Anda di halaman 1dari 47

PENGETAHUAN DASAR

LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

Yayat Nur Ahmad


yayatnur@gmail.com

PENGERTIAN DASAR
Ekologi : oikos = rumah, logos = ilmu
ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan
lingkungan hidupnya. (UU no 23 th 1997, Otto Sumarwoto, 1985)
EKOSISTEM :
SISTEM HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK, YANG
SALING MEMPENGARUHI.
EKOSISTEM :
ALAMI : Pegunungan, Hutan, Sungai, Danau laut
BUATAN : Sawah, perumahan

Lingkungan Hidup : Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangs,
ungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (UU no
23 tahun 1997)
Hakekat Pembangunan berwawasan lingkungan hidup termasuk sumber daya ke
dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu
hidup generasi masa kini dan masa depan (UU no 23 tahun 1997)

PERKEMBANGAN
LINGKUNGAN HIDUP DUNIA
Ketika Rachel Carson berlibur pulang ke desanya di musim semi, ia
terkejut menyaksikan perubahanyang dialaminya.
Tak ada lagi ramainya kicauan burung di pepohonan,
Tak ada katak bersahutan di sungai
Deru bunyi lebah sudah jarang terdengar
Rachel berjalan mencari sebab sunyinya alam di musim semi. Dan
ditemukannya buangan limbah peptisida mengapung di permukaan
sungai. Desing bunyi gergaji menumbangkan pohon. Riuh motor
traktor meluku tanah.
Pembangunan telah memasuki desanya

Rachel kehilangan kicauan burung yang kehilangan dahan pohon


bersarang. Tetapi yang lebih mengejutkannya, sungai yang senantiasa
bening bersih penuh berhamburan ikan, diselingikatak ramai
bersahutan, kini menjadi kotor dengan buangan minyak dan pestisida
mengapung di permukaan,

Rachel menangis, geram. marah, sedih. Ia kembali ke rumah dan


melampiaskan kesedihan, kemarahan dan kejengkelannya dalam
tulisan yang menjadi buku yang berjudul Silent Spring, Musim
Semi yang Membisu (1968).
Bukunya menjadi perhatian ilmuwan yang mencari hubungan antara
peptisida dan kesunyian alam.

Para cendekiawan dan pemuka masyarakat madani prihatin dan bangkit


dari tidur setelah dibuai oleh asyiknya perputaran roda pembangunan.
Ada yg tak beres dalam pembangunan yang merusak lingkungan.
Sehingga menggelindinglah sejak itu kebangkitan gerakan LSM
menggugat pembangunan ekonomi, membela lingkungan.
Negara anggota PBB juga terbangun, dipimpin opeh pemerintah
Swedia dan pelaksananya Maurice Strong (Kanada)
berputar roda diplomasi menghimpun negara-negara untuk bangkit
menyelamatkan lingkungan

PERKEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP DUNIA

1972 ( 5 Juni : hari LH sedunia)


Konferensi LH PBB (UNEP) di Stockholm-Swedia) Pengertian/Perhatian
Dunia terhadap LH. -> Perhatian terhadap negara berkembang

Tahun 1992 (5 Juni) KTT Bumi (Earth Summit) UN Conference on Environment


and Development di Rio de Janerio, Brazil. Human being is the Centre of

Agenda 21: Programme upon to manage


the environment and development
concern in Sustainable Develompment

PERKEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP DUNIA (lanjutan)

KTT Johannesburg

2002
KTT Bumi Rio 2012 ( KTT Rio +20)

Tipologi
Ilmu yang
menggolongkan
sesuatu sesuai dengan
wataknya / sifatnya

Ekosistem
Secara umum diartikan
sebagai hubungan
interaksi antara mahluk
hidup (biotis) dengan
komponen tak hidup
(abiotis)

Tipologi Ekosistem :
Berbagai jenis / tipe ekosistem
berdasarkan satu atau lebih kriteria
penggolongan ekosistem

Menurut Tansley (1935): Hubungan timbal balik


antara komponen biotik (tumbuhan, hewan, mikroba)
dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah
dst) di alam membentuk jejaring hubungan antara
komponen sehingga membentuk suatu sistem

Sistem adalah fenomena yang telah diketahui


strukturnya

Fenomena adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat


atau alami atau rasakan

Struktur suatu fenomena adalah unsur pembentuk


fenomena dan hubungan saling pengaruh (atau pola
ketertarikan) yang ada di antara unsur-unsur
pembentuk fenomena tersebut.

Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup :
Ekosistem adalah tatanan (sistem) unsur
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
yang utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi
dalam bentuk keseimbangan, stabilitas dan
produktivitas lingkungan hidup
Walaupun ekosistem merupakan bentukan dari interaksi
mahluk hidup dengan lingkungan fisik kimianya, namun
penamaan atau penggolongan ekosistem alami dilakukan
berdasarkan penggolongan terhadap vegetasinya
(tumbuhan)

Penggolongan Ekosistem
Berdasarkan Struktur Vegetasi
Ekosistem alam yang bisa kita amati / nikmati
sekarang umumnya terbentuk melalui proses
suksesi, yaitu suatu hasil proses perubahan
bertahap yang panjang dari struktur (bentuk
hidup) yang sangat sederhana menjadi bentuk
yang kompleks

Tiga Jenis Ekosistem Alami Utama


Terestrial
Padang Rumput : Dominasi oleh tumbuhan dengan bentuk
hidup rumput (herba)
Semak Belukar : Dominasi oleh vegetasi dengan bentuk
hidup semak (perdu)
Hutan : Dominasi oleh vegetasi dengan bentuk hidup pohon
Akuatik
Samudra/marine
Muara
Sungai
Danau

Penggolongan Ekosistem Berdasarkan


Floristik

Suatu Ekosistem dibangun oleh komunitas


tumbuhan yang terdiri atas berbagai jenis
(spesies) menjadi suatu kesatuan
Ekosistem secara struktur vegetasi bisa
sama tetapi secara floristiknya berbeda
misalnya ekosistem hutan di Jawa berbeda
komposisi jenis tumbuhannya dengan hutan
di Kalimantan

Tipe

Faktor yang menyebabkan hadir tidaknya tumbuhan


(dan hewan di suatu ruang sehingga membentuk
komposisi floristik suatu ekosistem tertentu adalah:
1.

Faktor penyebaran (kemampuan/faktor penghambat


penyebaran).
Dengan semakin meningkatnya transportasi, penyebaran biota
semakin mudah terutama biota hama dan vektor penyakit

2.

Faktor perilaku (pemilihan habitat).


Perilaku pemilihan lokasi atau habitat pada hewan masih banyak yang
belum difahami

Faktor Spesies lain (makanan / musuh). Introduksi


suatu spesies baru pada suatu wilayah bisa
menyebabkan spesies tersebut tumbuh tak
terkendali atau punah karena ada pemangsa

3.

4.

Eceng gondok yang di datangkan dari Amerika Selatan tumbuh tak


terkendali di badan-badan perairan Indonesia
Lamtoro gung : yang di datangkan ke Indonesia dari Afrika setelah
beberapa tahun musnah karena kutu loncat

Faktor fisik dan kimia (iklim, air, tanah dst)


termasuk yang paling mudah diukur

Syarat berfungsinya suatu ekosistem

Suatu ekosistem akan berfungsi dengan


baik apabila pada sistem tersebut memiliki:
1. Sumber energi (cahaya matahari atau panas
bumi)
2. Kelompok biota yang berfungsi sebagai
produsen
3. Kelompok biota yang berfungsi sebagai
konsumen
4. Kelompok biota yang berfungsi sebagai
pengurai

Konsep Stabilitas
Ekosistem

yang stabil adalah ekosistem yang mampu


mempertahankan struktur, komposisi dan fungsi
ekosistem ke bentuk semula setelah adanya gangguan

Perubahan

lainnya

ekosistem dari satu bentuk ke bentuk

17.500 pulau
Garis pantai
95.181 km,
terpanjang ke
empat di dunia

Curah Hujan Archipelago Masy. Agraris Hutan Hujan Shallo

| Pengendalian Erosi, Sedimentasi | Revegetasi | Pengelolaan Batuan


Indonesia
20005000 mm
1000 mm
Chili

Perlindungan
Lingkungan

0,77 mm
600 mm

l)

Australlia

isiona

Brazil

(Trad

KONDISI ALAM DAN EKOSISTEM INDONESIA

1
2

3
4

Integrated Ecosystem Approach

KEGIATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN


DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
KARAKTERISTIK DAERAH
GEOGRAFI
KEGIATAN MANUSIA

LINGKUNGAN

EKOSISTEM
Masalah
Lingkungan
Kerusakan
lingkungan
Isu Lingkungan
global

Ekosistem alami
Ekosistem buatan
PERTAMBANGAN

Pengelolaan Lingkungan hidup


Pembangunan berkelanjutan
Pengendalian Pencemaran Lingkungan
penanganan pencemaran

PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN


PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Paradigma pemanfaatan sumberdaya alam kini telah
mengalami perubahan dari sekedar memanfaatkan
sebesar-besarnya
untuk
kepentingan
rakyat
menjadi sebuah pemanfaatan yang berdasar pada
perhitungan-perhitungan yang rumit.
Hal ini berdasar pada kenyataan bahwa penafsiran
terhadap
MEMANFAATKAN
SEBESAR-BESARNYA
sering
diartikan
sebagai
kewenangan
untuk
mengeksploitasi sumberdaya alam yang tersedia di
depan mata saat ini juga! Padahal alam adalah
suatu keterkaitan ekologis yang didalamnya terdapat
berbagai elemen yang mempunyai kepentingan
masing masing.

RENCANA PENAMBANGAN
(OPEN PIT MINING)
Tahap Persiapan
Pembebasan lahan
Penerimaan tenaga kerja
Mobilisasi peralatan
Pembangunan sarana dan prasarana

Tahap Operasi
Pembersihan lahan
Pengupasan tanah penutup
Penambangan batubara
Pengangkutan batubara
Penirisan air tambang
Pengisian kembali tanah penutup
Pengolahan batubara
Penimbunan batubara
Pemuatan batubara

Tahap Pasca Operasi


Reklamasi/rehabilitasi lahan bekas
tambang
Penanganan tenaga kerja yang telah
dilepas setelah kegiatan berakhir
Demobilisasi peralatan

DAMPAK LINGKUNGAN
Akibat yang ditimbulkan oleh adanya suatu
kegiatan manusia yang mempengaruhi tatanan
dan keseimbangan lingkungan
Dampak positif adalah akibat dari adanya
kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kemanfaatan bagi lingkungan
Dampak negatif adalah akibat dari adanya
kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
bencana dan kerugian bagi lingkungan

Lingkup Rencana Kegiatan Penyebab Dampak


Tahap persiapan

1.
2.
3.

4.
5.

Pembebasan lahan,
Penerimaan tenaga kerja.
Mobilisasi peralatan,
Pembersihan lahan,
Pembangunan sarana dan
prasarana :
Pembuatan jalan tambang,
Penyiapan permuka kerja
tambang,
Pembangunan instalasi
peremukan batubara dan stock
pile,
Pembuatan jalan angkut
(hauling road) ke dermaga,
Pembangunan dermaga di
sungai/pantai

Tahap operasi
Pembersihan lahan,
Penggalian tanah penutup,
Pengangkutan tanah penutup ke
waste dump,
Penimbunan tanah penutup,
Penyiapan jenjang penambangan,
Penirisan air tambang,
Penggalian batubara,
Pelaksanaan reklamasi pada blok
yang selesai ditambang pada open
pit,,
Pengangkutan batubara dari
tambang menuju penimbunan
batubara di tambang (coal yard),
Pengangkutan batubara menuju
dermaga (raw stockpile),
Pengolahan batubara (peremukan
dan pengayakan),
Penimbunan batubara hasil
pengolahan,
Pemuatan batubara ke tongkang di
dermaga,
Pengangkutan batubara dengan
tongkang dari dermaga ke laut
lepas

Tahap pasca operasi


Penutupan tambang,
Rehabilitasi tambang untuk

memulihkan kondisi lingkungan,


Rehabilitasi lahan bekas dermaga,
Pemutusan hubungan kerja
Pemindahan dan/atau
pembongkaran sarana tambang,
Pemanfaatan bangunan dan sarana
tambang

KOMPONEN LINGKUNGAN : IKLIM/UDARA


SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

/ Partikulat
tersedimentasi

1. Land clearing
2. Pengupasan
tanah penutup

Debu

3. Ripping
4. Blasting

PARAMETER
DAMPAK

Erosi

/ Partikulat
tersuspensi
/ Emisi: CO, CO2,
NO, SO, Pb

PENGELOLAAN
CEGAH

TANGGUL

Penyiraman
Menutup
muatan

5. Pemuatan
6. Pengangkutan

Kebisingan

Noise Level

7. Crushing

/ Menanam bahan
peledak lebih dalam
/ Mengurangi jumlah
bahan peledak

BANDINGKAN DENGAN BAKU


MUTU LINGKUNGAN (KEP. MEN LH
KEP 02/MENKLH/1998)

/ Menambah delay time

DAMPAK KEGIATAN PENAMBANGAN

ASPEK

GEO ------ PERUBAHAN BENTANG ALAM, KESTABILAN LERENG, STRUKTUR


GEOLOGI DLL

ASPEK HIDROLOGI -- TERGANGGUNYA AKUIFER, MATA AIR, ALIRAN SUNGAI, POLA ALIRAN
AIR PERMUKAAN

ASPEK FISIK -- EROSI DAN SEDIMENTASI, IKLIM MIKRO


ASPEK KIMIA - KUALITAS AIR, UDARA DAN TANAH

ASPEK BIOLOGI - FLORA DAN FAUNA DARAT, BIOTA AIR

ASPEK SOSIAL BUDAYA - FRIKSI BUDAYA/ETNIS, FRIKSI SOSIAL

ASPEK SOSIAL EKONOMI - KESENJANGAN EKONOMI, HILANGNYA MATA PENCAHARIAN

PENGENDALIAN DAMPAK PERTAMBANGAN


TERHADAP LINGKUNGAN

UU Minerba No. 4 Tahun 2009


2. Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa (PP No.7 tahun 1999)
3. Pengendalian Pencemaran Udara (PP No. 41 tahun 1999)
4. Bahan Berbahaya dan Beracun (PP No. 7 tahun 2002)
5. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PP No. 18
tahun 1999)
6. Pengendalian Pencemaran Air ( PP No. 82 tahun 1981)
7. Baku Mutu Getaran (Keputusan Menteri LH No Kep49/MENLH/11/1996)
8. Baku Mutu Kebisingan (Keputusan Menteri LH No Kep48/MENLH/11/1996)
9. Baku Mutu Limbah Cair (Keputusan Menteri LH No Kep51/MENLH/10/1995)
1.

PERTAMBANGAN DAN LINGKUNGAN


KEGIATAN
PERTAMBANGAN

DAMPAK PENTING
kualitas udara,
intensitas
kebisingan,
kualitas air,
biota perairan,
flora
dan
fauna
darat,
tenaga kerja
persepsi
masyarakat

BESAR DAMPAK
lokasi kegiatan,
Posisi endapan,
kondisi ekologi
teknik
pertambangan

ASPEK EKONOMI

ASPEK
LINGKUNGAN

PERATURAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN

Isu-isu pokok
Kualitas udara
Air permukaan
Gangguan terhadap komponen biologi
Perubahan Bentang Alam/Morfologi
Kesehatan masyarakat
Masalah sosial dan perekonomian masyarakat
Tumpang tindih lahan

KEGIATAN PERTAMBANGAN YANG WAJIB


DILENGKAPI DENGAN AMDAL
No.

JENIS KEGIATAN

SKALA/BESARA
N

ALASAN ILMIAH
Dampak

A
1

PERTAMBANGAN UMUM
Luas perijinan (KP)
Luas daerah untuk pertambangan

+ 200 Ha
+ 50 Ha
(kumulatif/th)

Tahap produksi/eksploitasi
Batubara/gambut
Bijih Primer

+ 250.000 ton/
th (ROM)
+ 200.000 ton/
th (ROM)

Bijih

sekunder/ endapan
Alluvial
Bahan galian golongan C
Bahan galian radioaktif
Bahan galian timbal

+ 150.000 ton/
th (ROM)
+ 250.000 ton/
tahun (ROM)
Semua besaran
Semua besaran

Untuk nuklir dan hankam


Termasuk logam B3

Tambang di laut

Semua besaran

Dampak

Melakukan Submarine Tailing


Disposal

Semua besaran

Dampak

Melakukan
pengolahan
dengan
Proses sianidasi

Semua besaran

Menggunakan

bijih

penting antara lain


merubah bentang alam, ekologi,
hidrologi
Dampak lain thd kualitas
udara,kebisingan, getaran dan
limbah cair

thd perubahan batime


Tri,ekosistem, pelayaran,daerah
Pantai
thd ekosistem laut, bati
metri, proses alamiah pantai dan
gangguan kesehatan
B3 yang dapat
menimbulkan pencemaran air
permukaan, air tanah dan udara

LINGKUP RONA
LINGKUNGAN HIDUP AWAL
KOMPONEN GEOFISIK-KIMIA
1.
2.
3.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
4.
5.

Iklim
Kualitas Udara dan Kebisingan
Geologi Regional
Fisiografi dan Bentuk Wilayah
Stratigrafi
Struktur Geologi
Pembentukan Batubara
Cadangan Batubara
Kualitas Batubara
Bentang Alam
Hidrologi
Geohidrologi
Ruang lahan dan tanah
Geokimia dan Pembentukan AAT

KOMPONEN BIOLOGI
1.
.
.
.
2.

Biota daratan
Lokasi rencana tambang
Rencana jalan tambang
Rencana dermaga
Biota air

LINGKUP RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

KOMPONEN SOSIAL EKONOMI-BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT

1.
-.
-.
-.
2.
-.
-.
-.
3.
-.
-.
-.
-.
-.
4.

Kependudukan
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Sosial Budaya
Norma Budaya
Persepsi Masyarakat
Adaptasi Ekologi
Sosial Ekonomi
Mata Pencaharian
Ekonomi Rumah Tangga
Pola Nafkah Ganda
Ekonomi Sumberdaya Alam
Perekonomian Regional dan Lokal
Kesehatan Masyarakat

Metoda Pengumpulan dan Analisis Data


Pengumpulan data primer : data yang diperoleh melalui pengamatan
secara langsung terhadap komponen/parameter lingkungan di
lapangan atau pengambilan contoh yang kemudian dilanjutkan
dengan analisis laboratorium dan pengolahan data.
Penentuan lokasi pengukuran atau pengambilan contoh
disesuaikan dengan batas teknis, ekologis, administratif dan sosial
ekonomi.
Pengumpulan data sekunder : data penunjang yang diperoleh dari
berbagai laporan mengenai daerah studi, instansi pemerintah
setempat, wawancara dengan tokoh masyarakat dan nara sumber.

KOMPONEN
KEGIATAN

KOMPONEN
LINGKUNGAN

Persepsi
Masyarakat
Pembebasan
lahan

Tataguna Lahan

DAMPAK PRIMER

DAMPAK SEKUNDER

Persepsi Masyarakat

Keresahan
Masyarakat

Perubahan Fungsi &


Penguasaan lahan

Pengembangan
Wilayah

Kependudukan
Penerimaan
Tenaga Kerja

Mata
Pencahariaan
& Pendapatan
Peluang Kerja

Pendapatan
Penduduk

Morfologi

Pola Aliran

Mobilisasi
Peralatan

Pembangunan
Sarana &
Prasarana

Pembersihan
Lahan

Migrasi

Kualitas Udara
Tanah

Penurunan
Kualitas Udara
(Debu &
Kebisingan
Erosi
Meningkat

Air Permukaan

Kualitas Air

Iklim Mikro

Suhu &
Kelembaban

Biota Darat
Biota Perairan

Jumlah & Jenis Keanekaan


Flora
Terganggunya
Ekosistem Perairan

Persepsi
Masyarakat

Debit Air

Gangguan
Kesehatan
Masyarakat

Biota Air
Kesuburan Tanah
Gangguan
Kenyamanan
Penurunan Satwa
Liar

Penurunan Biota
Perairan

Diagram Alir Hubungan Sebab Akibat Antara Sumber Dampak Dengan


Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Pada Tahap Persiapan

KOMPONEN
KEGIATAN

KOMPONEN
LINGKUNGAN

Pengupasan Tanah
Pucuk & Penutup

Morfologi

Pemindahan Tanah
Penutup

Tanah

Pengangkutan
Batubara

Pengisian Kembali
Lubang Bekas
Tambang

Peningkatan Debit Air

Peningkatan Erosi

Kesuburan tanah

Kesuburan Tanah
Kualitas Udara

Penurunan Kualitas
Udara (Debu &
Kebisingan)

Air Permukaan

Penurunan Kualitas
Air

Flora Fauna Darat


dan Air

Penurunan
Keaneka
ragaman Biota
Darat
Peningkatan
Pendapatan

Mata Pencaharian
& Pendapatan

Kualitas Air

Gangguan Kesehatan
Masyarakat

Keresahan
Masyarakat

Persepsi Masyarakat

Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat

Pengolahan
Batubara

Penimbunan
Batubara

DAMPAK SEKUNDER

Perubahan Pola
Aliran

Getaran Permukaan
Tanah

Peledakan
Penambangan
Batubara

DAMPAK PRIMER

Kesehatan
Masyarakat

Gangguan
Kesehatan
Masyarakat

Penurunan Habitat
Satwa Liar
Biota Perairan

Diagram Alir Hubungan Sebab Akibat Antara Sumber Dampak Dengan


Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Pada Tahap Operasi

KOMPONEN
KEGIATAN

KOMPONEN
LINGKUNGAN

Reklamasi/
Rehabilitasi
Lahan Setelah
Operasi

Morfologi

Pola Aliran

Tanah

Erosi

Biota Darat

Jumlah dan Jenis


Keanekaragaman
Biota Darat

Biota Air

DAMPAK
PRIMER

Jumlah dan Jenis


Keanekaragaman
Biota Air

DAMPAK
SEKUNDER
Kualitas dan Debit Air

Satwa Liar

Persepsi Masyarakat

Iklim Mikro
Penanganan
Tenaga Kerja
Setelah Operasi

Peluang Kerja

Penutupan
Tambang
Program CD

Pemanfataan
Sarana Bekas
Tambang

Mata Pencaharian
dan Pendapatan

Hilangnya Mata
Pencaharian & PAD
Sosial Ekonomi
Daerah
Diversifikasi Usaha
Lain Bagi
Masyarakat

Diagram Alir Hubungan Sebab Akibat Antara Sumber Dampak Dengan


Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Pada Tahap Pasca Operasi

IV. Upaya Pengelolaan Lingkungan


1. Teknis
2. Hukum
Secara teknis

Eco- Sistem approach

a. pencegahan
b. penanggulangan

Pencegahan :
Prinsip dasar
meniadakan/ mengurangi
dampak
Misal :
a. pengaturan kemiringan & ketinggian tebing galian
b. pembatasan kedalaman galian hingga tidak
memotong muka air tanah
c. re-use, re-cycle limbah
minimalisasi limbah

Pengelolaan Lingkungan
secara berkelanjutan
Sistem pengelolaan yang didasarkan pada beberapa
pertimbangan aspek lingkungan secara holistik,
dengan menetapkan batas-batas/ peraturan yang
menjaga harmonisasi antara kepentingan manusia
dan daya dukung lingkungan.

PENAMBANGAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN
Rencana &
Rancangan
Komponen
Lingkungan Awal
Laporan ANDAL
Komponen kegiatan
pertambangan

Laporan

RKL

Kegiatan Penambangan dan Pengolahan

Tolok Ukur
Lingkungan

Laporan RPL

Reklamasi

Pengembangan Wilayah

PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


PENDEKATAN
TEKNOLOGI
PENGELOLAAN
TERHADAP
ASPEK
PENDEKATAN
GEOFISIK-KIMIA
DAN
EKONOMI SOSIAL
ASPEK BIOLOGI :
DAN BUDAYA
- PENGELOLAAN TANAH
TINDAKAN-TINDAKAN
PUCUK
YANG BERMOTIF SOSIAL
- MENCEGAH,
EKONOMI :
MENGURANGI
DAN
MEMPERBAIKI
- MELIBATKAN
KERUSAKAN SUMBER
MASYARAKAT
DI
DAYA ALAM UTAMANYA
SEKITAR LOKASI
TANAH DAN AIR
- BANTUAN
- PENGELOLAAN LIMBAH
FASILITAS
UMUM
- MENJALIN
INTERAKSI
SOSIAL
YANG
HARMONIS
DENGAN
MASYARAKAT

PENDEKATAN
INSTITUSI
MENGEMBANGKAN
SISTEM
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
SECARA
TERPADU :
- PENGEMBANGAN POLA
KERJASAMA
ANTARA
PEMRAKARSA DENGAN
INSTANSIYANG
TERKAIT
- MELIBATKAN
PEMERINTAH
SETEMPAT
DAN
MASYARAKAT MAUPUN
PIHAK
PEMRAKARSA
DALAM PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

Rehabilitasi
Usaha/ kegiatan untuk memulihkan fungsi lahan
setelah dimanfaatkan untuk suatu kegiatan yang
mengakibatkan penurunan kualitas lahan tersebut.
Usaha pemulihan atau peningkatan kualitas
dan fungsi lahan
Dasar pertimbangan :
Safe, stable & productive condition
Rehabilitasi : Merupakan kegiatan yang berlangsung
bersamaan dengan kegiatan penambangan (on-going
activity)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Flyash for reclaiming saline alkaline soil Rice Crop at IFFCI, Phulpur

View of Groundnut Crop grown on


fly ash treated soil at IIT-Kharagpur

Flower at Ash Pond

Forestry and Floriculture species


on an Ash Pond
SUMBER :
FLY ASH USE IN AGRICULTURE: A PERSPECTIVE
Vimal Kumar, Kiran A Zacharia, Gautam Goswami

Kerangka Acuan

ANDAL

Bab I. PENDAHULUAN

Bab I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

1.1. Latar belakang

1.2. Tujuan dan manfaat

1.2. Tujuan dan manfaat

1.3. Peraturan

1.3. Peraturan

BAB II RUANG LINGKUP STUDI

BAB II RUANG LINGKUP STUDI

2.1. Lingkup rencana usaha kegiatan


yang akan ditelaah dan alternatif
komponen rencana usaha

2.1.

2.2. Lingkup wilayah studi dan batas


waktu kajian

2.2. Lingkup wilayah studi dan batas waktu kajian

BAB III. METODE STUDI

2.2. Lingkup rona lingkungan hidup awal

3.1. Metode pengumpulan dan analisis


data

2.3. Pelingkupan

3.2.Lingkup rona lingkungan hidup awal

III. RONA LINGKUNGAN HIDUP

3.3. Pelingkupan

IV. RUANG LINGKUP STUDI

IV. PELAKSANAAN STUDI

4.1. Dampak penting yang ditelaah

4.1. Pemrakarsa

4.2. Wilayah studi dan batas waktu kajian

4.2. Penyusun Studi ANDAL

V. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

4.3. Biaya Studi

VI. EVALUASI DAMPAK PENTING

4.4. Waktu Studi ANDAL

6.1. Telaahan terhadap dampak penting

DAFTAR PUSTAKA

6.2. Pemilihan alternatif terbaik

LAMPIRAN

6.3.Telaahan sebagai dasar pengelolaan

Lingkup rencana usaha kegiatan yang AKAN


ditelaah dan alternatif komponen rencana
usaha

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
2.Maksud dan Tujuan
3.Kegunaan Pengelolaan Lingkungan
4.Keadaan Ekosistem Daerah Rencana Kegiatan
5.Unsur Lingkungan yang Sensitif

BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
2.Maksud dan Tujuan
3.Kegunaan Pemantauan
Lingkungan
4.Lokasi

BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


1.Pendekatan Teknolog
2.Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya
3.Pendekatan Institusi

BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN


2.1. Tahap persiapan

LINGKUNGAN

BAB III RENCANA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN

1.2.2. Tahap Operasi


1.Komponen Fisik Kimia
2.Komponen Biologi
3.Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
4.Komponen KesehatanMasyarakat

3.1. Tahap Persiapan

1.Tahap Pasca Operasi


1.Komponen Sosial Ekonomi
2.Sikap dan Persepsi Masyarakat Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat

1.Tahap Operasi
1.Komponen
2.Komponen
3.Komponen
4.Komponen

Urutan Pembahasan
Pengelolaan Lingkungan

Fisik Kimia
Biologi
Sosial Ekonomi dan Budaya
Kesehatan Masyarakat

1.Tahap Pasca Operasi


1.Komponen Fisik Kimia
2.Komponen Biologi
3.Komponen Sosial Ekonomi
4.Sikap dan Persepsi
Masyarakat

a. Dampak penting yang dipantau

Urutan Pembahasan

b. Sumber dampak penting

a.Dampak penting dan sumber dampak


penting

c. Parameter lingkungan hidup yang dipantau

b. Tolok ukur dampak

d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup

c. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup

e. Metode pemantauan lingkungan

d. Pengelolaan lingkungan hidup

f. Lokasi pemantauan lingkungan Hidup

e. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup

g. Periode pemantauan lingkungan Hidup

f. Periode pengelolaan lingkungan hidup

g.Institusi pemantauan lingkungan hidup

g.Institusi pengelolaan lingkungan hidup

PERANAN PEMERINTAH
1.Penetapan Peraturan
Regulasi berupa peraturan daerah yang mengatur tentang
proses perijinan pertambangan sampai dengan penetapan
baku mutu lingkungan atau baku mutu limbah dan disusun
dengan mengacu pada peraturan yang lebih tinggi
2. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Aparat
Perekrutan baru sesuai pendidikan, diklat, kursus, magang
dan lain-lain
3. Penyuluhan dan Pembinaan
Upaya sosialisasi semua program
melalui pembinaan dan penyuluhan

yang

direncanakan

4. Pengawasan
Pengawasan secara terus menerus oleh aparat pengawas
dan pembina (Pengawasan Secara Administratif dan Teknis
Operasional)

...... Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai