Anda di halaman 1dari 27

PENYAKIT FLU BURUNG

DR.Marliza ali usman,Sp.P

EPIDEMIOLOGI
Penyebab FLU BURUNG

FLU burung atau flu unggas ( bird flu, avian


influenza ) adalah penyakit flu yang disebabkan
oleh virus yang terdapat pada burung liar atau
unggas.
Penyebab FLU BURUNG adalah Virus Influenza
tipe A
Virus Influenza termasuk family Orthomyxoviridae
Virus Influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk
(Drift or Shift) dan dapat menyebabkan epidemi
dan pandemi

EPIDEMIOLOGI
Penyebab FLU BURUNG

Virus flu burung hidup didalam saluran pencernaan


unggas. Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama
kotoran secara oral atau saluran pernafasan.
Tipe Virus Influenza: Tipe A, B dan C
Virus Tipe A terdiri beberapa strain H1N1, H3N2,
H5N1, H7N7, H9N2
Penyebabnya Highly Pothogenic Avian Influenza
Viruse, strain H5N1

EPIDEMIOLOGI
Penyebab FLU BURUNG

Berdasarkan sub tipenya terdiri


H: Hemaglutinin dan N: Neuramidase
Kedua huruf tersebut digunakan sebagai
identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak
jenisnya.
Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2,
H3N3, H5N1, H9N2, H1N2 dan H7N7
Sedang pada binatang H1-H5 dan N1-N98
Strain yang sangat virulens dan ganas dan
menyebabkan Flu Burung adalah Sub tipe A H5N1

EPIDEMIOLOGI
Penyebab FLU BURUNG

Tidak semua virus pada binatang dapat menyerang


manusia. Virus flu burung yang tingkat kemampuan
mematikannya tinggi atau high-pathogenic avian
influenza --dan dapat menginfeksi manusia
( zoonosis )-- adalah tipe H5N1 dan H9N2
Virus dapat bertahan hidup dalam air selama 4 hari
pada suhu 22 oC atau lebih 30 hari pada 0 oC
Virus akan mati pada pemanasan 60 oC selama
30 menit atau 56 oC selama 3 jam dengan
detergent / desinfectant seperti formalin dsb

EPIDEMIOLOGI

Ada dua bentuk infeksi yang terjadi akibat virus


flu burung ini pada unggas :
low pathogenic : Gejala yang terjadi pada low
pathogenic kadang tidak dapat diteksi dan
biasanya hanya menyebabkan gejala ringan
seperti bulu yang kusut serta produksi telur
yang menurun.
extremes pathogenic : dapat menyebar lebih
cepat melalui kawanan unggas, serta dapat
menyebabkan kerusakan pada beberapa organ
sehingga menyebabkan kematian yang dapat
mencapai 90 hingga 100 persen, dalam waktu
empat puluh delapan jam.

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi nasional pernah mendengar flu burung : 64,7%


Konfirmasi Laboraturium Nasional Badan Litbangkes
Depkes (Juli 2005-23Februari 2006)
Jumlah kasus konfirmasi flu burung Laboratorium Nasional:
28 kasus, 20 di antaranya meninggal
Konfirmasi Laboratorium WHO Reference (Juli 2005-23
Februari 2006)

Jumlah kasus yang dikonfirmasi sebanyak 27. 19 diantaranya


meninggal (CFR 70,3%).
Dalam jumlah kasus yang dikonfirmasi AI, Indonesia
menempati urutan ke 2 di dunia. Pada urutan pertama
adalah Vietnam dengan jumlah kasus 93.
Untuk jumlah cluster AI dalam keluarga (family cluster),
Indonesia memiliki jumlah terbesar, sebanyak 5 cluster.
Menurut jenis kelamin, 59,2% (16 kasus) adalah laki-laki, dan
40,8% (11 kasus) perempuan.

EPIDEMIOLOGI

5 Propinsi memiliki kasus AI (dikonfirmasi)


pada manusia, yaitu Banten, DKI Jakarta,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, pada
14 kabupaten . Propinsi Jawa Barat
memiliki jumlah kasus terbanyak, 10 orang
dengan 8 diantaranya meninggal. DKI
Jakarta pada urutan berikutnya dengan 9
kasus, 8 diantaranya meninggal.
Berikutnya, Banten, memiliki 4 kasus, 3
diantaranya meninggal

EPIDEMIOLOGI

Walaupun program pencegahan dan pengendalian flu


burung pada binatang, terutama unggas telah
dilaksanakan Departemen Pertanian (Deptan), kasus flu
burng pada unggas secara sporadis masih terjadi dari
waktu ke waktu terutama di peternakan masyarakat
(backyard farming).
Selama flu burung masih menular pada populasi
binatang terutama unggas sebagai sumber infeksi,
maka selama itu pula terdapat kemungkinan terjadinya
kasus baru pada manusia yang merupakan penularan
dari binatang terutama unggas kepada manusia,
sehingga kita harus selalu waspada.
Flu burung pada unggas sudah endemik di 26 propinsi
dan dari waktu ke waktu di berbagai daerah yang sudah
tergolong endemik (161 kabupaten/kota) di Indonesia.

EPIDEMIOLOGI

Indonesia menempati urutan ke 2 dunia


untuk angka fatalitas kasus (Case Fatality
Rate), yaitu sebesar 70,3% (dari 27 kasus,
19 meninggal). Kamboja menempati
urutan pertama dengan CFR 100%, RRC di
urutan 3 dengan CFR 66,6% (dari 12
kasus, 8 meninggal), Thailand di urutan 4
dengan CFR 63,6% (dari 22 kasus, 14
meninggal), Vietnam di urutan 5 dengan
CFR 45,16% (dari 93 kasus, 42
meninggal), Turki di urutan 6 dengan CFR
33,3% (dari 12 kasus, 4 meninggal).

EPIDEMIOLOGI

Penyakit flu burung memiliki angka


kematian tinggi, disebabkan karakteristik
virus H5N1 yang sangat ganas, hingga
disebut highly pathogenic, cepat
merusak organ dalam (terutama paruparu), cepat berkembang dan menular
pada unggas, dapat terjadi mutasi
adaptif dan reasortment, serta mudah
resisten terhadap obat anti viral

EPIDEMIOLOGI
Gejala FLU BURUNG

Gejala pada UNGGAS

Jengger berwarna biru


Borok di kaki
Kematian mendadak

Gejala pada MANUSIA

Demam (suhu badan diatas 38 oC)


Batuk dan nyeri tenggorokan
Radang saluran pernafasan atas
Pneumonia
Infeksi mata
Nyeri otot

EPIDEMIOLOGI
Gejala FLU BURUNG

Masa Inkubasi
Pada Unggas: 1 minggu
Pada Manusia: 1-3 hari

EPIDEMIOLOGI
DEFINISI KASUS FLU BURUNG

Suspect Cases
Adalah Seseorang yang menderita ISPA dengan
gejala demam (temp > 38 oC), batuk dan sakit
tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah
satu keadaa:

Seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang


berjangkit KLB Flu Burung
Kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa
penularan
Bekerja pada suatu laboratorium yang sedang
memproses specimen manusia atau binatang yang
dicurigai menderita flu burung

EPIDEMIOLOGI
DEFINISI KASUS FLU BURUNG

Probable Cases
Adalah suspect case disertai salah satu
keadaan:

Bukti laboratorium terbatas yang mengarah


kepada virus influenza A (H5N1)
Dalam waktu singkat berlanjut menjadi
pneumonial gagal pernafasan/meninggal
Terbukti tidak terdapat penyebab lain

EPIDEMIOLOGI
DEFINISI KASUS FLU BURUNG

Confirmation Cases
Adalah suspect case atau probable didukung
oleh salah satu hasil pemeriksaan
laboratorium:

Kultus virus influenza H5N1 positif


PCR influenza (H5) positif
Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali

Gejala Klinis
Flu Burung Pada Manusia?

Sama seperti flu biasa, penderita akan mengalami


demam tinggi, sekitar 40 0 C, batuk-batuk,
tenggorokan sakit, badan lemas, hidung beringus,
pegal linu, pusing, peradangan selaput mata( mata
memerah ). Gejala lain seperti mencret dan muntah
seringkali juga terjadi, terutama pada anak-anak.
Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih
berat berupa peradangan di Paru-paru (Pneumonia)
dan dapat menyebabkan kematian.
Untuk memastikan apakah Anda menderita flu biasa
atau flu burung harus melalui pemeriksaan darah.

Gejala Klinis
Flu Burung Pada Manusia?

Kemampuan Virus flu burung adalah membangkitkan


hampir seluruh respon bunuh diri dalam sistem
imunitas tubuh manusia.
Semakin banyak virus yang terreplikasi semakin
banyak pula sitoksin-sitoksin protein yang memicu
untuk peningkatan respon imunitas dan memainkan
peran penting dalam peradangan yang diproduksi
tubuh
Sitoksin yang membanjiri aliran darah, karena virus
yang bertambah banyak, justru melukai jaringanjaringan dalam tubuh efek bunuh diri

Bagaimana Penularannya
Pada Manusia?

Penularan dari unggas ke manusia terjadi bila kita melakukan


kontak langsung ( misalnya, memelihara atau menyembelih )
dan tinggal di sekitar unggas hidup yang terinfeksi penyakit ini.
Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini
melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur menjadi
semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau
binatang lainnya.
Cara terbaik untuk menghindari terinfeksi virus ini adalah tidak
melakukan kontak dengan unggas hidup dimana wabah flu
burung sedang merebak. Kelompok profesi yang berisiko
terinfeksi virus influenza burung adalah para pekerja di
peternakan ayam, pasar burung dan rumah potong ayam. anda
juga dianjurkan segera mencuci tangan setelah melakukan
kontak dengan ayam, burung atau jenis unggas lainnya.

Pencegahan Flu Burung

Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari


saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker,
kacamata renang)
Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus
ditatalaksana dengan baik ( ditanam / dibakar) agar tidak menjadi
sumber penularan bagi orang disekitarnya.
Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan
desinfektan
Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80C
selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu
64C selama 5 menit.
Melaksanakan kebersihan lingkungan.
Melakukan kebersihan diri.

PENGOBATAN

Belum ada Pengobatan yang efektif untuk flu


burung. Saat ini pengobatan anti virus belum
menunjukkan efikasi tinggi
obat simptomatis untuk meredakan gejala
yang menyertai penyakit flu tersebut seperti
demam, batuk atau pusing. tetapi tidak
mengobati penyakitnya.
Penderita sebaiknya banyak minum dan
beristirahat dan mengkonsumsi makanan
bergizi, untuk meningkatkan ketahanan tubuh

Terapi Obat

Pengobatan bagi penderita Flu Burung:

Oksigenasi bila terdapat sesak napas


Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral
(infus)
Pemberian obat anti virus Oseltamivir 75 mg
dosis tunggal selama 7 hari. Anti replikasi
neuramidase (inhibitor): Tamiflu dan Zanamivir
Amantadin diberikan pada awal infeksi. Segera
dalam 48 jam pertama selama 3-5 hari
dengan dosis 5 mg/bb dibagi dalam 2 dosis

Cara Aman Mengkonsumsi Daging


Unggas ( Ayam, Itik, Burung, dll ) Bagi
Konsumen.

Ayam (hasil peternakan lainnya) yang dibekukan


tidak berbahaya bagi manusia terutama bila
dimasak diatas suhu 70 0 C, cucilah telur sebelum
disimpan atau digunakan.
Biasakan untuk selalu mencuci tangan setelah
memegang unggas atau produknya.
Talenan kayu (cutting board/ alas memotong
daging) sebaiknya dicuci dengan larutan
pemutih/bleach solution (agar kuman mati) dan
hanya digunakan untuk daging, tidak dipakai juga
untuk alas memotong sayuran, buah atau lainnya.

Kelompok yang Rentan


terinfeksi

Terutama menyerang anak-anak di


bawah usia 12 tahun. Hampir
separuh kasus flu burung pada
manusia menimpa anak-anak. Hal
ini disebabkan sistem kekebalan
tubuh anak-anak belum begitu
kuat.
CFR (Case Fatality Rate): 76%

Anda mungkin juga menyukai