Anda di halaman 1dari 33

INTEGRASI

KEFARMASIAN

TUJUAN
Mempersiapkan mahasiswa profesi
apoteker menghadapi Ujian
Kompetensi apoteker Indonesia
(UKAI) baik dalam bentuk
Computer-Based Test (CBT)
maupun Objective Structured
Clinical Examination (OSCE)

UKAI
UJIAN KOMPETENSI APOTEKER
INDONESIA
Health Profession Education
as a complex process

DASAR HUKUM

Uji Kompetensi Nasional


(Exit Exam)

Standardisasi Mutu
Lulusan

STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER


INDONESIA PASAL 16
Selain wajib menyelesaikan beban pembelajaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),untuk
dinyatakan lulus dari suatu program pendidikan
apoteker:
a. pada program sarjana farmasi, mahasiswa
wajib menulis 1 (satu) artikel dari hasil
penelitian skripsi/bentuk lain yang setara
yang diunggah dalam laman perguruan tinggi
yang bersangkutan;
b. pada program apoteker, mahasiswa wajib
mengikuti uji kompetensi apoteker pada tahap
akhir pendidikan dan sudah dinyatakan lulus
uji kompetensi.

COMPETENCY ICEBERG
Performance

Knowledge
Skills
Behaviours
Values

UJI KOMPETENSI
OSCE

CBT

Piramida Miller

LINGKUP KOMPETENSI APOTEKER


( UU 36/09 DAN PP51/09)
BA
H
BA AN
K
OB U
A
BU T /
L
BB K DA
N
PEM
BA
U
NT

ALAT
DAN
SARANA
PRODU
UL A
M
R
KSI
FO
UK

y
Qualit
n ce
Assura i/pemb
ks
Produ
uatan
rol
y Cont
t
i
l
a
u
Q

I
T
BEN IS DAR
S
DO DAN
SAF ODA
/
MET DUKSI
N
PRO BUATA
PE M

BENTUK DOSIS DARI


SENYAWA AKTIF
FARMASI

Menyimp
an dan
i
distribus

PENGE
MASA
N DAN
PENYI
MPANA
N

Pembuat
an

1/13/2011

Pelayan
an
pasien

tom.ahaditomo3@gmail.com

DISPE
JELA
NSKA
DIS
LABEL
N
TRI
DAN
DAN
BUS
DELIV
URA
I
ERY
I
UNTU
KAN
DIstribu K
si
P PASIE
e l a y a ( JN
URA
nan
I)

FAR
MA
KODIN
A MIKA
FARM
A KO
KINE
TIKA
ADR
REGIM
ENTASI
DO SIS
JADW
AL
DLL
FARM
A KOTE
RAPI

THE FORMAT OF PHARMACIST


Is the health professional ruled by
Law and Act ( UU 36/09 and PP-51/09)
Is a product of higher degree
pharmacy education designed to be
competence in doing the pharmacy
profession
Profession work is to do many
pharmacist act in the process
of pharmacotherapy, including
the making of dosage form.
11/14/16

The Pharmacist

Medicine Experts
and Medicine best-Use Manager

SCIENCE &
TECHNOLOGY
PROFESSION,

Apoteker

SENYAWA
AKTIF DOSAGE
FARMASI

Sinergi :
Keahlian
Wewenang
Pengakuan
Kepercayaan
PENGGUNAAN Kemanfaatan

we have

Dokter

KNOWLEDGE
SKILLS
BEHAVIORS
PROFESSIONALISM

FORM

Interprofession Skills Development

Ners

Health Profession, as :APOTEKER


Medicine Experts, and
Medicine best-Use Manager
two in one hibrida keahlian :
keahlian tentang obat mulai dari bahan baku
sampai menjadi sediaan farmasi yang
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat
atau kemanfaatan dan mutu.
keahlian memandu (guidance-counselingadvocate) penggunaan obat yang benar dan
baik oleh penderita sehingga tujuan terapi
tercapai

TINJAUAN DALAM UKAI

(1) Area kompetensi,


(2) Dimensi perilaku,
(3) Kemampuan memberikan
reasoning,
(4) Penerima (resipien) layanan
kefarmasian,
(5) Bentuk sediaan,
(6) Farmakoterapi.

AREA KOMPETENSI
1. Praktik profesional, legal dan etis
2. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
3. Dispensing sediaan farmasi dan alat
kesehatan
4. Formulasi dan pembuatan sediaan farmasi
5. Komunikasi dan kolaborasi
6. Upaya preventif dan promotif kesehatan
masyarakat
7. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan
8. Kepemimpinan dan manajemen diri
9. Peningkatan kompetensi profesi

PRAKTIK PROFESIONAL, LEGAL DAN


ETIS

Fokus penilaian pada tinjauan ini


adalah kemampuan memahami,
menerapkan dan mematuhi
ketentuan perundang-undangan
(aspek legal) dari praktik
kefarmasian, standar praktik,
pedoman praktik dan kode etik
profesi apoteker.

OPTIMALISASI PENGGUNAAN OBAT

Pada tinjauan ini fokus penilaian pada


kemampuan apoteker dalam praktek
klinik untuk menjamin keamanan dan
ketepatan penggunaan obat.
Kemampuan tersebut mencakup
identifi kasi masalah dan pengambilan
keputusan penggunaan obat yang
tepat, pemberian informasi dan
pemantauan respons penggunaan
obat.

FORMULASI DAN
PEMBUATAN SEDIAAN FARMASI
Tinjauan ini mencakup kemampuan apoteker
dalam penyiapan produk farmasetik,
termasuk sediaan extemporer, penyiapan
aseptik dari produk steril, pengenalan
produk sitostatika dan penanganannya
Lingkup kemampuan mencakup pemahaman
terhadap aturan-persyaratan suatu produk,
formulasi dan tehnik compounding yang
dibutuhkan, serta fasilitas lain yang
dibutuhkan dalam pembuatan suatu sediaan
farmasi (personel, ruang, wadah,
dokumentasi).

KOMUNIKASI DAN KOLABORASI


Tinjauan ini ditujukan pada kemampuan
apoteker untuk berkomunikasi secara
efektif sehingga pesan yang dimaksud
dapat diterima oleh resipien.
Tinjauan komunikasi ini mencakup
berbagai jenis komunikasi yang perlu
diadaptasi dalam lingkungan praktek
dengan kondisi yang beragam.
Komunikasi dilakukan baik terhadap
pasien / keluarga, sejawat, profesi
kesehatan lain dan masyarakat.

UPAYA PREVENTIF DAN PROMOTIF


KESEHATAN MASYARAKAT
Tinjauan ini mencakup kemampuan apoteker
dalam mendorong dan membantu individu
atau kelompok pasien untuk bertanggungjawab atas kesehatannya. Upaya ini ditujukan
agar pasien-masyarakat dapat menjaga
kesehatan, mencegah sakit serta mampu
memperbaiki kesehatan melalui peningkatan
kendali terhadap faktor penentu kondisi
kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan
preventif dan promotif dilakukan dengan cara
pelayanan, edukasi, pelatihan dan rujukan
serta kampanye kesehatan masyarakat.

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI


DAN ALAT KESEHATAN
Tinjauan pengelolaan sediaan farmasi
dan alat kesehatan mencakup
tanggungjawab apoteker dalam seleksi,
pengadaan, distribusi dan penggunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Hal ini mencakup persyaratan (sumber
daya yang cukup) untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan sediaan farmasi
dan alkes secara efektif dan efi sien

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN


DIRI
Pada tinjauan ini, penilaian
kemampuan apoteker dalam
memimpin, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan
bertindak sebagai role model
dalam praktik.

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESI


Tinjauan ini memfokuskan apoteker
untuk mengevaluasi dan mengelola
kemampuan diri dalam upaya
pengembangan kompetensi profesi,
seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
kefarmasian serta teknologi
informasi

DIMENSI PERILAKU
1.Kognitif ( 40 50 % )
Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah
pengetahuan dan pengembangan kemampuan
intelektual apoteker
2.Pengetahuan Prosedural ( 40 50 % )
Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah
pengetahuan yang dibutuhkan apoteker untuk
melakukan tindakan kefarmasian.
3.Konatif ( 5 10 % )
Fokus penilaian pada tinjauan ini menggambarkan
cara apoteker bersikap, yang melibatkan emosi dan
kemampuan empati, untuk mengaplikasikan nilainilai profesional dalam praktik kefarmasian

KEMAMPUAN MEMBERIKAN
REASONING
Fokus penilaian pada tinjauan ini
adalah kemampuan apoteker untuk
memberikan landasan ilmiah sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan
profesi. Aspek yang dinilai meliputi 2
(dua) aspek yaitu:
(1) Reasoning ability, ( 70 80 % )
(2) Recall of knowledge ( 20 30 % )

PENERIMA (RECIPIENT) LAYANAN


KEFARMASIAN
Dalam tinjauan ini fokus penilaian
pada kemampuan memberikan
pertimbangan
farmasetik/biofarmasetik dan
farmakokinetika (absorpsi,
distribusi, metabolism dan ekskresi ADME) obat pada pemilihan bentuk
sediaan, rute pemberian, dan
regimen dosis pada pasien
individual maupun kondisi tertentu

BENTUK SEDIAAN
Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah
kemampuan untuk merancang, membuat, dan
menjamin mutu sediaan farmasi (dosage form)
dengan memperhatikan aturan perundangan,
persyaratan-standar, sifat fi sikokimia bahan
aktif dan bahan tambahan, biofarmasetika,
efek farmakologi-toksikologi, resipien bentuk
sediaan, rute pemakaian, teknik pembuatan,
fasilitas pembuatan, pengemasan, pelabelan
dan informasi penggunaan. Kemampuan
tersebut juga mencakup penyiapan produk
sediaan extemporare.

FARMAKOTERAPI
Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan:
(1) mengidentifi kasi, mengintepretasi dan mengevaluasi
informasi pasien dari data klinik, data laboratorium,
riwayat penyakit dan riwayat pengobatan untuk
memahami kondisi penyakit, menilai perlunya terapi
dan/atau rujukan, dan mengidentifi kasi faktor spesifi k
pasien yang mempengaruhi keluaran terapi obat
(2) mengevaluasi informasi tentang obat, regimen dosis,
bentuk sediaan, rute pemakaian, dan
mempertimbangkan farmakoekonomi untuk memilih
terapi obat yang optimal bagi pasien individual,
(3) Mengevaluasi dan mengelola regimen obat melalui
pemantauan pada pasien, berkolaborasi dengan profesi
kesehatan lain, dan pemberian informasi kepada pasien
untuk meningkatkan keluaran terapi yang aman dan
efektif.

COMPUTER-BASED TEST(CBT)
Tipe soal MCQ
Jumlah soal : 200 soal
Waktu : 200 menit
Tidak ada pengurangan nilai karena
jawaban salah

OBJECTIVE STRUCTURED
CLINICAL EXAMINATION (OSCE)
Tipe soal : praktek
Jumlah station 14 (12 soal dan 2
istirahat)
Waktu : @ station 15 menit

STATION OSCE
1.
2.
3.
4.
5.

Pelayanan swamedikasi
Pasien dengan kondisi fi siologis khusus
Pasien dengan kondisi patologis khusus
Formulasi khusus
Indeks terapi sempit dan obat bersifat
inducer/inhibitor enzim
6. Resep Racikan
7. Resep Polifarmasi
8. Alat bantu dan tehnik khusus
9. Program Pemerintah
10. Obat khusus
11. Antiinfeksi
12. Obat dan alat kesehatan yang rusak dan kadaluarsa

Anda mungkin juga menyukai