Anda di halaman 1dari 56

UNDANG-UNDANG & ETIKA KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU MK : ERNIZA PRATIWI


M.Farm,Apt

UU No.36 Th 2009 TENTANG


KESEHATAN
By : Kelompok 2 , Kelas SI-VIIA

Kelompok 2 :
Ayu Sukarni Putri (1301011)
Frehmi Yulianti (1301036)
Geby Orlance (1301037)
Melda Rahmatul Karimah
(1301051)

MATERI YANG DISAMPAIKAN

DEFINISI KESEHATAN
TENAGA KESEHATAN
FASILITAS KESEHATAN
SEDIAAN FARMASI
ASAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA
KESEHATAN

Latar Belakang
Adanya 5 dasar pertimbangan perlunya dibentuk
undang-undang kesehatan
Tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera di
pembukaan UUD 45 memajukan kesejahteraan
umum.

PENGANTAR
Payung Hukum Bagi Penyelenggara
Pelayanan Kesehatan

UNDANG-UNDANG KESEHATAN

UU No.23 Th 1992 ttg Kesehatan


(XII Bab, 90 Pasal)

UU No. 36 Th 2009 ttg Kesehatan


(XXII Bab, 205 Pasal)

5 DASAR PERTIMBANGAN DIBENTUK UU BARU

HAM
&
Salah 1 Unsur
KESEJAHTER
AAN

5
Uu No.23 th
1992
tidak sesuai
lagi

INVESTASI

2
Prinsip
Nondiskrimi
natif
Partisipatif
Berkelanjuta
n

4
Tanggung
Jawab
Pemerintah
dan
masyarakat

CONT

UU No.23 Th
1992

UU No.36 Th
2009
P.
SEH
AT

P.
SAK
IT

BERGESER
Ket : P =

Dampak Positif yang Ditimbulkan


oleh UU No.36 Tahun 2009
Undang-Undang tersebut memuat ketentuan yang
menyatakan bahwa bidang kesehatan sepenuhnya
diserahkan kepada daerah masing-masing yang setiap
daerah diberi kewenangan untuk mengelola dan
menyelenggarakan seluruh aspek kesehatan.

Dampak Negatif yang Ditimbulkan


oleh UU No.36 Tahun 2009
Tentang dampak pengendalian tembakau yang diatur
juga di dalam Undang-undang Kesehatan nomor 36
tahun 2009 tentang kesehatan, terutama pasal 114 dan
199, hal ini akan mengancam keberlangsungan hidup
dari para petani tembakau. Dan bukan hanya petani
tembakau saja yang terkena imbasnya tetapi juga
pabrikan besar.

(Bab 1, Pasal 1, Ketentuan Umum)


Dalam Undang-Undang yang dimaksud dengan :
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk
dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan
alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan
yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional
dan kosmetika

Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus,


mesin dan/atau implan yang tidak mengandung
obat
yang
digunakan
untuk
mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk
struktur dari memperbaiki fungsi tubuh
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bdiang kesehatan yang
untuk
jenis-jenis
tertentu
memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan

Fasilitas pelayanan adalah suatu alat


dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif
maupun
rehabilitatif
yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat.
Teknologi kesehatan adalah segala
bentuk alat dan /atau metode yang
ditujukan untuk membantu menegakkan
diagnosa, pencegahan, dan penanganan
permasalahan kesehatan manusia.

BAB II
ASAS PEMBANGUNAN & TUJUAN
PASAL 2

ASAS PEMBANGUNAN
Pembangunan
kesehatan
harus
memperhatikan
berbagai asas yang memberikan arah pembangunan
kesehatan dan dilaksanakan melalui upaya kesehatan sbb :
a. Asas Perikemanusiaan
b. Asas Keseimbangan
c. Asas Manfaat
d. Asas Perlindungan
e. Asas Penghormatan
f. Asas Keadilan
g. Asas Gender dan Nondiskriminatif
h. Asas Norma Agama

(5) Asas Perikemanusiaan

(9) Asas Penghormatan terhadap hak dan kewajiban

BAB II
TUJUAN ,Pasal 3
Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan SDM yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah
upaya untuk meningkatkan keadaan kesehatan yang
lebih baik dari sebelumnya.
Derajat kesehatan yang setinggi-tingginya mungkin
dapat dicapai pada suatu saat sesuai dengan kondisi
dan situasi serta kemampuan yang nyata dari
setiapp orang atau masyarakat.
Upaya
kesehatan
harus
selalu
diusahakan
peningkatannya
secara
terus
menerus
agar
masyarakat
yg
sehat
sbg
investasi
dalam
pembangunan dapat hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
TENAGA KESEHATAN
HAK
BAGIAN KESATU
Pasal 4
Setiap orang berhak atas kesehatan.

Lanjutan...

Pasal 5
(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.
(2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,dan terjangkau.
(3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung
jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang
diperlukan bagi dirinya.

Lanjutan...
Pasal 6
Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat
bagi pencapaian derajat kesehatan.
Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung
jawab.
Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data
kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang
telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

BAB III
KEWAJIBAN
BAGIAN KEDUA

Pasal 9
(1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan,
upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan
berwawasan kesehatan.

Lanjutan...
Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang
lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat,
baik fisik, biologi, maupun sosial.
Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat
untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan
kesehatan yang setinggi-tingginya.

Lanjutan...
Pasal 12
Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat
kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.
Pasal 13
(1) Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan
kesehatan sosial.
(2) Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN
Untuk mewujudkan upaya kesehatan
Sumber daya di bidang kesehatan
semua perangkat keras dan lunak
yang diperlukan sebagai pendukung
penyelengaraan upaya kesehatan
Diantaranya : segala bentuk dana,
tenaga,
perbekalan
kesehatan,
sediaan farmasi dan alat kesehatan
serta fasilitas pelayanan kesehatan
dan teknologi

1. TENAGA KESEHATAN (Bagian


Kesatu, Pasal 21
(1) Pada prinsipnya perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan
mutu
tenaga
kesehatan
dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan
(1) Tenaga kesehatan dapat dikelompokkan
sesuai bidang keahlian dan kualifikasi yang
dimiliki antara lain :
a. Tenaga medis
b. Tenaga kefarmasian
c. Tenaga keperawatan
d. Tenaga kesehatan masyarakat dan lingkungan
e. Tenaga gizi
f. Tenaga keterapian fisik
g. Tenaga keteknisian medis, dan
h. Tenaga kesehatan lainnya.

KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN


Harus memiliki kualifikasi minimum (pasal
22 Ayat 1)
Dalam
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan, wajib memiliki izin dari
pemerintah. (Pasal 23 ayat 3)
Dilarang
mengutamakan
kepentingan
yang bernilai materil (Pasal 23, Ayat 4)
Memenuhi kode etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan
dan
standar
prosedur
operasional (Pasal 24 Ayat 1)
Dalam melaksanakan tugas berkewajiban
mengembangkan
dan
meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki. (Pasal 27 Ayat 2)
Mengembangkan
dan
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
di

TENAGA KESEHATAN
Bagi
tenaga
kesehatan
dalam
melaksanakan
tugas
profesinya
berkewajiban untuk :
a. Menghormati hak pasien
b. Menjaga kerahasiaan identitas dan
data kesehatan pribadi pasien
c. Memberikan informasi yang berkaitan
dengan kondisi dan tindakan yang
akan dilakukan
d. Meminta persetujuan thd tindakan yg
akan dilakukan
e. Membuat dan memelihara rekam
medis
(UU No.32 Th 1996 ttg tenaga kesehatan sesuai dg UU

HAK TENAGA KESEHATAN


Berhak mendapatkan imbalan dan
perlindungan
hukum
dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya
(PASAL 27 (1)))

BAB V
BAGIAN KEDUA
2. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri
atas : (Pasal 30, (1) )
a. Pelayanan kesehatan perseorangan
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Fasilitas pelayanan kesehatan tsb
meliputi: (Pasal 30. (2) )
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga

BAB V
BAGIAN KETIGA
3. PERBEKALAN KESEHATAN
Perbekalan
kesehatan
diperlukan
dalam
penyelenggaraan
upaya
kesehatan meliputi sediaan
farmasi, alkes dan perbekalan
kesehatan lainnya
Pengelolaan
perbekalan
kesehatan dilakukan agar
kebutuhan dasar masyarakat
akan perbekalan kesehatan
terpenuhi (Pasal 37, (1) )

3. PERBEKALAN KESEHATAN

Pengelolaan perbekalan kesehatan


yang berupa obat essensial dan
alkes dasar tertentu dilaksanakan dg
memperhatikan
kemanfaatan,
harga dan faktor yg berkaitan
dengan pemerataan (Pasal 37, (2) )
Pengembangan
perbekalan
kesehatan diarahkan menggunakan
potensi nasional yang tersedia dgn
memperhatikan
kelestarian
lingkungan hidup termasuk sumber
daya alam dan sosial budaya. (Pasal
38, (3) )

3. PERBEKALAN KESEHATAN

Produksi sediaan farmasi


dan alkes harus memenuhi
cara produksi yang baik
memenuhi
syarat-syarat
atau
ketetapan
yang
berlaku.
Pekerjaan kefarmasian harus
dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kewenangan dan keahlian
untuk itu.

BAB V
BAGIAN KEEMPAT
4. TEKNOLOGI DAN PRODUK
TEKNOLOGI

Teknologi kesehatan mencakup segala


metode dan alat yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit,
mendeteksi
adanya
penyakit,
meringankan penderitaan akibat
penyakit,
menyembuhkan,
memperkecil
komplikasi
dan
memulihkan kesehatan setelah sakit.
(Pasal 42, (2) )
Dalam
mengembangkan
teknologi
dapat dilakukan uji coba teknologi
atau produk teknologi thd manusia
atau hewan (Pasal 44, (1) )

4. TEKNOLOGI DAN PRODUK TEKNOLOGI

Dengan jaminan :
Tidak merugikan manusia yang
dijadikan uji coba dan dilakukan
oleh orang yang berwenang
serta atas persetujuan orang
yang di uji coba. (Pasal 44 , (2)
& (3) )
Menjamin kelestarian hewan dan
mencegah dampak buruk yang
tidak langsung bagi kesehatan
manusia. (Pasal 44 , (4) )

U
P
A
Y
A
K
E
S
E
H
A
T
A
N

BAB VI
UPAYA KESEHATAN
Pasal 46 & 48

Untuk mewujudkan derajat kesehatan


yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan
perseorangan dan
upaya kesehatan masyarakat.
Penyelenggaraan
upaya
kesehatan
dilaksanakan melalui kegiatan : yankes,
yankes tradisional, peningkatan kes dan
pencegahan
penyakit,
penyembuhan
penyakit
dan
pemulihan
kes,
kes
.reproduksi, KB, kes sekolah, kes olahraga,
yankes pd bencana, pelayanan darah,
KGM, penanggulangan gang penglihatan
dan
pendengaran,
kes
matra,
pengamanan
dan
penggunaan
sediaan
farmasi
dan
alkes,

UPAYA KESEHATAN (BAB


VI)
1. PENGAMANAN DAN PENGGUNAAN SEDIAAN
FARMASI DAN ALKES (Bagian 15. Pasal 106)

Pengamanan sediaan farmasi dan alkes


diselenggarakan
untuk
melindungi
masyrakat
dari
bahaya
yang
disebabkan oleh penggunaan sediaan
farmasi dan alkes yang tidak memenuhi
persyaratan mutu/dan atau keamanan
dan/atau khasiat/kemanfaatan
Sediaan farmasi yg berupa obat dan
bahan obat harus memenuhi syarat
FI/buku standar lainnya.

UPAYA KESEHATAN (BAB


VI)
1. PENGAMANAN DAN PENGGUNAAN SEDIAAN
FARMASI DAN ALKES (Bagian 15, Pasal 105 &
106)

Sediaan farmasi yang berupa obat


tradisional dan kosmetika serta
alkes harus memenuhi standar
dan/atau
persyaratan
yg
ditentukan (MMI, KKI)
Sediaan farmasi dan alkes hanya
dapat diedarkan setelah mendapat
izin edar. (Pasal 106, Ayat 1)

UPAYA KESEHATAN (BAB


VI)
1. PENGAMANAN DAN PENGGUNAAN SEDIAAN
FARMASI DAN ALKES (Bagian 15 , Pasal106)
Penandaan dan informasi sediaan farmasi
dan alkes harus memenuhi persyaratan
objektivitas dan kelengkapan serta tidak
menyesatkan (Pasal 106, Ayat 2)
Pemerintah berwenang mencabut izin
edar dan memerintahkan penarikan dari
peredaran sediaan farmasi dan alkes yg
telah memperoleh izin edar yg kmd
terbukti
tidak
memenuhi
persyaratan/keamanan/kemanfaatan,
dapat disita dan dimusnahkan sesuai perUU yg berlaku. (Pasal 106, Ayat 3)

UPAYA KESEHATAN
2. PENGAMANAN MAKANAN DAN MINUMAN (BAB VI, Bagian
16, Pasal 111)

Pengamanan mami dilselenggarakan untuk


melindungi masyarakat dari mami yg tdk
memenuhi
ketentuan
mengenai
standar/persyaratan kesehatan. (Pasal 111, Ayat
1 & 2)
Setiap mami yg dikemas wajib diberi tanda atau
label yg berisi : (Pasal 111, Ayat 3)
a. Nama produk
b. Daftar bahan yg digunakan
c. Berat bersih/netto
d. Nama dan alamat pihak yg memproduksi/
memasukkan mami ke dlm wilayah Indonesia
e. Tanggal , bulan, dan tahun kadaluarsa.

UPAYA KESEHATAN
3. PENGAMANAN ZAT ADIKTIF (BAB VI, Bagian 17, Pasal 113)

(1) Pengamanan penggunaan bahan yg


mgd z.adiktif diarahkan agar tdk
menganggu
dan
membahayakan
kesehatan
perseorangan,
keluarga,
masyarakat, dan lingkungan
(2)
Z.adiktif
dapat
menimbulkan
kerugian
bagi
dirinya
dan/atau
masyarakat sekelilingnya.
(3)
Produksi,
peredaran
dan
penggunaan bahan yg mgd z.adiktif
harus memenuhi standar dan/atau
persyaratan yg ditetapkan.

SEDIAAN FARMASI

BAB VI
Bagian Kelimabelas
Pengamanan & Penggunaan Sediaan Farmasi dan Alk

Pasal 98 ayat (1)


Sediaan farmasi
& alat kesehatan
HARUS

1. AMAN
2. BERKHASIAT/
BERMANFAAT
3. BERMUTU
4. TERJANGKAU

Lanjutan...

Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadak

Lanjutan...
Pasal 98 ayat (4)

Pemerintah
Wajib

Membina, mengatur, mengendalikan,


dan
mengawasi
pengadaan,
penyimpanan,
promosi,
dan
pengedaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (3).

Lanjutan...
Pasal 99 ayat (1) & (2)

Lanjutan...
Pasal 99 ayat (3)

Pemerintah
Menjamin
Pengembangan dan Pemeliharaan
sediaan farmasi.

Lanjutan...

Pasal 102
(1) Penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika
dan psikotropika hanya dapat dilakukan berdasarkan
resep dokter atau dokter gigi dan dilarang untuk
disalahgunakan.
(2) Ketentuan mengenai narkotika dan psikotropika
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Lanjutan...
Pasal 103 Ayat (1) & (2)
Setiap orang yang memproduksi, menyimpan,
mengedarkan, dan menggunakan narkotika dan
psikotropika
wajib

Memenuhi standar
dan/atau
persyaratan
tertentu.

Sesuai ketentuan peraturan


perundang - undangan

Lanjutan...
Pasal 104
(1) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya
yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu
dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan.
(2) Penggunaan obat dan obat tradisional harus dilakukan
secara rasional.

Lanjutan...

Lanjutan...
Pasal 106 ayat (1)
Sediaan farmasi dan
alat kesehatan hanya
dapat diedarkan

IZIN EDAR.

Pasal 106 ayat (2)


Penandaan & informasi
sediaan farmasi dan
alat kesehatan
harus memenuhi

persyaratan objektivitas
dan kelengkapan
serta tidak menyesatkan

Lanjutan...
Pasal 106 ayat (3)

Pemerintah berwenang mencabut izin edar dan


memerintahkan penarikan dari peredaran sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang telah memperoleh izin
edar, yang kemudian terbukti tidak memenuhi
persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau
kemanfaatan, dapat disita dan dimusnahkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Lanjutan...
Pasal 108 Ayat (1)
(1) Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB XVI , Pasal 174


PERAN SERTA MASYARAKAT

(1) Masyarakat berperan serta baik


secara
perseorangan
maupun
terorganisasi dalam segala bentuk dan
tahapan
pembangunan
kesehatan
dalam
rangka
membantu
mempercepat
pencapaian
derajat
kesehatan masyarakat yang setinggitingginya
(2) Peran serta masyarakat untuk
memberikan pertimbangan dalam
ikut menentukan
kebijaksanaan
pemerintah pada penyelenggaraan
kesehatan dapat dilakukan melalui
BPK.

BAB XVII, Pasal 175


Badan Pertimbangan Kesehatan
Badan
Pertimbangan
Kesehatan baik ditingkat pusat
maupun di tingkat daerah yang
bersifat
independen
dan
memiliki
peran
membantu
pemerintah dan masyarakat
dalam bidang kesehatan.

Cont
Untuk membantu pemerintah dalam proses
perencanaan
program,
perumusan
kebijaksanaan dan hal lain yang diperlukan,
perlu adanya BPKN dan BPKD terdiri dari
unsur:
tokoh masyarakat;
ahli ekonomi;
ahli sosiologi;
ahli pendidikan;
ahli agama;
ahli hukum;
organisasi profesi bidang kesehatan;
akademisi bidang kesehatan; dan
organisasi kemasyarakatan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai