Manajemen Diabetes Melitus Di Icu: Otchi Putri Wijaya S.Ked 702009047
Manajemen Diabetes Melitus Di Icu: Otchi Putri Wijaya S.Ked 702009047
MELITUS di ICU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
Hiperglikemia membahayakan berbagai sel dan sistem
organ karena penga-ruhnya terhadap sistem imun,
kardiovaskuler, iskemi otak,melalui peningkatan asidosis
jaringan dan kadar laktat darah. Hiperglikemia
berdampak buruk terhadap luaran klinis (Clement et al,
2004).
Dan dampak hiperglikemia juga dapat mengancam jiwa
sehingga perlu mendapat perwatan intensive care unit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan yang
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
membuat atau menggunakan insulin.
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes Melitus menurut
American Diabetes Association (ADA),
2005, yaitu:
1.DM type 1 Kerusakan pancreas
2.DM type 2 Insulinnya tidak bekerja
3.DM type lain Endokrinopati, Diinduksi
obat atau zat kimia, Infeksi, munologi.
4.DM Gestasional
2.3 Prevalensi
World Health Organization (WHO)
memperkirakan, prevalensi global
diabetes melitus tipe 2 akan meningkat
dari 171 juta orang pada 2000 menjadi
366 juta tahun 2030. WHO
memperkirakan Indonesia menduduki
ranking ke-4 di dunia dalam hal jumlah
penderita diabetes setelah China, India
dan Amerika Serikat.
2.4 Patogenesis
Diabetes mellitus tipe 1
proses autoimun monosit/makrofag dan
limfosit T teraktivasi sel beta sehingga
dikenal sebagai sel asing terbentuk
antibodi sitotoksik dan bekerja sama
dengan mekanisme imun seluler. Hasil
akhirnya adalah perusakan sel beta dan
penampakan diabetes.5
2.6 KOMPLIKASI
Penyakit Diabetes Mellitus dapat
menimbulkan berbagai komplikasi yang
membahayakan jiwa maupun
mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Komplikasi pada Diabetes Mellitus terdiri
dari dua jenis, yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronis.
1. KOMPLIKASI AKUT
a. Hipoglikemia
Adalah kondisi dimana kadar gula darah
sangat rendah < 70 mg%, dapat
mengakibatkan koma (yang disebut
insulin sock) bahkan kematian bila tidak
cepat ditolong.
b. Hiperglikemia
Adalah kondisi dimana sangat tingginya
kadar glukosa dalam darah, juga bisa
mengakibatkan koma (diabetes coma).
Dipicu adanya penyakit infeksi, karena
penderita DM tidak minum obat
,mendapatkan insulin sesuai dosis yang
dianjurkan/kurang insulin, dan
makan/minum terlalu banyak.
2. KOMPLIKASI KRONIS
Tingginya kadar gula darah dalam waktu
lama, menyebabkan terjadinya komplikasi
diantaranya gangguan pada saraf, mata,
hati, jantung, pembuluh darah dan ginjal.
2.7 Penatalaksanaan
Tujuan pengobaan mencegah komplikasi
akut dan kronik, meningkatkan kualitas
hidup dengan menormalkan KGD.
Indikasi Masuk
Pasien sakit berat, pasien tidak stabil yang memerlukan terapi
intensif seperti bantuan ventilator, pemberian obat vasoaktif melalui
infuse secara terus menerus (contoh; gagal napas berat, pasca
bedah jantung terbuka, syok septik)
Pasien yang memerlukan bantuan pemantauan intensif atau non
invasive sehingga komplikasi berat dapat dihindari atau dikurangi
(contoh: pasca bedah besar dan luas)
Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi
komplikasi-komplikasi akut, (contoh: tamponade jantung, sumbatan
jalan napas).
4. Cairan intravena
Kebanyakan pasien akan membutuhkan g glukosa 5-10
per jam D5W atau D5W NS di 100-200 mL / jam atau
setara (TPN, makanan enteral, dll)
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Garber AJ, Moghissi ES, Bransome ED Jr., et al; American College of Endocrinology Task Force on
Inpatient Diabetes Metabolic Control. American College of Endocrinology position statement on inpatient
diabetes and metabolic control. Endocr Pract. 2004;10 (Suppl 2):49.
Bode BW, Braithwaite SS, Steed RD, et al. Intravenous insulin infusion therapy: indications, methods,
and transition to subcutaneous insulin therapy. Endocr Pract. 2004;10 (Suppl 2):7180.
Goldberg PA, Siegel MD, Sherwin RS, et al. Implementation of a safe and effective insulin infusion
protocol in a medical intensive care unit. Diabetes Care. 2004;27(2):4617.
Vora AC, Saleem TM, Polomano RC, et al. Improved perioperative glycemic control by continuous
insulin infusion under supervision of an endocrinologist does not increase costs in patients with
diabetes. Endocr Pract. 2004;10(2):1128.
Chaudhuri A, Janicke D, Wilson MF, et al. Anti-inflammatory and profibrinolytic effect of insulin in acute
ST-segment-elevation myocardial infarction. Circulation. 2004;109(7):84954.
Trence DL, Kelly JL, Hirsch IB. The rationale and management of hyperglycemia for in-patients with
cardiovascular disease: time for change. J Clin Endocrinol Metab. 2003;88(6):24307.
Lien L, Spratt S, Woods Z, et al. A new intravenous insulin nomogram in intensive care units improves
management of persistent hyperglycemia (Abstract). Diabetes. 2003;52 (Suppl 1):A125.
Preiser JC, Devos P, Van den Berghe G. Tight control of glycaemia in critically ill patients. Curr Opin Clin
Nutr Metab Care. 2002;5(5):5337.
Markovitz LJ, Wiechmann RJ, Harris N, et al. Description and evaluation of a glycemic management
protocol for patients with diabetes undergoing heart surgery. Endocr Pract. 2002;8(1):108
Fishbein H, Palumbo PJ. Komplikasi metabolik akut pada diabetes. Dalam: Diabetes di
Amerika.Washington, DC, NIH Publication No 95-1468, 283-291. (Kompilasi statistik)
Carroll P, R. diabetes mellitus Matz terkontrol pada orang dewasa:.. Pengalaman dalam merawat
diabetic ketoacidosis dan koma hiperosmolar nonketotic dengan insulin dosis rendah dan rejimen
pengobatan seragam Diabetes Perawatan 1983 November-Desember, 6 (6) :579-585
( Retrospektif, 275 kasus)
Kitabchi AE, Umpierrez GE, Murphy MB,. American Diabetes Association Hiperglikemi krisis pada
pasien dengan diabetes mellitus. Perawatan Diabetes 2003 Jan, 26 Suppl 1: S109-S117 (Review).
Rewers A, Chase HP, Mackenzie T, et al. Prediktor komplikasi akut pada anak-anak dengan
diabetes tipe I. JAMA 2002 Mei 15; 287 (19): 2511-2518 (kohort prospektif selama empat tahun;
1243 pasien).
Bratton SL, Krane EJ. Ketoasidosis diabetik: patofisiologi, manajemen dan komplikasi. J Intensif
Perawatan Med 1992; 7:199-211 (Review).
Krane EJ, Rockoff MA, Wallman JK, et al. Subclinical otak bengkak pada anak-anak selama
pengobatan ketoasidosis diabetikum. N Engl J Med 1985 2 Mei, 312 (18) :11471151 (Convenience sampling, 6 anak-menunjukkan bahwa bahkan anak-anak tanpa gejala
mungkin memiliki tanda-tanda edema serebral pada CT scan).\
Glaser N, P Barnett, McCaslin I, et al; Pediatric Emergency Medicine Komite Collaborative
Research dari American Academy of Pediatrics. Faktor risiko edema serebral pada anak dengan
ketoasidosis diabetik.Pediatric Emergency Medicine Komite Collaborative Research dari American
Academy of Pediatrics. N Engl J Med 2001 25 Januari, 344 (4) :264-269 (Retrospektif, kasuskontrol, 61 anak).
Boden G. Glucagonomas dan insulinoma. Gastroenterol Clin Utara Am 1989 Desember,.
18 (4) :831-845 (Review)
Kukreja A, Maclaren NK. Autoimunitas dan diabetes. J Clin Endocrinol Metab 1999 Dec,
84 (12) :4371-4378 (Review).
TERIMAKASIH