Anda di halaman 1dari 49

IMBALAN KERJA

12/10/16

Tata Salta

UU NO.13 TAHUN 2003


PEMUTUSAN
HUBUNGAN
KERJA

HUBUNGAN
KERJA

PENGUPAHAN

UU NO.13 TAHUN 2003

12/10/16

Tata Salta

UU NO.13 TAHUN 2003


Siapa sajakah yang merupakan subjek UU No.13 Tahun
2003?

Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 pasal 1, pengusaha


adalah perorangan, persekutuan baik fa maupun CV,
badan hukum yang berdiri sendiri seperti, yayasan,
koperasi, PT dan organisasi nirlaba, baik LSM maupun
organisasi yang dibentuk pemerintah,

Badan Usaha Milik Negara.

12/10/16

Tata Salta

JENIS IMBALAN KERJA


VERSI UU. NO. 13 TAHUN 2003

Imbalan Kerja Jangka Pendek (IKJP) terdiri dari:

gaji
Uang lembur,
bonus,
Cuti tahunan,

THR dan tunjangan lainnya

Imbalan Pasca Kerja (IPK) terdiri dari:

12/10/16

Uang Pesangon (UP),


Uang Penghargaan Masa Kerja (PMK),
Uang Penggantian Hak (UPH).
Tata Salta

UU NO.13 TAHUN 2003


PROGRAM IMBALAN PASCA KERJA SECARA UMUM
DIKELOMPOKKAN MENJADI DUA JENIS, YAITU
PROGRAM IMBALAN PASTI DAN IURAN PASTI
DENGAN BERLAKUNYA UU NO.13 TAHUN 2003, MAKA
IMBALAN PASCA KERJA YANG TERDIRI DARI PESANGON,
PENGHARGAAN MASA KERJA, DAN UANG PENGGANTIAN
HAK MENJADI BERSIFAT PASTI ATAU DEFINED BENEFIT.
HAL INI SEBAGAIMANA DITEGASKAN DALAM PASAL 167

12/10/16

Tata Salta

Pengertian Kesejahtran
Kesejahtraan pekerja meliputi unsur-unsur :
Senantiasa berkaitan hubungan antara
pemberi kerja dengan pekerja sebagai
peserta.
Pemberi kerja adalah pihak yg aktif memberi
mamfaat.
Mamfaat yang diberikan dalam hal pekerja
tidak mampu lagi bekerja, setelah lanjut usia
atau meninggal.
12/10/16

Tata Salta

Dana Pensiun
Badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan mamfaat pensiun.
TUJUAN

Karyawan :

Pemberi Karja :

12/10/16

Rasa Aman terhadap


masa depan.
Kompensasi yang
lebih baik karena
pekerja m tambahan
konpensasi.

Kewajiban Moral
Loyalitas
Kompetisi pasar
tenaga kerja :
Tata Salta

Mamfaat Pensiun :
Pensiun Normal

Pensiun
Cacat

Pensiun
Dipercepat
Pensiun ditunda

12/10/16

Tata Salta

Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun


Pembayaran secara sekaligus (Lump sum)

Pembayaran secara berkala ( anuity)

12/10/16

Tata Salta

Dasar Hukum Pensiun


PP tentang Dana Pensiun
UU No.,13 tahun 2003 tentang tenaga
kerja hubungan kerja dan Imbalan kerja
dan Pasca Kerja.

12/10/16

Tata Salta

PP dana Pensiun UU No 13
Mengatur :
1. Siapa yang berhak menjadi peserta pensiun
2. Dasar pensiun.
3. mamfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam
bentuk apa.
4. Kapan dapat meninkmatinya dan berapa besar
mamfaat yang dijanjikan kepada peserta.
5. Iuran pensiun.
6. Hak-hak sebelum mencapai usia pensiun
7. Sumber pembiayaan.
12/10/16

Tata Salta

Janis Program Pensiun


1. Program pensiun memfaat Pasti.
2. Program peniun iuran Pasti.

12/10/16

Tata Salta

1. Program pensiun mamfaat pasti :

Final Earning pension plan.


Final average earning.
Career Average earnings.
Falt benafit

K
E
L
E
B
I
H
A
N

Kel
em
ah
an

12/10/16

Lebih menekankan pada hasil akhir.


Mamfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu
Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomdasi masa
kerja yg dilalui pekerja
Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yg
akan diterima pd saat mencapai masa peniun.
Perusahaan menanggung kekurangan dana apabila hasil
investasi tidak mencukupi.
Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan
Tata Salta
.

2. Program Pensiun Iuran Pasti


Money Purchase Plan
Profit Sharing Plan
Saving plan

Kel
ebi
han

Kel
em
aha
n

12/10/16

Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungan


atau diperkirakan.
Karyawan dpt memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap
tahun.
Lebih mudah untuk diadministrasikan
Penghasilan pd saat pensiun lebih sulit untuk diperkirakan
Kkaryawan menanggung risiko atas ketidak berhasilan Investasi
Tiadak dapat
mengakomodasikan masa kerja yang telah dilaui
karyawan.
Tata Salta

PROGRAM PENSIUN DG IURAN & TANPA IURAN

CONTRIBUTORY,
dimana pekerja dan
pemberi kerja
diwajibakan
membayara iuran

12/10/16

NON
CONTRIBUTORY,
dimana pekerja dan
pemberi kerja
diwajibakan
membayara iuran

Tata Salta

1. Kelebihan cotributory :
Secara teoritis, program pensiun dengan iuran
( contributory plan ) ini akan mengurangi biaya pemberi
kerja, dg benefit yg sama dibandingkan dg non
contributory plan.
Iuran karyawan merupakan pengurangan pajak.
Karyawan akan lebih berkepentingan dan menghargai
program pensiun apabila ikut membayar iuran.
Apabila karyawan berhenti bekerja sebelum mencapai
usia pensiun, mereka akan memperoleh kembali
akumulasi iuran ditambah hasil pengembanganya.
12/10/16

Tata Salta

2. Kelebihan non-contributory
1. Dalam contributory karyawan dpt
menuntut, tetapi dalam non-contributory
tidak.
2. Peng administrasian non-contributory
lebihmudah dibandingkan contributory
pensiun plan.
3. Jumlah gaji pekerja akan lebih besar
karena tidak dipotong untuk iuran pensiun.

12/10/16

Tata Salta

Penyelenggaraan Program Pensiun


Pemberi kerja
Membentuk
sendiri lembaga
dana pensiun.

Mengikut
sertakan
pekerjanya ke
DPLK lain.
12/10/16

Tata Salta

UU NO.13 TAHUN 2003


PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN IMBALAN PASCA KERJA:
JENIS MANFAAT

BESARAN

Pensiun (psl 167)

2 P + 1 PMK + UPH

Pekerja meninggal dunia (psl 166)

2 P + 1 PMK+ UPH

Pekerja mengundurkan diri (psl 162)


Diberhentikan karena:
Pekerja melakukan kesalahan (psl 158)
Pekerja melakukan tindak pidana sehingga
ditahan oleh yang berwajib (psl 160)
Pekerja melakukan pelanggaran PKB (psl 161)

UPH
UP* + UPH
1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH
2 P + 1 PMK + UPH

Perubahan status akibat merger & akuisisi (psl 163)


Perusahaan tutup karena rugi secara terus
menerus (psl 164 ayat 1)**

2 P + 1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH

Perusahaan melakukan efisiensi (psl 164 ayat 3)


12/10/16
Perusahaan pailit (psl 165)

1 P + 1 PMK + UPH

Tata Salta

2 P + 2 PMK + UPH
P =Pesangon
UPH: Uang Penggantian Hak

PMK= Penghargaan masa

UU NO.13 TAHUN 2003


Besarnya perhitungan pesangon sebagaimana diatur dalam pasal
156 ayat 2 adalah sebagai berikut:

MASA KERJA

12/10/16

(DALAM TAHUN)
MK < 1

BESAR PESANGON X
UPAH
1

1 MK < 2

2 MK < 3

3 MK < 4

4 MK < 5

5 MK < 6

6 MK < 7

7 MK < 8

8 MK

Tata Salta

UU NO.13 TAHUN 2003


Besarnya perhitungan uang penghargaan masa kerja
sebagaimana diatur dalam pasal 156 ayat 3 adalah sebagai
berikut:

MASA KERJA

12/10/16

(DALAM TAHUN)
MK < 3

PENGHARGAAN MASA
KERJA X UPAH
1

3 MK < 6

6 MK < 9

9 MK < 12

12 MK < 15

15 MK < 18

18 MK < 21

21 MK < 24

24 MK

Tata Salta

10

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PSAK No.24 (revisi 2004) merupakan adopsi dari IAS


No.19 tentang, Employee Benefits yang dikeluarkan
pada tahun 1999.

IAS No.19 telah direvisi dengan dikeluarkannya


Amendment to IAS No.19 tentang, Actuarial Gains and
Losses, Group Plan and Disclosures pada tahun 2004,

Amendemen tersebut banyak membahas tentang


alternatif-alternatif perlakuan akuntansi atas laba atau rugi
yang berasal dari perubahan asumsi aktuaria yang
digunakan.
12/10/16
Tata Salta

AKUNTANSI IKJP
Berdasarkan PSAK No.24 (revisi 2004) par. 9, imbalan
kerja jangka pendek (IKJP) terdiri dari:

Upah, gaji dan iuran jaminan sosial,


Cuti berimbalan jangka pendek,
Hutang bagi laba atau bagi bonus,
Imbalan non-moneter,
Tunjangan hari raya (tidak diatur).

12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IKJP
Pengakuan dan pengukuran imbalan kerja jangka
pendek:

Imbalan kerja jangka pendek diakui dengan jumlah


tidak didiskonto (undiscounted basis),

Diakui sebagai beban operasi pada tahun berjalan.

12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA


KERJA TANPA PENDANAAN

PSAK
NO.24

IMBALAN
KERJA JANGKA
PENDEK

UNDISCOUNTED

(REVISI
2004)

EFEKTIF
BERLAKU 1
JULI 2004
12/10/16

IMBALAN
KERJA JANGKA
PANJANG
Tata Salta

DISCOUNTED

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
IMBALAN PASCA
KERJA SEPERTI
PESANGON, PMK,
UPH, JHT,
JAMSOSTEK, DLL

IMBALAN KERJA
JANGKA
PANJANG

IMBALAN JANGKA
PANJANG LAINNYA
SEPERTI CUTI
BERIMBALAN JANGKA
PANJANG

12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
KEWAJIBAN IMBALAN
PASCA KERJA UU
NO.13 TAHUN 2003

P
C RO
A RE JE
LA D C
D ME H S I T TE
IP T A M D
E O T E U
R D U TH N
K E -S
I
E Y A O T
N A T D
A N U
N G N
K
YA
A
N
A
D

BERDASARKAN PSAK NO.24 IMBALAN PASCA


KERJA IMBALAN PASTI HARUS DIUKUR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PROJECTED UNIT CREDIT
12/10/16

Tata Salta

PROFESI AKTUARIS DAN AKUNTAN


PUBLIK

MELAKUKAN
PERHITUNGAN
BERDASARKAN
STANDAR KERJA
YANG DIKELUARKAN
OLEH PERSATUAN
AKTUARIS
INDONESIA

AKTUARIS
INDEPENDE
N
12/10/16

Tata Salta

AKTUARIS HARUS
MELAKUKAN
PERHITUNGAN
SECARA OBJEKTIF
DAN NETRAL,
SEHINGGA DAPAT
DITERIMA DALAM
LAPORAN KEUANGAN

Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik

Aktuaris adalah profesi atau ahli yang bertugas melakukan


penaksiran terhadap tingkat kematian, cacat dini, resiko
ansuransi dan hal-hal lain yang terkait dengan manusia.
Ahli ini mempelajari ilmu aktuaria yang merupakan cabang
ilmu matematika.
Aktuaris ditugaskan oleh perusahaan sebagai ahli untuk
melakukan estimasi atas berapa besar imbalan pasca
kerja yang harus diakui pada laporan keuangan.
Aktuaris haruslah bersifat independen dalam melakukan
tugasnya tanpa memihak manajemen ataupun pekerja.
Output dari pekerjaan aktuaris adalah laporan yang berisi
tentang perhitungan kewajiban imbalan pasca kerja serta
asumsi-asumsi yang dipakai dalam perhitungan.

12/10/16

Tata Salta

Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik

Kewajiban imbalan pasca kerja adalah suatu


estimasi akuntansi sehingga perhitungan estimasi
atas kewajiban imbalan pasca kerja adalah
tanggung jawab manajemen.

Peranan aktuaris hanyalah sebagai ahli yang


membantu manajemen dalam melakukan estimasi.

Manajemen tetap bertanggung jawab atas estimasi


yang dihasilkan seperti yang dijelaskan pada SA
seksi 342 tentang, Audit atas Estimasi Akuntansi.

12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
PSAK NO.24 (REVISI 2004)
PAR.75:

ASUMSI
AKTUARIA
ASUMSI
DEMOGRAF
I
12/10/16

Tata Salta

N
A
PK
A
R
N
E
N
A
A
IT
IA
K
G
D
R
A
N
A
N
C
E
U
U
D
TU
P
G
K
G
A
N
E
SI
M
M
SU
A

ASUMSI
KEUANGAN

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
MORTALITAS
TURN OVER
DEMOGRAFI

CACAT
KLAIM
KESEHATAN

BUNGA DISKONTO

KEUANGAN

KENAIKAN
GAJI
HASIL AKTIVA
PROGRAM

LAIN-LAIN
12/10/16

Tata Salta

L
A
B
A
D
A
N
R
U
G
I
A
K
T
U
A
R
I
A

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Contoh:
Pada tahun pelaporan 31 Desember 2003 Tuan Tata Salta SE
Ak. bekerja pada Bank BRI dengan gaji sebesar Rp
10.000.000 per bulan sebagai Kepala Analis Kredit. Umur pada
tanggal pelaporan adalah 30 tahun dan mulai bekerja pada
saat umur 25 tahun dan akan pensiun pada usia 55. Tingkat
kenaikan gaji diasumsikan 8% per tahun dengan tingkat suku
bunga diskonto 10% per tahun, berapakah imbalan pasca kerja
yang akan dibayar oleh Bank BRI dan berapakah kewajiban
yang diakui untuk tahun-tahun yang lalu? Buatlah jurnal
pencatatan pada tahun 2003!
12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Jawab:
Gaji pada saat pensiun = Rp 10.000.000 x (1+0,08)(55-30)
= Rp 10.000.000 x (6,84848)
= Rp 68.484.800
(a) 2 x pesangon = 2 x Rp 68.484.800 x 9 = Rp 1.232.726.400
(b) Penghargaan masa kerja = 10 x Rp 68.484.800 = Rp
684.848.000
(c) Uang pengantian hak = 15 % x ((a) + (b)) = Rp 287.636.160
(d) IPK pada masa yang akan datang = (a) + (b) + (c)
= Rp 2.205.210.560

12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Berdasarkan metode projected unit credit, maka terlebih dahulu kita
hitung satuan unit manfaat dan biaya jasa kini, sebagai berikut:
(e) Satuan unit manfaat (SUM) adalah,
(d)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.0923 x 0.8402*
= Rp 5.700.503
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (29 25)
= Rp 22.802.012
(h) Biaya bunga = 10% x ((f)+(g)) = Rp 2.850.252
*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau
pengalaman tahun-tahun sebelumnya
Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P
: Peluang

12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 1 Januari 2003
Biaya jasa kini
Beban bunga
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2003

12/10/16

Tata Salta

Rp

22.802.012
5.700.503
2.850.252

Rp

31.352.767

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:
(Jurnal Pencatatan-1)
(Dr)Laba ditahan
22.802.012
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
22.802.012
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui untuk tahun-tahun
sebelumnya (g)
(Jurnal Pencatatan-2)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja
8.550.755
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
8.550.755
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui pada tahun berjalan
((f) + (h))

12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
BAGAIMANA SEANDAI NYA ASUMSI
AKTUARIA BERUBAH PADA TAHUN
BERIKUTNYA

PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 94:


Perusahaan harus mengakui sebagian keuntungan dan kerugian aktuaria
sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian
aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya
melebihi jumlah yang lebih besar 10% dari nilai kini imbalan pasti pada
tanggal tersebut.

PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 95:


Bagian yang diakui sebagai keuntungan atau kerugian aktuaria adalah selisih
antara koridor pada paragraf 94 dengan perbedaan angka sebagai akibat
perubahan asumsi aktuaria dibagi dengan sisa masa kerja karyawan yang
bersangkutan.
12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Pada contoh diatas apabila pada pelaporan 31 Desember 2004 ada
asumsi aktuaria yang berubah, dimana tingkat bunga diskonto
menurun menjadi 5% pada tahun berikutnya, maka hitungan untuk
tahun 2004 akan menjadi:
(e) Satuan unit manfaat adalah,
(d.)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.3101 x 0.8402*
= Rp 19.151.961
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (30 25)
= Rp 95.759.805
(h) Biaya bunga = 5% x ((f)+(g)) = Rp 5.745.588
*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau pengalaman
tahun-tahun sebelumnya
Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P
: Peluang
12/10/16
Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja
per 1 Januari 2004
Biaya jasa kini
Beban bunga
Rugi aktuaria (selisih)
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2004

Rp

31.352.767
19.151.961
5.745.588
64.407.038

Rp 120.657.354

Rugi aktuaria yang diakui adalah rugi aktuaria setelah dikurangi


nilai koridor 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja
sebesar Rp 12.065.735 (10% x Rp 120.657.354).
Rugi aktuaria yang diakui adalah sebesar Rp 2.093.652 (Rp
64.407.038-Rp 12.065.735 )/25.
Rugi aktuaria yang tidak diakui adalah sebesar Rp 62.313.386 (Rp
64.407.038 Rp 2.093.652).
12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan pada tahun 2004
adalah:
(Jurnal pencatatan-3)
(Dr)Rugi aktuaria
2.093.652
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
2.093.652
Mencatat kerugian akibat perubahan asumsi aktuaria
Pembebanan imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah
sebagai berikut:
(Jurnal pencatatan-4)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja
24.897.549
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
24.897.549
Mencatat Penambahan beban imbalan pasca kerja untuk tahun
yang berjalan ((f.)+(h.)).
12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
APA YANG PERLU DIUNGKAPKAN
PADA LAPORAN KEUANGAN
1.

PSAK NO.24
(REVISI
2004) PAR.
126

Kebijakan akuntansi dalam mengakui keuntungan atau kerugian


aktuaria,
2. Keuntungan atau kerugian aktuaria yang tidak diakui,
3. Nilai kini jumlah kewajiban imbalan pasca kerja,
4. Jumlah kewajiban yang diakui pada neraca,
5. Mutasi kewajiban selama tahun berjalan,
6. Jumlah biaya yang diakui pada laporan keuangan dengan urutan
sebagai berikut:
- Biaya jasa kini,
- Biaya bunga,
- Keuntungan atau kerugian aktuaria,
- Biaya jasa lalu,
- Pengaruh PHK atas keuangan perusahaan.
7. Asumsi-asumsi aktuaria yang dipakai, seperti tingkat bunga
12/10/16
Tata Salta
diskonto, kenaikan gaji dan asumsi-asumsi yang lain.

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Pada tahun 2003, Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasca kerja berdasarkan
Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang berlaku efektif sejak
25 Maret 2003. Kewajiban ditentukan berdasarkan penilaian atas kewajiban imbalan
pasca kerja per 31 Desember 2003 dengan menggunakan metode projected unit credit.
Imbalan pasca kerja untuk tahun yang berjalan dicerminkan pada laporan laba rugi
dan neraca. Rincian kewajiban imbalan pasca kerja dan beban imbalan pasca kerja
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 dan 2003 adalah sebagai berikut:
2004
Nilai kini kewajiban imbalan
pasca kerja per 1 Januari
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Rugi aktuaria yang tidak
diakui

Rp

95.759.805
19.151.961
5.745.588

62.313.386)

Nilai kini kewajiban imbalan


pasca kerja per 31 Desember Rp
12/10/16

58.343.968
Tata Salta

2003
Rp

22.802.012
5.700.503
2.850.252
-

Rp

31.352.767

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Mutasi saldo kewajiban imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
2004
Saldo kewajiban per 1 Januari
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Rugi aktuaria
Saldo kewajiban per 31 Desember

12/10/16

Rp

31.352.767
19.151.961
5.745.588
2.093.652

Rp

Tata Salta

58.343.968

2003
Rp

Rp

22.802.012
5.700.503
2.850.252
31.352.767

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Jumlah beban yang diakui pada laporan laba rugi sebagai berikut:
2004

2003

Biaya jasa kini


Biaya bunga
Rugi aktuaria yang diakui

Rp

19.151.961
5.745.588
2.093.652

Beban imbalan pasca kerja

Rp

26.991.201

Asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan:


Diskonto
Kenaikan gaji
Probabilita yang berasal dari tingkat
turnover pegawai

12/10/16

Tata Salta

5%
8%
0,8402

Rp

Rp

5.700.503
2.850.252
8.550.755

10%
8%
0,8402

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Bagaimana seandainya jika
Tuan Deni mengalami sakit
berkepanjangan pada awal
Januari
tahun 2005
Tuan Dian akan memperoleh sebesar:

Manfaat karyawan = 2P + 2 PMK + UPH


= (2(Rp 10.800.000*) x 7)+(2(Rp10.800.000*)
x 3) + 15% x 216.000.000
= Rp 248.400.000
*Gaji awal pada tahun 20x5

12/10/16

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan
adalah:
(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja
(Dr)Rugi akibat PHK
(Cr)Kas

58.343.968
190.056.032
248.400.000

Mencatat pembayaran imbalan pasca kerja


kepada Tuan Dian dan kerugian akibat
pemutusan hubungan kerja
Kerugian akibat PHK kerja akan dicatat pada
12/10/16
Tata Salta
laporan laba rugi sebagai bagian dari beban dan

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA


TANPA PENDANAAN
Jurnal pencatatan yang dibutuhkan bila kita
menghitung PPh pasal 21 atas uang pesangon
adalah :
(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja
(Dr)Rugi akibat PHK

58.343.968
190.056.032

(Cr)Kas
215.050.000
(Cr) Hutang PPh pasal 21 (final)
33.350.000
Mencatat pembayaran IPK kepada Tuan Dian dan
kerugian akibat pemutusan hubungan kerja
12/10/16

Tata Salta

Kerugian akibat PHK kerja akan dicatat pada

Terima kasih

12/10/16

Tata Salta

Anda mungkin juga menyukai