Anda di halaman 1dari 21

N

A
T
A
W
A
R
E
P
E
K
N
A
H
U
S
A
N
A
G
N
E
D
N
PAD A PAS I E

S
I
T
I
R
T
S
GA

OLEH : KELOMPOK I

NANI
IN
D
U
L
A
W
A
.
M
I
HARIYAD
NURAINI SANTI

PENGERTIAN
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau
perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difus, atau lokal (Price 2005).
Gastritis adalah inflamasi pada mukosa lambung
yang diakibatkan oleh diet yang tidak benar, atau
makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit, dapat bersifat
akut, kronis, difus, atau lokal, dan ditandai dengan
gejala klinis.

KLASIFIKASI

Gastritis Akut
Adalah peradangan (inflamasi mukosa lambung) yang
diakibatkan diet yang sembarangan, alkohol, aspirin,
refluks lambung. Gastritis akut merupakan iritasi mukosa
lambung yang sering diakibatkan karena diet yang tidak
teratur.

Gastritis Kronik
Adalah inflamasi yang lama yang disebabkan oleh ulkus
benigna, atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri
helicobacter pylory (H. Pylory).

ETIOLOGI
Gastritis Akut

Penggunaan obat-obatan : aspirin dan obat anti inflamasi


nonsteroid.

Alkohol.

Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar.

Stress.

Refluks usus lambung.

Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylori.

PATOFISIOLOGI
Gastritis adalah inflamasi mukosa
lambung

H. Pylori

Autoantibody

NSAID

Alkohol

Stress

Infeksi Mukosa
Lambung

Atrofi sel parietal


dan sekresi asam
dan IF menurun

Menghambat
aktivitas oksigenasi
mukosa

Meningkatkan
produksi asam

Merangsang
hipotalamus

Gastrin
Meningkat

Menghambat
Kobalamin

Sekresi Gastrin
Meningkat

Menghambat
prostaglandin

Mengikis mukosa
lambung

Pengaktifan
N. vagus

Sekresi Asam
Meningkat

Defisiensi
Kobalamin

Hipertrofi Sel
Pembentukan
Gastrin

Perlindungan
mukosa menurun

Gastritis erosif dan


hemoragik

Melepaskan
asetilkolin yang
bekerja pada selsel korpus fundus

Anemia pernisiosa
(jangka panjang)

Karsinoid

Gatritis kronik tipe B

Peningkatan Asam
Lambung

Lanjutan....
Inflamasi Mukosa Lambung

Merangsang Pusat
Muntah
(Farmasio Retikularis)

Erosif dan
ulserasi
Hemoragik

Eferen N. vagus
Anoreksia
(mual, muntah)

Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang
dari kebutuhan

Hematemesis
dan melena
Syok
hipovolemik

Kekurangan
volume
cairan

Distensi gaster

Nyeri

Iritasi sampai
mukosa usus
Erosi mukosa
usus
Peristaltik
meningkat

Diare

MANIFESTASI KLINIS
Gastritis Akut
muntah darah, nyeri epigastrium, nausea dan rasa ingin
muntah, nyeri tekan yang ringan pada epigastrium, dan
diare.

Gastritis Kronik
nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus
peptik, anemia, nyeri tekan epigastrium, cairan lambung
terganggu, kadar gastrin serum tinggi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Endoskopi Saluran Cerna

Biopsi Mukosa Lambung

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan Barium

Radiologi

Pemeriksaan Feces

KOMPLIKASI
Gastritis Akut
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCABA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock
hemorogik.

Gastritis Kronik
Gangguan penyerapan vitamin B12, akibat kurangnya
penyerapan B13 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu, dan penyempitan daerah
antrum pylorus. Gastritis kronis yang tidak dirawat dapat
menyebabkan ulkus peptic dan pendarahan pada lambung.

PROGNOSIS

Apabila penyebab yang mendasari penyakit gastritis diatasi, maka


akan memberikan prognosis yang baik.

Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.

Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada


gastritis kronis tipe A.

Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan salurana cerna


dan gejala klinis yang berulang.

Kebanyakan penderita sembuh dengan terapi infeksi H.pylori,


mengindari OAINS dan meminum obat anti sekretorus pada
lambung.

Terapi dengan infeksi H.pylori akan mengubah secara ilmiah


riwayat penyakit dengan menurunkan angka kejadian penyakit ini.

PENATALAKSANAAN MEDIS

Penghambat pompa proton : menutup pompa asam


dalam sel sel lambung penghasil asam

Antasida

Penghambat asam : cimetidin, ranitidin, nizatidin atau


famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang
diproduksi.

Cytoprotective agents : sucraflate dan misoprostol

PENCEGAHAN

Lakukan olah raga secara teratur

Jangan merokok

Hindari alkohol

Makan secara benar

Kendalikan stress

R
A
S
A
D
P
E
D
KON
A
D
A
P
N
A
T
A
W
A
R
E
P
E
K
N
A
ASUH
N
A
G
N
E
D
N
E
I
PAS

S
I
T
I
R
T
S
A
G

PENGKAJIAN

Identitas klien

Riwayat kesehatan sekarang : Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari


gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul secara mendadak atau bertahap,
factor pencetus, upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Riwayat kesehatan masa lalu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan


penyakit sekarang, riwayat dirawat dirumah sakit dan riwayat pemakaian
obat.

Riwayat psikososial

Pola kebiasaan sehari-hari : Meliputi cairan, nutrisi, eliminasi, personal


hygiene, istirahat tidur, aktivitas dan latihan serta kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan.

Lanjutan...

Aktivitas/ istirahat. Gejala : lemah, lemas, gangguan pola tidur dan istirahat, kram
abdomen, nyeri ulu hati. Tanda : nyeri ulu hati saat istirahat.

Sirkulasi. Gejala : keringat dingin (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon
psikologik).

Distensi perubahan pola BAB. Tanda : feses encer atau bercampur darah (melena), bau
busuk, konstipasi.

Integritas ego. Gejala : stress (keuangan, hubungan kerja), perasaan tidak berdaya.

Makanan dan cairan. Gejala : anoreksia, mual dan muntah, nyeri ulu hati, kram pada
abdomen, sendawa bau busa, penurunan berat badan. Tanda : membrane mukosa
kering, muntah berupa cairan yang berwarna kekuning-kuningan, distensi abdomen,
kram pada abdomen.

Nyeri/kenyamanan. Gejala : nyeri epigastrium kiri samping tengah atau ulu hati, nyeri
yang digambarkan sampai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih.

Pernafasan. Gejala : sedikit sesak.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri akut berhubungan dengan distensi gaster, adanya


iritasi sampai mukosa usus.

Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan


dengan hematemesis, melena.

Diare burhubungan dengan erosi mukosa usus.

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan anoreksia.

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Diagnosa Keperawatan

NOC

NIC

Domain 12 : Kenyamanan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 60 menit, nyeri yang

Domain 1 : Fisiologi dasar

Kelas 1 : Kenyamanan fisik

dirasakan klien berkurang/ hilang dengan kriteria hasil :

Class E : Promosi kenyamanan fisik

00132 Nyeri akut

Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 1x30 menit, tingkat

(1400) Manajemen nyeri :

kenyamanan klien meningkat dengan kriteria hasil :

1.

Domain 5 : Perceived Health

Lakukan pegkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

Class V : Sympton status

2.

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

1.

3.

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien

2.

Level nyeri (2102)


a.

210201 Melaporkan nyeri (2-3)

b.

210204 Durasi nyeri (2-3)

4.

Kurangi faktor presipitasi nyeri.

c.

210206 Ekspresi wajah saat nyeri (3-4)

5.

Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis).

d.

210224 Meringis (3-4)

6.

Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi) untuk mengetasi nyeri.

7.

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.

Pain control (1605)

sebelumnya.

e.

160502 Mendeskripsikan penyebab nyeri (2-3)

8.

Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.

f.

160504 Menggunaan non-analgesik (2-3)

9.

Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil.

g.

160504 Menggunakan analgesik yang dianjurkan (2-3)

h.

160513 Melaporkan perubahan nyeri berkurang (3-4)

Domain 2 : Fisiologi kompleks


Claass H : Manajemen obat-obatan
(2210) Administrasi analgetik
10.

Cek program pemberian analgetik; jenis, dosis, dan frekuensi.

11.

Cek riwayat alergi.

12.

Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal.

13.

Monitor TTV.

14.

Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.

15.

Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.

No.
2.

Diagnosa

NOC

Keperawatan

NIC

Domain 2 :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 31

Domain 2 : Fisiologi kompleks

Nutrisi

45 menit, volume cairan klien terpenuhi dengan

Kelas N : Manajemen jaringan perfusi

Kelas 5 : Hidrasi

kriteria hasil :

1.

00027

Domain II : Kesehatan fisiologis

a.

Monitor status hidrasi.

Kekurangan

Kelas G : Cairan dan elektrolit

b.

Monitor status hemodinamik.

volume cairan

1.

Keseimbangan cairan (0601)

c.

Monitor TTV.

a.

060101 Tekanan darah (3-4)

d.

Monitor retensi/ overload cairan.

b.

060102 Tekanan nadi (3-4)

e.

Memberikan therapi IV sesuai intruksi.

c.

060107 Intake dan output seimbang dalam

f.

Monitor status nutrisi.

24 jam (3-4)

g.

Berikan cairan sesuai intruksi.

2.

d.

060109 BB stabil (3-4)

e.

060116 Turgor kulit (2-3)

f.

060119 Hematokkrit (2-3)

4120 Manajemen cairan

2.

4130 Monitoring cairan


h.

Identifikasi faktor resiko ketidakseimbangan cairan.

Hidrasi (0602)

i.

Observasi CRT.

g.

060201 Turgor kulit (2-3)

j.

Observasi turgor kulit.

h.

060215 Intake cairan (3-4)

k.

Monitor BB.

i.

060211 Keluaran urin (2-3)

l.

Monitor intake dan output.

j.

060226 Diare (3-4)

m. Monitor tanda dan gejala asites.


n.

Monitor nilai serum dan keluaran urin.

No.
3.

Diagnosa

NOC

Keperawatan
Domain

Pertukaran

NIC

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Domain 1 : Fisiologi dasar


dan 15 menit, klien tidak mengalami diare lagi Kelas B : Manajemen eliminasi

eliminasi
Kelas 2 : Fungsi

dengan kriteria hasil :


Domain V : Kesehatn yang dirasa

0460 Manajemen diare


1.

Menjelaskan riwayat diare.

gastrointestinal

Kelas V : Status gejala

2.

Evaluasi efek samping dari obat-obatan.

00013 Diare

1.

Level ketidaknyamanan (1609)

3.

Evaluasi intake nutrisi yang masuk.

a.

210901 Nyeri (3-4)

4.

Identifikasi penyebab diare.

b.

210906 Stress (3-4)

5.

Monitor tanda dan gejala diare.

c.

210914 Lemas (2-3)

6.

Intruksikan kepada klien untuk memberitahukan frekuensi

d.

210930 Diare (2-3)

1.

Tingkat keparahan gejala (2103)

7.

Observasi turgor kulit.

a.

210301 Intensitas gejala (2-3)

8.

Monitor ada tidaknya iritasi dan ulserasi di kulit area

b.

210302 Frekuensi gejala (2-3)

c.

210303 Ketidaknyamanan (3-4)

diare.

perianal.
9.

Konsultasikan dengan dokter tentang tanda gejala diare


secara persisten.

No.
4.

Diagnosa

NOC

Keperawatan

NIC

Domain 2 : Nutrisi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 31 45 menit,

Domain 1 : Fisiologi dasar

Kelas 1 : Proses

pemenuhan nutrisi klien teratasi dengan kriteria hasil :

Kelas D : Dukungan nutrisi

pencernaan

1.

Domain II : Kesehatan fisiologis

1100 Manajemen nutrisi

00002

Kelas K : Sistem pencernaan dan nutrisi

1.

Identifikasi status nutrisi klien dan kemampuan klien memenuhi kebutuhan nutrisi.

Ketidakseimbangan

Status nutrisi (1004)

2.

Identifikasi makanan alergi klien.

nutrisi kurang dari

a.

100401 Intake nutrisi (3-4)

3.

Monitor kalori dan aturan makanan.

kebutuhan

b.

100402 Intake makanan (3-4)

c.

100408 Intake cairan (3-4)

Domain 1 : Fisiolosi dasar

d.

100403 Energi (2-3)

Kelas E : Promosi kenyamanan fisik

e.

100405 BB (2-3)

4.

2.

1450 Manajemen mual

Domain IV : Pengetahuan dan perilaku kesehatan

a.

Mendorong klien untuk memonitor mual yang dirasakan.

Kelas Q : Perilaku kesehatan

b.

Mendorong klien untuk belajar mencegah apabila mual mulai dirasakan.

Kontrol mual dan muntah (1618)

c.

Identifikasi faktor penyebab.

f.

161801 Melaporkan mual (2-3)

d.

Ajarkan untuk menggunakan teknik non-farmakologis (seperti relaksasi, distraksi, dan

g.

161802 Mendeskripsikan faktor penyebab (2-3)

h.

161808 Menggunakan meditasi antiemetik yang

i.

sebagainya) untuk memanaj mual.


2.

1570 Manajemen muntah

dianjurkan (3-4)

e.

Identifikasi frekuensi dan durasi muntah.

161812 Melaporkan mual dan muntah dapat

f.

Identifikasi faktor penyebab muntah.

teratasi (3-4)

g.

Pastikan obat antiemetik yang diberikan efektif untuk mencegah muntah.

h.

Kontrol faktor lingkungan yang menyebabkan muntah.

i.

Tunggu 30 menit setelah muntah, sebelum memberikan cairan kepada klien.

j.

Berikan cairan yang bersih dan bebas karbonisasi.

k.

Dorong untuk beristirahat.

l.

Ajarkan untuk menggunakan teknik non-farmakologis (seperti relaksasi, distraksi, dan


sebagainya) untuk memanaj muntah.

SEKIAN
&
H
I
S
A
K
A
M
I
R
E
T

Anda mungkin juga menyukai