TB PARU
Dini Mudira Sari 2010730027
Pembimbing: dr. Endang Mukyana, M. Kes
Identitas
Nama
: Tn. H
Usia : 54 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Randegan II RT 21/09
Keluhan Utama
Batuk berdarah sejak 3 hari yang
lalu.
Keluhan Tambahan
Sesak (+), demam (+), lemas (+), BB
menurun (+).
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah menjalani pengobatan TB Paru sejak 2
bulan yang lalu.
Riwayat Alergi
Riwayat alergi disangkal.
Riwayat Psikososial
Nafsu makan pasien berkurang, pasien makan 2 kali
sehari. Pasien merokok 1 bungkus per hari. Pasien
mengaku jarang berolahraga. Minum alkohol ataupun
memakai narkoba disangkal.
Rumah pasien terletak di perumahan padat penduduk.
Di satu rumah terdapat 6 anggota keluarga. Rumah
hanya berjendela kecil dan berventilasi kecil. Sirkulasi
udara di dalam rumah diakui pasien kurang baik.
Resume (1)
Tn. H, 54 tahun datang dengan gejala
batuk berdarah sejak 3 hari yang lalu.
Sudah berobat TB selama 2 bulan.
Gelaja awalnya timbul sejak 5 bulan
sebelum berobat ke RS, dengan gejala
batuk tidak berdarah (+), Sesak(+),
demam (+), lemas (+), BB menurun (+).
Saudara laki-laki kandung pasien memiliki
riwayat TB Paru dan saat ini sudah selesai
pengobatan selama 6 bulan. Ayah
diabetes mellitus (+).
Resume (2)
Nafsu makan pasien berkurang (+),
merokok (+)1 bungkus/hari. Rumah
pasien terletak di perumahan padat
penduduk. Di satu rumah terdapat 6
anggota keluarga. Sirkulasi udara di
dalam rumah diakui pasien kurang
baik.
Tinjauan Pustaka
Definisi
Tuberkulosis paru adalah penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium tuberculosis)
yang menyerang jaringan (parenkim)
paru, tidak termasuk pleura (selaput
paru) dan kelenjar pada hilus. Sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya.
Epidemiologi
Tuberkulosis di Indonesia menduduki
urutan kelima setelah India, China,
Afrika Selatan dan Nigeria dalam
jumlah penderita TB di dunia (WHO
2009).
Angka insidensi kasus baru BTA positif
TB di Indonesia berdasarkan hasil
survei Depkes RI pada 33 propinsi
adalah 104 per 100.000 penduduk
Cara penularan
Penularan ini terjadi secara inhalasi,
yaitu bila pasien tersebut batuk atau
bersin, pasien akan menyebarkan
kuman udara dalam bentuk percikan
dahak (droplet nuclei). Sekali
penderita TB BTA (+) batuk, akan
dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak.
Umur
Jenis kelamin
Gizi
Kondisi lingkungan rumah
Pendidikan
Pendapatan keluarga
Riwayat penyakit penyerta
Manifestasi klinis
A. Gejala Respiratorik
B. Gejala Sistemik
-. Batuk 3 Minggu
Demam
-. Batuk Darah
Anoreksia
-. Sesak Napas
Malaise
-. Nyeri Dada
Keringat Malam
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan bakteriologik
Pemeriksaan dahak (sputum) berfungsi
untuk menegakkan diagnosis, menilai
keberhasilan pengobatan dan
menentukan potensi penularan.
Pemeriksaan sputum
Kriteria sputum BTA positif adalah bila
sekurang kurangnya ditemukan
ditemukan 3 kuman dalam 1 sediaan,
atau dengan kata lain diperlukan 5000
kuman dalam 1 ml sputum.
Pemeriksaan radiologi
Perselubungan dengan densitas rendah
atau sedang dan batas tidak tegas.
perselubungan seperti ini biasanya
menunjukkan bahwa proses aktif.
Kavitas selalu berarti proses aktif
kecuali bila kavitas sudah sangat kecil
yang dinamakan residual cavity).
Fibrotik menunjukkan bahwa proses
telah tenang.
Pemeriksaan lain
Pemeriksaan darah
Pada saat tuberkulosis baru mulai (aktif),
jumlah lekosit yang sedikit meninggi, limfosit
masih dibawah normal, LED mulai meningkat.
Bila penyakit mulai sembuh, jumlah lekosit
kembali normal dan limfosit masih tinggi. LED
mulai turun ke arah normal.
Uji tuberkulin (Mantoux)
Reaksi positif pada tes tuberkulin
mengindikasikan adanya infeksi tetapi belum
tentu terdapat penyakit secara klinis.
Tatalaksana
Tujuan Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk
menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan rantai penularan dan
mencegah terjadinya resistensi
kuman terhadap OAT.
Pilihan utama