TINJAUAN
TEORITIS
A. Konsep Medis
Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan fungsi ginjal yang
progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal dan glomerolus.
Kerusakan glomerulus akan mengakibatkan darah mengalir ke unit-unit
fungsional ginjal, sehingga nefron akan terganggu dan berlanjut menjadi
hipoksia dan kematian ginjal. Kerusakan membran glomerulus juga akan
menyebabkan protein keluar melalui urin sehingga sering dijumpai edema
sebagai akibat dari tekanan osmotik koloid plasma yang berkurang. Hal
tersebut terutama terjadi pada hipertensi kronik (Nuraini, 2015)
Ginjal merupakan salah satu organ bagi tubuh manusia yang berfungsi
penting dalam homestasis yaitu mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit, memproduksi 8 hormon yang dapat
mempengaruhi organ-organ lainnya, salah satu contohnya adalah kontrol
tekanan darah dalam menyeimbangkan tekanan darah. Organ ginjal itu sendiri
bekerja didukung oleh aliran darah ke ginjal, jaringan ginjal, jaringan ginjal,
bila salah satu faktor pendukung terganggu maka akan menyebabkan fungsi
ginjal akan terganggu bahkan dapat berhenti (Bayhakki 2012).
3
5) Penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, gout,
hiperparatiroidisme, dan amiloidosis.
Pada stadium paling dini pada penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan
daya cadang ginjal (renal reserve), dimana basal Laju Filtrasi Glomerulus
masih normal atau dapat meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti,
akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada Laju Filtrasi
Glomerulus sebesar 60 %, pasien masih belum merasakan keluhan
(asimtomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum
sampai pada Laju Filtrasi Glomerulus sebesar 30 %. Produk akhir metabolik
yang seharusnya dieksresikan ke dalam urin, menjadi tertimbun dalam darah.
Kondisi seperti ini dinamakan sindrom uremia. Terjadinya uremia dapat
mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk
metabolik (sampah), maka gejala akan semakin berat (Brunner & Suddarth,
2008).
Pada pasien GGK, terjadi peningkatan kadar air dan natrium dalam tubuh.
Hal ini disebabkan karena gangguan ginjal dapat mengganggu keseimbangan
glomerulotubular sehingga terjadi peningkatan intake natrium yang akan
menyebabkan retensi natrium dan meningkatkan volume cairan ekstrasel.
Reabsorbsi natrium akan menstimulasi osmosis air dari lumen tubulus
menuju kapiler peritubular sehinggga dapat terjadi hipertensi. Hipertensi akan
menyebabkan kerja jantung meningkat dan merusak pembuluh darah ginjal.
Rusaknya pembuluh darah ginjal mengakibatkan gangguan filtrasi dan
meningkatkan keparahan dari hipertensi (Rahman, 2013).
Gejala yang terjadi pada pasien dengan gagal ginjal kronik, yaitu (Aru W,
Sudoyo, 2014):
1) Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus,
infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperuremia,
Lupus Erimatosus Sistemik (LES) dan lain sebagainya.
Terapi Farmakologis
Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik dan diabetes dan juga
pada pasien dengan ACR (Albumin Creatinin Ratio) 70 mg/mmol atau
lebih, diharuskan untuk menjaga tekanan darah sistolik
5
a) Mencapai dosis terapi maksimal yang masih dapat
ditoleransi
• Komplikasi lainnya
1) Anemia
7
B. Konsep Keperawatan
Anamnesa
a. Identitas
Tidak ada spesifikasi khusus untuk kejadian gagal ginjal, namun laki-laki
sering memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup
sehat. Gagal ginjal kronis merupakan periode lanjut dari insidensi gagal ginjal
akut.
b. Keluhan utama
Pada klien dengan gagal ginjal kronis biasanya terjadi penurunan urine
output, penurunan kesadaran, penurunan pola nafas karena komplikasi
dari gangguan sistem ventilasi, fatigue, perubahan fisiologis kulit, bau urea
pada napas. Selain itu, karena berdampak pada metabolisme, maka akan
terjadi anoreksia, nausea, dan vomit sehingga beresiko untuk terjadi
gangguan nutrisi.
1. Aktifitas /istirahat
Gejala :
Kelelahan ekstrem
kelemahan malaise
Tanda:
kelemahan otot
kehilangan tonus
2. Sirkulasi
Gejala :
Tanda :
Hipertensi
Nadi kuat
Disritmia jantung
Hipotensi ortostatik
Kecenderungan perdarahan
3. Integritas ego
Gejala :
Tanda :
4.Eliminasi
Gejala :
9
Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut);
Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Tanda :
5. Makanan/cairan
Gejala :
Tanda :
6. Neurosensori
Gejala :
Sakit kepala, penglihatan kabur; Kram otot/kejang, sindrom
kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki;
Kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas
bawah (neuropati perifer).
Tanda :
Gangguan status mental, contohnya penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori,
kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma.; Kejang,
fasikulasi otot, aktivitas kejang; Rambut tipis, uku rapuh dan
tipis.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala :
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki
Tanda :
8. Pernapasan
Gejala :
Napas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk
dengan/tanpa Sputum
Tanda :
Takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul; Batuk produktif
dengan sputum merah muda encer (edema paru)
9. Keamanan
Gejala :
Kulit gatal, ada/berulangnya infeksi
Tanda :
Pruritus; Demam (sepsis, dehidrasi)
10. Seksualitas
Gejala :
Penurunan libido, amenorea, infertilitas
11. Interaksi sosial
Gejala :
Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tidak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran dalam keluarga.
12. Penyuluhan :
Riwayat hipertensi keluarga (resti GGK), penyakit pokikistik,
nefritisherediter, kalkulus urinaria; Riwayat terpajan pada toksin,
contoh obat, racun lingkungan ; Penggunaan antibiotik retroteksik saat
ini berulang.
1. Diagnosa keperawatan :
4) Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan
muntah
11
Intervensi keperawatan yang dirumuskan untuk mengatasi masalah
keperawatan pada klien dengan gagal ginjal kronis (NANDA, NIC, NOC) :
NOC :
Kriteria Hasil :
NIC :
NOC
Kriteria Hasil :
NIC
13
- Monitor serum dan osmilalitasurine
NOC
Kriteria hasil :
b) Menunjukan perhatian
c) Konsentrasidan orientasi
d) Memproses informasi
NIC
NOC
Kriteria Hasil :
- Kulit baik
- Hb bagus
NIC
- Kaji status nutrisi
Kriteria hasil
NIC
- Kaji faktor yang menimbulkan keletihan
15
- Anjurkan aktifitas alternatif sambil istirahat
6) Gangguan harga diri b.d ketergantungan, perubahan peran, citra tubuh dan
fungsi sex
Tujuan : tidak ada perubahan harga diri dan peran
NOC
Kriteria hasil
- Percaya diri
- Tidak ketergantungan
NIC
- Kaji respon dan reaksi pasien dan keluarga terhadap penyakit dan
penanganan
- Gali cara alternatif lain untuk ekspresi seksual lain selain hubungan
sex
3. Implementasi
4. Evaluasi
5. Discharge Planning.
1) Kebutuhan khusus
Pasien tidak ada membutuhkan bantuan khusus, pasien masih bisa
melakukan aktifitas seperti biasa. Pasien tingal dengan suami dan anak.
2) Transportasi
Pasien pulang pergi ke RS dengan kendaran bus karyawan
17
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Nama : Ny. T
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Alamat : Perawang
Lama HD : 5 jam
Ny. T mengetahui ada riwayat hipertensi sejak akhir tahun 2020, dan sudah
mulai rutin minum obat tensi.
4. Pola Nutrisi
Nafsu makan : baik, makan biasa, 3 x sehari. Makan habis 1 porsi
5. Pola Eliminasi
Kebiasaan Defekasi 1x Defekasi/hari
6. Pola Aktifitas
Kemampuan Perawatan Diri :
0 1 2 3 4
Makan/Minum √
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Toileting √
Mobilisasi di tempat √
tidur
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki Tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan Rumah √
5555/5555
19
Keterampilan interaksi : Tidak ada masalah
- feburic 1 x 80 tab po
- Calos 3 x 1 tab po
- Atorvastatin 1 x 20 mg po