Anda di halaman 1dari 28

ANAFILAKSIS

PENDAHULUAN
Anafilaksis merupakan suatu masalah berupa
gejala yang menyertai reaksi akut terhadap
bahan kimia yang dianggap berbahaya.
Istilah reaksi anafilaktoid digunakan untuk
mendeskripsikan reaksi secara klinis sulit dibedakan
dengan reaksi anafilaksis, dimana mekanismenya
bukan imunologis, atau tidak diketahui.

Gejala klinis anafilaksis dapat diakibatkan oleh


efek langsung obat, faktor fisik atau aktifitas, dan
bahan penyebabnya tidak selalu dapat diketahui.

. Mediator yang terlibat sama dengan kondisi radang


akut seperti sepsis, tapi kecepatan pelepasan
mediatornya lebih cepat dan durasinya lebih singkat.

ETIOLOGI

RUMAH SAKIT
Injeksi obat
Bahan darah
Substitusi plasma
Bahan kontras
Paparan bahan lateks / klorheksidin

DI LUAR RUMAH SAKIT


Makanan (kacang kacangan, dll)

Sengatan serangga

Neugut et al : 1400 15500 kematian /

tahun di Amerika.
Penisilin dan bahan kontras merupakan

penyebab anafilasksis yang paling banyak


ditemukan.

Reaksi Anafilaksis
Pajanan pertama
Alergen

Sintesis IgE

IgE berikatan
pada sel mast
& basofil

Reaksi Anafilaksis
Pajanan ulang
Alergen

Interaksi
antigen
antibodi IgE

Degranulasi
sel mast
(histamin,
dan mediator
lainnya)

Rx.
anafilaksis

Histamin

& Mediator lainnya akan


menyebabkan
terjadinya
vasodilatasi,
kontraksi otot polos, peningkatan sekresi
kelenjar dan peningkatan permeabilitas
kapiler.

Reaksi Anafilaktoid
Efek langsung pelepasan histamin oleh karena suatu obat

atau pencetus lainnya pada sel basofil dan sel mast.


Pencetus :
Morfin dan Hameaccel (pelepasan pada kulit)
Atracurium, vecuronium dan propofol (bronkospasme)
Vankomisin
Albumin, dekstran dan gelatin

Reaksi anafilaktik biasanya terjadi pada pasien yang

sehat.
Respon adrenal terhadap stres merupakan pengobatan

awal yang diberikan pada pasien, dan menghambat


pelepasan serta efek dari mediator anafilaktik.
Reaksi yang terjadi pada pasien yang mengkonsumsI

beta bloker dan blok epidural biasanya lebih sulit


ditangani.

GEJALA KLINIS

ONSET GEJALA
Periode laten hingga munculnya gejala biasanya
bervariasi
Biasanya terjadi dalam 5 menit bila dicetuskan oleh
obat parenteral.
Rx yang terjadi dapat sementara atau berlanjut, mulai
dari ringan hingga berat.

Gejala Kulit
Piloereksi
Eritematosa flush
Urtikaria generalisata / Lokal
Edema angioneurotik
Injeksi konjungtiva
Sianosis

Gejala Sistemik
Aura sebelum terjadinya reaksi

Gejala sistem kardiovasuler

Gejala yang paling sering ditemukan


Bradikardi Sinus takikardi
Hipotensi
Syok

Gejala Gastrointestinal
Mual & muntah
Nyeri Perut
Diare

Gejala Respirasi
Rhinitis
Bronkospasme
Obstruksi laring

Gejala lain - lain

Cemas
Metallic taste
Batuk
parestesi,
Artralgia
Kejang
Gangguan koagulasi
Kesadaran menurun

Anafilaksis jarang ditemukan di intensive care unit (ICU),

mungkin karena efek proteksi dari respon adrenal


terhadap stres.
Tidak ada uji coba kontrol acak pada penanganan

anafilaksis, oleh karena itu rekomendasi penanganan


dibuat berdasarkan pengalaman, laporan kasus,
rangkaian kasus dan pada hewan coba.

OKSIGEN
Diberikan melalui sungkup
Intubasi mungkin dibutuhkan pada
kasus angioeema atau edema
laring.
Ventilasi
mekanik
merupakan
indikasi
bronkospasme
berat,
apneu, atau henti jantung.

EPINEFRIN (ADRENALIN)
0,3 1 mg / i.m untuk reaksi awal.
U/ syok berat : epinefrin 1 :10.000 / i.v
dengan dosis 3 5 ml.
Epinefrin
menghambat
pelepasan
histamin dengan cAMP intraseluler,
memperbaiki
kontraktilitas
jantung,
tonus vaskuler, dan stabilisasi sel mast.

OBAT SIMPATOMIMETIK LAINNYA

Bersifat simptomatik
Kurang efektif dibandingkan epinefrin
Metoksamin dan fenilefrin digunakan
untuk
hipotensi
anafilaktik
jika
epinefrin tidak efektif

KOLOID
Digunakan untuk koreksi hipovolemia akibat
vasodilatasi akut dan kebocoran cairan.
Cairan koloid lebih dipilih dibandingkan
kristaloid karena dapat bertahan leih lama
didalam vaskuler.
Pemantauan tekanan vena sentral dan
hematokrit
juga
bermanfaat
untuk
anafilaktik.

BRONKOSPASME
u/ bronkospasme epinefrin harus
diberikan.
Nebulisasi
salbutamol
+
aminofilin 5 6 mg/kg i.v jika
tidak
berespon
terhadap
epinefrin.

KORTIKOSTEROID
Belum
terbukti
memberikan
manfaat, terutama di awal reaksi,
Harus disediakan untuk kasus
bronkospasme refrakter
Sebaliknya, steroid sering diberikan
dan tidak terbukti merugikan pasien.

ANTIHISTAMIN
Terapi pilihan pada kasus reaksi
lokal yang ringan.
Anafilaksis klinis dapat diringankan
dengan
memberikan
pra-terapi
berupa
disodium
kromoglikat,
kortikosteroid,
antihistamin,
salbutamol, dan isoprenalin.

ANTIHISTAMIN
Pasien dengan anafilaksis rekuren
dengan penyebab yang tidak
dapat
ditemukan,
pemberian
kortikosteroid secara berselangseling menurunkan insidensi dan
tingkat keparahan serangan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai