BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Chronic Kidney Disease
1.1.1. Batasan K linik
Chronic Kidney Disease didefinisikan sebagai kerusakan ginjal 3
bulan, ditentukan dengan adanya kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan
atau tanpa penurunan GFR (Glomerulus Filtration Rate). CKD juga dapat
2
GFR (ml/menit/1,73 m )
Deskripsi
Kerusakan ginjal dengan GFR
> 90
normal atau meningkat
Kerusakan
ginjal
dengan
60-89
penurunan GFR ringan
Kerusakan
ginjal
dengan
30-59
penurunan GFR sedang
Kerusakan
ginjal
dengan
15-29
penurunan GFR berat
< 15 atau dialysis
Kerusakan ginjal tingkat akhir
(gagal ginjal)
1.1.3. Etiologi
Faktor risiko yang dapat menyebabkan CKD dapat dibagi dalam 3
kategori antara lain :
Tabel 1.2 Faktor risiko CKD
Kategori
Contoh
Usia, penurunan massa ginjal, berat lahir rendah, ras,
Faktor kerentanan
91
Kategori
Contoh
penghasilan dan pendidikan, inflamasi sistemik,
Polycystic
Kidney
Disease,
toksisitas
obat,
Faktor progresif
Patofisiologi
91
c. Asidosis Metabolik
Abnormalitas asam basa ini sering dijumpai pada pasien CKD
dengan GFR <30ml/menit. Asidosis metabolik mempunyai kontribusi
terhadap kerusakan tulang, menurunkan kontraktilitas jantung, stimulasi
katabolisme protein, dan meningkatkan iritabilitas vaskular (Hudson, 2011).
d. Anemia
Penyebab utama terjadinya anemia pada pasien CKD adalah
defisiensi eritropoetin. Faktor lainnya adalah kehilangan darah, kekurangan
zat besi, asam folat dan vitamin B12, osteotis fibrosa, infeksi sistemik dan
Kategori
Normal
Pre hipertensi
Hipertensi
Hipertensi Stadium 1
Hipertensi Stadium 2
3. Terapi Hipertensi
Pengendalian tekanan darah pasien chronic kidney disease dengan
hipertensi cukup sulit sehingga antihipertensi yang digunakan terdiri dari 2
macam atau lebih antihipertensi (Agarwal and Andersen, 2005). Antihipertensi
pada pasien chronic kidney disease yang di rekomendasikan oleh JNC 8 adalah
ACEI dan ARB. Berikut adalah pengaruh obat-obat antihipertensi terhadap
aliran darah ginjal dan laju glomerulus ginjal :
Tabel 1.2 Efek antihipertensi terhadap renal blood flow dan glomerular
filtration rate (Joy et al., 2008)
97
Langkah 1
Hipertensi Stadium 2
(TD >160/100 mmHg)
Awali dengan obatkombinasi 2
(biasanya ACEI/ ARB/ CCB)
Obat untuk
Compelling
Indication
Gambar 1.3 Algoritma Pengobatan Hipertensi pada Pasien Dialisis (NKFK/DOQI, 2002)
1.2
1.2.1 Batasan
Vertigo merupakan jenis dari pusing, merupaka n gerakan ilusional dan
biasanya diikuti dengan gerakan rotasional. Vertigo berhubungan dengan gejala
mual, muntah, dan diaforesis.
Verigo
seharusnya
dibedakan
dari
jenis
pusing
lainnya
seperti
98
99
Inisial Pasien: Tn AG
Berat Badan: 62 Kg
Umur : 70 tahun
Alamat : Surabaya
Keluhan tambahan : Mual dan muntah sejak kemarin malam + 5 kali isi
makanan dan cairan setelah hemodialisis, nafsu makan menurun
Riwayat Penyakit :
15/3-19/3 2015 : MRS dengan diagnosa CKD St. V + Anemia
13/4-15/4 2015 : MRS dengan diagnosa CKD St. V + AV Shunt
Menurut istri pasien pernah mengalami stroke ringan dan BPH
Alergi : Kepatuhan
Obat Tradisional
patuh
(dulu
sering
Merokok
Alkohol
asam urat)
-
100
19/5/2015
20/5/2015
21/5/2015
22/5/2015
Problem/Kejadian/Tindakan Klinisi
Pasien dibawa ke IGD karena mengeluh muntah 5 kali berisi
makanan dan cairan sejak kemarin malam, disertai pusing berputar.
BAK sedikit sekali. Pasien rutin hemodialisis seminggu dua kali hari
senin dan kamis. Menurut istri pasien terdapat bengkak di kaki.
Berdasarkan kadar hemoglobin dan sel darah merah, pasien
mengalami anemia.pada pemeriksaan EKG menunjukkan sinus
takikardia (100-130x/menit).
Tidak muntah dengan mual sudah berkurang, udema di kaki sudah
berkurang. Untuk berjalan masih harus dibantu karena sempoyongan.
BAK sedikit sekali
Mual berkurang dan tidak terlihat udema Untuk berjalan masih harus
dibantu karena sempoyongan. Belum bisa BAK.
Mual hilang timbul. Hari ini dilakukan hemodialisis pukul 11.00.
BAK sedikit sekali, ke kamar mandi sudah bisa sendiri.
Mual. Dari posisi berbaring ke duduk masih lama. BAK sedikit
sekali, ke kamar mandi sudah bisa sendiri.
Dilakukan konsultasi dan pemeriksaan bersama Dokter Spesialis
Saraf. Keluhan : kepala masih pusing dengan jalan masih pelan-pelan
belum kuat.
Assesment dokter : Vertigo periferal post stoke infark lengan (D)
Terapi :
Klopidogrel 75 mg 1-0-0
Vit. B12 0-0-1
Nimodipin 30mg 2dd1
101
Diagnosa
102
Data Klinik
No
Nama
Rute
Regimen
Obat
Dosis
DATA KLINIK
Tanggal
18/5
19/5
20/5
21/5 21/5
22/5
(yang penting)
18/5
19/5
20/5
22/5
HD Lemah/ 456
Kondisi umum/ GCS
Lemah/ 456
Lemah/ 456
Lemah/ 456
Lemah/ 456
1 x/menit)
Infus Nefrosteril 7% 250ml 115
IV
7 tpm
- 80 -88
Nadi (80-100
80
88 Infus Kidmin 7,2% 200ml :
IV
1
:
1
88
84
88
84
2
Ivelip 20% 200 ml
84
Infus PRC 500ml
Sampai24Hb
- 20 -20
3 RR (<20 x / menit)
28IV
20 3
24
10 g/dl
4 C)Asam folat 5 mg
PO
1 tablet36,1
0-0
36 4 Suhu (36-37
36,3
36
36,4
5 Ferolat (Fe Sulfat 200mg)
IV
1
x
1
tablet
36,5
37,4
36
Pemberian
5 Tekanan darah
169/ 110
140/ 90
110/Tanggal
70
150/ 80 Obat 150/ 80
Regimen
Rute
(target 150/No
90 mmHg)Nama Obat
160/
100
160/ 90
140/19/5
90
140/ 8021/5
18/5
20/5
22/5
Dosis
150 / 90
130/ 80
120/ 80HD
6 Osteocal (CaCO3 1250 mg) ++
PO
3 x 1tablet
1-0-0
1-0-0 +
7 Mual
++
+
+
7 Furosemid 20mg/2ml
2 x 2 ampul
+ 2x1
-+
8 Pusing
+IV
+
+
8 Candesartan 8 mg
PO
1 tablet 0 - 0
9 BAK
sedikit
9 ISDN 5 mg
PO
3 x 1 tablet
Komentar
10
Diltiazem
30
mg
PO
3
x
1
tablet
Pada awal MRS pasien mengalami takikardia, sesak, dan hipertensi stage II. Tekanan darah pasien tetap tinggi hingga saat
11 dilakukan.
Ondansetron
mg/pusing
4 ml merupakan
IV
3 x 1 ampuldari anemia
2 x 1CKD. 2Volume
x1
2 x 1frekuensi
2 x 1BAK
dan setelah dialisis
Mual8dan
manifestasi
pada
dan
12
Pantoprazole
40
mg/2ml
IV
2
x
1
ampul
menurun seiring dengan progresifitas kerusakan ginjal pada CKD (Hudson, 2011)
13 Ranitidn 50mg/2 ml
IV
1 x 1 ampul
15
1 tube prn
19 g dan 7 g Na fosfat)
16 Klopidogrel 75 mg
PO
1 tablet 0 - 0
18 Nimodipin 30 mg
PO
2 x 1 tablet
No
.
1
2
103
Data Laboratorium
Jenis
Pemeriksaan
Darah
lengkap
SE
Lain-lain
DATA
LABORATORIUM
(yang penting)
WBC (4 10 x 103/L)
PLT (150-450 x 103/L)
HCT (42-52 %)
Hb (13-17)
Tanggal
Komentar
18/5
`9,1
239
27,5
20/5
8,6
260
27,8
21/5
-
8,9
9,5
K (3,5-5,1 mmol/L)
Na (136-145 mmol/L)
Cl (98-107 mmol/L)
BUN (10-24 mg/dl)
SCr (0,5-1,5)
CCr ( >90 ml/menit)
5,18
146
106
36
8,2
4,5
135,8
106,1
46
9,6
6,25
5,34
27
4,1
12,5
126
7,44
27,9
151,6
18,5
8,1
-
Pasien
mengalami anemia dengan penurunan kadar
hemoglobin < 10 g/dl. anemia merupakan komplikasi dari
CKD. Anemia memiliki ciri penurunan Hb, Hct dan RBC.
Anemia akan mengganggu sistem pertukaran oksigen dan
karbondioksida karena jumlah sel darah merah yang
berkurang (Maakaron,et.al., 2013).
Fungsi ginjal pasien tampak mengalami penurunan /
kerusakan ditunjukkan dengan data serum kreatinin dan
BUN di atas normal. Klirens kreatinin pasien 6,25; 5,34;
12,5ml/menit
berdasarkan
rumus
Cockroft
yang
menggunakan data umur (70 tahun), BB (62 kg) (Arora,
2014). Serum Na pasien pada tgl 9/6 (135,8 mmol/L)
merupakan hiponatremi ringan (Simon, 2014).
Kadar asam urat pasien mengalami peningkatan (> 8 mg/dL
untuk laki-laki) merupakan tanda adanya gagal ginjal
(Devkota et al, 2014).
104
ANALISA TERAPI
Tanggal
Pemberi-
Obat
Rute
Regimen Dosis
an Obat
18/5/2015
Infus Nefrosteril 7%
19-22/
250ml
Infus Kidmin 7,2%
5/2015
IV
IV
7 tpm
1:1
Indikasi pada
Pemantauan
Pasien
Kefarmasian
Mengurangi
BCKA
intake protein
Serum
faktor
(Cano et al,
elektrolit
kerusakan
2006)
yang
memperburuk
ginjal.
Faktor
intake
protein
aminadan
BCAA,
BCKA
pengganti
amino
regenerasi
sebagai
bebas,
2)
protein
otot,
3)
105
Sampai Hb
18/5/2015
18-20/5 /
2015
Asam folat 5 mg
IV
PO
10 g/dl
pasien
disertai
18/5/2015
200mg)
yang
penurunan
tidak
volume
darah.
Defisiensi asam folat dan zat
1 tablet 0 - 0
Mengatasi
anemia
anemia
Hb
besi
dapat
terjadinya
menyebabkan
anemia.
Dengan
1 x 1 tablet
dan
mengurangi
Osteocal (CaCO3
2015
1250 mg)
18-21/5 /
Furosemid 20mg/2ml
2015
Serum
elektrolit
mencegah
Mengatasi udem
Kondisi udem
insufisiensi ginjal
Dosis untuk pasien
dan
Serum
hiperkalemia,
elektrolit
meningkatkan
Tekanan darah
dengan
PO
3 x 1tablet
Pengikat fosfat
IV
2 x 2 ampul
progresivitas
titrasi
CKD
pekanan
106
meningkat
eliminasi
cairan
antihipertensi
5/2015
PO
1 tablet 0 - 0
ISDN 5 mg
Diltiazem 30 mg
PO
PO
3 x 1 tablet
3 x 1 tablet
hipertensi
(K/DOQI
2011)
Candesartan 8 mg
ekstrasel
Clinic,
2015
19-22/
50%
(Kidney Health
Mengatasi
Na dan
18-22/5 /
25%
Tekanan darah
penatalaksanaan
hipertensi pada pasien CKD
adalah ARB/ACEI. Selanjutnya
bila belum mencapai target,
perlu ditambahkan loop diuretic
(furosemide), selanjutnya CCB
(baik dihydropiridine/
nondihydropiridine), lalu
vasodilator.
18-22/5 /
Ondansetron 8 mg/ 4 ml
IV
3 x 1 ampul
Mengatasi mual
Mual
dan muntah
Mengatasi nyeri
20-22/5 /
2015
Pantoprazole 40 mg/2ml
IV
2 x 1 ampul
al., 2009)
Pantoprazol merupakan proton
ulu hati
(McEvoy, 2011).
18/5/2015
Ranitidn 50mg/2 ml
IV
1 x 1 ampul
109
merupakan
indikasi
adanya
inhibitor
kompetitif
makanan,
histamine,
19-21/5/
2015
22/5/2015
IV
1 x 1 ampul
Rectal
1 tube prn
19 g dan 7 g Na fosfat)
Mengatasi
Rasa sebah di
kembung
perut
Laksatif
BAB
insulin,
pentagastrin
(McEvoy, 2011).
Alinamin F diberikan untuk
mengatasi
rasa
pasien.
Fleet
enema
kembung
per
rektal
mekanisme
kerja
memiliki
110
Klopidogrel 75 mg
Vitamin B12 1mg
Nimodipin 30 mg
PO
PO
PO
1 tablet 0 - 0
0-0-1 tablet
2 x 1 tablet
Vertigo perifer
Vertigo,
post stroke
mobilitas
dengan
serangan
lengan
kanan
sebelumnya
stroke
pasien
pernah
di
yang
dialami
penyebabnya
yaitu
serangan
stroke
sehingga
diberikan
terapi
antiplatet
(klopidogrel),
perbaikan
/
obat
serebral
CCB
DHP).
CCB
DHP
antihipertensi
yang
dapat
meningkatkan
DHP
memiliki
efek
poten
yang
negatif.
Nimodipin
dipilih
sebagai
ASUHAN KEFARMASIAN
1. Masalah aktual & potensial terkait obat
5. Pemilihan obat
6. Penghentian obat
4. Kepatuhan penderita
8. Interaksi Obat
Obat
Pantoprazole
Uraian Masalah
Tindakan (Usulan pada klinisi, perawat, pasien)
Interaksi obat pantoprazol dan klopidogrel. Pantoprazole Karena akan mengganggu efektivitas klopidogrel, klinisi
menurunkan serum metabolit aktif klopidogrel (Risk rating : seharusnya
D pertimbangkan modifikasi terapi, Keparahan : Mayor).
mempertimbangkan
pemberian
secara
112
golongan AH-2
Monitoring
Parameter
Klirens kreatinin
Tekanan darah
BAK dan Serum elektrolit
Hemoglobin, Hematokrit, RBC
Mual dan muntah
BAB
Tujuan
Mengetahui efektivitas terapi Infus Nefrosteril, Infus Kidmin, Kalsium karbonat dan ISDN
Mengetahui efektivitas terapi Candesartan, Furosemid, Diltiazem, ISDN dan Nimodipin
Mengetahui efektivitas dan efek samping terapi Furosemid
Mengetahui efektivitas terapi Infus PRC, Ferolac, dan Asam folat
Mengetahui efektivitas terapi Ondansetron, Ranitidin, Pantoprazole, dan Alinamin F
Mengetahui efektivitas terapi fleet enema
113
Pusing, jalan masih sempoyongan, Mengetahui efektivitas terapi Klopidogrel, Vitamin B12, dan Nimodipin
gerak tangan kanan.
Perdarahan
Konseling
Materi Konseling
Konseling
Informasi kepada perawat : Pemberian pantoprazol setelah direkonstitusi diberikan IV bolus lebih dari 2 menit (Lacy et al., 2009).
Injeksi pantoprazol
Informasi kepada perawat : Furosemide dapat diberikan secara injeksi bolus selama 1-2 menit atau infus
Injeksi furosemide
Informasi kepada perawat :
Injeksi ondansetron
Injeksi ranitidin
kecepatan penginjeksian lebih dari 5 menit atau dalam kecepatan 4 ml/menit. Sediaan Ranitidine ampul
disimpan pada suhu antara 4-30C dan terlindung dari cahaya dan panas (Lacy et al, 2009).
Informasi kepada pasien : Diminum setelah makan diletakkan dibawah lidah untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah
ISDN sublingual
komplikasi di jantung, setelah melarut segera minum air untuk membilas. Efek samping yang mungkin
Candesartan
Informasi kepada pasien :
Diltiazem
Informasi kepada pasien :
Klopidogrel 75 mg
115
DAFTAR PUSTAKA
Adhikary et al, 201 0. Effective control of hypertension in adults with chronic kidney disease.
Journal Nepal Medicine Association, Vol.5 0 (180): 291-4
Agarwal and Andersen, 2005. Management of hypertension in hemodialysis patients.
International Society for Hemodialisis, p.241-248
Agarwal, Rajiv and Sinha, Arjun D. 2009. Cardiovascular Protection with Antihypertensive
Drug in Dialysis Patients: Systematic Review and Meta-Analysis. Hypertension:
Journal of The American Heart Association, Vol. 53 p. 860-866.
Arora et al, 2014. Chronic Kidney Disease. Diakses melalui www.medscape.com pada tgl 15
Juni 2015
Benowitz, Neal L. 2012. Antihypertension. In: Katzung, Bertram G., Masters, Susan B. and
Trevor, Anthony J (Eds.). Basic and Clinical Pharmacology. 12th Edition. New York :
The McGraw-Hill Companies, p. 187-213.
Cano et al, 2006. Application of Branched-Chain Amino Acids in Human Pathological States:
Renal Failure. The Journal of Nutriti on, p.299S-307S
Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R., Cushman, W.C., Green, L.A., Izzo, J.L., Jones,
D.W., Materson, B.J., Oparil, S., 2003. The Seventh Report of the Joint N ational
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. Hypertension, V ol. 42, pp.1206-1252.
Devkota, et.al., 2014. Hyperuremia. Diakses melalui www.medscape.com pada tanggal 15
Juni 2015.
DIR, 2003. Drug Information Reference : Calcium Channel Blocking Drugs. p.192-8
Ekart, Robert, Bevc, Sebastjan and Hojs, Radovan. 2011. Blood Pressure and Hemodialysis.
In: Penido, Maria Goretti (Ed). Special Problems in Hemodialysis Patients. Rijeka:
Intech
Fauci et al, 2011. Harrisons: Principles of Internal Medicine 17th Edition. The McGrawHill Companies, Inc.
Hudson, J.Q., 2011. Chronic Kidney Disease : Management of Complication. In : Dipiro,
T.J., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M.,
Pharmacotherapy : A phatophysiologic approach, 7 th edition, New York : McGrawHill Companies, Inc., p 765-772 and 787.
Joachim, H., 2006. Renal Disease. McPhee, S.J., Ganong, W.F., Phatophysiology of disease:
an introduction to clinical medicine 5th edition. McGraw-Hill Companies, Inc.
116
Joel, Juno J., Musthafa M, Muhammad and C.S, Shastry. 2013. A Study on Drug Related
Problems and Pharmacist Intervention in Patients Undergoing Haemodialysis in a
Tertiary Care Hospital. International Research Journal of Pharmaceutical and
Applied Sciences (IRJPAS), Vol.3 No.5, p. 263-265.
Joy, M.S., Kshirsagar, A., and Franceschini, N., 2008. Chronic Kidney Disease :
Progression- Modifying therapies. In : Dipiro, T.J., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke,
G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., Pharmacotherapy : A phatophysiologic approach, 7
th edition, New York : McGraw-Hill Companies, Inc., p 745.
K/DOQI Guideline, 2014. Guideline 12 : Use of Diuretics in CKD K/DOQI, 2002. Clinical
practice guidelines for chronic kidney disease : evaluation, classification, and
stratification. American Journal of Kidney Disease. Vol. 39. p. 1-266.
Kidney Health Clinic, 2011. Medications Commonly Used In Chronic Kidney Disease.
Kidney Health Clinic.& Wipkins. p. 462-63.
Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, N.P., Lance, L.L. (Ed.), 2009. Drug Information
Handbook 18th edition. APhA : Lexi-Comp.
Ljutic et al, 2002. Comparison of ondansetron with metoclopramide in the symptomatic relief
of uremia-induced nausea and vomit ing. Kidney and Blood Pressure Research.
Vol.25(1):61-4.
Maakaron, et.al., 2013. Anemia. Diakses melalui www.medscape.com pada tanggal 15 Juni
2015.
Manley, Harold J., Drayer, Debra K. and Muther, Richard S. 2003. Medication-Related
Problem Type and Appereance Rate in Ambulatory Hemodialysis Patients. BMC
Nephrology, Vol. 4 No. 10.
McEvoy, Gerald K and American Society for Hospital-System Pharmacist. 2011. American
Hospital Formulary Service Drug Information. Bethesda MD: ASHP Inc.
NKF-K/DOQI Workgroup. 2002. NKF-K/DOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic
Kidney Disease: Evaluation, Classification and Stratification. National Kidney
Foundation, Inc.
Pagana, KD., & Pagana, TJ., 2002. Mosbys Manual of diagnostic and laboratory test. 2nd
edition. Missouri : Mosby, Inc.
Robinson, Bruce M, Tong, Lin, Zhang, Jinyao, Wolfe, Robert A., Goodkin, David A.,
Greenwood, Roger N., Kerr, Peter G., Morgenstern, Hal, Li, Yun, Pisoni, Ronald L.,
Saran, Rajiv, Tentori, Francesca, Akizawa, Tadao, Fukuhara, Shunichi and Port,
Friedrich K. 2012. Blood Pressure Levels and Mortality Risk among Hemodialysis
Patients in the Dialysis Outcomes and Practice Patterns Study. Kidney International,
Vol.82. p. 570-580.
117
118