Anda di halaman 1dari 66

DASAR RADIOLOGI

KEDOKTERAN GIGI

Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad


Roentgen
Dr Otto Walkhoff (dokter gigi) dari
Jerman adalah orang pertama yang
menggunakan sinar x pada foto gigi
Walter Koenig
William Rollins adalah orang yang
mengerjakan intraoral radiograf pada
tahun 1896
cedera
pakai pelindung
Dr Max Herman Knoch (di Indonesia)

Kegunaan Radiografi di Kedokteran Gigi

Radiodiagnosa kelainan di Kedokteran


Gigi (Ex. Adanya kelainan apikal atau
periapikal)
Adanya kelainan pada rahang.
Adanya fraktur rahang atau akar gigi
Karies yang tersembunyi (pada proksimal
atau karies akar)karies
sekunder,kedalaman karies dan lain-lain.
Rencana Perawatan (ex. pembuatan atau
penentuan rencana perawatan,seperti:
Penentuan letak pin atau implant)

Kegunaan Radiografi di
Kedokteran Gigi (lanjutan)
Perawatan endodontik (Pre-Pasca
perawatan)
Evaluasi Perawatan (evaluasi atau kontrol
keberhasilan atau kemajuan perawatan
Kepentingan forensik
Mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan gigi dan tulang rahang
Perencanaan dari suatu perawatan kuratif
dan rehabilitatif
Observasi, evaluasi & prognosis dari suatu
keadaan/ penyakit gimul

Dasar dasar Radiograf


Sejarah radiasi
Produksi sinar x
Sifat sifat radiasi
Biologi radiasi (efek, pengukuran, resiko)
Proteksi radiasi
Peralatan radiograf
Teknik radiograf (exposure-prosesing)
Interpretasi radiograf

Radiasi sinar X dapat menimbulkan


perubahan-perubahan di dalam tubuh
antara lain :

Biokimia
Biokimia
Biokimia
Biokimia

cairan tubuh
sel
jaringan
organ

Peralatan
meliputi :

Dental

Radiography

Unit sinar X
Film
Unit Prosesing
Larutan prosesing flm
Unit pengering flm
Radiography protection system
Viewer

Proteksi
Radiasi

Radiograf pada Kedokteran Gigi


1. Intra oral Foto
- Periapikal foto
- Bite Wing foto
- Oklusal foto
2. Extra Oral Foto
Panoramik
Cephalometri
Lateral
PA, AP
Proyeksi Waters
Proyeksi reverse
Proyeksi sub mento vertex

FOTO INTRA
ORAL
KEDOKTERAN
GIGI

Intra Oral Foto

Film ditempatkan didalam mulut


film relatif kecil
Detail gambar cukup jelas
Gambarannya terbatas
Tidak dapat dilakukan pada
pasien yg trismus (susah bukak
mulut)

Intra Oral foto

1.Periapikal foto
2.Bite-wing foto
3.Oklusal foto

Periapikal Foto

Paling banyak digunakan


Melihat gigi dan jar.sekitar
secara individual (dari koronal
jar. Sekitar apeks)
3x4 cm
Gambar gigi 2 s/d 4 elemen
gigi yang berdekatan
Detail gambar cukup jelas

Indikasi Foto Periapikal


Mengetahui keadaan gigi secara
individual
Mengetahui perluasan karies
Mengetahui keadaan lesi apikal
Mengetahui jaringan periodontal
Daerah edentulus
Hubungan desidui dengan permanen
Untuk perawatan endodontik

Standar flm

Orang dewasa Film No 1


(3x4 cm)
Anak-anak Film No 0 (2x3
cm)
1. Bisection/Bisecting/Garis
bagi

Teknik Foto
2. Paralelling (PT)

Periapikal

Teknik Bisection
dan Paralelling

Bisection

Paralelling

Bite-Wing Foto
Manfaat : mengetahui keadaan
gigi pada daerah
-Koronal
-Crest alveolar
-Furcation
- 2/3 apikal bagian atas
Dari beberapa gigi di RA & RB
pada regio gigi yang saling
berhadap-hadapan

Indikasi Bite-Wing foto


Mengetahui jar. Periodontal
disekitar
Digunakan pada pemeriksaan
gigi secara rutin (general cek-up)
Mendeteksi karies aproksimal &
flling

Film yang
digunakan
untuk bite-wing
foto

Spesial Bite-wing flm


Standard flm + bite flm
holder
-Kwik bite holder
-Rinn holder
-Uni bite holder

Bite
Wing

Oklusal Foto

Menggunakan oklusal flm


spesial
Letak flm pada bidang oklusal
Film 5x7 cm ditempatkan intra
oral
Film x ray (5x7 cm )
disesuaikan dengan oral
cavity dibungkus dengan kertas
hitam yang kedap cahaya
(dilakukan di kamar gelap)

Oklusal foto
Melihat keadaan gigi, posisi gigi
yang terpendam, adanya perluasan
lesi, keadaan tulang di RA dan RB

1.Cross Section View


Sinar diarahkan tegak lurus terhadap
flm dan oklusal plane
2. Topographic View
Sinar diarahkan 900 terhadap flm
dan oklusal plane 450 s/d 600

FOTO EKSTRA
ORAL
KEDOKTERAN
GIGI

Extra Oral foto


1.Panoramik
2.Cephalometri
3.Lateral
4.PA, AP
5.Proyeksi Waters
6.Proyeksi reverse
7.Proyeksi sub mento vertex

Panoramik

Menghasilkan gambaran yang


memperlihatkan struktur facial termasuk
mandibula dan maksila beserta struktur
pendukungnya
Mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi,
pertumbuhan dan perkembangan gigi
geligi
mendeteksi penyakit dan mengevaluasi
trauma

Indikasi Foto Panoramic


1.Untuk melihat/menilai kelainan yang luas di
RA maupun RB, serta menilai hubungan
dengan struktur anatomi tulang muka di
sekitarnya.
2.Penilaian ortodontik (keberadaan, posisi dan
hubungan gigi susu dengan gigi permanen
yang sedang tumbuh)
3.Melihat Lesi-lesi (Ex. kista, tumor)
4.Fraktur di seluruh bagian mandibula, kecuali
region anterior.
5.Kelainan sinus maksilaris, terutama untuk
menilai dinding anterior, posterior dan dasar

Indikasi Foto Panoramic (lanjutan)


5. Melihat keadaan permukaan articulator
kepala kondilus (condylar head) mandibula
pada kasus kelainan TMJ.
6. Melihat tinggi tulang alveolar secara umum
pada kelainan/penyakit periodontal.
7. Menilai keadaan gigi molar 3.
8. Melihat ada tidaknya penyakit/kelainan yang
mempengaruhi sebelum pembuatan gigi tiruan
sebagian/penuh.
9. Evaluasi ukuran vertical (tinggi) tulang alveolar
sebelum pemasangan gigi tiruan implant.

Teknik Foto Panoramic


1. Film dimasukkan kedalam kaset
2. Buat identifkasi pasien di bagian
depan kaset
3. Letakkan kaset di kaset holder
4. Perhiasan logam dan alat lain
seperti kaca mata, harus dilepaskan
5. Pasien berdiri atau duduk, kedua
tangannya memegang hand holder

Teknik Foto Panoramic(lanjutan)


6. Atur posisi kepala, dengan dagu pada chin cup
Mid Sagital planet tepat di tengah-tengah.
7. Atur image layer/focal trough sesuai tujuan
pemotretan, apakah untuk melihat : daerah
simfsis mandibula, atau daerah condyle TMJ
atau daerah sinus maksilaris.
8. Penderita diminta menggigit bite plastic atau bite
teb. Edge to edge / tumpang tindih gigi anterior
RA dan RB.
9. Tentukan kondisi sinar x, kVp = 100, mA= 5 untuk
orang dewasa. Untuk anak-anak kVp=90, mA=3.
10. Instruksikan penderita jangan bergerak (diam)
selama penyinaran
11. Tekanan tonbol penyinaran.

KELEBIHAN FOTO PANORAMIK


Mempersingkat waktu untuk menilai kasus secara
keseluruhan.
Memperoleh gambar daerah yang luas berikut
seluruh jaringan walaupun penderita tidak
membuka mulutnya.
Gambaran difotopanoramik mudah dimengerti
sehingga foto ini berguna untuk penjelasan kepada
penderita atau untuk bahan pendidikan.
Pengaturan posisi pasien dan pengaturan pesawat
relatif mudah.
Gambar keseluruhan rahang yang diperoleh
memungkinkan deteksi kelainan/penyakit yang
tidak diketahui sebelumnya.

KELEBIHAN FOTO
PANORAMIK(lanjutan)
Diperoleh gambaran kedua posisi rahang memungkinkan
penilaian keadaan fraktur dan bagi pasien dengan lukaluka akibat fraktur
Untuk evaluasi awal keadaan jaringan periodontal serta
kasus orthodonsi
Dapat melihat dinding anterior serta posterior sinus
dengan baik
Mudah memperbandingkan kedua kepala kondilus TMJ
Dapat dipergunakan untuk penderita dengan
keterbatasan-keterbatasan, seperti penderita sensitif
muntah, penderita dengan kesadaran menurun, sukar
atau tidak dapat membuka mulut, serta penderita yang
tidak kooperatif seperti anak-anak.

KESALAHAN YANG UMUM DIJUMPAI DALAM


FOTO PANORAMIK
A. Kesalahan dalam mempersiapkan pasien
Ini dapat menyebabkan :
1. Tidak jelasnya gambaran daerah anterior
2. Pembesaran pada salah satu sisi gambar
3. Adanya garis radiopak di daerah anterior
4. Distorsi gambar akibat pergeseran pasien
selama pemotretan
5. Terlihat gambar ghost image
B. Kesalahan dalam pemotretan dan pencucian
Ini dapat menyebabkan :
1. Gambar yang dihasilkan terlaluterang/gelap,
tidak jelas/sebagian terlihat tidak jelas,
kabur/berkabut
2. Adanya berbagai noda/artefak

Cephalometri

Foto Rontgen ini digunakan untuk


melihat tengkorak tulang wajah akibat
trauma
penyakit
dan
kelainan
pertumbuhan perkembangan
Foto ini juga dapat digunakan untuk
melihat jaringan lunak nasofaringeal,
sinus paranasal dan palatum keras.

GUNA FOTO SEFALOMETRI


Di bidang orthodonsi
dengan interpretasi atau tracing
(penampakan) sefalogram untuk :
1. Mempelajari pertumbuhan kepala serial sefalogram yang dibuat dalam
interval waktu tertentu dan diperbandingkan, maka dapat diketahui
kecepatan dan arah pertumbuhan tulang muka serta pertumbuhan
tulang rahang dan gigi.
2. Analisa diagnostic kelainan muka. Dengan menggunakan sefalogram
dapat diketahui dengan jelas faktor-faktor apa yang menyebabkan
maloklusi. Misalnya anomali, ketidakseimbangan pertumbuhan tulang
muka, serta pertumbuhan rahang dan gigi.
3. Untuk mempelajari tipe fasial. Analisa sefalogram dapat menentukan
tipe muka apakah konkaf, konveks, atau lurus. Tipe muka tergantung
dari ras, misalnya ras negro berbeda dengan ras kaukasoid.
4. Untuk rencana perawatan orthodonsi dengan melakukan tracing
(penampakan) sefalogram.
5. Untuk melihat hasil perwatakan yang telah dilakukan, dengan
mempertimbangkan sefalogram sebelum dan sesudah perawatan.
6. Riset.

KETERBATASAN SEFALOMETRI
Kekurangan yang sering diperlihatkan suatu
sefalogram :
A. Kesalahan pembuatan sefalogram
1. Posisi gigitan penderita
Kalau perlu harus dilatih untuk memperoleh oklusi
yang benar. Biasanya waktu menggigit rahang bawah
lebih sering maju ke depan sehingga tidak pada oklusi
sentrik.
2. Penentuan kondisi sinar X
Kondisi sinar X yang terlalu besar akan menghasilkan
foto yang lebih hitam. Kondisi sinar X yang lemah
menghasilkan foto yang putih. Akibatnya struktur
anatomi tidak jelas.

KETERBATASAN SEFALOMETRI (lanjutan)


3. Proses pencucian di kamar gelap
Kesalahan pencucian kemungkinan foto terlalu hitam karena terlalu lama
dalam developer (over developing time). Sebaliknya bila kurang lama,
foto terlalu putih. Kesalahan pencucian menghasilkan foto mirip dengan
kondisi sinar X yang terlalu besar atau terlalu lemah.
4. Distorsi sefalogram
Makin besar jarak sumber sinar X ke flm, maka sinar X akan semakin
sejajar, sehingga distorsi dan magnifkasinya makin kurang. Makin dekat
jarak flm terhadap objek yang akan difoto maka makin kurang
pembesaran, karena sifat sinar X yang menyebar.
Untuk mengatasi pembesaran ini, maka flm harus selalu terjadi
pembesaran dan distorsi. Hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan
teknik-teknik pemotretan yang baik.
B. Kesalahan tracking (penampakan)
Terjadi bila kurang keterampilan atau kurang pengetahuan kita tentang
anatomi maupun landmark sefalogram. Hal ini bisa diatasi dengan latihan.

Lateral

Foto Rontgen ini digunakan


untuk melihat keadaan sekitar
lateral tulang
muka, diagnosa fraktur dan
keadaan
patologis
tulang
tengkorak dan muka

Lateral

AP, PA
PA (posteroanterior)
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak
tulang wajah akibat trauma penyakit dan kelainan
pertumbuhan perkembangan.
Foto ini juga dapat digunakan untuk melihat jaringan
lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum
keras.
AP (anteroposterior)
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat kelainan
pada bagian depan
maksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis,
sinus ethmoidalis, serta tulang
hidung.

PA
(posteroanterior)

Proyeksi
Waters

Foto Rontgen ini digunakan untuk


melihat sinus maksilaris, sinus
ethmoidalis, sinus frontalis, sinus
orbita, sutura zigomatiko frontalis,
dan rongga
nasal

Waters

Proyeksi
Reverse

Foto Rontgen ini digunakan untuk


pasien yang kondilusnya
mengalami
perpindahan tempat dan juga
dapat digunakan untuk melihat
dinding postero
lateral pada maksila

Reverse

Proyeksi
Submentovertex

Foto ini bisa digunakan untuk


melihat dasar tengkorak, posisi
kondilus,
sinus sphenoidalis, lengkung
mandibula, dinding lateral sinus
maksila, dan arcus
zigomatikus

Submentovertex

KUALITAS
ROENTGENOGRAM

Syarat-syarat rogram
dibaca dengan baik :

agar

dapt

Hasil gambar harus jelas


Rogram harus bebas dari goresan, noda
processing, dan kesalahan handling
Daerah yang akan diperiksa harus tercakup
pada rogram
Hindari terjadinya foto jaringan yang
superimmposed
Penyimpangan jangan terlalu besar
Kualitas rogram harus baik
untuk
dokumentasi/arsip

Kualitas Rogram yang kurang baik


bisa terjadi krn pada :

Waktu exposure tdk pas


Teknik exposure yg salah
Prosesing yang salah
Kualitas bahan prosesing (fxer & developer)
yg tdk baik
Kualitas flm yg tdk baik
Kesalahan dlm memegang flm oleh pasien
Kesalahan waktu mengeluarkan flm

Kesalahan saat prosesing


Time and temperature errors
Pengaturan waktu dalam processing flm harus
diperhatikan, seperti contoh dalam FIXING, yang
menurut ketentuan harus dilakukan selama 4-15 menit.
Jika kurang dari penetapan waktu tersebut maka hasil
flm akan mudah kabur dalam jangka waktu pendek.
Sedangkan pabila melebihi batasan waktu, maka
gambar pada flm akan hilang.
Chemical contamination errors
Bahan-bahan kimia yang mencampuri dalam processing
flm dapat mengakibatkan hasil flm yang buruk. Seperti
bila ada senyawa AgBr, yang masih tertinggal pada flm
maka hasil flm pada nantinya akan terlihat buram

Kesalahan prosesing (lanjutan)


Film handling errors
Pemegangang pada flm diperbolehkan saat
memastikan bahwa flm tersebut sudah benar benar
kering. Karena kalau tidak akan tercetak jari jari kita
pada flm, bisa juga timbul bercak bercak yang akan
mengganggu dari hasil flm itu sendiri.
Lighting errors
Tidak diperbolehkan untuk menggunakan warna lampu
yang berwarna putih, dan jarak antara penerangan
dengan working area tidak boleh terlalu dekat,
minimum 4 kaki. Bila hal ini tidak diperhatikan maka
hasil pada flm akan terlihat seperti berkabut (fogged)

Beberapa Gambaran Radiogram yang Tidak Baik

RADIOGRAF DENGAN GORESAN RADIOLUSEN


Sebab : - Film tergores kuku atau benda lainnya
- Film tertekuk / kerutan flm
- Goresan penjepit flm yg terkontaminasi
developer yg pekat
- Pecikan larutan developer
RADIOGRAF DENGAN CAP JARI
Sebab : - Memegang flm dengan jari yang
basah atau berkeringan
RADIOGRAF DENGAN GAMBAR JARING/POLA ALUR BAN
Sebab : - Penempatan flm terbalik

Beberapa Gambaran Radiogram yang


Tidak Baik
(lanjutan)
NODA PUTIH PADA RADIOGRAF
Sebab : - Artifak larutan fksasi
- Emulsi tergores
- Benda/obyek radiopak tertanam
dalam jaringan
- Benda/obyek radiopak pada cone
RETIKULASI PADA RADIOGRAF
Sebab : - Perbedaan suhu yang tajam antara
larutan developing dan air pencuci

Beberapa Gambaran Radiogram yang


Tidak Baik
(lanjutan)
RADIOGRAF TIDAK LENGKAP
Sebab : -Film kontak dengan hanger, sisi bak pencuci
atau kontak dengan flm lain selama proses
pengembangan
- Penempatan flm kurang tepat (kurang ke
apikal; terlalu ke apikal)
- Sebagian flm tidak masuk dalam larutan
pengembang
- Kegagalan penempatan flm sejajar dataran
oklusal
- Angulasi vertikal terlalu kecil------pemanjangan

Beberapa Gambaran Radiogram yang


Tidak Baik
(lanjutan)
RADIOGRAF TERLALU PUTIH
Sebab : - Underexposure
- Waktu developing terlalu singkat
- Temperatur developer rendah
- Konsentrasi developer lemah
- Larutan developer terlalu dingin, kadaluarsa,
kotor atau tercampur satu sama lain
- Kualitas flm jelek
- Voltage dan mA kurang

Beberapa Gambaran Radiogram yang


Tidak Baik
(lanjutan)
ARTEFACT RADIOGRAFI
(Struktur atau gambaran yang tidak normal
ada/tampak dlm radiograf)
Sebab : -Defect pada flm atau flm packet

- Membuka flm yg tik tepat

- Kesalahan ketika prosesing

- Teknik penyinaran yang salah

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Ajdjeusj
    Ajdjeusj
    Dokumen16 halaman
    Ajdjeusj
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Dgehgrgerg
    Dgehgrgerg
    Dokumen4 halaman
    Dgehgrgerg
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Kosmologi Dan Prinsip Logika Aristoteles
    Kosmologi Dan Prinsip Logika Aristoteles
    Dokumen16 halaman
    Kosmologi Dan Prinsip Logika Aristoteles
    Faliq Kautzar
    Belum ada peringkat
  • Dgehtgreh
    Dgehtgreh
    Dokumen4 halaman
    Dgehtgreh
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Egegrhtrhgt
    Egegrhtrhgt
    Dokumen1 halaman
    Egegrhtrhgt
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Rurirjfjrs
    Rurirjfjrs
    Dokumen3 halaman
    Rurirjfjrs
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • 473 856 1 PB
    473 856 1 PB
    Dokumen10 halaman
    473 856 1 PB
    luki masriansyah
    Belum ada peringkat
  • Alsk 2 Okskw
    Alsk 2 Okskw
    Dokumen4 halaman
    Alsk 2 Okskw
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Wfewfewf
    Wfewfewf
    Dokumen2 halaman
    Wfewfewf
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Pedoman PKM 2017
    Pedoman PKM 2017
    Dokumen123 halaman
    Pedoman PKM 2017
    Riska Tanya
    Belum ada peringkat
  • Abcdfhiefjkwnfew
    Abcdfhiefjkwnfew
    Dokumen4 halaman
    Abcdfhiefjkwnfew
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • SFDFD
    SFDFD
    Dokumen29 halaman
    SFDFD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Abednfjwenfo
    Abednfjwenfo
    Dokumen1 halaman
    Abednfjwenfo
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Vdgdfs
    Vdgdfs
    Dokumen24 halaman
    Vdgdfs
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Bahasa Indonesia
    Fungsi Bahasa Indonesia
    Dokumen5 halaman
    Fungsi Bahasa Indonesia
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • DFDSFSD
    DFDSFSD
    Dokumen46 halaman
    DFDSFSD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • GFFDSGFD
    GFFDSGFD
    Dokumen9 halaman
    GFFDSGFD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • 03 Tahapan An Sistem Informasi
    03 Tahapan An Sistem Informasi
    Dokumen21 halaman
    03 Tahapan An Sistem Informasi
    Muhammad Ilviyar
    Belum ada peringkat
  • Dasassaa
    Dasassaa
    Dokumen12 halaman
    Dasassaa
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Sdsdsds
    Sdsdsds
    Dokumen82 halaman
    Sdsdsds
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Sampul, Abstrak, Daftar Isi
    Sampul, Abstrak, Daftar Isi
    Dokumen11 halaman
    Sampul, Abstrak, Daftar Isi
    Aulia Rizki
    Belum ada peringkat
  • XNCJNDJC
    XNCJNDJC
    Dokumen27 halaman
    XNCJNDJC
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Dikmskndfvkd
    Dikmskndfvkd
    Dokumen38 halaman
    Dikmskndfvkd
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • SFDFD
    SFDFD
    Dokumen29 halaman
    SFDFD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • MFKSMFDK
    MFKSMFDK
    Dokumen15 halaman
    MFKSMFDK
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Dikmskndfvkd
    Dikmskndfvkd
    Dokumen38 halaman
    Dikmskndfvkd
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • SFDFD
    SFDFD
    Dokumen29 halaman
    SFDFD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • CVJNDCDKJ
    CVJNDCDKJ
    Dokumen22 halaman
    CVJNDCDKJ
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • MKPB Massal1 1
    MKPB Massal1 1
    Dokumen15 halaman
    MKPB Massal1 1
    Nadya Juanita Permatasari
    Belum ada peringkat
  • NDKFMCSKCNDV
    NDKFMCSKCNDV
    Dokumen51 halaman
    NDKFMCSKCNDV
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat