Anda di halaman 1dari 19

Kelainan Buang Air Kecil

pada Anak
Disusun oleh:
Theo Nalmiades Ambra
102013115

Skenario 5
Seorang anak laki-laki berusia 5
tahun dibawa ibunya ke klinik
dengan keluhan BAK berwarna gelap,
bengkak di kedua mata, dan nafas
pendek sejak 2 hari yll

Anamnesis
KU: BAK berwarna
gelap, bengkak di
kedua mata, dan
nafas pendek sejak 2
hari yll
RPS slide
salanjutnya.
RPD: faringitis,
penyakit kulit,
trauma, sakit ginjal,
ISK, dll

RPK: dikeluarga ada


yang sakit yang
sama, hipertensi, dll?
RP: kebersihan, pola
makan, gaya hidup,
rokok, narkoba.
Riwayat sosial
ekonomi: kebersihan
lingkungan, ekonomi,
teman bermain

Riwayat penyakit sekarang


Apakah urin berwarna gelap seperti teh ?
Apakah ada rasa nyeri atau tidak lampias
saat BAK?
Pola kencing adakah oligouria,
poliuria,dysiuria atau anuria ?
Apakah terdapat edema periorbital yaitu
edema diwajah dan kelopak mata?
Apakah ada lemah, lesu dan pucat?
Anoreksia serta anak sering mual dan
muntah?

Pemeriksaan fisik
Vital sign :
lihat tekanan darah
dan suhu

Inspeksi :
Perhatikan abdomen
dan pinggang.
Perhatikan ada
trauma seperti luka.

Palpasi :
Ballottement dan
palpasi abdomen

Perkusi :
tes shifting
dullness.

Auskultasi :
Terdengar bising
systolic bruit pada
stenosis atau
aneurysma arteri
renalis.

Pemeriksaan penunjang
Urinalisis:
Makroskopis hematuria biasanya berwarna
merah keruh, merah, merak coklat.
oliguria
Berat jenis urin meningkat atau tidak.
diperiksa terjadi proteinuria atau tidak
Mikroskopik urin eritrosit, leukosit dan
sedimen silinder eritrosit, leukosit serta
hialin.

Hematologi
Laju endap darah meningkat atau tidak
Kadar Hb menurun atau meningkat
Anemia
Kadar albumin serum menurun atau
meningkat
ASTO (+) pada 75-80% pasien, kulit (+) 50%.
Antihialuronidase (Ahase) dan anti
deoksiribonuklease B (DNase B) meningkat
atau tidak
Periksa C3 serum terjadi penurunan atau
tidak.

Pemeriksaan bakteriologis
Apus tenggorok atau kulit penting
untuk isolasi dan identifikasi
streptokokus.

Ultrasonografi ginjal untuk


mengevaluasi ukuran ginjal, dan
mengetahui adanya fibrosis.

Glomerulonefritis akut post


streptoccocus

Sindroma nefrotik

Infeksi saluran kemih

Suatu proses radang non-supuratif


yang mengenai glomeruli, sebagai
akibat infeksi kuman streptokokus
beta hemolitikus grup A, tipe
nefritogenik di tempat lain.

Sindrom klinis akibat perubahan


selektifitas permeabilitas dinding
kapiler glomerulus sehingga protein
dapat keluar melalui urin.

Infeksi saluran kemih adalah infeksi


yang terjadi di sepanjang saluran
kemih, termasuk ginjal itu sendiri,
akibat proliferasi suatu
mikroorganisme. Infeksi saluran
kemih adalah istilah yang digunakan
untuk menunjukkan bakteriutia
patogen dengan jumlah koloni >
100.000 mikroorganisme tunggal per
ml yang mengenai saluran kemih
bagian atas atau bagian bawah, atau
keduanya.

Gejala: Terjai pada anak aki-laki,


Warna urin gross hematuria, terdapat
Proteinuria, hipertensi, edema,
oliguri, adanya edema wajah dan
palpebra , hipertensi, ada Azotemia,
BJ urin meningkat, LED meningkat.

Gejala: albuminuria, hiperlipidemi,


anorexia, edema seluruh tubuh,
acites, malaise, nyeri abdomen,
diare, efusi pleura, Proteinuria berat
persisten (alnbuminuria)
>2g/m^2/24, Hipoproteinuria,
Serum albumin <3.0 g/dL,
Hiperkoloesterelemia >250 mg/dL

Ginjal :
ISK bawah adalah : Nyeri yang sering
dan rasa panas ketika berkemih,
Spasme pada area kandung kemih
dan suprapubis, Hematuria, Nyeri
punggung dapat terjadi
ISK atas adalah : Demam, Menggigil,
Nyeri panggul dan pinggang, Nyeri
ketika berkemih, Malaise, Pusing,
Mual dan muntah.
sering pada anak perempuan
biasanya pada usia 5 tahun, pada
anak laki-laki dibawah 1 tahun belum
sirkumsisi oleh Proteus sp.

Penyebab: Streptococcus beta


haemolyticus group A tipe
nefritogenik. Terjadi 5-12 hari setelah
infeksi Streptococcus faringitis dan
4-6 minggu setelah impetigo

Penyebab : idiopatik

Penyebab: Disebabkan oleh


Escherichia coli

Etiologi
75% GNAPS timbul setelah ISPA ok/ Streptococcus
beta hemolyticus group A tipe nefritogenik.
Serotipe streptokokus yang paling sering
menyebabkan GNA didahului faringitis adalah tipe
12, tetapi kadang-kadang juga tipe 1,4 ,6 dan 25.
Sedangkan tipe 49 paling sering dijumpai pada
glomerulonefritis yang didahului infeksi kulit.
10-15% infeksi kuman streptokokus beta
hemolitikus mempunyai resiko terjadinya
GNAPS.

Epidemiologi
Sering terjadi pada anak usia sekolah
yang lebih muda, antara 5-8 tahun.
Laki-laki : perempuan = 2 : 1,3.

Patofisiologi (1)

Patofisiologi (2)
Mengendap
Kompleks
Autoantibodi
Ig
Neuraminidase
Streptokokus

Manifestasi klinis
terjadi secara tiba-tiba.
714 hari setelah ISPA (faringitis),
3-6 minggu setelah infeksi kulit (piodermi).

Ringan : asimptomatik
Berat : oliguria, edema, hipertensi, dan
uremia dengan proteinuria, hematuria dan
ditemukan cast.
Gross hematuria/mikroskopik hematuria
Tidak spesifik : demam, malaise, nyeri
kepala, anoreksia.

Penatalaksanaan
Pengobatan suportif dan simptomatik
Antibiotik
Benzathine penicillin 50.000 U/kgBB IM
Eritromisin oral 40 mg/kg BB/hari selama 10 hari

Hipertensi :
130/90 mmHg observasi tnp terapi
>140-150/>100 mmHg hidralazin oral/im,
nifedipin oral/SL.
Hipertensi berat hidralazin 0,15-0,30
mg/kgBB/hr iv diulang 2-4 jam.

Penatalaksanaan
Retensi cairan furosemid
2mg/kgBB, 1-2x/hr
Oliguria pemberian Kalium harus
dibatasi

Komplikasi
Ensefalopati hipertensi (EH)
Nifedipin (0,25-0,5mg/kgBB/dosis) oral/SL.
Dilakukan secara bertahap s/d 25%
Kaptopril (0,3-2mg/kgBB/hr)

Gangguan ginjal akut (Acute kidney


injury/AKI)
Diet : kalori 120kkal/kgBB/hr
Mengatur elektrolit
Hiponatremia : NaCl hipertonik 3%
Hipokalemia : Ca glukonas 10% 0,5 ml/kgBB/hr

Prognosis
Sebagian besar pasien akan sembuh,
tetapi 5% di antaranya mengalami
perjalanan penyakit yang memburuk

Kesimpulan
GNAPS kelainan klinis akibat proliferasi dan
inflamasi glomerulus yang berhubungan dengan
infeksi Streptococcus beta hemolyticus grup A
tipe nefritogenik.
Proses imunologis memegang peran penting
dalam mekanisme terjadinya penyakit ini.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
gejala klinis, pemeriksaan fisis, bakteriologis,
serologis, imunologis, dan histopatologis.
Pengobatan hanya bersifat suportif dan
simtomatik.

Anda mungkin juga menyukai