Anda di halaman 1dari 30

PARASITISME DAN

PERKEMBANGAN PENYAKIT

A. Parasitisme dan Patogenisitas


B. Kisaran Inang Patogen
C. Perkembangan Penyakit
padaTumbuhan
D. Tingkat Perkembangan Penyakit

A. Parasitisme dan Patogenisitas


. Parasit
. Parasitisme adalah hubungan antara parasit dengan
inangnya
. Patogenisitas adalah kemampuan parasit mengganggu
fungsi penting tumbuhan
. Parasitisme berhubungan erat dengan patogenisitas
. Simbiosis
. Parasit obligat (parasit biotrof)
. Parasit non-obligat (saprofit fakultatif dan parasit
fakultatif)
. Saprofit (nekrotrof)

B. Kisaran Inang Patogen


Masing-masing patogen berbeda dalam hal:
1. Jenis tumbuhan yg diserangnya
2. Jenis jaringan dan organ yg dpt diinfeksi
3. Umur jaringan atau organ tumbuhan yg diserang
Parasit obligat (biotrof) agak khusus dalam jenis
inang yg diserangnya
Parasit non-obligat menyerang banyak jenis dan
bagian tumbuhan dari umur yg berbeda

C. Perkembangan Penyakit pada Tumbuhan


Patogen:
Jamur
Bakteri
Virus
Nematoda
Inang:
Tingkat ketahanan
Lingkungan:
Suhu
Kelembapan
Angin
Light intensity, light
quality, soil pH,
fertility and soil type

D. Tingkat Perkembangan Penyakit (Daur Penyakit)


Daur penyakit yi rangkaian kejadian yg terjadi dlm
perkembangan penyakit, meliputi tingkat perkembangan
patogen dan pengaruh penyakit pada inang.
Daur penyakit: (1) inokulasi, (2) penetrasi, (3) infeksi, (4)
kolonisasi (invasi), (5) pertumbuhan dan reproduksi
patogen, (6) pemencaran patogen, dan (7) daya bertahan
hidup patogen .

Disease Cycles
Independent
of host

All pathogens go
through a cycle with
similar events.

Knowing how particular pathogens go


through their disease cycle is important in
developing management strategies.
7

(1) Inokulasi
Inokulasi yi terjadinya kontak antara patogen dg
tumbuhan
Inokulum yi bag patogen yg dapat memulai infeksi.
a. Jenis inokulum (inokulum primer dan sekunder)
b. Sumber inokulum (sisa tumbuhan, dlm tanah, biji,
bibit,
umbi, bahan perbanyakan tanaman, gulma
c. Pendaratan inokulum
Prapenetrasi
a) Perkecambahan spora
b) Melekatnya patogen ke inang
c) Pengenalan antara inang dan patogen

(2) Penetrasi
a) Penetrasi langsung
b) Penetrasi melalui luka
c) Penetrasi melalui lubang alami (stomata, hidatoda,
lentisel)
Contoh:
Plasmopara viticola penetrsi melalui stomata,
Alternaria helianthi dan Phytophthora infestans
penetrasi melalui stomata, luka, dan penetrasi
langsung.

Penetrasi patogen tanaman

Penicillium expansum (blue mold pada apel), Sclerotinia


fructicola (brown rot pada buah-buah batu) masuk buah
melalui lentisel.
Penetrasi langsung umumnya banyak dilakukan oleh
penyebab penyakit downy mildew, powdery mildew,
patogen-patogen daun dan jamur penyerang akar
Banyak jamur menghasilkan enzim yang merusak
komponen dindng sel tanaman. Enzim-enzim tersebut
yaitu kutinase, pektinase, selulase, dan amilase.
Kutikula terdiri dari lapisan lilin yang hanya dapat
dipecahkan dengan kekuatan mekanik, dan kutin dapat
didegradasi oleh kutinase. Contoh jamur yang
menghasilkan kutinase ialah Penicillium spinulosum.
Contoh jamur yang menghasilkan enzim pektinase ialah:
Botrytis sp., Rhizopus sp. dan Sclerotinia sp.

(3 dan 4) Infeksi dan pengkolonian


Infeksi yi proses saat patogen melakukan kontak dengan
sel atau jaringan tumbuhan yg rentan dan mendapatkan
makanan dari tumbuhan tsb.
Syarat keberhasilan infeksi: patogen virulen, tumbuhan
rentan, dan lingkungan menguntungkan bagi tumbuhan
dan patogen
Pengkolonian
Gejala penyakit
(5) Pertumbuhan dan reproduksi patogen
Pd umumnya jamur /tan tinggi parasit menyerang dan
menginfeksi jar dg cara tumbuh ke dlm jar dr titik awal
inokulasi.
Bakt, mikoplasma, virus, viroid, dan nematoda ,
ukurannya tdk banyak meningkat dari waktu ke waktu.

Patogen tumbuhan berkembang biak dg berbagai cara


(Gb. 1.3)

Contoh proses infeksi jamur pada daun dibagi menjadi 3


fase:
1. Inokulasi
2. Perkembangan spora
Prapenetrasi
3. Pertumbuhan tabung kecambah
4. Pembentukan apresorium
Penetrasi
5. Penetrasi inang
6. Kolonisasi
7. Gejala awal dari penyakit
8. Pensporaan dan penyebaran inokulum Paskapenetrasi
9. Matinya koloni/pensporaan berhenti
1 s/d 7 : periode inkubasi
1 s/d 8 : waktu generasi
8 s/d 9 : periode infeksius.

(6) Pemencaran Patogen


Pemencaran oleh udara
Pemencaran oleh air
Pemencaran oleh serangga, nematoda, dan vektor yg
lain
Pemencaran oleh manusia

(7) Daya bertahan hidup patogen


1. Daya tahan dg bergantung pada tanaman
a. Bertahan sebagai parasit
Daya tahan pd bercak (tahunan, gulma dan buah)
Daya tahan dg infeksi laten
Infeksi laten yi kondisi dimana patogen bertahan
dalam jangka waktu yg lama pd jar tan tanpa gejala.
Daya tahan pd biji dan bahan tan

b. Bertahan sebagai residen


Phyllosphere, phylloplane
- tempat nutrisi
Gemmissphere
- tunas mrp tempat yg sesuai untuk pertumb bakteri
krn
terlindung, kelembapan tinggi, ada nutrisi
- mengandung banyak bakteri saprofit/patogen
Rhizosphere dan rhizoplane
- nutrisi (asam amino dan gula)
2. Daya tahan sebagai saprofit (tanah, residu tan, material
pert)
- Bertahan dalam tanah, tan mati/sisa tanaman

V. KETAHANAN TANAMAN
TERHADAP SERANGAN PATOGEN
A. Pertahanan Struktural
B. Pertahanan Metabolik (Biokimia)

A. Pertahanan Struktural
Struktur pertahanan sblm ada serangan patogen
. Lilin pd pernukaan daun dan buah
. Kutikula
. Dinding sel
. Stomata
Struktur pertahanan yg dibentuk sbg tanggapan thd infeksi
patogen
. Struktur pertahanan jaringan
. Struktur pertahanan sel
. Reaksi pertahanan sitoplasma
. Reaksi pertahanan hipersensitif

B. Pertahanan Metabolik (Biokimia)


Pertahanan kimia sblm ada serangan patogen
Inhibitor yg dilepaskan tumbuhan ke lingkungan
Pertahanan dg tdk terdapatnya faktor-faktor esensial
Inhibitor yg terdapat dlm sel tunbuhan sblm infeksi
Pertahanan metabolik yg disebabkan oleh serangan patogen
Inhibitor biokimia yg dihasilkan tumbuhan dlm responsnya thd
kerusakan patogen
Pertahanan melalui reaksi hipersensitif
Pertahanan melalui peningkatan kadar senyawa fenolik
Pertahanan melalui pembentukan substrat yg menolak enzim patogen
Pertahanan melalui inaktivasi enzim patogen
Pertahanan melalui pelepasan sianida fungitoksis dari kompleks nontoksis
Pertahanan melalui penawaran toksin patogen
Pertahanan melalui ketahanan terimbas

VI. PENGENDALIAN
A.
B.
C.
D.

Eksklusi
Eradikasi
Proteksi
Imunisasi

1. Eksklusi (pengaturan), yaitu menjaga agar


patogen tidak masuk ke daerah baru atau
menginvasi lahan baru, dengan cara:
a) Karantina tumbuhan, yaitu pengaturan
agar benih, biji,
tanaman, maupun barang lain yang
dikirim atau
dimasukkan ke suatu daerah tidak
mengandung patogen.
b) Perlakuan benih sebelum tanam dengan
bahan kimia atau
air panas
c)
Pengaturan lalu lintas suatu tanaman
atau bagian tanaman
dari suatu desa atau kecamatan ke desa
atau kecamatan

2. Eradikasi (pemusnahan), yaitu memberantas


patogen yang telah ada atau memusnahkan
patogen bersama tanaman inangnya, dengan
cara:
a) Penggunaan pestisida
b)
Pemusnahan tanaman inang sakit,
dengan cara dibenam
atau dibakar
c) Pembakaran tanaman
d) Sanitasi lapangan
e) Pergiliran atau rotasi tanaman
f) Rogueing, yaitu membuang tanaman yang
terserang
patogen yang terletak di antara tanaman
sehat agar tidak
menular ke tanaman lainnya
g) Sterilisasi atau disinfeksi tanah, dengan

3.

Proteksi (perlindungan), yaitu melindungi


tanaman
dari
kemungkinan
terjadinya
serangan patogen, dengan cara:
a)
Penyemprotan atau penghembusan
pestisida
b) Perlakuan benih, dengan menggunakan
pestisida sebelum
benih ditanam untuk menjaga agar benih
yang baru
ditanam terhindar dari serangan patogen
c) Bercocok tanam, seperti: 1) Waktu tanam
atau panen yang
tepat agar terhindar dari serangan
patogen; 2) Mengatur
tanaman pelindung untuk mengatur
kelembapan mikro;

4.

Imunisasi, yaitu memberi kekebalan pada


tanaman dari serangan patogen, dengan
cara:
a) Menanam tanaman yang tahan terhadap
serangan
patogen
b) Mencari tanaman asli yang tahan dan
kemudian
mengembangkannya

TERIMA KA
SIH

Anda mungkin juga menyukai