Anda di halaman 1dari 32

TUTORIAL BLOK 15

INFERTILITAS
Merry Halisitijayani
1161050084

Infertilitas
DEFINISI

Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan pada

pasangan yang telah berhubungan intim tanpa


menggunakan kontrasepsi secara teratur minimal 12 tahun. (WHO)
Infertilitas

(pasangan mandul) adalah pasangan


suami istri yang telah menikah selama 1 tahun dan
sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum
mempunyai anak. (Sarwono, 2000)

Infertilitas
KLASIFIKASI

Infertilitas primer : jika perempuan belum berhasil

hamil walaupun koitus teratur dan dihadapkan


kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
berturut-turut.
Infertilitas

sekunder : yaitu disebut infertilitas


sekunder jika perempuan pernah hamil, akan tetapi
kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun koitus
teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.

Infertilitas
EPIDEMIOLOGI

Infertilitas

merupakan permasalahan global di


bidang reproduksi kesehatan yang sangat kompleks.
Perlu penataan rasional dan terpadu. Data
menunjukkan bahwa pasangan infertil di Britain
setiap tahun ada 25%, Swedia 10% . Prevalensi di
dunia yang mengalami masalah fertilitas setiap
tahun adalah 1 dari 7 pasangan. Pasangan infertil di
Indonesia tahun 2009 adalah 50 juta pasangan atau
15-20%
(einasoengkowo, 2009).

Infertilitas
ETIOLOGI

Umur
Lama infertilitas
Stress
Lingkungan
Hubungan seksual
Kondisi reproduksi wanita, meliputi cervix, uterus, dan sel

telur
Kondisi reproduksi
seksualitas

pria,

yaitu

kualitas sperma dan

Infertilitas
MEKANISME

Infertilitas
PEMERIKSAAN

Anamnesis
Wawancara dilakukan pada pertemuan pertama kali dengan pasangan
suami istri (pasutri) sedapat mungkin meliputi :
Riwayat siklus haid umur menarche riwayat kehamilan atau persalinan
yang lalu riwayat penyakit lalu riwayat pembedahan terutama di
daerah pelvis.
Umur pasutri masing-masing
Sudah berapa lama berusaha hamil, perkawinan yang keberapa,
apakah perkawinan yang lalu mempunyai anak.
Pemakaian obat tertentu jangka lama.
Kenaikan berat badan berlebihan, penurunan berat badan berlebihan.
Aktivitas atau latihan fisik yang berlebihan.
Stress emosional.
Apakah ada hirsutisme.
Galatore yaitu keluar air susu.

Pemeriksaan Fisik
Vital Sign (RR,TD,N,S)
Apakah ada hirsutisme atau jerawat ?
Perabaan kelenjar tyroid
Adanya klitoromegali
Bagaimana kualitas lendir mulut rahim ?
Pemeriksaan vaginal apakah uterus mudah digerakkan

kekanan-kekiri adakah tumor indung telur.


Pemeriksaan rektovaginal : apakah ada benjolan
belakang bawah rahim (ligament sakrouterina).

Yang Diperiksa
SUAMI :
1.
2.
3.
4.

SPERMA
SALURAN SPERMA
VAS DEFERENS
URETRA

ISTRI :
1. OVUM
2. TUBA FALOPII
3. UTERUS
4. SERVIKS
5. VAGINA

SUAMI
Yang diperiksa adalah : AIR MANI (SPERMA)
Dikeluarkan secara masturbasi ditampung di wadah steril
Yang dinilai dari sperma adalah :
Koagulasi Secara Mikroskopis :
Liquefaksi 1. Motilitas
Viskositas 2. Morfologis
Volume 3. Konsentrasi
PH
Rupa & Bau
Fruktosa

Hasil pemeriksaan normal analisis sperma menurut WHO adalah


sebagai berikut:
Volume 2-5 cc, Jumlah > 20 juta/ml;
Motilitas > 50%;
Morfologi > 40% normal;
likuefaksi: 15-30 menit.
Pemeriksaan laboratorium khusus terhadap suami meliputi
pemeriksaan dan analisis sperma. Untuk pemeriksaan ini
diperlukan syarat yaitu
-tidak boleh berhubungan seks selama 3-5 hari
-ditampung dalam gelas
-modifikasi dengan bersenggama memakai kondom yang telah
dicuci bersih
-bahan yang ditampung harus mencapai laboratorium dalam
waktu sampai 1 jam
-pemeriksaan setelah ejakulasi dalam waktu 2 jam di
laboratorium.

Analisis semen merupakan tes untuk mengukur jumlah

semen dan sperma seorang pria. Semen merupakan


cairan berwarna putih kental berisis sperma yang
dilepaskan saat ejakulasi. Pengumpulan sperma dapat
diambil
melaluimasturbasi
untuk
kemudian
dimasukkan ke dalam container steril juga dapat
dikumpulkan
selama
persenggamaan
dengan
menggunakan kondom khusus.
Persiapan
khusus
yang
harus
dilakukan
untukpemeriksaan ini adalah tidak melakukan aktivitas
seksual yang menyebabkan ejakulasi dalam 2-3 hari
sebelum tes. Tes ini pentin untuk mengevaluasi fertilitas
seorang pria. Dengan tes ini dapat ditentukan apakah
permasalahannya karena gangguan reproduksi atau
kualitas sperma yang menyebabkan infertilitas. Selain
itu pemeriksaan kesuburan, tes ini juga bisa dilakukan
setelah vasektomi untuk memastikan bahwa tidak ada
sperma dalam semen.

Parameter Warna Putih keruh


Bau Bunga akasia
PH 7,2 7,8
Volume 2 5 ml
Viskositas 1,6 6,6 centipose
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil > 50%
Bentuk normal > 60%
Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
Persentase gerak sperma motil > 60%
Aglutasi Tidak ada
Sel-sel Sedikit,tidak ada
Uji fruktosa 150-650 mg/dl

Konsentrasi Sperma
Berdasarkan fakta ilmiah tersebut, analisis sperma dapat menjadi
sebuah tes kesuburan yang dapat diandalkan untuk menemukan
gangguan pada sistem reproduksi pria yang pada akhirnya
mengakibatkan infertilitas (Permadi,2008).
Normozoozpermia : karakteristik normal
Ologozoospermia : konsentrasi spermatozoa kurang dari 20 juta/ml
Asthenozoospermia : jumlah sperma yang masih hidup dan bergerak

secara aktif, dalam waktu 1 jam setelah ajakulasi, kurang dari 50%
Teratozoospermia : jumlah sperma dengan morfologi normal kurang dari
30%
Oligoasthenoteraatozoospermia : kelainan campuran dari 3 variabel yang
telah disebutkan sebelumnya
Azoospermia : tidak adanya spermatozoa dalam sperma
Aspermia : sama sekali tidak terjadi ejakulasi sperma

Menguji Kesuburan Seorang


Wanita
Sistem reproduksi wanita dapat dibagi berdasarkan
fungsi utama dari tiap organ yang menyusunnya.
Fungsi utama tersebut antara lain (Permadi,2008)
Produksi dan pematangan sel telur di ovarium
Penghantaran sel telur yang telah matang ke tempat
terjadinya pembuahan (ampulla tuba) dan zigot yang
dihasilkan ke rahim
Implantasi zigot dan perkembangan embrio hingga
menjadi bayi dalam rahim

Pemeriksaan Terhadap Ovulasi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk membuktikan ovulasi (pelepasan


telur). Tindakan ini dilakukan dengan anggapan bahwa pada
pemeriksaan dalam tidak dijumpai kelainan alat kelamin wanita.
Untuk membuktikan terjadi ovulasi (pelepasan telur), dilakukan
pemeriksaan suhu basal badan. Progesteron yang dikeluarkan oleh
korpus luteum dapat meningkatkan suhu basal badan, yang diukur
segera setelah bangun tidur. Dengan terjadinya ovulasi, suhu basal
badan rendah atau meningkat menjadi bifasik. Waktu perubahan
tersebut dianggap terjadi ovulasi, sehingga harus dimanfaatkan
untuk melakukan hubungan seks dengan kemungkinan hamil yang
besar.
Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur siklus

ovulatoar
Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 1Csetelah
ovulasi : Bifasik
Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi :
lendir serviks encer,daya membenang lebih panjang, pembentukan
gambaran daun pakis dan terjadi Estradiol meningkat

Pemeriksaan Terhadap Saluran Telur


Saluran telur (tuba fallopi) mempunyai fungsi yang

sangat vital dalam proses kehamilan yaitu tempat


saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya
konsepsi (pertemuan sel telur dan spermatozoa),
tempat
tumbuh
dan
berkembangnya hasil
konsepsi, tempat saluran hasil konsepsi menuju
rahim untuk dapat bernidasi (menanamkan diri).
Gangguan fungsi saluran telur menyebabkan
infertilitas, gangguan perjalanan hasil konsepsi
menimbulkan kehamilan di luar kandungan
(ektopik) utuh atau terganggu (pecah). Gangguan
saluran tuba dapat ditandai dengan keluarnya
cairan tersebut kembali ke liang senggama.

Pemeriksaan khusus
1. Histereskopi
2. Laparoskopi
3. USG
4. Uji pasca senggama
5. Pemeriksaan
Hormonal
FSH serum: 10-60
mIU/ml
LH serum: 15-60
mIU/ml
Estradiol: 200-600
pg/ml
Progesterone: 5-20
mg/ml
Prolactin: 2-20 mg/ml

Laparoskop
i

Histereskopi

USG Transvaginal

ISTRI
VAGINA

Sumbatan terbagi 2 :

PSIKOGEN

VAGINISMUS
DISPAREUNI

ANATOMIS :
BAWAAN
RADANG

SERVIKS

Sumbatan Kanalis servikalis


Lendir serviks abnormal
Malposisi serviks

TES YANG DILAKUKAN :


1. Uji pasca senggama
2. Uji invitro
Uji gelas objek
UJI kontak air mani & lendir
serviks

UTERUS

BIOPSI ENDOMETRIUM
Melihat fase sekresi

DI DUGA BERHUBUNGAN DENGAN

PENYAKIT
Mioma uteri, endotrimiosis

HISTEROSKOPI
Meneropong kavum uteri yang sebelumnya di

gelembungkan

TUBA
FALOPII

1.
2.

RUBIN TEST ( PERTUBASI)


MENIUPKAN GAS CO2

HIDROTUBASI
MEMASUKKAN CAIRAN 20 CC
( CAMPURAN AQUA, ANTIBIOTIKA DAN KORTIKO
STEROID)
3. HSG ( HISTEROSALFINGOGRAFI )
MEDIA KONTRAS KE KAVUM PERITONEI
HASIL BAIK
LOKASI KELAINAN TERLIHAT JELAS

HISTEROSALFINGOGRAFI

OVARIUM

PEMERIKSAAN OVULASI

DIREK
LAPAROSKOPI
USG TRANSVAGINAL

INDIREK
1. SUHU BASAL
2. LENDIR SERVIKS
3. SITOLOGI VAGINA

PERITONEUM

Dilakukan

LAPAROSKOPI
diagnostik terutama pasien yang
telah
mengalami
infertilitas
selama 3 tahun.
Sebaiknya
dilakukan
segera
setelah ovulasi
( hari ke 14 21, pada siklus haid
28 hari)

Pemeriksaan Instan
KOMBINASI

BEBERAPA
PEMERIKSAAN
SEKALIGUS, DILAKUKAN PADA KASUS USIA
MENJELANG 30 THN, MINIMAL 3 SIKLUS

KOMBINASI LAPAROSKOPI + HIDROTUBASI

+ METILEN BLUE CHROMOTUBASI


DILAKUKAN PADA HARI KE 16 S/D 18
BILA
DITAMBAH ANALISA SEMEN
PEMERIKSAAN LENGKAP

Infertilitas
PENATALAKSANAAN

PROGNOSIS
Menurut

Behman dan Kistner, prognosis terjadinya


kehamilan pada pasangan infertilitas tergantung pada
umur suami, umur istri, dan lamanya dihadapkan pada
kemungkinan kehamilan (frekuensi senggama dan
lamanya perkawinan).
Fertilitas maksimal wanita dicapai pada umur 24 tahun,
sementara fertilitas maksimal pria dicapai pada umur 24
hingga 25 tahun.pengelolaan mutahir terhadap pasangan
infertile dapat membawa kehamilan kepada lebih dari 50%
pasangan, walaupun masih selalu ada 10-20% pasangan
yang belum diketahui etiologinya. Separuhnya lagi terpaksa
harus hidup tanpa anak, atau memperoleh anak dengan
jalan lain, umpamanya dengan inseminasi buatan donor,
atau mengangkat anak ( adopsi ).

Anda mungkin juga menyukai