Anda di halaman 1dari 6

BAB I

KONSEP TEORI NEPROSKELEROSIS


A. Definisi
Nefropati hipertensi adalah penyakit ginjal yang disebabkan karena terjadinya
kerusakan vaskularisasi di ginjal oleh adanya peningkatan tekanan darah. Nefropati yang
terjadi akibat hipertensi (nefrosklerosis hipertensive) terbagi menjadi dua yakni nefropati
hipertensi benigna (Neproskelerosis benigna) dan nefropati hipertensi maligna (nefrosklerosis
maligna).
Nefropati hipertensi benigna (Neproskelerosis benigna) adalah kerusakan vaskularisasi pada
ginjal yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah yang menetap (hipertensi stage 2)
baik primer maupun sekunder dalam kurun waktu lebih dari 3 bulan dengan LFG < 60
mL/menit/1,73m2 sehingga dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronik yang
disebabkan karena hipertensi.
Nefropati hipertensi maligna (nefrosklerosis maligna) adalah kerusakan pada vaskular
ginjal yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah yang mendadak (hipertensi
emergensi/maligna). Kerusakan organ ginjal terjadi setelah kenaikan tekanan darah dalam
hitungan menit hingga jam dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal akut akibat
hipertensi.
B. Klasifikasi Nefrosklerosis
Terdapat dua bentuk nefrosklerosis :
1. Nefrosklerosis maligna
Sering dihubungkan dengan hipertensi maligna (tekanan darah diastolik > 130 mm
Hg).Hal ini biasanya terjadi pada dewasa muda,dan pria terkena dua kali lipat lebih sering
dari pada wanita.Proses penyakit berkembang cepat dan lebih dari 50% pasien meninggal
akibat uremia dalam beberapa tahun. Penyebab:Nefrosklerosis maligna merupakan suatu
keadaan yang lebih berat, yang terjadi bersamaan dengan hipertensi maligna.

Hipertensi maligna paling sering terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak
terkendali,tetapi juga bisa terjadi akibat:
1) Glomerulonefritis
2) Gagal ginjal kronis
3) Penyempitan arteri renalis (hipertensi vaskuler renalis)
4) Peradangan pembuluh darah ginjal (vaskulitis renalis)
5) Kelainan hormonal (misalnya feokromositoma), sindroma Conn atau sindroma

Cushing).

Tanda Gejala
Gejala-gejalanya disebabkan oleh cedera di otak, jantung dan ginjal akibat tekanan
darah tinggi yang berat; tekanan diastolik biasanya lebih tinggi dari 130 mmHg.
Gejalanya berupa:
1) Gelisah.
2) Linglung.
3) Mengantuk.
4) Penglihatan kabur.
5) Sakit kepala.
6) Mual.
7) Muntah.
8) Hematuria makroskopik.

9) Proteinuria berat.
10) Peningkatan kreatinin plasma

Dengan menggunakan oftalmoskop akan tampak daerah perdarahan, penimbunan cairan dan
pembengkakan pada saraf optikus di belakang mata. Jantung membesar dan sering terjadi
gagal jantung. Koma bisa terjadi akibat pembengkakan (edema) atau perdarahan di dalam
otak.
2. Nefrosklerosis benigna
Biasanya ditemukan pada dewasa lanjut.
Penyebabnya:Nefrosklerosis benigna ini sering dihubungkan dengan arterisklerosis/usia tua
dan hipertensi.Gejalanya pasien dengan nefrosklerosis benigna jarang mengeluh gejala
renal,gejala yang muncul:
1) Proteinuria ringan
2) Nokturia

C. .Patofisiologi
Penyakit ginjal dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan sebaliknya hipertensi
dalam jangka lama dapat mengganggu ginjal. Di klinik sukar untuk membedakan kedua
keadaan ini terutama pada penyakit ginjal menahun. Apakah hipertensi yang menyebabkan
penyakit ginjal menahun ataukah penyakit ginjal yang menyebabkan naiknya tekanan darah
dan untuk mengetahui kedua keadaan ini diperlukan adanya catatan medik yang teratur dalam
jangka panjang.
Beratnya pengaruh hipertensi pada ginjal tergantung tingginya tekanan darah dan lamanya
menderita hipertensi. Makin tinggi tekanan darah dalam waktu lama makin berat komplikasi
yang dapat ditimbulkan. Hubungan antara hipertensi dan ginjal telah lama diketahui sejak
Richard Bright pada 1836.

Penelitian-penelitian selama ini membuktikan bahwa hipertensi merupakan salah satu


faktor pemburuk fungsi ginjal di samping faktor-faktor lain seperti proteinuria, jenis penyakit
ginjal, hiperglikemia, hiperlipidemia dan beratnya fungsi sejak awal.
Apabila stenosis arteri ginjal dapat mengakibatkan hipertensi, hipertensi dapat menyebabkan
nefrosklerosis atau kerusakan pada arteri ginjal, arteriola, dan glomeruli. Hipertensi
merupakan penyebab kedua terjadinya penyakit ginjal tahap akhir. Sekitar 10% individu
pengidap hipertensi esensial akan mengalami penyakit ginjal tahap akhir.
Pada nefrosklerosis benigna, pembuluh darah arteri ginjal tampak tebal, lumen menyempit,
dan ada kapiler glomerular yang sklerotik dan kempis. Perubahan vaskular ini dapat
menyebabkan suplai darah ke ginjal berkurang. Tubulus ginjal juga mengalami atrofi.
Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan struktur pada
arteriol,ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi dinding pembuluh darah. Arterioskelerosis
akibat hipertensi lama dapat menyebabkan nefrosklerosis, gangguan ini merupakan akibat
langsung iskemia karena penyempitan lumen pembuluh darah intrarenal. Penymbatan arteri
dan arteriola akan menyebabkan kerusakan glomerulus dan atrofi tubulus, sehingga seluruh
nefron rusak terjadilah gagal ginjal kronik.
Pada nefrosklerosis benigna, tanda dan gejalanya juga ringan seperti proteinuria ringan.
Nokturia dapat terjadi karena kemampuan tubula untuk mengonsentrasi urine juga berkurang.
Walaupun insufisiensi ginjal yang terjadi ringan, pasien ini memiliki risiko tinggi untuk
mengalami gagal ginjal akut.
Pada nefrosklerosis maligna, perubahan besarnya adalah nekrosis dan penebalan arteriola,
kapiler glomerular, serta atrofi tubula yang tersebar. Selain itu, terjadi hematuria makroskopik
proteinuria berat dan peningkatan kreatinin plasma. Nefrosklerosis malignan adalah kondisi
kedaruratan medis. Tekanan darah yang tinggi harus diturunkan untuk menghindari
kerusakan ginjal yang permanen dan kerusakan organ tubuh yang vital, misalnya otak dan
jantung.
D. Penatalaksanaan

Pasien hipertensi banyak ditemukan di masyarakat dan sekalipun telah diterapi masih
banyak yang tekanan darahnya tidak terkontrol. Hal ini disebabkan karena kombinasi obat
yang tidak sesuai dan banyak obat-obatan mempunyai efek samping dan kontra indikasi.
Sehingga diperlukan obat antihipertensi yang dapat digunakan oleh pasien hipertensi yang
dapat ditoleransi dengan baik dan mempunyai efek samping yang minimal sehingga ketaatan
pemakaiannya juga lebih baik.5
Renin-Angiotensinogen-Aldosteron (RAA) sistem berperan penting dalam memelihara
hemodinamik dan homeostasis kardiovaskular. Sistem RAA dianggap sebagai suatu
homeostatic feed back loop dimana ginjal dapat mengeluarkan renin sebagai respon terhadap
rangsangan seperti tekanan darah rendah, stress simpatetik, berkurangnya volume darah dan
bila keadaan-keadaan ini normal kembali maka RAA sistem tidak teraktivasi. 5
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah : 6
1. Target tekanan darah <140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi (diabetes, gagal
ginjal proteinuria) <130/80 mmHg
2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler
3. Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

E. Prognosis
Pada studi cohart mendapatkan bahwa penyebab kematian akibat hipertensi ialah
insufisiensi koroner, CHF, Infark Cerebral dan perdarahan, penyakit ginjal menahun dan
ruptur aneurisma.
Variabilitas tekanan darah berperan penting sebagai penyebab kerusakan target organ.
Beberapa komponen variabilitas tekanan darah yang berperan antara lain : perubahan tekanan
darah siang dan malam, perubahan tekanan darah setiap hari, kecepatan perubahan tekanan
darah dan perubahan tekanan darah jangka panjang.

Jika keadaan ini tidak diobati, sekitar 50% penderita meninggal dalam waktu 6 bulan dan
sisanya meninggal dalam waktu 1 tahun. Sekitar 60% kematian terjadi akibat gagal ginjal,
20% karena gagal jantung, 20% karena stroke dan 1% karena serangan jantung (infark
miokardial).
Menurunkan tekanan darah dan mengobati gagal ginjal akan menurunkan angka kematian,
terutama yang disebabkan oleh gagal ginjal, gagal jantung dan stroke.

F. Pencegahan
Pengawasan tekanan darah secara ketat pada orang-orang yang cenderung menderita
hipertensi akan menurunkan resiko terjadinya nefrosklerosis maligna.
G. Pengobatan
Tekanan darah sangat tinggi dapat diatasi dengan pengaturan diet dan obat-obatan.
Penderita yang mengalami gagal ginjal progresif menjalani dialisa.

Anda mungkin juga menyukai