Anda di halaman 1dari 42

Nama

Usia
Jenis kelamin
Alamat
No.RM

: an.N
: 11 Bln/7 Kg
: Perempuan
:
:259558

Bayi perempuan usia 11 bulan datang


bersama ibunya dengan berat badan 7
kilogram dengan batuk, sesak dan demam.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien dibawa oleh orang tua dengan keluhan
sesak sejak 1 hari makin berat, disertai dengan
batuk dan panas. Awalnya pasien demam sejak
3 hari yang lalu, kemudian disertai dengan
batuk beberapa hari ini. Demam terutama pada
malam hari. .demam terasa berkurang
semenjak minum obat dari dr.Latief Sp.A
.Kejang disangkal. Sejak tadi pagi pasien
tampak gelisahminum obat selalu
muntah.Nafsu makan dam minum

menurun.

Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya dibawa berobat ke dr.Latief
Sp.A.

Riwayat Kesehatan
Ibu melahirkan di bidan. Pasien telah
mendapatkan imunisasi lengkap 11 bulan

Riwayat Keluarga
Didalam keluarga tidak ada yang sedang sakit
sama seperti pasien

KU sesak; N 90x/m; RR 40x/m suhu 40oC


Kepala dan leher : an -/- ict -/- cy -/- pernapasan cuping hidung
+/+
Thorax
: S1S2 single m(-) suara nafas vesikular, rhonki
+/+ wheezing -/- retraksi intercostal +
Abdomen
: Soefl, BU (+), perkusi timpani.
Extremitas atas
: oedema (-)
Extremitas bawah : oedema (-) akral hangat turgor normal

No

2
3

Jenis Pemeriksaan
Hb
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Diff count
SGOT
SGPT
CRP kualitatif

Hasil Pemeriksaan
12,6
16.950
419.000
40%
4/0/0/24/54/18
49
33
+

Nilai Normal
13,0-18,0 mg/dl
3500-10000/cm2
150000-450000
40-54%
1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3/7
Up to 37mU/ml
Up to 40mU/ml
< 6 mg/l

Pneumonia

Hematologi, Faal hati, CRP kualitatif,foto


Thorax

Inf. D5 1/4 S 600cc/24 jam


Inj. Gentamycin 1x40mg
Inj. Ampicillin 3x150mg
Inj. Antrain 3x100mg
Nebul PZ +1/2 Combivent/12 jam
O2 nasal 2lpm

14/09/2016
15/09/2016
S
:ibu pasien mengeluh anak masih batuk dan S
:ibu pasien mengeluh anak masih batuk dan sesak
sesak
O
:
O
:
KU sesak; N 98x/m; RR 35x/m
KU sesak; N 100x/m; RR
suhu 37.0oC
40x/m suhu 37.1oC

Kepala dan leher

: an -/-

ict -/- cy -/-

pernapasan cuping hidung +/+

Thorax
nafas

rhonki

retraksi intercostal +

Abdomen

+/+

Extremitas atas

: S1S2 single m(-) suara nafas


rhonki

+/+

Inj. Antrain 3x120mg (k/P)


Nebul PZ +1/2 Combivent/12 jam
O2 nasal 2lpm

retraksi

: Soefl, BU (+), perkusi timpani.

Extremitas atas

: oedema (-)

Extremitas bawah : oedema (-) akral hangat turgor

normal
Extremitas bawah : oedema (-) akral hangat Inf. D5 1/4 S 500cc/24 jam
turgor normal
Inj. Ceftriaxone 2 x 300mg

Inj. Indexon 3 x 1/4

-/-

Abdomen

: oedema (-)

Inj. Ceftriaxone 2 x 300mg

wheezing

intercostal +

Inf. D5 1/4 S 500cc/24 jam

Thorax
vesikular,

-/-

: Soefl, BU (+), perkusi

timpani.

wheezing

: an -/- ict -/- cy -/- pernapasan

cuping hidung -/-

: S1S2 single m(-) suara


vesikular,

Kepala dan leher

Inj. Indexon 3 x 3 x 1/5


Inj. Antrain 3x120mg (k/P)
Nebul PZ +1/2 Combivent/12 jam
O2 nasal 2lpm

16/09/2016

17/09/2016

:ibu pasien mengelum anak masih batuk .


:

Kepala dan leher

: an -/-

ict -/- cy -/- pernapasan

cuping hidung -/

KU sesak; N 98x/m; RR 30x/m suhu


37.0oC

:ibu pasien mengelum anak masih batuk (tapi berkurang)

Thorax

: S1S2 single m(-) suara nafas

Thorax

: S 1S2 single m(-) suara nafas vesikular,

rhonki +/+ (tetap)wheezing -/- retraksi intercostal +

vesikular, rhonki +/+(berkurang) wheezing -/- retraksi

Abdomen

: Soefl, BU (+), perkusi timpani.

Extremitas atas

: oedema (-)

Extremitas bawah : oedema (-) akral hangat turgor normal

Abdomen

: Soefl, BU (+), perkusi timpani.

Extremitas atas

: oedema (-)

Inf. D5 1/4 S 500cc/24 jam

Extremitas bawah : oedema (-) akral hangat turgor Inj. terfacef 2 x 350mg
normal

: an -/- ict -/- cy -/- pernapasan cuping

hidung -/

intercostal +

Kepala dan leher

KU sesak; N 98x/m; RR 35x/m suhu 36.5oC

Inj.gentamicin 1 x 45mg

Inf. D5 1/4 S 500cc/24 jam

Inj. Indexon 3 x 3 x 1/5

Inj. Ceftriaxone 2 x 300mg

Inj. Antrain 3x120mg (k/P)

Inj. Indexon 3 x 1/5

p.o ambroxol/salbutamol

Inj. Antrain 3x120mg (k/P)

Nebul PZ +1/2 Combivent/12 jam

Nebul PZ +1/2 Combivent/12 jam

18/09/2016
S

:ibu pasien mengelum anak masih batuk (tapi berkurang)


Makan minum sudah banyak.
Ibu merasa kondisi anak lebih baik dari sebelumnya

KU sesak; N 95x/m; RR 30x/m suhu 36.5oC

Kepala dan leher

: an -/- ict -/- cy -/- pernapasan cuping

hidung -/

Thorax

: S1S2 single m(-) suara nafas vesikular,

rhonki -/- (tetap)wheezing -/- retraksi intercostal

Abdomen

: Soefl, BU (+), perkusi timpani.

Extremitas atas

: oedema (-)

Extremitas bawah : oedema (-) akral hangat turgor normal

KRS /BP

Pneumonia adalah peradangan alat


parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius dan alveoli, yang disebabkan
oleh mikro-organisme (bakteri, virus, jamur,
protozoa)

Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek


umum berhubungan dengan infeksi saluran
napas yang terjadi di masyarakat
(pneumonia komunitas/PK) atau di dalam
rumah sakit (pneumonia nosokomial/PN).
Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi
saluran nafas bawah akut di parenkim paru
yang serius dijumpai sekitar 15-20%.

Meskipun penyakit ini lebih banyak


ditemukan pada daerah berkembang akan
tetapi di negara maju dapat ditemukan
kasus yang cukup signifikan. Berdasarkan
umur, pneumonia dapat menyerang siapa
saja. Meskipun lebih banyak ditemukan
pada anak-anak. Pada berbagai usia
penyebabnya cenderung berbeda-beda, dan
dapat menjadi pedoman dalam memberikan
terapi.

Pneumonia merupakan salah satu penyakit


infeksi saluran napas yang terbanyak di
dapatkan dan sering merupakan penyebab
kematian hampir di seluruh dunia. Frekuensi
relative terhadap mikroorganisme patogen
paru bervariasi menurut lingkungan ketika
infeksi tersebut didapat. Misalnya
lingkungan masyarakat, panti perawatan,
ataupun rumah sakit. Selain itu faktor iklim
dan letak geografik mempengaruhi
peningkatan frekuensi infeksi penyakit ini.

Penyebab tersering pada usia muda :


Streptokokus (Str) pneumonia

Penyebab tersering pada Lansia :


Str.pneumoniae, H.influenzae, Stafilokokus
aureus, batang gram (-)

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai


macam mikroorganisme yaitu bakteri, virus,
jamur, protozoa, yang sebagian besar
disebabkan oleh bakteri. Penyebab
tersering pneumonia bakterialis adalah
bakteri positif-gram, Streptococcus
pneumonia yang menyebabkan pneumonia
streptokokus. Bakteri staphylococcus aureus
dan streptococcus aeruginosa. Pneumonia
lainnya disebabkan oleh virus, misalnya
influenza.

Stadium kongesti (4 12 jam pertama)


Stadium hepatisasi merah (48 jam
selanjutnya)
Stadium hepatisasi kelabu (konsolidasi)
Stadium akhir (resolusi)

A. Berdasarkan klinis dan epidemiologi


Pneumonia komuniti (Community-acquired
pneumonia= CAP)
Penumonia nosokomial (Hospital-acquired
Pneumonia= HAP)
Pneumonia pada penderita
immunocompromised Host
Pneumonia aspirasi

B. Berdasarkan lokasi infeksi


Pneumonia lobaris
Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Pneumonia interstisial

Penegakan diagnosis pneumonia dapat


dilakukan melalui:
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran Radiologis
Pemeriksaan Bakteriologis

Gejala-gejala pneumonia serupa untuk


semua jenis pneumonia. Gejala-gejala
meliputi:
Gejala Mayor: 1.batuk
2.sputum produktif
3.demam (suhu>37,80c)
Gejala Minor: 1. sesak napas
2. nyeri dada
3. konsolidasi paru pada
pemeriksaan fisik
4. jumlah leukosit >12.000/L

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat


peningkatan jumlah leukosit, biasanya
>10.000/ul kadang-kadang mencapai
30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit
terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi
peningkatan LED.

Untuk menentukan diagnosis etiologi


diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah
dan serologi. Kultur darah dapat positif pada
20-25% penderita yang tidak diobati.
Anlalisa gas darah menunjukkan
hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium
lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.

1.Pneumonia Lobaris

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas


tinggi pada satu segmen/lobus (lobus kanan bawah PA
maupun lateral)) atau bercak yang mengikutsertakan
alveoli yang tersebar. Air bronchogram biasanya
ditemukan pada pneumonia jenis ini.

Hasil CT scan dada ini menampilkan gambaran


hiperdens di lobus atas kiri sampai ke perifer.

2. Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Pada gambar ini


tampak
konsolidasi tidak
homogen di lobus
atas kiri dan lobus
bawah kiri.

Tampak
gambaran
opak/hiperdens
pada lobus
tengah kanan,
namun tidak
menjalar
sampai perifer.

3. Pneumonia Interstisial

Terjadi edema dinding


bronkioli dan juga edema
jaringan interstitial
prebronkial. Radiologis
berupa bayangan udara
pada alveolus masih
terlihat, diliputi oleh
perselubungan yang
tidak merata.

Dalam mengobati penderita pneumonia


perlu diperhatikan keadaan klinisnya. Bila
keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi
rawat dapat dirawat dirumah.

Penderita yang tidak dirawat di RS:


Istirahat ditempat tidur, bila panas tinggi di
kompres
Minum banyak
Obat-obat penurunan panas, mukolitik,
ekspektoran
Antibiotika

Penderita yang dirawat di Rumah Sakit,


penanganannya di bagi 2 :
Penatalaksanaan Umum
Pemberian Oksigen
Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi
elektrolit
Mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan
pembersihan jalan nafas
Obat penurunan panas hanya diberikan bila
suhu > 400C, takikardi atau kelainan jantung.
Bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat
anti nyeri.

Pengobatan Kausal
Dalam pemberian antibiotika pada
penderita pneumonia sebaiknya
berdasarkan MO (Mikroorganisme) dan hasil
uji kepekaannya,

A.Tuberculosis Paru (TB)


B. Atelektasis
C. Efusi Pleura

Anda mungkin juga menyukai