Anda di halaman 1dari 24

Definisi

Tumor sinonasal
Pertumbuhan jaringan abnormal
di sinus paranasal dan jaringan
sekitar hidung , baik yang jinak
maupun ganas.

EPIDEMIOLOGI
Umumnya ditemukan di Asia dan Afrika

daripada di Amerika Serikat. Di bagian Asia,


keganasan sinonasal adalah peringkat kedua
yang paling umum setelah karsinoma
nasofaring.
Di Indonesia dan di luar negeri, angka

kejadian jenis yang ganas hanya sekitar 1%


dari keganasan seluruh tubuh atau 3% dari
seluruh keganasan di kepala dan leher.

Pria terkena 1,5 kali lebih sering dibandingkan

wanita

Lokasi
Sinus maksilaris
Sinus etmoidalis
Sinus sfenoidalis
Sinus frontalis

Etiologi
Etiologi tumor sinonasal secara pasti
belum di ketahui tetapi diduga beberapa
hal di bawah ini dapat menjadi
penyebab terjadinya tumor sinonasal.
Zat kimia atau bahan industri
Alkohol
Asap rokok
Radioaktif

KLASIFIKASI
1. Tumor jinak
-Tersering : papiloma skuamosa, 2 jenis :
1.Eksofitik atau fungiform
2.endofitik atau papiloma inverted

2.Tumor ganas
Jenis tersering : Karsinoma sel skuamosa

(70%)
Lokasi tersering : sinus maksila

MANIFESTASI KLINIS

1. Gejala nasal
Obstruksi hidung unilateral
Sekret sering bercampur darah khas
berbau karena mengandung jaringan
nekrotik
Deformitas hidung
2. Gejala orbital
Diplopia
Oftalmoplegia

3. Gejala oral
Ulkus di palatum
Mengeluh gigi goyang
4. Gejala fasial
Penonjolan pipi
Nyeri, parestesia muka
nervus trigeminus.
5. Gejala intrakranial
Sakit kepala hebat
Oftalmoplegia
Leukoria

jika

mengenai

Pemeriksaan Fisik
Wajah asimetris atau tidak
Pemeriksaan kavum nasi dan nasofaring
Pemeriksaan nasoendoskopi dan sinuskopi
Pemeriksaan KGB leher

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Foto polos
CT-scan
MRI

Diagnosis
Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan

pemeriksaan histopatologi

Staging
Tx
T0
Tis
T1

T2

T3

T4a

T4b

Sinus Maksillaris
Tumor primer tidak dapat ditentukan
Tidak terdapat tumor primer
Karsinoma in situ
Tumor terbatas pada mukosa sinus maksilaris tanpa erosi dan
destruksi tulang.
Tumor menyebabkan erosi dan destruksi tulang hingga palatum
dan atau meatus media tanpa melibatkan dinding posterior sinus
maksilaris dan fossa pterigoid.
Tumor menginvasi dinding posterior tulang sinus maksilaris,
jaringan subkutaneus, dinding dasar dan medial orbita, fossa
pterigoid, sinus etmoidalis.
Tumor menginvasi bagian anterior orbita, kulit pipi, fossa
pterigoid, fossa infratemporal, fossa kribriformis, sinus sfenoidalis
atau frontal.
Tumor menginvasi salah satu dari apeks orbita, duramater, otak,
fossa kranial medial, nervus kranialis selain dari divisi maksilaris
nervus trigeminal V2, nasofaring atau klivus.

Kavum Nasi dan Ethmoidal

Tx
T0
Tis
T1
T2
T3
T4a
T4b

Tumor primer tidak dapat ditentukan


Tidak terdapat tumor primer
Karsinoma in situ
Tumor terbatas pada salah satu bagian dengan atau tanpa
invasi tulang
Tumor berada di dua bagian dalam satu regio atau tumor
meluas dan melibatkan daerah nasoetmoidal kompleks,
dengan atau tanpa invasi tulang
Tumor menginvasi dinding medial atau dasar orbita, sinus
maksilaris, palatum atau fossa kribriformis.
Tumor menginvasi salah satu dari bagian anterior orbita,
kulit hidung atau pipi, meluas minimal ke fossa kranialis
anterior, fossa pterigoid, sinus sfenoidalis atau frontal.
Tumor menginvasi salah satu dari apeks orbita, dura, otak,
fossa kranial medial, nervus kranialis selain dari V2,
nasofaring atau klivus.

Nx
N0
N1
N2
N2a
N2b
N2c
N3

Kelenjar Getah Bening Regional (N)


Tidak dapat ditentukan pembesaran kelenjar
Tidak ada pembesaran kelenjar
Pembesaran kelenjar ipsilateral 3 cm
Pembesaran satu kelenjar ipsilateral 3-6 cm, atau
multipel kelenjar ipsilateral <6 cm atau metastasis
bilateral atau kontralateral < 6 cm
Metastasis satu kelenjar ipsilateral 3-6 cm
Metastasis multipel kelanjar ipsilateral, tidak lebih dari
6 cm
Metastasis kelenjar bilateral atau kontralateral, tidak
lebih dari 6 cm
Metastasis kelenjar limfe lebih dari 6 cm

Metastasis Jauh (M)


Mx

Metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0

Tidak terdapat metastasis jauh

M1

Terdapat metastasis jauh

Stadium
Stadium I

T1

N0

M0

Stadium IIa

T2a

N0

M0

Stadium IIb

T1
T2a
T2b

N1
N1
N0,N1

M0
M0
M0

Stadium III

T1
T2a,T2b
T3

N2
N2
N2

M0
M0
M0

Stadium IVa

T4

N0,N1,N2

M0

Stadium IVb

Semua T

N3

M0

Stadium IVc

Semua T

Semua N

M1

Terapi
Bedah
Radioterapi
Kemoterapi

Komplikasi
Perdarahan
Kebocoran LCS
Epifora
Diplopia

Prognosis
Tingkat ketahanan hidup bagi pasien dengan

rata-rata kanker sinus maksilaris sekitar 40%


selama 5 tahun
Tahap awal tumor memiliki angka
kesembuhan hingga 80%

Anda mungkin juga menyukai