KEGIATAN PENINGKATAN
KEMAMPUAN TENAGA KESEHATAN DI
PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT
DALAM PENANGANAN AUS REMAJA
DAN KEKERASAN TERHADAP ANAK .
ANAK
INDONESIA
Jumlah anak = 1/3 jumlah penduduk
Harus berkualitas
Agar tidak menjadi beban
pembangunan
TERDAPAT 31 HAK ANAK
Amanat UU No. 23/2002 tentang
Perlindungan Anak
Definisi
Kekerasan
terhadap Anak
(KtA)
Setiap bentuk pembatasan, pembedaan,
pengucilan dan seluruh bentuk perlakuan
yang dilakukan terhadap anak, yang akibatnya
berupa dan tidak terbatas pada kekerasan
fisik, seksual, psikologis dan ekonomi (bisa
dalam bentuk diskriminasi, perlakuan salah,
penelantaran, dll).
Sumber : Pasal 1 Peraturan Daerah Provinsi
Kekerasan Emosional,
adalah segala sesuatu
yang dapat menyebabkan
terhambatnya
perkembangan emosional
anak.
Kata-kata yang
mengancam
Menakut-nakuti
Berkata-kata kasar
Mengolok-olok anak
Perlakuan diskriminatif
dari orang tua, keluarga,
pendidik dan masyarakat
Membatasi kegiatan sosial
dan kreasi anak dan
lingkungannya
Kekerasan Ekonomi
(Ekploitasi Komersial),
penggunaan tenaga anak
untuk bekerja dan kegiatan
lain demi keuntungan
orangtua atau orang lain, spt:
menyuruh anak bekerja
secara berlebihan
menjerumuskan anak pada
dunia prostitusi untuk
kepentingan ekonomi
Penyebab Kekerasan
Emosional/Verbal/ Psikis:
Dari 795 kasus yang terungkap terdapat 371
variasi
penyebab
terjadinya
kekerasan
verbal/emosional dirumah menurut jawaban anak:
25,61% tidak menuruti perintah (misalnya: tidak
mau belajar, tidak mau membelikan mie
instan/rokok, mencuci piring, dll).
18,33% merasa dirinya bandel/nakal.
14,29%
anak
merasa
dirinya
suka
membantah/mengeyel.
Penyebab lain menurut anak antara lain: karena
pelaku membenci dirinya, ingin melihat dirinya
terhina, karena kalah lomba, anak mendapatkan
nilai jelek, merasa iri dengan diri si anak tersebut,
bahkan juga ada yang tertekan oleh keadaan.
Penyebab Kekerasan
Seksual:
Dari 244 kasus yang terungkap terdapat 115 variasi
penyebab terjadinya kekerasan seksual dirumah
menurut jawaban anak:
26,96% iseng/mainan/jail/becanda.
9,57% diajak teman/orang lain.
6,96% ingin tau/agar tidak galau/penasaran/cobacoba.
3,48% karena nafsu.
Selain hal ini ada juga beberapa penyebab lain yang
dituliskan oleh anak-anak misalnya: karena pelaku
genit, karena anak akrab dengan orang tersebut,
ingin berbagi, kurang kasih sayang, agar merasa
senang, gangguan jiwa, untuk lucu-lucuan, pengaruh
globalisasi/lingkungan, dan diajak oleh teman.
Kuatnya
budaya
patriarki
Anak dianggap
sebagai komoditas
oleh orang tua
Ada diskriminasi
antara anak lakilaki dan
perempuan
Anak dianggap
menjadi beban
keluarga/Ortu
Masih dipahami,
kekerasan untuk
kepatuhan/
kedisiplinan
Tidak
Berkembangnya
Budaya Assertive
pada Anak
Kebijakan
Perlindungan
Anak yang
masih sektoral
Pengaruh Media
Hiburan yang
tidak mendidik
Kebijakan
perlindungan anak
yang belum
mengakomodasi 5
kluster hak anak
Kebijakan sensor
tayangan TV yang
masih longgar
Metode pendidik-an
yang masih
konvensional
Penegakan hukum
perlindungan anak
belum berjalan baik
Isu/program
perlindungan anak
belum dianggap
penting
Kurangnya
kontrol
/pengawasan dari
ortu/keluarga
Maraknya toko
VCD/warnet/game
online yang bisa
diakses anak-anak
Masalah Anak Berhadapan dengan Hukum dengan Upayaupaya Pengadilan Restorasi Masih Rendah
ABH dengan Upaya-upaya Pengadilan
Restorasi Masih Rendah
Orangtua cuek
terhadap Anak pelaku
Orang tua/keluarga
merasa tidak mampu
mengendali-kan anak
Orang tua/keluarga
khawatir akan
keselamatan anak
Kurang memahami
hak-hak anak
Tuntutan Pihak
Keluarga Korban
Untuk memberikan
efek jera pada anak
pelaku
Belum mendapat-kan
pelatihan KHA
belum adanya
perangkat/fasilitas
pembinaan yang
sesuai untuk anak
Pengetahuan keluarga
korban tentang KHA
Rendah
PRINSIP LAYANAN
TERPADU
Non diskriminasi;
Kepentingan terbaik bagi korban;
Keadilan dan kesetaraan gender;
Perlindungan korban;
Kelangsungan hidup ibu;
Kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang anak;
Penghargaan terhadap pendapat anak;
Keterbukaan;
Keterpaduan;
Tidak menyalahkan korban;
Memberdayakan;
Kerahasiaan korban;
Pengambilan keputusan di tangan
korban.
DATANG
SENDIRI
RUJUKAN
DARI
KAB/KOTA
ATAU
PROV
LAIN
PENGADUAN/
IDENTIFIKASI
-SCREENING
-ASSESSMENT
-RENCANA
INTERVENSI
-PENYEMBUHAN
FISIK
-MEDICOLEGAL
-TEST DNA
-PENYEMBUHAN
PSIKIS
PEMULANGAN
REHABILITASI SOSIAL
-KONSELING
-TERAPI PSIKOSOSIAL
-BIMBINGAN MENTAL
SPIRITUAL
-HOME VISIT
-PEMBERDAYAAN
EKONOMI
BANTUAN HUKUM
-PERLINDUNGAN
SAKSI/KORBAN
-PENYELIDIKAN &
PENYIDIKAN
-PENUNTUTAN
-PUTUSAN
-RESTITUSI
-FASILITASI
PENJEMPUTAN
KORBAN ANTAR
KAB/KOTA ANTAR
PROV
-PEMULANGAN TKI
BERMASALAH
REINTEGRASI
SOSIAL
-PENYIAPAN
KELUARGA
-PENYATUAN
KELUARGA
-PEMBERDAYAA
N EKONOMI
-REINTEGRASI
PENDIDIKAN
-HOME VISIT
-MONITORING
IGD/POLIKLINIK
RS NON
PKT/PPT
TDK DARURAT
DARURAT
ICU/HCU/
RUANG RAWAT
INAP
PKT/PPT
-Pemeriksaan fisik dan
psikis, medikolegal
-Konseling psikososial
-Pemeriksaan penunjang
Dirujuk ke
RS lain
Meninggal
(Ruang
Otopsi)
PKT/PPT RS LAIN
Rumah
aman/
shelter
LBH/
POLISI
Kembali ke
keluarhga
Di
Dlm
RS
KONSELING
AWAL
RUMAH AMAN
-Konseling lanjutan
-Perlindungan
TIDAK
BERSEDIA
KONSELING LANJUTAN
TAPI TIDAK TINGGAL
DALAM RUMAH AMAN
BIMBINGAN ROHANI
RUJUKAN/LAYANAN
LANJUTAN
PENCATATAN DAN
PELAPORAN
PEMULANGAN
DAN
REINTEGRASI
SOSIAL