Anda di halaman 1dari 27

PORTOFOLIO

TEORI DAN PEMAKAIAN INSULIN

OLEH :
dr. Hasbullah Kasim

PEMBIMBING :
dr. Debby. L. Mintjelungan

Nama Peserta : dr. Hasbullah kasim


Nama Wahana : RSAD Robert Wolter Monginsidi
Topik : Insulin
Tanggal (kasus) : 11 Perbuari 2016

Presenter : dr. Hasbullah Kasim

Nama Pasien : Ny. A

No. RM : 08-73-72

Tanggal Presentasi : 3 Maret 2016

Pendamping : Dr. A. Antonius Rumambi, DK,M,kes

Tempat Presentasi : Rumkit Tk III R. W. Monginsidi,Manado, Sulawesi Utara


Obyektif Presentasi :

Keilmuan

Diagnostik

Manajemen

Bayi

Ketrampilan

Penyegaran

Tinjauan Pustaka

Masalah

Dewasa

Lansia

Istimewa

Neonatus

Deskripsi : Perempuan usia 60 tahun datang dengan keluhan luka pada kaki kanan sejak 1 bulan

Tujuan : Mengetahui penggunaan insulin

Anak

Remaja

Bumil

Data utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis/ Gambaran klinis : Pasien datang dengan keluhan luka pada kaki kanan

sejak 1 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien merasa kesemutan di kaki dan
tangannya, lalu timbul luka. Dirasa luka makin meluas dan pasien merasa pusing
dan mual terutama saat memulai beraktifitas, maka pasien berobat ke Poli Bedah RS
Teling. Hari pemeriksaan (11 Februari 2016) pasien mengeluh pusing cenut-cenut,
dan jimpe di kaki dan tanggannya, pasien juga mengeluh sering makan, sering
minum dan sering kencing. BAB normal, mual (+), muntah (-). Pasien merupakan
penderita DM sejak 2 tahun yang lalu, tetapi tidak teratur berobat.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien mengkonsumsi obat DM tapi tidak teratur.
3. Riwayat kesehatan/penyakit :
Riwayat penyakit DM sejak 2 tahun
4. Riwayat keluarga :
Riwayat penyakit serupa (-), alergi (-), DM (-), HT (-), Jantung (-)
5. Riwayat kebiasaan :
Amerokok, minum alkohol disangkal

6. PEMERIKSAAN FISIK :
KU : Baik, Compos mentis E4V5M6
Vital signs :
TD: 110/80
N : 80 x/menit, regular,
RR : 20 x/menit
S : 36,9 aksilla
Mata: CA (-/-), S. Lain-lain (-/-)
Leher : limfonodi tidak teraba membesar,
Thoraks :
Inspeksi
:
1. Simetris ki = ka
2. Retraksi (-)

Palpasi

: P/ taktil fremitus kanan = kiri


C/ ictus cordis di SIC V 2 jari medial LMCS
Perkusi : P/ Sonor di seluruh lapang paru
C/ batas jantung-paru dbn
Auskultasi
: P/ vesikuler +/+, wheezing (-/-)
C/ S1-2 murni, ST (-)
Abdomen
Inspeksi: Dinding perut datar
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, NT (-), Lien ttb
Hepar tidak teraba.
Ekstremitas
Edema -/-/-/- , akral dingin -/-/-/-,
Terdapat ulkus pada ibu jari kaki kanan ukuran 2x2 cm.

Leukosit : 12.1 x 103 ( )


Hemoglobin : 12,5 g/dl (N)
Hematokrit : 38,2 % (N)
Trombosit : 292.000 mm3 (N)
MCV : 88 (N)
MCH : 29,4 pg (N)
MCHC : 33,7 g/dl (N)
GDS : 234

Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS
- Ulkus DM
TERAPI
Non Farmako : Edukasi untuk selalu meminum obat dengan teratur.
Mengatur pola makan. Dan sering kontrol untuk membersihkan luka.
Farmakologi :
IVFD RL 20 tpm
Injeksi ranitidin 1 amp / 12 jam
Injeksi ondancentron 2x1 amp
Injeksi actrapid 6 IU SC
Inj Ceftriaxon 2x1 gr
Injeksi metronidazol 2x 500mg
Rawat luka

TEORI DAN TATALAKSANA Ulkus DM

PENYAKIT
METABOLIK

DM

DEFEK SEKRESI
INSULIN

PENURUNAN KERJA
INSULIN

KOMPLIKASI
ATEROSKLEROSIS

ULKUS DM
INFEKSI
FRYKBERG. R. G. AMSTRONG D. GIURINI J, 2010. DIABETIC FOOT DISORDER A
CLINICAL PRACTICE GUIDELINE.. THE JURNAL OF FOOT AND ANKLE SURGERY

Definisi
Merupakan komplikasi dari penyakit dm berupa luka
terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai dengan
kematian jaringan sekitar

Suhartono, Tony dkk. 2007. Kursus Manajemen Holistik Kaki Diabetes. FKUNDIP
FKUGM FKUNS.

Cegah komplikasi
Cegah kekambuhan
Kualitas hidup

Penanganan yang baik

Insulin merupakan obat tertua yang digunakan untuk


pengobatan diabetes, yakni sejak tahun 1922.
Awalnya insulin dibuat dari ekstrak binatang, seperti babi
dan sapi. Kemudian dengan kemajuan teknologi berhasil
dibuat insulin manusia dengan teknologi rekayasa genetik
yang kemudian dipasarkan pada tahun 1980an.

PEMAKAIAN INSULIN

Ditinjau dari asalnya, terdapat insulin manusia dan insulin


analog (sudah direkayasa dengan kerja yang lebih baik dari
insulin manusia). Sedangkan bila ditinjau dari segi kerjanya
terdapat insulin kerja pendek (insulin manusia) atau cepat
(insulin analog), kerja menengah (insulin manusia), dan
kerja panjang (insulin analog).
Insulin kerja pendek atau cepat sering disebut dengan
insulin prandial karena digunakan untuk menurunkan
glukosa darah setelah makan, sedangkan insulin kerja
menengah dan panjang sering disebut insulin basal karena
digunakan untuk menurunkan glukosa darah dalam keadaan
puasa dan sebelum makan.
Selain itu di pasaran juga tersedia insulin campuran
(premixed). Insulin campuran ini merupakan campuran
antara insulin kerja pendek dan kerja menengah (insulin
manusia) atau insulin kerja cepat dan kerja menengah
(insulin analog).

Secara umum insulin bersifat anabolik, yang diantaranya


berfungsi untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan
mencegah pelepasan glukosa oleh hati, mencegah
lipolisis, dan meningkatkan sintesis protein. Kini, insulin
tidak saja dikenal mempunyai efek metabolisme seperti
di atas, namun juga terlibat dalam berbagai efek di dalam
tubuh.

EFEK DAN MANFAAT INSULIN

EFEK DAN MANFAAT INSULIN

INDIKASI TERAPI INSULIN

Pada orang normal, jumlah insulin yang disekresi oleh sel beta (insulin
endogen) terutama dipengaruhi oleh keadaan puasa dan makan. Pada
keadaan puasa atau sebelum makan, sel beta mensekresi insulin pada kadar
tertentu yang hampir sama sepanjang waktu puasa dan sebelum makan.
Konsep ini disebut dengan insulin basal, yang bertujuan untuk
mempertahankan kadar glukosa darah puasa atau sebelum makan selalu
dalam batas normal (pada orang normal kadar glukosa darah dibawah 100
mg/dL).
Pada setiap kali makan (makan pagi, makan siang, dan makan malam)
ketika glukosa darah naik akibat asupan dari luar, dibutuhkan sejumlah
insulin yang disekresikan oleh sel beta secara cepat dalam kadar yang lebih
tinggi untuk menekan kadar glukosa darah setelah makan agar tetap dalam
batas normal (tidak lebih dari 140 mg/dL). Konsep ini disebut insulin
prandial (setelah makan) yang bertujuan untuk mempertahankan kadar
glukosa darah setelah makan tetap dalam batas normal.

KONSEP INSULIN BASAL DAN


PRANDIAL

Semua pasien DMT1 diberikan terapi insulin begitu diagnosis


ditegakkan. Karena pada pasien ini ditemukan kekurangan insulin
secara mutlak, maka seluruh kebutuhan insulin tubuh harus diganti
dari luar.

Pemberian Insulin Pada DMT1

Kapan seharusnya dimulai terapi Insulin?

Pemberian Insulin Pada DMT2

Dosis insulin basal pada awal pemberiannya adalah 10 unit


perhari, yang dapat diberikan pada saat sebelum tidur (kerja
menengah atau panjang) atau pagi hari (kerja panjang).

Insulin basal

Basal-plus : penambahan insulin prandial untuk menurunkan


kadar glukosa darah setelah makan ketika pemberian insulin basal
dan obat oral gagal mencapai sasaran glikemik akibat pengaruh
kadar glukosa darah setelah makan
Pemberian satu kali insulin prandial dapat diberikan untuk
menurunkan glukosa darah dua jam sesudah makan pada porsi
makan yang menaikkan glukosa darah prandial tertinggi (kadar
glukosa darah 12 jam setelah makan diatas 160180 mg/dl).
Jika diperlukan pemberian terapi insulin prandial sebanyak tiga
kali dalam sehari, maka ini disebut dengan konsep basal bolus
(insulin basal + tiga prandial).
Insulin prandial yang diberikan dimulai dengan dosis 4 unit sehari
dan dapat disesuaikan (dinaikkan dosisnya sebanyak 2 unit) setiap
3 hari jika sasaran glukosa darah setelah makan belum tercapai

Insulin basal-plus dan basal-bolus

Cara pemberian insulin yang umum dilakukan adalah dengan


semprit insulin (1 cc dengan skala 100 unit per cc) dan jarum,
pen insulin, atau pompa insulin (Continuous Subcutaneous
Insulin Infusion [CSII]). Beberapa tahun yang lalu penggunaan
semprit dengan jarum adalah yang terbanyak digunakan, tetapi
kini banyak pasien yang lebih nyaman menggunakan pen insulin.
Penggunaan pen insulin kini lebih mudah dan nyaman
dibandingkan semprit dan jarum. Penggunaannya lebih mudah
dan nyaman, pengaturan dosisnya lebih akurat, dan bisa dibawa
kemanamana dengan mudah pula.

Cara pemberian Insulin

Sasaran terapi

Penggunaan pada wanita hamil sudah teruji keamanannya


Hipoglikemi : Edukasi kepada pasien rawat jalan yang menggunakan
terapi insulin untuk mengendalikan glukosa darahnya perlu diberikan
dengan baik dengan harapan mengurangi kejadian hipoglikemia.
Peningkatan berat badan : Insulin sendiri merupakan hormon anabolik,
penggunaannya pada pasien dengan kendali glikemik yang buruk akan
meningkatkan berat badan karena pemulihan masa otot dan lemak.
Edema dapat terjadi pada pasien yang memiliki kendali glikemik yang
buruk (termasuk pasien dengan ketoasidosis) akibat retensi garam dan
air yang akut. Edema akan menghilang secara spontan dalam beberapa
hari. Kalau diperlukan untuk sementara dapat diberikan terapi diuretik.
Lipoatrofi atau Lipohipertrofi : Suntikan insulin yang kurang murni ke
dalam lemak subkutan kadangkadang dapat menyebabkan kehilangan
lemak terlokalisasi. Kebalikan dengan liupoatrofi, lipohipertrofi
mungkin terjadi pada tempat suntikan. Tempat suntikan akan
membengkak akibat penumpukan lemak subkutan karena suntikan
yang berulang.

Keamanan dan Efek samping Insulin

American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes2010. Diabetes Care 2010; 33: S11 S61.
Balasubramanyam A. Intensive Glycemic Control in the Intensive Care Unit: Promises and Pitfalls. J Clin Endocrinol
Metab. February 2009; 94:416417.
Dandona P,Aljada A, Chaudhuri A, Mohanty P, Garg R. Metabolic Syndrome. A Comprehensive Perspective Based on
Interactions Between Obesity,Diabetes, and Inflammation.Circulation 2005; 111: 1448 1454.
Gisela Del Carmen De La Rosa GDC, Donado JH, Restrepo AH,Quintero AM, Gonzlez LG, Saldarriaga NE, Bedoya
M,Toro JM, Velsquez JB, Valencia JC, Arango CM,Aleman PH, Vasquez PM, Chavarriaga JC, Yepes A,Pulido W,
Cadavid CA and Grupo de Investigacion en Cuidado intensivo: GICIHPTU. Strict glycaemic control in patients
hospitalised in a mixedmedical and surgical intensive care unit: a randomised clinical trial. Critical Care 2008,
12:R120 (doi:10.1186/cc7017).
Griesdale DEG, de Souza RJ, van Dam RM,Heyland DK, Cook DJ, Malhotra A, Dhaliwal R, Henderson WR, Chittock
DR, Finfer S, Talmor D. Intensive insulin therapy and mortality among critically illpatients: a meta analysis including
NICESUGAR study data. CMAJ 2009;180:821 827.
Moghissi ES, Korytkowski MT, Dinardo M, Einhorn D, Hellman R, Hirsch IB, Inzucchi SE, Ismail Beigi F, Kirkman
MS, Umpierrez GE. American Association of Clinical Endocrinologists and American Diabetes Association Consensus
Statement on Inpatient Glycemic Control. Diabetes care 2009; 32: 1119 1131.
Nathan DM,Buse JB, Davidson MB, Ferrannini E, Holman RR, Sherwin R, Zinman B. Medical Management of
Hyperglycemia inType 2 Diabetes: A Consensus Algorithm for the Initiation and Adjustment of Therapy. A consensus
statement of the American Diabetes Association and the European Association for the Study of Diabetes Diabetes Care
2009; 32:193203.
Pollex EK, Feig DS, Lubetsky A, Yip PM, Koren G. Pollex EK Insulin Glargine Safety in Pregnancy. A transplacental
transfer study. Diabetes Care 2010; 33:2933.
Raccah D. Options for the Intensification of Insulin Therapi When Basal Insulin is Not Enough in Type 2 Diabetes
Mellitus. Diabetes Ob Met 2008; 10: 76 82.
Rodbard HW, Jellinger PS, Davidson JA,Einhorn D,Garber AJ,Grunberger G,Handelsman Y,Horton ES, Lebovitz H,
Levy P,Moghissi ES,Schwartz SS. AACE/ACE Consensus Statement. Statement by anAmerican Association of Clinical
Endocrino logists /American College of EndocrinologyConsens us Panel on Type 2 Diabetes Mellitus: An Algorithm
for Glycemic Control AACE/ACE Diabetes Mellitus Clinical Practice Guidelines Task Force. AACE guidelines.
American Association of Clinical Endocrinologist Medical Guidelines for Clinical Practice for The management of
Diabetes Mellitus. Endocr Pract 2009; 15: 540 559.
The NICESUGAR Study Investigators.Intensive versus Conventional Glucose Controlin Critically Ill Patients. N Engl
J Med 2009;360:128397.
Unnikrishnan AG, Tibaldi J, HadleyBrown M, Krentz AJ, Ligthelm R,Damci T,Gumprecht J,Gero L,Mu Y, Raz I.
Practical guidance on intensification of insulin therapywith BIAsp 30: a consensus statement. J Clin Pract, November
2009;63: 15711577.

DAFTAR PUSTAKA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai