SISTEM MOTORIK
PEMERIKSAAN
Memeriksa sistem motorik pasien fokuskan perhatian
pada posisi tubuhnya, gerakan involunter,
karakteristik otot (massa, tonus, serta kekuatan otot).
POSISI TUBUH
Gaya berjalan
Simetri
Kelumpuhan
tubuhbadan
dan
dan ektremitas
tingkah
dan anggota
laku gerak,
GAYA BERJALAN
Waddling
Steppage
Spastik
Hemiplegik
Tabetic
Parkinsonian
gait
gait
GERAKAN INVOLUNTER
TREMOR
CHOREA
DISKINESIA ORAL
FACIAL
ATETOSIS
DISTONIA
TICS
KARAKTERISTIK OTOT
MASSA OTOT
Bandingkan ukuran dan
kontur-kontur ototnya.
Atrofi ? (penyusutan
otot)
Hipertrofi ?
(peningkatan massa otot
yang sebanding dengan
peningkatan kekuatan
otot)
Pseudohipertrofi ?
(peningkatan massa otot
dan penurunan kekuatan
otot)
Kekuatan Otot
0
1
2
3
4
5
Kekuatan otot
Pemeriksaan Motorik
1.
2.
Tes Genggaman
Tangan (C7, C8, T1)
3.
SISTEM SENSORIK
Keluhan-keluhan
Lesi
Mencari
Getar
Raba
Panas
Tajam
Modalitas
Alat
Kapas.
Cara
Permukaan kulit ditotol dengan ujung kapas
Catatan:
Daerah lateral kurang peka dari medial.
Ada daerah-daerah erotogenik : leher, sekitar
payudara, genitalia.
Pemeriksaan Nyeri
Alat : jarum pentul steril.
Cara
: jarum ditotol seperti pada pemeriksaan raba
halus.
Pemeriksaan Suhu
Alat :
Botol/tabung berisi air panas : suhu 40-45 derajat celcius.
Botol/tabung berisi air dingin : suhu 10-15 derajat celcius.
Cara pemeriksaan :
Botol ditempatkan bergantian di permukaan kulit seperti pada
pemeriksaan raba halus.
Botol botol tersebut harus kering betul.
Bagian tubuh yang tertutup pakaian lebih sensitif dari bagian
tubuh yang terbuka.
Pada orang tua sering dijumpai hipestesia yang fisiologik.
Rasa Grafestesia
Untuk mengenal angka, aksara, bentuk yang
digoreskan diatas kulit pasien, misalnya
ditelapak tangan pasien.
Diskriminasi dua titik
Dengan menggunakan dua buah jarum
sentuh permukaan ventral jari tangan pasien
pada sekaligus dua tempat.
PEMERIKSAAN REFLEKS
PERINGKAT REFLEKS
4+
REFLEKS FISIOLOGIS
Biseps
Stimulus : ketokan pada jari pemeriksa
yang ditempatkan pada tendon m.
Biseps
brachii, posisi lengan
setengah ditekuk
pada sendi siku
Respons
: fleksi lengan pada sendi siku.
Afferent
: n. musculucutaneus (C5-6)
Efferenst
: n. musculucutaneus (C5-6)
Triseps
Stimulus
Refleks Patella
Stimulus : ketukan pada tendon patella
Respons
: ekstensi tungkai bawah karena kontraksi
m. quadriceps femoris.
Efferent : n. femoralis (L 2-3-4)
Afferent : n. femoralis (L 2-3-4)
Refleks Achilles
Stimulus : ketukan pada tendon Achilles
Respons: plantar fleksi kaki karena kontraksi m.
Gastrocnemius
Efferent : n. tibialis ( L. 5-S, 1-2 )
Afferent : n. tibialis ( L. 5-S, 1-2 )
REFLEKS PATOLOGIS
Refleks Patologis
Tanda Babinsky dorsofleksi ibu jari kaki dan pengembangan
(fanning) keempat jari kaki yang lain.
Tanda Babinsky dapat dibangkitkan dengan beberapa cara :
Cara Babinsky
Cara Chaddock
Stimulus :
Stimulus :
penggoresan
penggoresan kulit
telapak kaki bagian
dorsum pedis bagian
lateral dari posterior
lateral, sekitar
ke anterior.
malleolus lateralis
Respons : tanda
dari posterior ke
Babinsky.
anterior.
Cara Schaffer
Cara Gordon
Stimulus :
Respons
Stimulus :: tanda
Babinsky betis
memencet tendon
penekanan
Achilles secara keras
Respons : seperti
Babinsky
secara keras
Respons : tanda
Babinsky.
Cara Oppenheim
Stimulus :
pengurutan margo
anterior tibia dari
proksimal ke distal
Respons : tanda
Babinsky.
Cara Gonda
Stimulus :
memencet 1jari kaki
kemudian dilepaskan
Respons : tanda
Babinsky.
1.
2.
Babinski
Oppenheim
3. Gordon
4. Schaefer
5. Gonda
6. Chaddock
Klonus lutut :
Stimulus : pegang dan dorong
os patela ke arah distal
Respons : kontraksi reflektorik
m. quadriceps femoris selama
stimulus berlangsung (klonus
>2 kali, 2 = pseudoklonus)
Klonus kaki :
Stimulus : dorsofleksikan kaki
secara maksimal, posisi tungkai
fleksi di sendi lutut.
Respons : kontraksi reflektorik
otot betis selama stimulus
berlangsung.
REFLEKS PATOLOGIS
Stimulus :: fleksi
Respons
pengetukan
jari-jaripada
kaki pada
telapak
sendi
kakiinterfalangealnya
Stimulus :: fleksi
Respons
pengetukan
jari-jaripada
kaki pada
telapak
sendi
kakiinterfalangealnya
DAFTAR PUSTAKA
Baehr,