INFERTILITAS
Merry Halisitijayani
1161050084
Infertilitas
DEFINISI
Infertilitas
KLASIFIKASI
Infertilitas
EPIDEMIOLOGI
Infertilitas
Infertilitas
ETIOLOGI
Umur
Lama infertilitas
Stress
Lingkungan
Hubungan seksual
Kondisi reproduksi wanita, meliputi cervix, uterus, dan sel
telur
Kondisi reproduksi
seksualitas
pria,
yaitu
Infertilitas
MEKANISME
Infertilitas
PEMERIKSAAN
Anamnesis
Wawancara dilakukan pada pertemuan pertama kali dengan pasangan
suami istri (pasutri) sedapat mungkin meliputi :
Riwayat siklus haid umur menarche riwayat kehamilan atau persalinan
yang lalu riwayat penyakit lalu riwayat pembedahan terutama di
daerah pelvis.
Umur pasutri masing-masing
Sudah berapa lama berusaha hamil, perkawinan yang keberapa,
apakah perkawinan yang lalu mempunyai anak.
Pemakaian obat tertentu jangka lama.
Kenaikan berat badan berlebihan, penurunan berat badan berlebihan.
Aktivitas atau latihan fisik yang berlebihan.
Stress emosional.
Apakah ada hirsutisme.
Galatore yaitu keluar air susu.
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign (RR,TD,N,S)
Apakah ada hirsutisme atau jerawat ?
Perabaan kelenjar tyroid
Adanya klitoromegali
Bagaimana kualitas lendir mulut rahim ?
Pemeriksaan vaginal apakah uterus mudah digerakkan
Yang Diperiksa
SUAMI :
1.
2.
3.
4.
SPERMA
SALURAN SPERMA
VAS DEFERENS
URETRA
ISTRI :
1. OVUM
2. TUBA FALOPII
3. UTERUS
4. SERVIKS
5. VAGINA
SUAMI
Yang diperiksa adalah : AIR MANI (SPERMA)
Dikeluarkan secara masturbasi ditampung di wadah steril
Yang dinilai dari sperma adalah :
Koagulasi Secara Mikroskopis :
Liquefaksi 1. Motilitas
Viskositas 2. Morfologis
Volume 3. Konsentrasi
PH
Rupa & Bau
Fruktosa
Konsentrasi Sperma
Berdasarkan fakta ilmiah tersebut, analisis sperma dapat menjadi
sebuah tes kesuburan yang dapat diandalkan untuk menemukan
gangguan pada sistem reproduksi pria yang pada akhirnya
mengakibatkan infertilitas (Permadi,2008).
Normozoozpermia : karakteristik normal
Ologozoospermia : konsentrasi spermatozoa kurang dari 20 juta/ml
Asthenozoospermia : jumlah sperma yang masih hidup dan bergerak
secara aktif, dalam waktu 1 jam setelah ajakulasi, kurang dari 50%
Teratozoospermia : jumlah sperma dengan morfologi normal kurang dari
30%
Oligoasthenoteraatozoospermia : kelainan campuran dari 3 variabel yang
telah disebutkan sebelumnya
Azoospermia : tidak adanya spermatozoa dalam sperma
Aspermia : sama sekali tidak terjadi ejakulasi sperma
ovulatoar
Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 1Csetelah
ovulasi : Bifasik
Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi :
lendir serviks encer,daya membenang lebih panjang, pembentukan
gambaran daun pakis dan terjadi Estradiol meningkat
Pemeriksaan khusus
1. Histereskopi
2. Laparoskopi
3. USG
4. Uji pasca senggama
5. Pemeriksaan
Hormonal
FSH serum: 10-60
mIU/ml
LH serum: 15-60
mIU/ml
Estradiol: 200-600
pg/ml
Progesterone: 5-20
mg/ml
Prolactin: 2-20 mg/ml
Laparoskop
i
Histereskopi
USG Transvaginal
ISTRI
VAGINA
Sumbatan terbagi 2 :
PSIKOGEN
VAGINISMUS
DISPAREUNI
ANATOMIS :
BAWAAN
RADANG
SERVIKS
UTERUS
BIOPSI ENDOMETRIUM
Melihat fase sekresi
PENYAKIT
Mioma uteri, endotrimiosis
HISTEROSKOPI
Meneropong kavum uteri yang sebelumnya di
gelembungkan
TUBA
FALOPII
1.
2.
HIDROTUBASI
MEMASUKKAN CAIRAN 20 CC
( CAMPURAN AQUA, ANTIBIOTIKA DAN KORTIKO
STEROID)
3. HSG ( HISTEROSALFINGOGRAFI )
MEDIA KONTRAS KE KAVUM PERITONEI
HASIL BAIK
LOKASI KELAINAN TERLIHAT JELAS
HISTEROSALFINGOGRAFI
OVARIUM
PEMERIKSAAN OVULASI
DIREK
LAPAROSKOPI
USG TRANSVAGINAL
INDIREK
1. SUHU BASAL
2. LENDIR SERVIKS
3. SITOLOGI VAGINA
PERITONEUM
Dilakukan
LAPAROSKOPI
diagnostik terutama pasien yang
telah
mengalami
infertilitas
selama 3 tahun.
Sebaiknya
dilakukan
segera
setelah ovulasi
( hari ke 14 21, pada siklus haid
28 hari)
Pemeriksaan Instan
KOMBINASI
BEBERAPA
PEMERIKSAAN
SEKALIGUS, DILAKUKAN PADA KASUS USIA
MENJELANG 30 THN, MINIMAL 3 SIKLUS
Infertilitas
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Menurut