Anda di halaman 1dari 17

VER Korban Mati

Visum et Repertum

Keterangan yang dibuat dokter atas


permintan penyidik yang berwewenang
mengenai hasil pemeriksaan medis
terhadap manusia, hidup maupun mati
ataupun bagian/diduga bagian tubuh
manusia , berdasarkan keilmuan dan di
bawah sumpah untuk kepentingan
peradilan.

V et R Jenazah

Menentukan sebab mati korban tindak


pidana melalui autopsi forensik

Kadangkala memerlukan pemeriksaan


tambahan/laboratorium

Bila permintaan pemeriksaan dari


penyidik tidak berupa permintaan
autopsi, sebab mati korban TIDAK DAPAT
DITENTUKAN

VISUM ET REPERTUM JENAZAH


KETENTUAN UMUM

Jenazah yang akan dilakukan pemeriksaan


diberikan label: identitas korban; dilak,
cap jabatan diikatkan pada ibu jari kaki
atau bagian tubuh lainnya.

Pada permintaan VER tertulis jelas jenis


pemeriksaan yang diminta.

Penyidik
korban

wajib

memberitahu

keluarga

Autopsi dilakukan setelah tidak ada yang


keberatan, >2 hari tidak ada tanggapan
dilakukan autopsi, autopsi dapat dari
mayat hasil ekshumasi

Dapat dibawa keluar instansi kesehatan


setelah selesai diperiksa (diberi surat
kematian).

Pemeriksaan Luar

Umur, jenis kelamin, ras, ciri-ciri fisik,


tinggi badan, berat badan, dan status gizi
dari jenazah.

Malformasi kongenital bila ada.

Deskripsi singkat tentang pakaian. Jika


dicurigai adanya kekerasan pada jenazah
perubahan yang signifikan dari pakaian
sebagai akibat trauma harus dideskripsikan
lebih detail pada segmen lain dari autopsi
ini.

Kesimpulan:
Jenis Luka/Kelainan, Jenis Kekerasan
penyebab, Perkiraan saat kematian bila
mungkin

Deskripsi umum dari keadaan tubuh


jenazah :
Tingkat

dan distribusi dari rigor dan


livor mortis.

Panjang

dan warna rambut, ada atau


tidaknya rambut wajah, atau
alopecia.

Keadaan
Adanya

mata dan warnanya.

penampakan yang tidak biasa


dari telinga, hidung, atau wajah
(contohnya malformasi kongenital,
jaringan parut, atau jerawat).

Ada

atau tidak nya gigi atau dental


plates.

Adanya

jaringan parut atau tato.

Adanya

bukti eksternal tentang suatu


penyakit.

Bekas

luka lama yang tidak


berhubungan dengan kematian (luka
baru atau jejas yang berkaitan
dengan kematian dijelaskan pada
bagian yang terpisah).

Adanya

bukti intervensi medis atau


bedah yang baru.

AUTOPSI

Merupakan pemeriksaan terhadap tubuh


mayat yang meliputi pemeriksaan luar
dan pemeriksaan dalam.

TUJUAN

Menemukan proses penyakit dan atau


adanya cedera.

Melakukan interpretasi dan identifikasi


jenazah.

Menerangkan penyebab, mekanisme,


dan saat kematian.

Mencari hubungan sebab akibat antara


kelainan-kelainan yang ditemukan
dengan penyebab kematian.

Mengumpulkan dan memeriksa barang


bukti.

Membuat Visum et Repertum.

Kesimpulan:
Jenis Luka/Kelainan, Jenis Kekerasan
penyebab, Perkiraan saat kematian bila
mungkin, Sebab Kematian Korban

KLASIFIKASI

Autopsi Klinik. Dilakukan terhadap


mayat seseorang yang diduga terjadi
akibat suatu penyakit.

Autopsi anatomi. Dilakukan terhadap


mayat oleh mahasiswa kedokteran
dalam rangka belajar mengenal anatomi
manusia.

Autopsi forensik. Dilakukan terhadap


mayat yang diduga meninggal akibat
suatu sebab yang tidak wajar (terkait
tindak pidana).

PERSIAPAN

Melengkapi surat-surat yang diperlukan


seperti surat izin keluarga dan surat
permintaan Visum et Repertum.

Memastikan jenazah yang akan


diautopsi.

Mengumpulkan keterangan yang


berhubungan dengan terjadinya
kematian selengkap mungkin.

Memastikan alat-alat yang diperlukan


telah tersedia.

PROSEDUR

Pemeriksaan luar. Meliputi pemeriksaan


label, mencatat penutup dan
pembungkus mayat, pakaian dan
perhiasan, benda di samping mayat, ciri
tanatologis, ciri identitas fisik,
perlukaan, dan patah tulang.

Pemeriksaan dalam. Dilakukan dengan


membuka dan memeriksa isi rongga
kepala, leher, dada, perut, dan panggul.
Pemeriksaan dengan membuka bagian
tubuh lain dilakukan apabila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai