Anda di halaman 1dari 23

Pernikahan

1.
2.
3.
4.

Oleh :
Anisa Devianda Fidiandari
20121033031112
Mirna Nastiti Louqi Machfud 20141033031116
Askarani Kamilasari
201410330311167
Siti Qomariyah
201410330311188

Apa nikah itu?

Bahasa bahasa Arab, yaitu nakaha

yankihu nikahan berkumpul atau


berhimpun
Istilah suatu akad (Ijab qabul) yang
membolehkan wathi (hubungan seksual)

Tujuan Pernikahan

TUJUAN PERNIKAHAN
Mewujudkan ketenangan, mawaddah dan rahmat

(kasih dan sayang)


Melanjutkan keturunan
Menghindarkan dosa
Mempererat tali silaturahim
Sebagai sarana dakwah
Menggapai ridha Allah inilah tujuan dari segala
tujuan (ghayatu al-ghayah) dari pernikahan

Membangun Keluarga
Sakinah

PRINSIP MENUJU KELUARGA SAKINAH


Pernikahan harus dipandang sebagai perjanjian

yang berat yang menuntut suami istri memenuhi


hak dan kewajibannya masing-masing
Setiap anggota keluarga (suami dan istri) adalah
pemimpin dalam kedudukannya masing-masing,
dan Allah akan memintakan pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya itu
Sebuah keluarga harus dikemudikan secara adil,
artinya meletakkan semua fungsi itu secara
memadai

Hak dan Kewajiban Suami


dan Istri

Kewajiban Suami
Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Membantu peran istri dalam mengurus anak
Menjadi pemimpin, pembimbing dan pemelihara
keluarga dengan penuh tanggung jawab demi
kelangsungan dan kesejahteraan keluarga.
Siaga / Siap antar jaga ketika istri sedang
mengandung / hamil.
Menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan
tidak sewenang-wenang
Memberi kebebasan berpikir dan bertindak pada
istri sesuai ajaran agama agar tidak menderita
lahir dan batin.

Hak Suami
Isteri melaksanakan kewajibannya dengan baik
sesuai ajaran agama seperti mendidik anak,
menjalankan urusan rumah tangga, dan
sebagainya.
Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri
Mendidik dan memelihara anak dengan baik dan
penuh tanggung jawab.
Menghormati serta mentaati suami dalam batasan
wajar.
Menjaga kehormatan keluarga.
Menjaga dan mengatur pemberian suami (nafkah
suami) untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Mengatur dan mengurusi rumah tangga keluarga
demi kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga.

Hak Istri
Mendapatkan nafkah batin dan nafkah lahir dari

suami.
Menerima maskawin dari suami ketika menikah.
Diperlakukan secara manusiawi dan baik oleh
suami tanpa kekerasan dalam rumah tangga /
kdrt.
Mendapat penjagaan, perlindungan dan perhatian
suami agar terhindar dari hal-hal buruk.

Kewajiban Suami dan Istri


Saling mencintai, menghormati, setia dan saling
bantu lahir dan batin satu sama lain.
Memiliki tempat tinggal tetap yang ditentukan
kedua belah pihak.
Menegakkan rumah tangga.
Melakukan musyawarah dalam menyelesaikan
problema rumah tangga tanpa emosi.
Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan
dengan ikhlas.
Menghormati keluarga dari kedua belah pihak baik
yang tua maupun yang muda.
Saling setia dan pengertian.
Tidak menyebarkan rahasia / aib keluarga.

Hak Suami dan Istri


Mendapat kedudukan hak dan kewajiban yang
sama dan seimbang dalam keluarga dan
masyarakat.
Berhak melakukan perbuatan hukum.
Berhak diakui sebagai suami isteri dan telah
menikah jika menikah dengan sah sesuai hukum
yang berlaku.
Berhak memiliki keturunan langsung / anak
kandung dari hubungan suami isteri.
Berhak membentuk keluarga dan mengurus kartu
keluarga

Manajemen Konflik Suami


Istri

Managemen konflik adalah kemampuan

individu untuk mengelola konflik-konflik yang


dialaminya dengan cara yang tepat, sehingga
tidak menimbulkan komplikasi negatif pada
kesehatan jiwanya maupun keharmonisan
keluarga.

Konflik suami-istri biasanya disebabkan oleh

kurangnya rasa saling antara keduanya,:


Kurangnya saling pengertian terhadap
kelebihan dan kekurangan masing-masing
Kurangnya saling percaya
Kurangnya saling terbuka
Kurang komunikasi yang efektif

Bagaimana cra
mengatasi konflik
anatara suami istri?

Tahapan managemen Konflik sbb:


1. Tahap primer
2. Tahap sekunder
3. Tahap tersier setelah konflik teratasi

1. Tahap primer
Tahap ini merupakan tahap pencegahan terhadap
terjadinya konflik keluarga. Upaya-upaya yang dilakukan
oleh suami-suami antara lain:
.Meningkatkan derajat keharmonisan suami istri sehingga
lebih intim
.Mengerti terhadap pekerjaan pasangan masing-masing;

berusaha membuat suami/istri merasa senang; saling


menyatakan perasaan secara terbuka; menghargai
pendapat/ide pasangan; menggunakan waktu luang
bersama; saling memuaskan dalam kehidupan seksual.
.Adanya komunikasi yang efektif dan dapat menjadi
pendengar yang baim bagi pasangannya.
.Jika ada masalah, komunikasikan dengan pasangan agar
tidak berlarut-larut.
.Menyeimbangkan antara perasaan dan pikiran ( rasio ).

Tidak berpokir yang aneh-aneh kalau sesuatu hal belum


terjadi. Hadapi masalah dengan wajar

2. Tahap sekunder.
Tahap ini sudah terjadi konflik dan bagaimana cara
mengatasinya:
Kompromi, musyawarah untuk mencari jalan keluar terbaik.
Metode yang dipergunakan Win-win solution, semua menang,
tidak ada yang dikalahkan.
Mencari alternatif pemecahan masalah berdasarkan sumber
masalahnya apa. Bila tidak dapat melakukan sendiri bisa
mencari bantuan pihak ketiga yang kompeten, konsultasi pada
psikolog atau konselor perkawinan.
Memilih cara yang terbaik ( salah satu )
Melaksanakan cara yang sudah dipilih dari kompromi diatas
Evaluasi penyeleseaian konflik. Hasilnya bagaimana, lebih
harmonis atau tidak

3. Tahap tersier setelah konflik teratasi


Pasangan berusaha untuk mencegah dampak
negatif atau trauma psikologis akibat konflik yang
pernah dialami. Berkomunikasi dari hati ke hati,
perlunya kesepakatan baru agar tidak terjadi konflik
yang sama dimasa yang akan datang

Terimakasih
Wassalamualaikum Wr
Wb

Anda mungkin juga menyukai