Anda di halaman 1dari 42

REFLEKSI KASUS

Demam Tifoid
\\
DISUSUN OLEH
Sutrisno
012106281

PEMBIMBING
dr. Agustinawati Ulfah, Sp. A

RSUD dr. R. SOEDJATI SOEMODIARDJO PURWODADI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

IDENTITAS

Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Suku
Pekerjaan
Bangsal
No Rekam Medis
Tanggal Masuk RS

: An. A.Z.
: 10 tahun
: Laki-laki
: Tarub 1/1 Tawangharjo
: Islam
: Jawa
: Pelajar
: Cempaka
: 00137839
: 08 Agustus 2016

ANAMNESIA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada
penderita dan alloanamnesis pada orang tua pasien pada
tanggal 9 Agustus 2016 pada pukul 12.00 WIB di bangsal
Cempaka dan didukung dengan catatan medis.
Keluhan Utama

: Demam

Pasien datang ke IGD RSUD dengan keluhan panas


tinggi perlahan sejak 5 hari yang lalu (panas 4 hari sebelum
masuk RS). Panas meningkat pada sore hingga malam hari
dan menurun saat pagi tetapi tidak sampai normal, tidak
disertai menggigil, mengigau, kejang, batuk dan sesak nafas,
serta ruam kulit. Sebelumnya penderita pernah dibawa
berobat ke klinik dan sudah mengkonsumsi obat penurun
panas. Panas dirasakan sempat turun , namun kemudian
kembali panas lagi. Karena keluhan tak kunjung membaik,
keluarga pasien memutuskan untuk membawa ke rumah
sakit.
Pasien juga mengeluh mual, muntah
sebanyak 3 kali sebelum masuk RS, nyeri
ulu hati, nafsu makan menurun, dan nyeri
kepala.

Penderita tidak mengalami mimisan, bintik pada


kulit, gusi berdarah, serta pada BAB tidak ada warna
kehitaman. BAK seperti biasa, tidak nyeri, warna kuning
jernih dan jumlah cukup, BAB 2x/hari konsistensi lembek
berwarna kuning. Tidak ada batuk, pilek. Tidak ada ruam
kemerahan pada kulit.
Riwayat mencret, kejang dan keracunan makanan
disangkal. Pasien belum pernah sakit seperti ini
sebelumnya. Pasien dan anggota keluarga lainnya tidak
berasal dari daerah endemis malaria dan tidak pernah
berpergian ke daerah endemis malaria.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat demam
Riwayat batuk pilek
Riwayat TB
Riwayat diare
Riwayat alergi
Riwayat Tifoid

: (+)
: (+)
: (-)
: (+)
: (-)
: (+)

Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal


Ibu mengaku rutin memeriksakan kehamilan di bidan
hingga bayi lahir. Ibu mengkau mendapatkan suntik satu
kali sewaktu hamil. Ibu mengaku tidak pernah menderita
penyakit selama kehamilan, riwayat tensi tinggi
disangkal, riwayat perdarahan selama kehamilan
disangkal, riwayat trauma selama kehamilan disangkal,
riwayat minum obat tanpa resep dokter dan jamu
disangkal. Obatobatan yang diminum selama masa
kehamilan adalah vitamin dan obat penambah darah.
Kesan : riwayat kehamilan dan pemeliharaan
prenatal baik.

Riwayat Persalinan
Anak perempuan lahir spontan dari ibu G1P1A0 hamil 38 minggu umur 20
tahun.
Persalinan
: Lahir ditolong bidan
Jenis Persalinan
: Spontan
Usia dalam kandungan : 9 bulan (aterm)
Berat badan lahir
: 3000 gram
Panjang badan
: (keluarga pasien lupa)
Lingkar kepala
: (keluarga pasien lupa)
Keadaan lahir
: aktif langsung menangis

Kesan : neonatus aterm, sesuai masa kehamilan, lahir


spontan.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Anak
Pertumbuhan
BB lahir
BB saat ini
BB bulan lalu
TB saat ini
Status Gizi

: 3000 gram
: 22 kg
: 22 kg
: 122 cm
: BB/TB2
: 22/1,222
: 14,8

Z-score
Status Gizi (Z-Score)

Diketahui : IMT = 14,8 sehingga


IMT/U =

IMT median 14,8 17, 0

- 1,15 ( Normal )
SD
1, 9

Kesan : Status Gizi Normal

Perkembangan
Mengangkat kepala
Memiringkan kepala
Tengkurap dan mempertahankan posisi kepala
Duduk
Merangkak
Berdiri, bersuara
Berjalan, memanggil mama
Berbicara

: 2 bulan
: 3 bulan
: 5 bulan
: 7 bulan
: 8 bulan
: 10 bulan
: 11 bulan
: 18 bulan

Anak masuk SD usia 7 tahun


Sekarang anak kelas 4 SD. Anak tidak pernah tinggal kelas. Anak
dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Anak mampu bergaul
dengan teman-temannya. memiliki banyak teman di sekolah maupun
di lingkungan rumah.
Anak berinteraksi dengan lingkungan dan keluarga dengan baik
Kesan perkembangan : sesuai dengan anak seusianya

Riwayat Imunisasi Dasar

0-7 hari
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan

: Hb 0
: BCG dan Polio 1
: DPT 1, HB1, HiB, Polio 2
: DPT2, HB2, HiB, Polio 3
: DPT 3, HB 3, HiB, Polio 4
: Campak

Kesan: Imunisasi dasar lengkap

Riwayat Pemberian Makan & Minum


Menurut ibu pasien pasien diberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan, makanan pendamping ASI mulai
diberikan sejak umum 6 bulan. Makanan pendamping
berupa Susu Formula, buah-buahan seperti pisang,
bubur, dan nasi tim sudah diberikan sejak umur 6 bulan
sampai usia 4 tahun.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum
: tampak lemah
Kesadaran
: Composmentis
Tanda vital:
TD : 100 / 70 mmHg
HR : 90 x/menit, reguler, isi tegangan kuat
RR : 22 x/menit
T masuk RS : 38oC
T saat diperiksa
: 37,7C

Kepala
:
Mesocephale , rambut tipis kemerahan,
tidak mudah dicabut, tidak cekung
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
sedikit cekung (-/-), refleks pupil (+/+), isokor (+/+, 2mm)
Telinga
:
Simetris, normotia (+/+), Nyeri (-/-),
otorhhea (-/-), kemerahan (-/-)
Hidung
: Bentuk normal, nafas cuping (-/-), discharge (-/-),
mukosa kemerahan (-/-), epistaksis (-/-)
Mulut
: Sianosis (-), bibir kering (-), palatolabioskisis (-),
makroglosi (-), hipersalivasi (-), perdarahan (-), sariawan (-)
lidah kotor dan tepi hiperemis (+), tonsil T1-T1 tidak
hiperemis, faring tidak hiperemis,
Leher
: Tidak ada pembesaran KGB

Thorax
PULMO

COR

INSPEKSI

Pergerakan dinding dada Iktus cordis tidak tampak


dextra
dan
sinistra
simetris, Retraksi costa (-),
massa (-)

PALPASI

Stem fremitus Kanan = Iktus cordis teraba dengan 1


kiri, Tidak ada krepitasi
jari 2cm ke medial dari ICS 5
linea midclavikula sininstra,
thrill (-)

PERKUSI

Sonor seluruh lapang paru tidak dilakukan

AUSKULTASI

Vesikuler (+/+), Ronkhi Bunyi jantung I dan II reguler,


(-/-), Stridor (-/-), wheezing bising jantung (-)
(-/-)
Kesan : normal

Abdomen

Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi

: datar, tidak tampak gerakan peristaltik


: BU (+) normal
: timpani seluruh lapang abdomen
: supel, turgor kembali cepat, nyeri tekan
epigastrium, hepatosplenomegali (-)

Extremitas

:
Ekstremity

Superior

Inferior

Oedem

-/-

-/-

Akral dingin

-/-

-/-

< 2

< 2

Capillary refill

PEMERIKSAAN PENUNJANG
08/08/2016

Daftar Masalah

Febris
Mual
Muntah
Nafsu makan menurun
Nyeri ulu hati
Nyeri kepala
Pemeriksaan Fisik lidah kotor dan
tepi hiperemis (+), nyeri tekan
epigastrium (+)
Hasil laboratorium monositosis, uji
widal (+)

Diagnosa
Diagnosis Banding
Observasi febris 5 hari
Demam Tifoid
Demam Dengue
Malaria

Diagnosis Kerja
Demam Tifoid

INISIAL PLAN
Initial plan diagnosis
Pemeriksaan Serologi IgM antigen
Salmonella Typhi
Enzyme Immunoassay test
Kultur Salmonella Typhi
Apusan darah perifer
X-Foto Thorax & X-Foto Abdomen
untuk melihat komplikasi

Initial Terapi:
Infus RL
perhitungan cairan
Anak
: 10Kg I --- 100cc/Kg BB/24 jam
10Kg II --- 50cc /Kg BB/24 jam
selebihnya --- 20cc /Kg BB/24 jam
BB Penderita : 20 Kg
Cairan maintenance = (10 x 100cc) + (10x 50cc) = 1500
Tetesan infus = 1500 cc x 15tts = 15,62 tpm 15 tpm
24 x 60

Terapi simptomatik
Paracetamol : 10-15 mg/kg bb
20 kg X 10 mg = 200 mg --- 20 kg X 15 mg = 300
mg
Paracetamol 3 x 250 mg
Ranitidine : 2-4 mg/kg bb
20 kg X 2 mg = 40 mg --- 20 kg X 4 mg = 80 mg
Ranitidine 2 x 50 mg
Antibiotik
Kloramfenikol 50 100 mg/kg bb / hari selama 5 hari
20 kg X 50 mg = 1000 mg/hari --- 20 kg X 100 mg =
2000 mg/hari
Kloramfenikol 4 x 250 mg selama 10 hari

Initial plan monitoring


Monitor keadaan umum, tanda tanda vital
Monitor hasil laboratorium
Initial plan edukasi
Istirahat tirah baring
Menjaga kecukupan asupan cairan, yang dapat
diberikan secara oral maupun parenteral
Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup
kalori dan protein, rendah serat
Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas

Prognosis
QUO AD VITAM
QUO AD SANAM
QUO AD FUNGTIONAM

: AD BONAM
: AD BONAM
: AD BONAM

DEMAM TIFOID

Definisi
Demam tifoid (tifus abdominalis, enteric fever)
adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
terdapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari 7 hari, gangguan
pada saluran pencernaan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran.

Epidemiologi
Demam tifoid dan paratifoid merupakan salah satu penyakit
infeksi endemik di Asia, Afrika, Amerika Latin Karibia dan
Oceania, termasuk Indonesia. Penyakit ini tergolong
penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Di Indonesia prevalensi 91% kasus demam tifoid terjadi
pada umur 3-19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5
tahun. Ada dua sumber penularan S.typhi : pasien yang
menderita demam tifoid dan yang lebih sering dari carrier
yaitu orang yang telah sembuh dari demam tifoid namun
masih mengeksresikan S. typhi dalam tinja selama lebih
dari satu tahun.

Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi
(S. typhi), kuman berbentuk basil gram negatif
berukuran 2-4 m x 0.5-0,8 m, bergerak dengan
flagel peritrik, dan tidak berspora. Salmonella sp.
tumbuh cepat dalam media yang sederhana
hampir tidak pernah memfermentasi laktosa dan
sukrosa, membentuk asam dan kadang gas dari
glukosa dan manosa, biasanya memproduksi
hidrogen sulfide atau H2S.

Patofisiologi

Diagnosis
Anamnesis

Demam
Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat
febris remiten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama,
suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya
menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam
hari. Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan
demam. Dalam minggu ketiga suhu badan berangsur-angsur turun
dan normal kembali pada kahir minggu ketiga

Gangguan saluran pencernaan


Pada mulut terdapat nafas berbau tak sedap. Bibir kering dan
pecah-pecah (ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung
tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen
mungkin ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limfa
membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya didapatkan
konstipasi, akan tetapi mungkin pula normal, bahkan dapat terjadi
diare.

Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa
dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma
dan gelisah.

Pemeriksaan Fisik
Pada minggu pertama, gejala klinisnya yaitu demam,
nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,
muntah, obstipasi/diare, perasaan tidak enak di perut,
batuk, dan epistaksis.Dalam minggu ke-2, gejala telah
lebih jelas, yaitu berupa demam, bradikardia relatif
(peningkatan suhu 1oC tidak diikuti dengan peningkatan
denyut nadi 8 kali per menit), lidah yang berselaput,
hepatomegali, splenomegali, meteroismus, ganguan
mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, dan
psikosis.

Penunjang
Pemeriksaan darah tepi
Uji Serologis
Uji Widal
Tes TUBEX
Metode enzyme immunoassay (EIA) DOT
Metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
Pemeriksaan dipstik

Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan


biakan kuman
Pemeriksaan kuman secara molekuler

Terapi
SIMPTOMATIK
Panas yang merupakan gejala utama pada
tifoid dapat diberi antipiretik. Bila mungkin
peroral sebaiknya diberikan yang paling aman
dalam hal ini adalah Paracetamol dengan dosis
10 mg/kg/kali minum

Non Medikamentosa
Tirah baring
Nutrisi Pemberian makanan tinggi
kalori dan tinggi protein (TKTP) rendah
serat adalah yang paling membantu
dalam memenuhi nutrisi penderita namun
tidak memperburuk kondisi usus.
Cairan
Kompres air hangat

KOMPIKASI
Komplikasi pada usus halus
Perdarahan usus
Perforasi usus
Peritonitis

Komplikasi diluar usus halus


Bronkitis dan bronkopneumonia
Kolesistitis
Typhoid ensefalopati
Meningitis

Tinjauan Pustaka

Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia, jilid 1. Hal 33-35. Jakarta. Badan Penerbitan IDAI
Campak dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Hal. 180183. 2009. Jakarta. WHO
Depkes, R.I., 2004. Demam Tifoid di Indonesia. http://www.penyakitinfeksi. Info
Soedarmo, Poorwo, SS, dkk ; penyunting : Buku ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis;Edisi kedua; Ikatan Dokter Anak Indonesia 2010, Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FK UI, Jakarta : 2010.
Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman, Ann M. Arvin; edisi bahasa Indonesia:A
Samik Wahab; Ilmu Kesehatan Anak Nelson, ed.15- Jakarta: EGC, 1999.
Aru W, Sudoyo, dkk ; editor ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid III, edisi
IV;Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta : 2007
Alan R. Tumbelaka. Diagnosis dan Tata laksana Demam Tifoid. Dalam
PediatricsUpdate. Cetakan pertama; Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : 2003
Rampengan. T H : Penyakit infeksi Tropis pada Anak ; edisi 2. Jakarta : EGC2007

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai