Anda di halaman 1dari 44

BUNYI JANTUNG

DAN
BUNYI PARU

dr. Erlina Marfianti, MSc, SpPD

BUNYI JANTUNG

Pendahuluan
memahami anatomi dan siklus
jantung
memahami konsep terjadinya bunyi
jantung
memahami dan trampil melakukan
auskultasi jantung

Auskultasi

Pemeriksaan auskultasi dilakukan memakai


stetostkop. Ada 2 macam stetoskop:
Stetoskop bentuk sungkup atau open bell
type, untuk mendengarkan bunyi-bunyi
dengan nada rendah (low pitched) - S3, S4bising strenosis mitralis
Stetoskop bentuk piring ditutup membran
sebagai diafragma atau bowl type, terutama
untuk mendengar bunyi-bunyi dengan nada
tinggi (high pitched) - S1, S2, Bising aorta,
Regurgitasi mitral, gesekan perikardial

Bunyi jantung normal terdiri atas bunyi


jantung (BJ) I dan II.
BJ I merupakan suara yang dihasilkan dari
penutupan katup-katup mitral dan
tricuspidal,
BJ II adalah karena menutupnya katupkatup aorta dan pulmonal.
Di area apeks dan tricuspidal BJ I lebih keras
dari BJ II, sedangkan di area pulmonal dan
aorta BJ I lebih lemah daripada BJ II.

Fase antara BJ I dan


BJ II disebut fase
sistolik, sedangkan
fase antara BJ II dan
BJ I disebut fase
diastolik. Fase
sistolik lebih
pendek daripada
fase diastolik.

Bunyi Jantung Tambahan


BJ III ini berintensitas rendah, merupakan bunyi
yang dihasilkan karena aliran darah yang
mendadak dengan jumlah banyak dari atrium kiri
ke ventrikel kiri, pada permulaan fase diastolik.
Bunyi jantung IV yaitu bunyi jantung yang
terdengar akibat kontraksi atrium yang kuat
dalam memompakan darah ke ventrikel. Hal ini
terjadi karena terdapat bendungan ventrikel
sehingga atrium harus memompa lebih kuat
untuk mengosongkan atrium. Biasanya terdapat
pada kasus gagal jantung.

Split BJ II yaitu BJ II terpecah dengan


intensitas yang sama dan jarak
keduanya dekat.
Opening snap yaitu terbukanya katup
mitral yang kaku dengan mendadak,
sehingga terdengar bunyi dengan
intensitas tinggi sesudah BJ II.
Didapat pada kasus stenosis mitral.

Aortic click adalah bunyi yang dihasilkan karena


katup aorta yang membuka secara cepat dan
didapat pada kelainan stenosis aorta.
Pericardial rub, didapat pada kasus perikarditis
konstriktiva, terjadi karena gesekan antara
pericardium viseralis dan parietalis. Bunyi ini
tidak dipengaruhi oleh pernafasan. Bunyinya
kasar dan dapat didengar di area tricuspidal dan
apical dan bisa terdengar pada fase sistolik atau
diastolik atau keduanya.

Bunyi jantung

Beberapa hal pada bunyi jantung yang


perlu diperhatikan:
Lokalisasi dan asal bunyi jantung (BJ)
Menentukan BJ I dan BJ II
Ada tidaknya BJ III dan BJ IV
Intensitas dan kualitas bunyi
Irama dan frekuensi BJ
Bunyi-bunyi jantung lain yang menyertai BJ
utama (unusual heart sound)

Lokalisasi (cara konvensional)

Pada iktus kordis untuk BJ I yang berasal


dari katup mitral
Pada ruang sela iga 2 di tepi kiri sternum
untuk BJ yang berasal dari katup pulmonal
Pada ruang sela iga 2 di tepi kanan
sternum untuk BJ yang berasal dari katup
aorta
Pada ruang sela iga 4 dan 5 di tepi kanan
dan kiri sternum atau pada bagian ujung
sternum, untuk mendengar bunyi jantung
yang berasal dari katup trikuspidal

BJ I dan BJ II

BJ I bunyi sistolik: katup mitral dan


katup trikuspidal tertutup secara
serentak, dan pada saat yang
bersamaan katup aorta dan pulmonal
terbuka secara serentak dan ini
semuanya membentuk bunyi jantung
pertama atau bunyi sistolik
BJ II bunyi diastolik: Sebaliknya
katup aorta dan katup pulmonal
menutup secara serentak, dan pada
saat yang bersamaan katup mitral
dan katup trikuspid terbuka secara

Intensitas dan kualitas BJ


Di apeks BJ I lebih keras pada BJ II
Di bagian basal jantung sering BJ II lebih keras
Pada anak-anak BJ pulmonal ke-2 (P2) biasanya
lebih keras terdengar pada P1
Pada hipertensi pulmonal P2 terdengar mengeras
Pada hipertensi sistemik A2 yang mengeras
Di apeks (M1) mengeras pada stenosis mitral,
bunyi jantung trikuspidal I (T1)
Pada infark miokard & emfisema paru terdengar
pelan
Intensitas BJ dipengaruhi tebalnya dinding toraks,
adanya cairan dalam rongga perikardium
BJ mendua disebut splitting atau reduplication
BJ I disebabkan penutupan katup mitral dan
trikuspidal tidak bersamaan (0,02-0,03 detik lebih
dulu pada katup mitral)
Pada atrial septal defect, right bundle branch
block fixed splitting

BJ III dan BJ IV

BJ III intensitasnya rendah pada orang


dewasa muda dan intensitasnya keras
pada orang tua
BJ III terdengar kurang lebih 0,015-0,017
detik sesudah BJ II
BJ I, BJ II bersama-sama BJ III memberi
suara derap kuda gallop rhythm
Bunyi protodiastolic gallop keadaan
jantung memburuk
BJ IV (atrial gallop) kadang terdengar pada
orang dewasa muda

Irama & frekuensi BJ


Aritmia kordis irama jantung tidak teratur
Frekuensi BJ ditetapkan per-menit:
Takikardia: frekuensi BJ dan nadi masing-masing
lebih 100 kali per menit
Bradikardia: Frekuensi BJ dan nadi masingmasing kurang dari 60 kali per menit
Irama jantung berubah menurut frekuensi BJ pada
ekspirasi lebih lambat aritmia sinus, disebabkan
perubahan rangsang susunan saraf autonom pada
nodus sino-atrialis sebagai pacu jantung
Ekstrasistolik irama denyut jantung normal
diselang satu denyut jantung yang timbul cepat
Compensatoir pause fase diastolik yang panjang
Fibrilasi irama BJ sama sekali tidak teratur

BUNYI PARU

AUSKULTASI

Jenis

Lamanya Bunyi

Intensitas
Bunyi
Eskpirasi

Lokasi Bunyi
Nada Bunyi
Terdengar
Ekspirasi
Secara
Normal
Relatif
Hampir di
Rendah
seluruh kedua
lapang paru

Vesikular

Bunyi inspirasi
Pelan
berlangsung lebih
lama daripada
bunyi ekspirasi

Bronkovesikular

Lama
Sedang
berlangsung bunyi
inspirasi dan
bunyi ekspirasi
kurang-lebih
sama

Sedang

Sering pada
ruang sela iga
ke-1 dan ke-2
di sebelah
anterior dan
pada daerah
interskapular

Bronkial

Bunyi ekspirasi
Keras
berlangsung lebih
lama daripada
bunyi ekspirasi

Relatif
Tinggi

Pada daerah
manubrium
(jika benarbenar
terdengar)

Trakeal

Lama
Sangat Keras Relatif
berlangsung bunyi
Tinggi
inspirasi dan
bunyi ekspirasi
kurang-lebih
sama

Di daerah
trakea pada
leher

- Pemeriksaan egofoni
Suara tambahan paru
Cracles
Rales
Friction rub

Pendahuluan
Untuk memahami bunyi paru:
Struktur anatomi saluran pernafasan
Fisiologis saluran pernafasan
Mekanika pernafasan

Jalan Nafas Bagian atas:


Hidung
Faring
Laring
Di bawah laring:
Conduction Airways: trakhea-bronkhiberakhir di bronkhiolus terminalis
Trantitional Airways: brinhiolus
respiratoeius
Ductus alveolaris, sakus alveolaris dan
alveoli

Z = airway generation
BR = bronchus
BL = bronchiole
TBL = terminal bronchiole
RBL = resp. Bronchiole
AD = alveolar duct
AS = alveolar sac.

Fisiologi Bunyi dalam Jalan Nafas


Normal
Tipe aliran udara :
Laminer
Turbulen
Gabungan laminer dan turbulen

Bunyi Paru dapat dibedakan dalam


2 kategori utama
Bunyi nafas: Suara normal yang
terdengar pada dinding dada pada
waktu kita bernafas
Bunyi tambahan (Adventitious):
Bunyi abnormal yang menindih bunyi
nafas dan biasanya menunjukkan
sejumlah jenis gangguan sal
pernafasan

Anda mungkin juga menyukai