (sd Okt)
(N = 150)

Sumber: Laporan Gizi Buruk By Name Kab./Kota Th.


2014

Jumlah Balita BGM Yang Dilaporkan


Menurut Kab./Kota Di Prov. Sumsel Tahun 2013
(N = 5.265)

Sumber: Laporan Kab./Kota Th. 2013

GRAFIK KECENDERUNGAN
CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU (D/S)
DAN KASUS BALITA GIZI BURUK BY NAME MENDAPAT
PERAWATAN
DI PROV. SUMSEL TAHUN 2009 2014 (Sept)

CAKUPAN PEMBERIAN
VITAMIN A BAYI TAHUN 2013

CAKUPAN PEMBERIAN
VITAMIN A BALITA TAHUN 2013

KECENDERUNGAN CAKUPAN VITAMIN A BAYI


DI PROV. SUMSEL TAHUN 2009 2014

Target 2010

Sumber : Lap. Kab./Kota

KECENDERUNGAN
CAKUPAN VITAMIN A BALITA
DI PROV. SUMSEL TAHUN 2009 2014

Target 2010

Sumber : Lap. Kab./Kota

CAKUPAN ASI EKSKLUSIF (0-6 BULAN)


DI PROVINSI SUMATERA SELATAN PERIODE TAHUN 2013

KECENDERUNGAN
CAKUPAN ASI EKSKLUSIF
DI PROV. SUMSEL TAHUN 2009 2014

Sumber : Lap. Kab./Kota

PENCAPAIAN PEMBERIAN 90 TABLET Fe &


K4 TAHUN 2013

GRAFIK KECENDERUNGAN
CAKUPAN FE BUMIL 90 TABLET
DI PROV. SUMSEL TAHUN 2009 2014 (Sept)

CAKUPAN RUMAH TANGGA


YANG MENGKONSUMSI GARAM BERIODIUM
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

CAKUPAN RUMAH TANGGA


YANG MENGKONSUMSI GARAM BERIODIUM
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2013

Rekapitulasi Hasil PSG Balita


& TBABS SD/MI Prov. Sumsel Th. 2013

Sumber : Lap. Kab./Kota

CAKUPAN RUMAH TANGGA


YANG MENGKONSUMSI GARAM BERIODIUM
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014

Proporsi Balita Gizi Kurang, Pendek, Kurus,


Gemuk*) menurut Kab./Kota Prov. Sumsel Th. 2013
Riskesdas Th. 2013

*) Gizi Kurang (BB/U), Pendek (TB/U), Kurus (BB/TB<-2SD; Gemuk (BB/TB)>2SD

Permasalahan Anak Balita Pendek (Stunting)

Sumber: Riskesdas ,
2010
62

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk


datang ke Posyandu
Rendahnya kapasitas kader
Belum adanya insentif untuk kader
Rendahnya pemahaman masyarakat tentang
pentingnya ASI Eksklusif
Gencarnya Promosi susu formula
Belum terpadunya penanganan Pilar I
Dokumen RAD PG belum dipedomani secara
optimal
Rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga gizi
63

Langkah-Langkah Stategi
1. Mulai 2013 dilaksanakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dengan
prioritas pada usia 1000 hari pertama kehidupan (hamil sd usia 2 tahun)
- Semua anak ditimbang berat badannya
- Bayi 0-6 bulan diberi ASI saja
- Semua anak 6-59 bulan diberi vitamin A dosis tinggi
- Semua anak gizi kurang diberi Makanan Tambahan Pemulihan (90 hari)
- Anak gizi buruk dirawat sesuai standar
2. Optimalisasi dana BOK 2013 untuk deteksi operasional pemantauan status gizi
balita dan penyediaan makanan tambahan pemulihan
3. Melakukan advokasi/sosialisasi secara intensif, melibatkan seluruh komponen
(lintas sektor, dunia usaha, UN system, LSM)..

64

PILAR II: AKSESIBILITAS PANGAN

www.bappeda.sumselprov.go

TINGKAT KETERSEDIAAN ENERGI, PROTEIN DAN LEMAK BERDASARKAN NBM


PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2003-2014

Tahun
No
1

Ketersediaan
Total Energi

Tahun

2013
(ATAP)

Tingkat
Ketersediaa
n (%)

2014
(ASEM)

Tingkat
Ketersediaa
n (%)

5.052

229,64

4.995

225,04

152,75

267,98

137,99

242,08

167,21

293,35

160,07

280,82

(Kkal/Kap/Hr)
2

Total Protein
(Gram/Kap/Hr)

Total Lemak
(Gram/Kap/Hr)

Keterangan :
Angka Kecukupan Energi (AKE) = 2.200 KKal/Kap/Hr
Angka Kecukupan Protein (AKP) = 57 Gram/Kap/Hr

NERACA BAHAN MAKANAN


PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2013 (ATAP)

No

Kelompok Pangan

1
2
3
4
5
6
7

Padi-Padian
Makanan Berpati
Gula
Buah/Biji Berminyak
Buah-Buahan
Sayur-Sayuran
Daging

8
9
10
11
12

Telur
Susu
Ikan
Minyak dan Lemak
Minuman dan Bumbu
Jumlah

Kalori
(Kkal/kap/hr)
2.971
82
112
46
45
18
31
16
6
486
1.075
164
5.052

* Angka Kecukupan Energi (AKE) = 2200kkal/kap/hr


Angka Kecukupan Protein dan Lemak = 57 gram/kap/hr

Ketersediaan
Protein
(gr/kap/hr)

Lemak
(gr/kap/hr)

73,10
0,53
0
1,30
0,54
1,41
2,35

12,64
0,16
0
3,91
0,33
0,36
2,37

1,16
0,34
61,83
0,05
7,90

1,14
0,37
25,26
119,30
1,04

152,75

167,21

NERACA BAHAN MAKANAN


PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 (ASEM)

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kelompok Pangan

Padi-Padian
Makanan Berpati
Gula
Buah/Biji Berminyak
Buah-Buahan
Sayur-Sayuran
Daging
Telur
Susu
Ikan
Minyak dan Lemak
Minuman dan Bumbu
Jumlah

Kalori
(Kkal/kap/hr)

Ketersediaan
Protein
(gr/kap/hr)

Lemak
(gr/kap/hr)

2.898
100
134
36
65
51
33
16
7
411
1.051
165

71,33
0,66
0
2,09
0.73
2,78
2,49
1,21
0,38
50,71
0,02
8,05

12,33
0,20
0
2,41
0.35
1,19
2,52
1,19
0,41
22,20
116,59
1,06

4.995

137,99

160,07

* Angka Kecukupan Energi (AKE) :=2200Kkal/kap/hr


Angka Kecukupan Protein dan Lemak = 57 gram/kap/hr

Produksi Tanaman Pangan Tahun 2011 - 2014

Produksi Pangan Hewani Tahun 2011 - 2014

KEMANDIRIANPANGANSUMATERASELATANTAHUN2014

Catatan :
Ketersediaan berdasarkan data SKPD terkait
Kebutuhan berdasarkan data BKP

Ketersediaan Energi Per Kapita Kkal/Hr

Ketersediaan Protein Per Kapita Dalam Energi

CAPAIAN DAN SASARAN POLA PANGAN HARAPAN

AKSESIBILITAS PANGAN

Daftar Kecamatan Rawan Pangan


Prioritas 1

berdasarkan

Daftar Kecamatan Rawan Pangan

berdasarkan Prioritas 2

SITUASI PANGAN DAN GIZI .


Angka Penduduk Sangat Rawan Pangan Menurut Provinsi,
2009

Juga terjadi disparitas penduduk sangat rawan pangan (konsumsi energi < 1.400
Kkal/hari yang cukup tinggi antarprovinsi
78

Hanya 3 Provinsi yang memiliki konsumsi energi di atas Angka


Kecukupan Energi (2000 kkal/kap/hari)

Kualitas konsumsi pangan masih dibawah target nasional!

Terdapat 12 Provinsi yang memiliki konsumsi protein di bawah Angka


Kecukupan Protein (52 gr/kap/hari)

PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN


MASYARAKAT
NO
1.

2.

3.

TAHUN
2013

2014

2015

JENIS BANTUAN
Lumbung Pangan
Lantai Jemur
RMU
Timbangan
Gabah

Lumbung Pangan
Lantai Jemur
RMU
Timbangan
Gabah
Lumbung Pangan
Lantai Jemur
RMU
Timbangan
Gabah

JUMLAH
10
10
10
10
-

3
3
40
3
3
3
3
30

Unit
Unit
Unit
Unit
Ton

Unit
Unit
Unit
Unit
Ton

Unit
Unit
Unit
Unit
Ton

LOKASI
OI, OKI,
MURA
OI, OKI,
MURA
OI, OKI,
MURA
OI, OKI,
MURA

OKUT, OKUS, MUBA, BA, ME, LHT, EL,


OKUT, OKUS, MUBA, BA, ME, LHT, EL,
OKUT, OKUS, MUBA, BA, ME, LHT, EL,
OKUT, OKUS, MUBA, BA, ME, LHT, EL,

Ogan Ilir, MURA, Lahat


Ogan Ilir, MURA, Lahat
OI, OKI, OKUT, OKUS, MUBA, BA, ME, LHT,
EL, MURA
Ogan
Ogan
Ogan
Ogan
Ogan

Ilir,
Ilir,
Ilir,
Ilir,
Ilir,

MURA, Lahat
MURA, Lahat
MURA, Lahat
MURA, Lahat
MURA , Lahat

BANSOS LUMBUNG PANGAN DAK (APBN )


Tahun

Kabupaten

Jumlah Kelompok
Lumbung Pangan

2012

Kab. OKI (9 LP), OKUT (1LP),


Banyuasin (6LP), MURA (5LP), OI
(5LP), Empat Lawang (3LP), OKUS (4
LP), Lahat (4LP)

37 Kelompok Lumbung
Pangan

2013

OKUS (8LP), OI (5LP), MURA (10 LP),


74 Kelompok Lumbung
OKI (20LP), LbkLinggau (4LP), Empat Pangan
Lawang (2LP), LAHAT(5LP),
Banyuasin (10 LP), Muara Enim (9 LP)

2014

OKUS (8LP), OI (2LP), MURA (6 LP),


34 Kelompok Lumbung
OKI (11 LP), LAHAT(1 LP), Muara Enim Pangan
(6 LP)

2015

OKUS (16 LP), OI (7 LP), MURA (16


LP), OKI (31 LP), LbkLinggau (4 LP),
Empat Lawang (2 LP), LAHAT(6 LP),
Banyuasin (10 LP), Muara Enim (15
LP)

108 Kelompok
Lumbung Pangan

HARGA BAHAN PANGAN POKOK STRATEGIS TINGKAT


KONSUMEN DI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014
No.
Komoditi
1 Beras
- IR-64 I
- Ramos
- Dan lain-lain
2 Gula Pasir
- Lokal (SHS-1)
- Eks import
3 Minyak Goreng
- Ber-Merk
- Tanpa Merk
4 Cabe Merah
- Cabe Merah besar
- Cabe Merah Keriting
5 Bawang Merah
6 Kacang Tanah
7 Daging Sapi
- Khas
- Murni

Satuan

Harga rata-rata

kg
kg
kg

9.200
7.600
8.700

kg
kg

11.800
-

kg
kg

13.700
11.900

kg
kg
kg
kg

17.700
34.100
23.500
19.000

kg
kg

80.600
111.500

HARGA BAHAN PANGAN POKOK STRATEGIS TINGKAT


KONSUMEN DI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014
No.
8

Komoditi

kg

30.200

ekor

52.000

kg

18.000

butir

2.700

- Patin

kg

20.500

- Mas

kg

31.000

Kedelai

Kg

10.200

- Kampung
Telur Ayam
- Ras
- Kampung
10

11

Harga Rata-rata

Daging Ayam
- Ras

Satuan

Ikan

SKOR POLA PANGAN HARAPAN


PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2008-2013

Skor PPH

No

Tahun

2008

83,74

2009

86,21

2010

88,47

2011

78,79

2012

80,07

2013

75,35

Keterangan :
Angka Kecukupan Energi (AKE) = 2.000 KKal/Kap/Hr

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)


KONSUMSI TAHUN 2013 (ATAP)

No

Kelompok Pangan

1
2
3

Padi-padian
Umbi-umbian
Pangan Hewani

Minyak dan Lemak


Buah/Biji
Berminyak
Kacang-kacangan
Gula
Sayur dan Buah
Lain-lain

5
6
7
8
9

Total

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)


Skor
Skor
Kalori
% AKE*) Bobot Skor Riil
PPH
maks
1.129
34
181

56,43
1,69
9,04

0,5
0,5
2,0

29,87
1,17
20,36

25,0
0,85
18,08

25,0
2,5
24,0

224

11,21

0,5

5,94

5,00

5,0

11
38
107
77
48

0,54
1,92
5,34
3,85
2,38

0,5
2,0
0,5
5,0
0,0

0,48
4,14
2,85
22,37
0,00

0,81
3,85
2,50
19,26
0,00

1,0
10,0
2,5
30,0
0

1.848

92,41

87,18

75,35

100

Keterangan = *) Angka Kecukupan Energi (AKE) = 2.000 Kkal/Kap/h

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)


KONSUMSI TAHUN 2014 (ASEM)

No

Kelompok Pangan

1
2
3

Padi-padian
Umbi-umbian
Pangan Hewani

Minyak dan Lemak


Buah/Biji
Berminyak
Kacang-kacangan
Gula
Sayur dan Buah
Lain-lain

5
6
7
8
9

Total

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)


Skor
Skor
Kalori
% AKE*) Bobot Skor Riil
PPH
maks
1.110
43
189

55,51
2,17
9,46

0,50
0,50
2,00

29,87
1,17
20,36

25,00
1,09
18,92

25,00
2,50
24,00

221

11,03

0,50

5,94

5,00

5,00

18
38
106
83
49

0,89
1,92
5,29
4,16
2,47

0,50
2,00
0,50
5,00
0,00

0,48
4,14
2,85
22,37
0,00

0,84
4,73
2,50
20,79
0,00

1,00
10,00
2,50
30,00
0,00

1,858

92,92

87,18

78,86

100,00

Keterangan = *) Angka Kecukupan Energi (AKE) = 2.000 Kkal/Kap/h

JUMLAH KELOMPOK DESA KRPL

Catatan :
APBN : Bansos KRPL (ke rekening kelompok)
APBD : Pengadaan optimalisasi perkarangan untuk KRPL

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Masih tingginya persentase penduduk miskin di Sumatera


Selatan
Masih tingginya ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi
beras
Rendahnya kuantitas dan kualitas infrastruktur (jalan) utamanya
di daerah tertinggal dan perairan
Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
Rendahnya kapasitas produksi pangan, utamanya di luar beras.
Penurunan luas lahan pertanian akibat alih fungsi lahan
Kerusakan lingkungan
Lemahnya koordinasi antar sektor terkait Pilar II
RAD PG belum dipedomani dalam penyusunan Renja SKPD
Lemahnya pengawalan terhadap implementasi RAD PG

91

ISU PRODUKSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN

1. Alih fungsi lahan


2. Konservasi lahan
3. Infrastruktur pertanian
4. Teknologi spesifik lokasi
5. Permodalan Petani
6. Penyuluhan
7. Kelompok tani
8. Mutu saprodi
9. Daya saing
10.Agroindustri dan Bisnis pangan
11. Cadangan pangan
12.Diversifikasi produksi pangan lokal
13.Produktifitas tenaga kerja/Kesempatan kerja

LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
Pemantapan
dan
Peningkatan
Produksi
Pangan
1. Pelestarian lahan pangan : Audit lahan sawah, Perda
pencegahan konversi lahan pangan, pencadangan
lahan untuk pangan/beras
2. Fasilitasi dan jaminan kelancaran pasokan sarana
produksi
3. Pemetaan kawasan, penataan/peningkatan/
perbaikan infrastruktur
4. Peningkatan kualitas beras, kesuburan lahan, dan
produksi benih,
5. Jaminan
pembelian
benih
bersertifikat
oleh
pengguna yang difasilitasi pemerintah

ASPEK KETERSEDIAAN (lanjutan)


Pengembangan produksi bahan pangan organik dan
bahan pangan berbasis sumberdaya lokal
Pengembangan Cadangan Pangan (Beras)
1. Kerjasama
antar
pemerintah
kabupaten/kota
dalam
pengembangan cadangan pangan daerah
2. Peningkatan/revitalisasi fungsi dan peran lumbung desa dan
cadangan pangan masyarakat

Pemantapan kesepakatan alokasi anggaran pertanian


provinsi dan kabupaten/kota sentra produksi

Peran serta BUMN/BUMD dan PBS dalam penyediaan


pangan

ASPEK KETERSEDIAAN (LANJUTAN)


Perbaikan infrastruktur produksi dan pemasaran
1. Usulan alokasi dana APBN bagi peningkatan dan
rehabilitasi infrastruktur irigasi, jalan dan jembatan di
sentra produksi pangan
2. Peningkatan ketersediaan dan kefungsian infrastruktur
pasar
Peningkatan fasilitas pengeringan dan
pengolahan hasil pangan pada daerah pasang
surut
Analisis ketersediaan dan kebutuhan pangan
Analisis cadangan pangan di tangan masyarakat

ASPEK AKSESIBILITAS
Pengendalian harga
1.Pengawasan penjualan pupuk dan benih bersubsidi sampai
ke tingkat petani.
2.Peningkatan pengembangan pupuk organik sebagai
alternatif pupuk kimiawi
3.Dukungan terhadap subsidi harga gabah,
4.Peningkatan
pengawasan
implementasi
pembelian
pemerintah (HPP)
Peningkatan peran usahatani non pangan dan non
pertanian sebagai sumber pendapatan (sumber
devisa)
Peningkatan peran Bank-Bank Pemerintah dan
Swasta dalam penyediaan/penyertaan modal
usahatani bagi petani

ASPEK AKSESIBILITAS (lanjutan)


Peningkatan kualitas produk pangan dan
pendapatan petani/masyarakat
1.Pengembangan pabrik modern berskala besar (rice
estate dengan pola PIR) dan skala kecil (untuk
kelompok petani).
2.Pergiliran usahatani padi-ikan-itik di rawa lebak; padipadi, padi-jagung, padi-kedele di pasang surut

PILAR III: MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

www.bappeda.sumselprov.go

INDIKATOR PILAR 3
PILAR 3
PILAR 3
Mutu dan Keamanan
Pangan

INDIKATOR
Proporsi makanan yang memenuhi syarat
Persentase makanan yang mengandung
cemaran bahan berbahaya/dilarang
1. Persentase sarana produksi makanan
MD yang memenuhi standar GMP yang
terkini
2. Persentase sarana Distribusi makanan
yang memenuhi standar GRP/GDP
3. Persentase PJAS yang Memenuhi syarat

Hasil Pengujian Pangan


Tahun 2011- 2015
Tahun

Total
Sampel

2011

1425

2012

993

2013

2014

843

975

Hasil Pengujian
MS
1209

828

720

753

TMS

Keterangan

216
(15,15%)
Formalin :40 , Rhodamin :
3, Pemanis :21, lain-lain :
165
101
(16,16%)

123
(14,59%)

Formalin :38 , Rhodamin :


7, Pemanis :9, lain-lain :69

Formalin :30 , Rhodamin :


222
1, Pemanis :11, lain-lain :
(22,77%) 57
Formalin : 6

Hasil Pengujian Sampel


PJAS dengan Mobil Keliling (Intervensi B)
Tahun

2012
2013

2014

Kabupaten/
Kota

Jumlah
Sekolah

252 sekolah
Prov.Sumsel negeri
40 sekolah
Palembang negeri
6 sekolah
Banyuasin negeri
6 sekolah
MUBA
negeri
6 sekolah
OKI
negeri
6 sekolah
Lahat
negeri
6 sekolah
Prabumulih negeri

78 sekolah
Palembang swasta
Belum
dilaksanaka

Total
Sampel

Hasil Pengujian
MS

TMS

1740

212

39

15

30

30

30

25

32

30

30

30

30

30

390

352

38

Keterangan Tindak lanjut

Formalin :
14, Boraks :
1

Formalin :5,
Borak:1

Telah
dilakukan
penyuluhan
langsung ke
Formalin :2 pihak sekolah
dan penjual
dan juga
MS
pemberian
leaflet dan
MS
brosur
Formalin :
keamanan
35,
pangan
Rhodamin: 2
Boraks : 1

Pengawasan Sarana Industri


Rumah Tangga Pangan
Kesimpulan Hasil
Pemeriksaan
No

Tahun

1 2011

139

69

70

69

75

137

39

98

4 2014

121

21

100

2015

65

10

55

3 2013

Tindak lanjut

TMK

144

2 2012

Keterangan

Jumlah
Sarana
yang
Diperiksa MK

Tidak
memenuhi
Melakukan
ketentuan
Bimtek pada
CPPB,
Pemilik Usaha
higienitas
dan sanitasi

Pengawasan Sarana Industri


MD
No

Tahun

Jumlah
Sarana
yang
diperiksa

Kesimpulan Hasil
Pemeriksaan
MK

TMK

2011

2012

2013

25

20

2014

28

10

18

201
5

18

16

Keteranga
n

TMK
Penerapan
CPPB ,
Higeine
sanitasi

Tindaklanjut

Rekomendasi
ke Deputi III
BPOM untuk
diberikan
sanksi kepada
Industri TMK

Pengawasan Sarana Distribusi


Pangan
No

1
2
3

Tahun

2011
2012
2013

2014

Kesimpulan Hasil
Pemeriksaan

Jumlah
Sarana yang
Diperiksa

MK

TMK

409
349
357

346
274
242

3
75
113

388

265

123

Keteranga
n

Tindak
lanjut

Melakukan
pembinaan,
Tidak
melaporkan
memenuhi
ke Badan
ketentuan
POM, dan
produk
pengamana
tidak
n
terdaftar,
produk,Reko
rusak,
mendasi ke
kadularasa
DinKes
, dan
untuk
higiene
mendapat
sanitasi,
peringatan
keras

OPERASIONAL OTORITAS KOMPETENSI


KEAMANAN PANGAN DAERAH (OKKPD) DAN
PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

Hasil Pengujian Buah dan Sayur


melalui Laboratorium Tahun 2014 2015
No.

Tahun

Jumlah
Sampel

Kabupaten/Kota

1.

2014

21

7 Kab/Kota (OKU, OKUT, OKUS,


Prabumulih, Banyuasin, OKI

2.

2015

32

16 Kabupaten/Kota

Rekapitulasi Hasil Pengujian Laboratorium Kimia


(Residu Pestisida) dan Mikrobiologi Kegiatan Peningkatan Mutu dan
Keamanan Pangan Segar Tahun 2014
Hasil Pengujian
Kab / Kota
OKU

Komoditi
Lengkeng

Tomat

Kentang

OKU Selatan

Lengkeng

Kadar Residu

Pestisida

(mg/kg)

Salmonella

E.Coli

Gol. Organochlor

TTD

Negatif

Negatif

Gol. Orgaphosphat

TTD

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Negatif

Negatif

Gol. Orgaphosphat

TTD

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Negatif

Negatif

Gol. Orgaphosphat

TTD

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Gol. Orgaphosphat

Tomat

Kentang

Mikrobiologi

Residu

Chlorpyrifosm 0,011

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Gol. Orgaphosphat

TTD

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Gol. Orgaphosphat
Gol.Karbamat

Parathion 0,005
TTD

1. Masih rendahnya penanganan produksi hasil pertanian


(prapanen, pasca panen) yang belum memenuhi
persyaratan keamanan pangan.
2. Masih banyak petani sayur dan buah menggunakan
pestisida yang berlebihan bahkan pestisida yang
dilarang.
3. Kasus serta kejadian ketidak amanan pangan masih
banyak dijumpai seperti penggunaan formalin, boraks,
zat pewarna tekstil dan lain lain.
4. Adanya kecenderungan peningkatan impor buah dan
sayuran yang belum pasti aman dikonsumsi.

Hasil Pengujian Buah dan Sayur


melalui Laboratorium Tahun 2014 2015
No.

Tahun

Jumlah
Sampel

Kabupaten/Kota

1.

2014

21

7 Kab/Kota (OKU, OKUT, OKUS,


Prabumulih, Banyuasin, OKI

2.

2015

32

16 Kabupaten/Kota

Rekapitulasi Hasil Pengujian Laboratorium Kimia


(Residu Pestisida) dan Mikrobiologi Kegiatan Peningkatan Mutu dan
Keamanan Pangan Segar Tahun 2014
Hasil Pengujian
Kab / Kota
OKU

Komoditi
Lengkeng

Tomat

Kentang

OKU Selatan

Lengkeng

Kadar Residu

Pestisida

(mg/kg)

Salmonella

E.Coli

Gol. Organochlor

TTD

Negatif

Negatif

Gol. Orgaphosphat

TTD

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Negatif

Negatif

Gol. Orgaphosphat

TTD

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Negatif

Negatif

Gol. Orgaphosphat

TTD

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Gol. Orgaphosphat

Tomat

Kentang

Mikrobiologi

Residu

Chlorpyrifosm 0,011

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Gol. Orgaphosphat

TTD

Gol.Karbamat

TTD

Gol. Organochlor

TTD

Gol. Orgaphosphat
Gol.Karbamat

Parathion 0,005
TTD

PILAR IV: PRILAKU HIDUP BERSIH DAN


SEHAT (PHBS)

www.bappeda.sumselprov.go

Permasalahan Keaman Pangan di Sumatera Selatan


1.
2.

3.

4.
5.
6.
7.
8.

Belum optimalnya koordinasi secara terpadu antara instansi terkait dalam


menangani keamanan pangan baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten.
Belum semua Kab/ Kota yang mengalokasi anggaran untuk kegiatan
keamanan pangan. Beberapa kab kota tidak memberikan informasi alokasi
anggaran untuk KP, hanya Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan
Kab Muara enim sudah mengadakan mobil laboratorium keliling dan staf
melakukan magang pengujian Formalin, Boraks, Methanyl yellow serta
Rhodamin menggunakan kit test di BBPOM di Palembang
Belum optimalnya sosialisasi, pembinaan, pemantauan dan pengawasan
terhadap pelaku usaha/ pengusaha /pedangang dan masyarakat selaku
konsumen, tentang keaman dan mutu pangan yang aman dan terbebas dari
cemaran
biologis, kimia dan
lain-lain
yang
mengganggu
dan
membahayakan kesehatan.
Belum adanya sistem pengaturan, pembinaan dan pengawasan oleh
masing-masing strata pemerintah untuk mewujudkan jaminan keamanan
pangan.
Peredaran formalin yang tidak tertelusur yang menyebabkan mudahnya
penggunaan formalin untuk produk pangan.
Perlunya peningkatan
koordinasi lintas sektor untuk pengawasan dari peredaran hingga tahap
penggunaan.
Masih rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakt ( keterpaduan
peranan pemerintah dan swasta dalam meningkatkan kesadaran konsumen
terhadap keamanan pangan.
Masih kurangnya pengetahuan petugas tentang produk yang layak dan
aman
Penggunaan pestisida oleh petani tidak sesuai aturan akibat kurangnya
pemahaman tentang bahaya residu pestisida.

PRESENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS


TAHUN 2013-2014

Persalinan dengan tenaga kesehatan


Menurut Kab./Kota
di Prov. Sumsel Tahun 2014
Target

Sumber: Promkes Dinkes Prov. SS

Persentase Capaian ASI Eksklusif


Menurut Kab./Kota
di Prov. Sumsel Tahun 2014
Target

Sumber: Promkes DinkesProv SS


2014

Penimbangan balita ke Posyandu


Menurut Kab./Kota
di Prov. Sumsel Tahun 2014

Sumber: Promkes DinkesProv SS


2014

Ketersediaan air bersih


Menurut Kab./Kota Di Prov. Sumsel Tahun 2014

Sumber: Promkes DinkesProv SS


2014

Cuci Tangan Pakai Sabun


Menurut Kab./Kota
di Prov. Sumsel Tahun 2014
Target

Sumber: Promkes Dinkes Prov. SS

Persentase Capaian Jamban Sehat


Menurut Kab./Kota
di Prov. Sumsel Tahun 2014
Target

Sumber: Promkes DinkesProv SS


2014

Pemberantasan jentik nyamuk setiap minggu


Menurut Kab./Kota
di Prov. Sumsel Tahun 2014

Sumber: Promkes DinkesProv SS


2014

Makan buah dan sayur setiap hari


Menurut Kab./Kota Di Prov. Sumsel Tahun 2014

Sumber: Promkes DinkesProv SS


Suber: Laporan
Kab./Kota Th. 2014
2014

Aktivitas fisik
Menurut Kab./Kota
di Prov. Sumsel Tahun 2014
Target

Sumber: Promkes Dinkes Prov. SS

Tidak merokok dalam rumah


Menurut Kab./Kota
di Prov. Sumsel Tahun 2014
Target

Sumber: Promkes DinkesProv SS


2014

Rumah tangga sehat dan tidak sehat


Menurut Kab./Kota
di Prov. Sumsel Tahun 2014

Sumber: Promkes DinkesProv SS


2014

Proporsi Rumah Tangga yang Memenuhi PHBS dan Proporsi


Prevalensi Faktor Resiko Utama (Kurang Konsumsi Sayur Buah,
Kurang Aktivitas Fisik, dan Cuci Tangan Benar), Tahun 2007 dan
2013

Sumber: Riskesdas 2007 dan 2013, 2013

125

CAPAIAN MDGS AKSES SANITASI LAYAK SUMATERA SELATAN


TAHUN 2008 - 2012

Kabupaten/Kota
(1)
1. OKU
1. OKI
1. M. Enim
1. Lahat
1. Mura
1. Muba
1. Banyuasin
1. OKU Selatan
1. OKU Timur
1. Ogan Ilir
1. Empat Lawang
1. Palembang
1. Prabumulih
1. Pagaralam
1. Lubuklinggau
Sumatera Selatan

2007

2008

2009

2010

2011

2012

(2)
35.86
22.29
37.76
24.01
22.79
20.23
35.20
19.25
18.38
31.79
22.20
77.35
42.13
20.51
68.44
37.06

(3)
55.95
19.14
38.83
32.56
21.38
27.55
38.79
23.23
21.56
42.72
11.40
74.11
61.80
13.91
60.83
39.03

(4)
52.06
20.09
42.94
34.90
26.87
27.09
38.40
21.27
26.18
44.39
15.87
75.13
69.09
10.05
75.62
41.40

(5)
47.89
21.11
50.22
33.29
28.07
44.33
33.54
35.35
38.52
37.84
24.85
76.83
64.50
43.88
78.79
45.32

(6)
59,57
28,10
59,30
28,59
31,10
43,24
40,49
26,99
44,25
46,27
32,81
77,49
70,36
48,70
69,96
49,48

(7)
56,81
29,75
56,28
47,32
36,35
57,70
38,81
22,28
56,81
48,16
41,79
68,54
83,65
59,64
70,00
50,93

RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH


DAN SEHAT (PHBS)
Sasaran Stategis

Indikator

Meningkatnya
Rumah tangga
Pemberdayaan
Ber-Perilaku
Masyarakat
Hidup Bersih dan
Target dan Capiandan
Rumah Tangga Ber-PHBS
Tahun 2010 - 2012
Promosi Kesehatan
Sehat (PHBS)

Prioritas

Capaia
n
Tahun
2012

Targe
t
Tahun
2014

Statu
s

56,6%
70%
Pembangunan
Nasional
Renstra
Capian
Rumah Tangga Ber-PHBS Berdasarkan Provinsi Tahun 2012
Kemenkes

33,3%

Rumah Tangga Ber-PHBS mengalami


kenaikan tiap tahun, namun belum
sesuai dengan target yang ditetapkan.
Sebanyak 9 provinsi telah mencapai
target nasional sebesar 60% pada
tahun 2012.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

9.

Sulitnya merubah prilaku


Budaya masyarakat MCK di sungai
Menurunnya kualitas sungai
Rendahnya akses air bersih utamanya Kab/Kota
Rendahnya rumah tangga pengguna jamban utamanya
Kab/Kota.
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya hidup bersih dan sehat
Belum optimalnya koordinasi sektor terkait Pilar IV
Belum
optimalnya
komitmen
dalam
mengimplementasikan dan mempedomani
RAD-PG
dalam penyusunan Renja SKPD
Belum terpadunya penanganan masalah terkait Pilar IV
128

Langkah-langkah Strategis
1. Mendorong program promosi
kesehatan dengan memperluas
pelibatan sektor terkait dengan sasaran
usia sedini mungkin.
2. Membuat program khusus daerah
bersama pihak ke tiga (CSR) terkait
pembangunan jamban keluarga.

129

Pilar IV : Rumah Tangga Ber-PHBS (%) Status


Provinsi

Pencapaian
(2012)

Baseline (2009)

Aceh

47.22

33.1

Sumatera Utara

62.45

62.7

Sumatera Barat

17.97

69.5

Bengkulu

54.91

49.2

Jambi

57.58

55.3

Riau

48.77

48.8

Sumatera Selatan

46.49

61

Kepulauan Riau

36.51

42.9

Kalimantan Selatan

61.28

72.6

Kalimantan Tengah

51.28

51.3

Kalimantan Timur

79.73

75.3

Sulawesi Selatan

61.39

49.3

Gorontalo

65.18

58.9

Maluku

43.94

45.4

Maluku Utara

41.75

41.8

1
1
3
2

3
3

131

132

PILAR V: KELEMBAGAAN PANGAN

www.bappeda.sumselprov.go

JUMLAH KELOMPOK DESA KRPL

Catatan :
APBN : Bansos KRPL (ke rekening kelompok)
APBD : Pengadaan optimalisasi perkarangan untuk KRPL

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Belum optimalnya peran sekretariat Dewan


Ketahanan Pangan Daerah
Belum optimalnya pemanfaatan Posyandu oleh
masyarakat
Minimnya sarana-prasarana yang dimiliki
lembaga pangan dan gizi utamanya di Kab/Kota
Belum
optimalnya
peran
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat yang ada.
Rendahnya dukungan terhadap kelembagaan
pangan dan gizi utamanya di Kab/Kota.
Belum optimalnya operasional OKKPD .
137

Langkah-langkah strategis
Penguatan kelembagaan pangan dan gizi
di Kabupaten/Kota
Mengoptimalkan peran Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat di
Kabupaten/Kota
Membantu kelengkapan sarana prasana
kelembagaan pangan dan gizi di
Kabupaten/Kota
Merevitalisasi Posyandu
138

REKOMENDASI

www.bappeda.sumselprov.go

1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

Perlu melakukan penajaman target RAD PG dan memperketat


pengawalan pengintegrasian dokumen RAD PG ke dalam RENSTRA dan
RENJA Instansi Terkait
Perlu melibatkan Badan Pengawas dalam melakukan pengawalan
Rencana Aksi
Perlu mendorong partisipasi aktif Ketua Pokja dan anggota setiap pilar
dalam mengkoordinasikan capaian target masing-masing
Perlu memperluas jaringan dengan melibatkan pihak ke tiga dalam
pengimplemantasian RAD PG.
Perlu lebih banyak personil dalam menangani pelaksanaan RAD PG di
daerah
Perlu dilakukan penguatan peran dan peningkatan kapasitas sektor
terkait
Perlu upaya yang lebih keras lagi dalam mendorong Kab/Kota untuk
berperan aktif dalam mengimplementasikan RAD PG atau mendukung
percepatan pencapaian target dan sasaran Pangan dan Gizi
Perlu dukungan pendanaan dan peningkatan kapasitas SDM sampai ke
Kab/Kota

140

Lanjutan......
9. Peningkatan Advokasi secara berjenjang mulai dari
Bupati/Walikota, kemudian Camat dan terakhir
kepada Kades/Lurah/PKK agar memahami tentang
pentingnya RAD Pangan dan Gizi.
10.Secara teknis operasional pada tingkat wilayah adm
terdepan (Desa/Kelurahan) perlu ditetapkan
indikator kinerja pembangunan tingkat
desa/kelurahan oleh Depdagri, salahsatu
diantaranya tidak boleh ada bayi/balita yang tidak
ditimbang setiap bulan tidak boleh ada ibu hamil

yang tidak mendapatkan pelayanan ANC


terpadu.

141

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai