Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KEGIATAN DAN MANAJEMEN

OUTREACH GRIYA ASA PKBI KOTA SEMARANG


DI WILAYAH RESOSIALISASI ARGOREJO
AGUSTUS 2016

Hasyati Dwi Kinasih 1410221013


Firman Satrio Aji 1410221015
Elsa Ameliana 1410221016
Desi Megafini 1410221055
Annisaa Islam 1410221062
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL VETERAN JAKARTA

Pendahulua
n
35 juta hidup dgn HIV, 2,1 juta kasus baru,
1,5 juta kematian akibat AIDS (2013)
Indonesia: DKI, Jatim, Papua,
Jabar, Bali, Sumut, Jateng, Kalbar,
Riau, Sulsel
Jateng: kasus HIV sejumlah
6.945 kasus, AIDS 5.869 kasus
dan yang meninggal sebanyak
1.188 kasus
Semarang: 420 kasus AIDS
dan 920 kasus HIV

Laki-laki>
permpuan
HIV dominan
pada
heteroseksual,
diikuti ,
pengguna
napza suntik
LSL
>>> IRT

HIV/
AIDS

????
?
RESOSIALIS
ASI
OUTREACH

Tujuan
Umum
Strategi
Target
Outreach
Outreach
Sasaran
Outreach
1.Bagaimana
manajemen
pelaksanaan
Indikator
Outreach
Mengetahui keberhasilan program
program outreach PKBI Kota
outreach
1.Penggunaan
1.Memfasilitasi
kondom
tersedianya
selama
kondom.
proses
Semarang
diPekerja
wilayah
Resosialisasi
1.
Wanita
Seks
(WPS)
1.Angka
IMS
dan
HIV/AIDS
WPS
2.Outreach
praktek
pekerja
difokuskan
seks
pada
dilakukan
gang
oleh
yang
Argorejo Semarang?
Tujuan
Khusus
2.
Petugas
terkendali.
100%
memiliki
WPS
risiko
di
Resosialisasi
tinggi. penggunaan
Argorejo.
2.Bagaimana
presentase
Mengetahui
presentase
penggunaan
Resosialisasi/Mucikari
2.Skrining
3.Advokasi
Infeksi
kepada
Menular
tokoh
masyarakat
Seksual
(IMS)
kondom pelanggan
selama
pelayanan
2.100%
WPS
melakukan
kondom
secara
maupun
rutin
stakeholder
setiap
2 untuk
minggu
yang
dilakukan
Wanita
Pekerja Seks
3.
Peer
Educator
skrining
setiap
2
minggu
dan
Mengetahui
tingkat
rutinitas
skrining
dilakukan
mendukung
oleh
program
100% WPS
penurunan
di
(WPS)
di
Resosialisasi
Argorejo?
4.VCT
Pelanggan
WPS
Infeksi
Menular
Seksual
(IMS)
tiap 2
setiap
3
bulan
secara
Resosialisasi
angka
IMS
dan
Argorejo.
HIV/AIDS.
3.Bagaimana tingkat rutinitas skrining
minggu
3.VoluntaryCounselling
4.Bekerjasama
dengan
dinas
Test
(VCT)
kesehatan
rutin.
Infeksi Menular
Seksual
(IMS)
tiap 2
Mengetahui
tingkatrutin
dilakukan
untuk
mendukung
secara
program
setiap
3 bulan
minggu yang dilakukan
oleh oleh
WPS
di
3.Penggunaan
kondom
rutinitasVoluntaryCounselling
Test (VCT)
oleh
memerangi
100%
WPS
penyebaran
di
Resosialisasi
HIV/AIDS.
Resosialisasi Argorejo?
WPS
100%.
tiap3
bulan
4.Bagaimana
Argorejo. tingkat rutinitas Voluntary
Counselling Test (VCT) yang dilakukan
tiap 3 bulan oleh WPS di Resosialisasi

OUTREACH
Suatu metode komunikasi yang bertujuanuntuk
mengubah perilaku pelanggan menjadi perilaku
yang diharapkan, baik perilaku individual ataupun
kelompok.
AWARNESS
PEMAHAMAN
PENGERTIAN
MENENTUKAN
SIKAP

MENCOBA
MENGADOPSI

KOMUNIKA
SI

EMPA
TI

TARGET
Pesan inti
HIV-AIDS dan
IMS
Pesan tambahan
gizi berimbang
dan istirahat
teratur

P
E
S
A
N

WP
S

Pesan dasar
kesehatan
reproduksi, faktor
yang berpengaruh
pada organ
reproduksi,
bagaimana menjaga
kesehatannya agar
keturunan yang
dihasilkan juga sehat

1960
1963
29 Agustus
1966

WPS beroperasi di beberapa tempat &


berpindah-pindah
Oleh pemerintah di pindahkan ke
Argorejo
SK Wali Kota Semarang No
21/15/17/66

memudahkan pengontrolan kesehatan WPS secara periodik,


serta memudahkan usaha resosialisasi dan rehabilitasi para
WPS tersebut

Resosialisasi Argorejo
terletak di tanah seluas
3,5 hektar, yang terdiri
dari satu RW dan enam
RT kelurahan Kalibanteng
Barat Kecamatan
Semarang Barat, Kota
Semarang, Jawa Tengah.

Sri Kuncoro

SK
Soe Koen
Ing
Sunan Kuning

PENYEBARAN IMS
IMS ditransmisikan di antara atau dari individi berisiko
tinggi (Wanita Pekerja Seks (WPS), Waria, Pelanggan
Pekerja Seks/Waria, pengguna narkoba suntik (Penasun),
dan lelaki suka lelaki (LSL) ) dengan angka infeksi yang
tinggi dan individu yang kerap berganti-ganti padangan
seksual.

Skrining dan pengobatan IMS dapat menjadi


sarana efektif dalam pencegahan penyebaran
HIV.
keberadaan IMS pada genital dapat meningkatkan
kemungkinan transmisi dan terinfeksi HIV.

ULSERASI

CD4

Resosialisasi
Sunan Kuning
MASJID

GEDUNG
RESOS

Ibu Hartatik

MAKAM

Ibu Yem

Wartel

Ibu Tinah

Penjahit

Kuncung

Nur

Ibu Parmi

Hartiningsih

Ibu Riadi

Lastri

Warsiti

W.Gaul

Embing

Tinuk/Suwandi

Anik

W.LinduAji

W.WatuLumbung

Sukini

E.Sarini

Ibu Wartini

Mariah

W.Mega

Syukron

Rakinah

Yono

Ibu Temu

W.Fanny

(Resos)

W.Rini

Angkasa

W.Amarilis

(Founji)

Hardiono

SriMurti

Sumi

Ibu Sarini

Ibu Nuryati

Ibu Suwanti

Ibu Giri

Yohanes
Sopiah

Ngadimo
Toko

(slamet)
W.KenanganDamai

Bu Tun

Ibu Murtinah

Ibu Sofia

W.Evi

Waginah

(oshin)

W.WijayaKusuma

Isgondo

Ibu Sri

Ibu Evi
(Kosong)
Ibu Nasriah

W.Yani
Yani

Dewi

W.505

W.MawarJingga

Yatmi

Topo

MbahSurip

(Dian)

(Resos)

Mariono

Pak Muri

W.Larisma

Hartono

Haryati

SriJarum

Karsono

(Sati)

Ibu Karni

Ibu Tawi
Mak Yah

Bengkel
Cahyo

Susi

W.Melati
Deny Susanti

Sutiyem
W.Teratai
W.Arema

Tarti Mujiono

W.TiasAsri

Ibu Santi

Bu Rus

Sikem
SawungKencana
W.Pangestu

Sastro

Suwarti

W.Kenangan

BarbieHouse

W.Damai9

Karaoke

SriSuharti

Kasmiyati

Rusmiati

Karaoke

AdemAyem

Yeni

W.Parahyangan

W.3Dewa

Sulistyowati

SlametEfendi

W.NS Ucrit

W.Anugerah

Sutiah/Hendro

Rini

W.Indah

Jumarni

Yani

Sembako

Solekah

Dede

W.TilamSari
SriHartatik

Sutinem

Masiyem

W.Angga

SriAgustina

Tanu

Saimun

W.Idola

Sumardi

W.PojokAsri

Suwarno

Yuli

Nur Sumiyati

Mulyono

Panorama
Sumiyati

Sularman

Lusi

W.Ambon
(Ambon)

Pani

Mantuk

W.ArumDalu
SriJumi

Ibu Nuryeni

W.Kantil

Ibu Warni

Ibu Maya

W.Hakim

W.Adem Asri

Tatik

Ibu Jumirah

W.Edo

Ibu Murni

Bu Cerry

Bp Rohmat
Ibu Sumini

W.Anugrah

W.Anugrah

Sudirjo

Paryumi Atas

Paryumi Bawah

(Rikem)

W.Putri
Sriyati

sri peni

Kumala

Mardi

Dewi

Tarti

Ahmad

(Resos)

Suratmin

Veri
KumonoCoro

Mak Tik

Karaoke

Pak To

W.Ragil Kuning
Sawonggaling

Kartini Atas

Caf

Material

W.Melati

(sutinem)

Wisma Maya

Sumiati

Temu

Bp Anas

W.Samudra

W.ManggaDua
Hadi

Mak Siti

Budi Triyono

Tri/Samijem

Surip

(Rusmiati)

W.ArgaMulya

Kartini Bawah

Rukayah

Martik

W.Pelangi

BarbieHouseIII

Suwarti

Darsono

Karti

W.3Saudara

SumToge

Slamet

Suwandi

Aris/Catur

W.GiriAsri

Insyiah

Warung

JokoSulistyo

Toko

Rus Alfiah

Sutiyem

Sidiq

Ibu Kumaedah

Harno

W.WaruDoyong

Darsono

(Sayani)

(Ketua Resos)

Unarni

Daryono

Agus Sugito

Sutiyem

Suwandi EP

SriRidwan

W.Bagong

W.PojokAsri

Ahmadi

Marfuah

W.Gabriel

Darmi

W.Arimbi

W.Adem Ayem

W.Q-yu

Toko

Berkah

Ketua RT 2

Suparmi

BarbieHouse

Griya ASA

Pijat

Surati

Miami

Lokasi:
Resosialisasi
Sunan
Kuning
berlokasi di RW 04 Kelurahan Kalibateng
Kulon Kecamatan Semarang Barat Kota
U
Semarang.
Sopiah

Toko

W.Cempaka

Parti Gogo

Sukiyatno
Masronah

Meilina

Bp Karmi
(ketua RT 1)

Sarman

Wanita Pekerja Seks total

540 orang

Wanita Pekerja Seks terdaftar (KTA) 540 orang


Jumlah gang

6 gang

Wisma
Mucikari/GM

158 wisma
aktif
158 orang

Operator

250 orang

Pendamping Edukator RT 01 06

12 orang
aktif

STRUKTUR PAGUYUBAN
RESOSIALISASI ARGOREJO

Wawancara dengan
Pengurus Resosialisasi
Resosialisasi
Sunan
Kuning
merupakan resosialisasi yang dibina
pemerintah kota (Disospora) atas
tujuan
membantu
menjaga
kesehatan,
pengamanan,
dan
pengentasan sesuai dengan hasil
pertemuan mucikari tahun 2003.

Akibatnya
kala itu ratusan WPS berkeliaran di Kota
1993
Semarang, sehingga pada tanggal 15 Agustus
1996 kembali lagi disatukan di Jl. Pramuka.
Sempat dibangun kawasan lokalisasi resmi di
wilayah Pudak Payung, namun dirobohkan oleh
masyarakat sekitar. Ditenggarai perobohan
tersebut disebabkan limbah dari resosialisasi
mengarah ke Sungai Kaligarang yang merupakan
sumber air PAM Kota Semarang.
Pada tanggal 19-23 September 2003, diadakan
pertemuan mucikari nasional di Hotel Siliwangi
lokalisasi ditutup, dan
Semarang. Pertemuan ini membahas perubahan
ratusan WPS dipulangkan
lokalisasi menjadi suatu resosialisasi dan rehabilitasi
ke daerah masingKuning
masih
yang menampung Lokalisasi
WPS untuk Sunan
dibina serta
dalam
tujuan
masing. merupakan tempat lokalisasi
membantu pemberantasan HIV-AIDS yang kala itu
ilegal
yang tidak
dibina,
makin merebak dan
disinyalir
bersumber
darisehingga
kelompok
risiko
tinggi seperti
WPS. lokalisasi.
dilakukan
penutupan

Program
kesehatan
merupakan
upaya
pengendalian
penularan
infeksi menular seksual, infeksi HIVAIDS pada populasi WPS dan
pelanggan WPS di resosialisasi.
WPS
diberikan
pembelajaran
mengenai kesehatan dalam kelas
besar tiap hari Senin dan Kamis.

Dalam pengendalian IMS dilakukan


dengan mengadakan skrining IMS
setiap 2 minggu. Pengendalian
infeksi HIV-AIDS dilakukan dengan
mengadakan VCT setiap 3 bulan.
Skrining untuk gang 1, 2 dan 3
dilakukan hari Senin, untuk anak kost
hari Selasa dan gang 4, 5 dan 6
dilakukan hari Kamis oleh klinik Griya
Asa.

Menurut pengurus resos, permasalahan


pelanggan yang tidak mau memakai kondom

Program pemakaian
masih menjadi permasalahan utama dari
kondom/kondomisasi
kondomisasi. resosialisasi
Selain diberikan
itu, belum 100%
nya penggunaan
kondom
kepada
WPS 100%
juga diakibatkan oleh karena kurang ketatnya
pengawasan oleh pengasuh ataupun pengurus,
hal ini
juga dapat
dikarenakan
kurangnya jumlah
Upaya
membantu
pelaksanaan
sumber daya manusia yang berperan aktif dalam
pengendalian
HIV-AIDS
kepengurusan.

Sanksi
Bagi WPS yang tidak mentaati program
yang telah dicanangkan, dikenakan sanksi
berupa kuliah malam dari pk 19.00-03.00.
Bagi WPS yang ijin tidak mengikuti
kegiatan tersebut karena alasan pulang
kampung, ditarik biaya Rp. 50.000
sebagai jaminan yang akan dikembalikan
setelah kembali dari kampung halaman.
Bagi WPS yang tidak mentaati program
selama 1 bulan akan diusir dari
resosialisasi Sunan Kuning.

Pengentasan
WPS diwajibkan untuk menabung minimal
50.000
tiap bulannyadan
di Bank
yang
Rp.
Upaya
resosialisasi
alihBRI
profesi,
baru dapat
ketika
bulan puasa.
yaitu
WPSdiambil
harus
menabung
dan
Keterampilan yang
diberikan
meliputi
diharapkan
untuk
dapat
keluar
membuat kerajinan sandal, manik manik
setelah
bekerja
selama
3
tahun
perhiasan dan tataboga. Masalah
dengan
berupa atau
materi
penipuanmodal
oleh pelanggan
calondan
keterampilan/skill
dengan ketika
tujuan
suami
sering menjadi penghalang
untuk
dapat
ada WPS
yang akan kembali
mentas dari lagi
resosialisasi
ini.
bermasyarakat
dengan
bekal

ketrampilan yang diberikan selama


proses pembinaan.

Wawancara dengan
Mucikari
Mucikari pemilik wisma yang ada di
wilayah resosialisasi
Jumlah mucikari : 158 orang
Jumlah wisma di Sunan Kuning160 wisma
yang aktif
Pelayanan karaoke, karaoke plus, dan
kamar
Setiap pelayanan yang diberikan PK ataupun
WPS, mucikari memperoleh Rp 25.000 - Rp
50.000 sebagai biaya penggunaan tempat.

Setiap mucikari memegang 5 -7 anak


asuh
Pencatatan anggota wisma
Pembinaan mucikari dilakukan setiap
bulan pada hari Rabu pengarahan
mengenai pentingnya penggunaan
kondom dalam pencegahan transmisi
IMS dan HIV di kalangan WPS dan
pelanggan.

Kewajiban Mucikari
1. Mengingatkan WPS dan pelanggan untuk selalu
menggunakan kondom dengan cara poster,
penyuluhan
2. Mengingatkan anak asuhnya untuk mengikuti
kegiatan pembinaan, screening dan senam
3. Pencatatan anggota wisma (baik penghuni
wisma maupun kost) dilaporkan ke Ketua
Pengurus Resosialisasi untuk check and control
balance jumlah WPS dan mencegah
bertambahnya WPS liar di wilayah Sunan Kuning

Aturan di dusun Argorejo

Sebagai mucikari atau pengasuh terdapat tata tertib


pengasuh berdasarkan musyawarah pengurus resosialisasi
Argorejo tanggal 21 Maret 2005
1. Pengasuh terdaftar pada Pengurus Resosialisasi Argorejo dan
mendapat Surat Keterangan Pengurus Resosialisasi yang
diketahui oleh Kabag Bina Mitra Polres Semarang
2. Sudah menikah
3. Persyaratan administrasi pendaftaran anak asuh :
Melaporkan ke RT dan RW setempat 1 x 24 jam
(membawa identitas diri)
Mendaftar ke Pengurus Resosialisasi Argorejo dengan
membawa
Surat Keterangan/ KTP Daerah Asal (Asli atau sementara)
Surat keterangan Boro Kerja
Surat Keterangan Cerai/ Janda setelah berakhir masa
idah (3 bulan 10 hari) atau surat keteranga belum
menikah
Usia diatas 18 tahun
Pas foto ukuran 3x4 = 6 lembar

4. Dilarang menerima anak asuh yang masih dalam status terikat pernikah
yang sah
5. Dilarang menerima anak asuh yang tidak memiliki surat keteringan bukti
diri/ kost/ belum terdaftar di pengurus resosialisasi
6. Dilarang menerima pindahan anak asuh yang masih dalam satu wilayah
resosialisasi
7. Membantu pengurus resosialisasi dalam prosis pembinaan, rehabilitasi
dan kontrol kesehatan
8. Bagi pengasuh sewa/kontrak harus memiliki surat perjanjian kontrak yang
disaksikan dan diketahui oleh pengurus resosialisasi dan kepala kelurahan
9. Pengasuh wajib mengikuti rapat rutin bulanan pengurus resosialisasi
10.Pengasuh wajib lapor bulanan menbayar iuran bulanan setiap hari Rabu
pertama
11.Waktu aktivitas operasional dimulai pukul 11.00 - 23.00 WIB, dan
diberikan toleransi s/d pukul 01.00 WIB/ melaporkan pengunjung ke
petugas wajib lapor di Gedung Pendidikan Argorejo
12.Sanggup menaati semua peraturan/tata tertib yang disepakati bersama
oleh pengurus resosialisasi maupun, RT dan RW setempat

Tata tertib anak asuh berdasarkan Pengurus Resosialisasi


Argorejo tanggal 21 Maret 2005

1. Terdaftar pada Pengurus Resosialisasi Argorejo dan mendapat Kartu


Identitas dari Kabag BinaMitra Polres Semarang Barat
2. Menetap pada satu pengasuh (tidak boleh kost)
3. Memiliki pakaian seragam olahraga/training untuk kegiatan olahraga
4. Memiliki pakaian seragam pembinaan dan kontrol kesehatan di
gedung Resosialisasi Argorejo : Blus putih dan rok hitam (Kecuali tim
pengelola dan Tim motivasi/edukasi
5. Sanggup mengikuti kegiatan pembinaan, kontrol kesehatan dan
olahraga yang ditetapkan pengurus, sbb :
6. Selama Kartu Identitas dari Bina Mitra masih berlaku dilarang pindah
ke lain pengasuh, kecuali dirugikan oleh bapak.ibu pengasuh dan
atau sebaliknya
7. Wajib mengingatkan/ menyarankan pengunjung/ tamu supaya
memakai KONDOM saat berhubungan untuk mencegah penyebaran
virus HIV AIDS
8. Saat berpergian dari resosialisasi Argorejo wajib menggunakan
pakaian sopan
9. Dilarang melakukan aktivitas diluar rumah setelah pukul 23.00 WIB

Bagi wisma yang memiliki usaha karaoke, terdapat pula tata tertib
karaoke berdasarkan musyawarah warga tanggal 25 Februari 2006.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Karaoke Buka pukul 11.00 WIB s/d pukul 23.00 WIB


Khusus Hari jumat Jam buka pukul 13.00 WIB s.d
pukul 23.00 WIB
Dilarang membawa minum-minuman keras
Dilarang membawa narkoba
Dilarang membawa senjata tajam
Dilarang membunyikan House Music dan Blue Film
Pembayaran dimuka sebelum karaoke beroperasi
Dilarang membuka pintu saat karaoke beroperasi

Wisma P
Wisma P membuka usaha karaoke plus. Terdapat 1
ruangan yang disewakan untuk karaoke dan 2 kamar
tidur.
Tn.T memiliki 1 operator, Tn. Y yang bertanggung
jawab sebagai teknisi peralatan karaoke. Pendapatan
operator dari mucikari sekitar Rp. 1.000.000,perbulan. Operator tinggal di wisma tempatnya
bekerja.
Dari usaha karaoke mucikari memperoleh Rp.
20.000-35.000 dari pelanggan yang menyewa kamar
karaoke. Pendapatan lain berasal dari penjualan
makanan dan minuman bagi pengguna jasa karaoke

Wawancara dengan Peer


Educator
Waktu

Pembinaan
Peraturan
melibatkan
dari Klinik berbagai
Griya Asa adalah setiap WPS wajib
sektor: skrining
pengurus
LSMsetiap 2 minggu sekali dan
IMS resosialisasi,
(periksa vagina)
peduli resosialisasi,
VCT setiap 3Dinas
bulan Sosial,
sekali. Dinas
senam diadakan setiap hari Sabtu pukul 06.00 07.00.
WPSPuskesmas,
Kesehatan,
Kepolisian
yang menderita
IMS akan diistirahatkan dari
Kegiatan
tamu meliputi
Tujuan kegiatan senam adalah
untuk penerimaan
menjaga kebugaran
bahkan pekerjaannya
TNI yang bekerja
sama
dengan selesai.
hingga
pengobatan
pelayanan karaoke, karaoke plus dan
dan kesehatan WPS.
Koramil Untuk
setempat,
dan positif
Agamawan
WPS yang
HIV akan dipulangkan untuk
Setiap WPS membeli kondom
ngamar. per minggu setiap ada
(Ustadz).
memperoleh terapi antiretroviral drugs (ARV) dan tidak
Tamu
kegiatan senam terutama
dijual yang
dengan
membayar
Rp
datang
pada pukul
11
Pembinaan
untuk gang
1, 2 dan 3
diperkenankan
bekerja
20.000,- dan WPS akan mendapat
kondom,
namun
malam 3 buah
2 pagi
diadakan
lapor ke
dilakukan setiap hari Senin, untuk WPS
jika kurang WPS dimitakantor
untuk membeli
kembali dan
resosialisasi
mengenai
yang kos setiap hari Selasa dan untuk
apabila ada pertemuan di
kantor resosialisasi
WPStamu
akan wajib
penerimaan
tamu dan
gang 4, 5, dan 6 setiap hari Kamis.
diminta untuk membeli kondom
kembali.identitas diri.
meninggalkan
angka kehadiran menurut PE 90 Dari hasil wawancara, diperoleh pencapaian distribusi
95% buku absensi, sehingga bagi
kondom di 6 gang resosialisasi mencapai 100%.
WPS yang tidak hadir akan dikenakan
untuk penggunaannya selama proses pelayanan sekitar
sanksi berupa teguran hingga denda.
90% mayoritas karena faktor pelanggan.

WAWANCARA DENGAN WPS


Nn. WPS
I, berusia
35 tahun
berasal vaginanya
dari Semarang.
mengaku
selaludan
membilas
setiapIa
mengaku
belum pernah
Ia mengkonsumsi
mengaku masuk
selesai melayani
tamu.menikah.
WPS tidak
Argorejo sudah
tahun. Ia masuk
sekitar
tahun
2005,
minuman
keras,10
Penggunaan
kondom
selama
melayani
kemudian
keluar100%.
setelah
bekerja 4 tahun
kembali lagi
tamu mencapai
Pencapaian
100% dan
dikarenakan
jika
setelah tidak
1 tahun
keluar.
Pendidikan
terakhirmaka
SD ia
pelanggan
mau
menggunakan
kondom
tidak
mau melayani pelanggan tersebut, dan WPS selalu
Informasi mengenai IMS, HIV, skrining IMS, dan VCT sering diberikan
memiliki
trik untuk
membujuk
tamu yang
tidak mau
oleh berbagai
narasumber
di resosialisasi.
WPS mengetahui
menggunakan
Kondom
diperoleh
PE, dan
pencegahan agarkondom.
tidak menularkan
atupun
tertulardari
IMS/HIV-AIDS
dengan
melakukan seks
aman dengan
kondom,
secara
rutin pemilik
skrining,
WPS memperoleh
kondom
dengan
membeli
pada
VCT dan patuh berobat bila wisma.
sakit, tidak memakai narkoba jarum
suntik bersama dan tidak membuat tato.

Mucikari di mata WPS


WPS menjalani
skrining
dan VCT
terakhir kali
Kontribusi
mucikari antara
lain dengan
memasang
yaitu
poster , mengingatkan
tatabulan
tertib lalu.
dan anjuran untuk

WAWANCARA DENGAN
OPERATOR
mengoperasikan fasilitas karaoke di resosialisasi.,
mencari pemandu karaoke, melayani para tamu karaoke
dalam hal ini menyajikan makanan ataupun minuman,
mengamankan barang milik pemandu karaoke. Seorang
operator tidak diperbolehkan menjadi pasangan seks dari
WPS. Jika operator dianggap tidak mematuhi atutan
resosialisasi akan dikenakan sanki

Operator mendapat Rp. 5000/jam dari tiap


pelayanan yang diberikan oleh WPS sedangkan
dari tamu karaoke operator mendapat Rp
10.000/jam
Pembinaan operator oleh pihak pengurus
Resosialisasi Argorejo dilakukan setiap bulan

Identitas

Pengetahuan

Tabulasi Data Wawancara


WPS

Pertanyaan

Memperoleh informasi tentang IMS/HIV-

AIDS/skrining/VCT
2

Pertanyaan

Ya Tida

o
1

Ya Tidak

Mengetahui cara mencegah penularan

Kebiasaan minum alkohol

k
2

13 Kondom yang diberikan cukup dengan

kebutuhan WPS
14 Pengurus resosialisasi, Koordinator lapangan,

10 Mengetahui kegunaan penggunaan kondom


dalam hubungan seksual

IMS/HIV-AIDS
3

Skrining IMS secara rutin ke Griya


Asa/Puskesmas Lebdosari

Mengetahui kegunaan skrining IMS secara

seksual (100%)

0
12 Pelanggan yang menolak sebagai alasan utama

rutin
5

Pernah mendeita IMS selama ini

Melakukan VCT secara rutin

Mengetahui kegunaan VCT secara rutin

11 Selalu menggunakan kondom di setiap hubungan

tidak menggunakan kondom

Mucikari, PE dan yang lain berperan sebagai


pembina WPS terutama mengenai kesehatan dan

Kebiasaan membilas vagina

pengentasan selama berada di resosialisasi Sunan


Kuning

Kegiatan Outreach Mahasiswa PBL FK


UPN Veteran Jakarta

PERMASALAHAN
Pelaksanaan penggunaan kondom selama
pelayanan di Resosialisasi Sunan Kuning hanya
80-90% karena pelanggan sering menolak.

Kurangnya sumber daya manusia yang


berperan aktif dalam kepengurusan
Resosialisaso Sunan Kuning
Kurangnya peran serta pemerintah terhadap
kesejahteraan WPS di Sunan Kuning seperti
memberikan kuliah atau kursus keterampilan
yang dapat menjadi bekal WPS ketika terjun ke
masyarakat.

PEMECAHAN MASALAH
Diperlukan edukasi pada masyarakat mengenai penggunaan
kondom bila melakukan hubungan seksual dengan kelompok
risiko tinggi.
Diperlukan edukasi pada WPS mengenai penyakit dan bahaya
IMS dan HIV-AIDS sehingga diharapkan makin meningkatkan
kesadaran WPS untuk mencegah transmisi secara simultan.

Memberikan pembinaan atau pengarahan pada


pengasuh/mucikari tentang pengawasan terhadap
kesehatan WPS/anak asuhnya
Memberdayakan seluruh pengasuh/pemilik wisma
dalam kepengurusan Resosialisasi Sunan Kuning
Diperlukan edukasi pada WPS agar tidak tertipu
oleh pelanggan sehingga dapat mengentas tepat
waktu

SARAN
Perlu diadakan suatu evaluasi berkala mengenai pelaksanaan
program outreach PKBI Kota Semarang yang sudah ada dan
melakukan revitalisasi program (apabila diperlukan) di Wilayah
Resosialisasi Sunan Kuning Semarang agar program
pencegahan dan pengendalian penyakit IMS maupun HIV-AIDS
dapat berjalan semakin baik.

Diperlukan edukasi pada masyarakat mengenai


penggunaan kondom bila melakukan hubungan
seksual dengan kelompok risiko tinggi.
Diperlukan edukasi pada WPS mengenai penyakit
dan bahaya IMS dan HIV-AIDS sehingga diharapkan
makin meningkatkan kesadaran WPS untuk
mencegah transmisi secara simultan.
Diperlukan edukasi pada WPS agar tidak terperdaya
tipu muslihat pelanggan sehingga dapat mentas
tepat waktu.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai