Anda di halaman 1dari 21

Ejaan Yang Disempurnakan

Kelompok 7
1.
2.
3.
4.
5.

Ninu Nurlaela Sari 3061311081


Apriyani Susanti 3061311086
Nisa Amalia 3061311087
Rosdiana Dewi 3061311096
Sri Ennisa Dzamallah 3051311105
Akuntansi 6C

Ejaan Yang Disempurnakan


Pemakaian
Huruf

Pemakaian
Huruf Kapital
dan Huruf
Miring

Penulisan Kata

Penggunaan
Tanda Baca

Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya :
Ibu percaya bahwa engkau tahu
Kantor pajak penuh sesak
2. Kata Turunan (Khususnya kata gabung berimbuhan)
Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya :
Tanggung jawab bertanggung jawab
Garis bawah garis bawahi

Lanjutan . . .
3. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung.
Misalnya:
kuda-kuda,
hati-hati,
undang-undang,
terus-menerus,
4. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam sajalah di sini.
Di mana Siti sekarang?
Mereka ada di rumah.
Ia ikut terjun di tengah kancah perjuangan.

Lanjutan . . .
5. Partikel
Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya
Misalnya :
Di manakah kautaruh barang berharga itu?
Apalah artinya hidup tanpa cinta.
6. Kata Bilangan
Penulisan kata bilangan tingkat dapat mengikuti salah satu cara
berikut ini.
- Abad XX ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
- Abad ke-20 ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
- Abad kedua puluh ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengirimkan 2250 orang
tenaga sukarelawan ke India. Ke-2250 orang itu diterbangkan
melalui Bandara Halim Perdana Kusuma.
Berdasarkan contoh tersebut, penulisan bilangan tingkat, seperti ke
XX atau ke-XX, ke 20, dan ke dua puluh termasuk penulisan yang
tidak baku (salah).
Penulisan kata bilangan yang mendapatkan akhiran-an mengikuti
cara berikut.

Lanjutan . . .
Misalnya :
Sutan Takdir Alisyahbana adalah pujangga tahun 30-an
Mobilnya keluaran tahun 90-an.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu tau
dua kata, ditulis dengan huruf,kecuali jika beberapa lambing
dipakai secara berurutan, seperti dalam rincian atau paparan.
7. Kata-kata yang sering salah penulisannya
Ucapan sangat berpengaruh terhadap penulisan. Banyak hal
yang terjadi sehubungan dengan masalah ini. Artinya, apa atau
bagaimana suatu kata diucapkan, begitulah dituliskan orang.
Berikut ini disajikan beberapa kata yang sering salah
penulisannya. Kebanyakan hal itu terjadi karena tulisan
mengikuti ucapan.

Lanjutan . . .
Misalnya :
Nonbaku

Baku

Akhli

Ahli

Anggauta

Anggota

Atlit

Atlet

Cuman

Cuma

Esensiil

Esensial

Frekwensi

Frekuensi

Hapal

Hafal

Himbau

Imbau

Himpit

Impit

Ijin

Izin

Jaman

Zaman

Karir

Karier

Kwalitas

Kualitas

Nopember

November

Lanjutan . . .
8. Salah Ucap dan Salah Eja
Salah eja dan salah ucap itu untuk sebagian terjadi karena pengaruh
bahasa daerah. Kata-kata nomor, Senin, Rabu, Kamis, sering sieja dan
diucapkan nomer, Senen, Rebo, dan Kemis. Kadang ejaannya sudah benar
tetapi diucapkan dengan tidak benar, misalnya : mengatakan diucapkan
mengatak-ken atau mengataken, menyatakan diucapkan meniruk-ken
atau menniruken. Kata tindakan dan tanjakan diucapkan tindak-an dan
tanjak-an, kata semakin dan jumlah dilafalkan semangkin dan jumblah;
kata sampai diucapkan sampe atau sampek, kata capai diucapkan cape
atau capek, sedang kalau diucapkan kalo atau kalok. Kata bilangan empat
diucapkan ampat, enam diucapkan anem, seribu diucapkan seribu

9. Kata Ganti
Kata ganti kami dan kita keduanya digunakan sebagai kata
ganti orang pertama jamak. Bedanya terletak pada ikuttidaknya keterlibatan lawan bicara selaku pihak kedua. Kata
kami tidak mengikutsertakan lawan bicara, sedangkan kata kita
mengikutsertakan lawan bicara.
Berikut ini disajikan contoh-contoh penggunaan kata ganti
kami dan kita yang tepat.
Kami bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia.
Marilah kita menundukan kepala sejenak.

Lanjutan . . .
10. Ungkapan Idiomatik
Ungkapan idiomatik disebut juga pasangan tetap, yaitu pasangan
kata yang selalu hadir bersama-sama dalam kaliamat. Karena
merupakan pasangan tetap, penggunaannya tidak boleh
dipertukarkan (diganti), ditambah , atau dikurangi.
Misalnya :
Kesepakatan yang diambil itu sesuai dengan undang-undang.
Bagian inti usulannya terdiri atas dua bagian, yaitu
Kecelakaan itu disebabkan oleh kelalaian pengemudi sepeda
motor.
Bangun Bangunan di situ tidak ubahnya seperti tenda-tenda
11.
Ungkapan Penghubung
darurat.
Dalam
bahasa Indonesia, ungkapan penghubung dibedakan atas

dua jenis, yaitu ungkapan penghubung intrakalimat dan


antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat berfungsin
menghubungkan unsur-unsur di dalam suatu kalimat, sedangkan
kata penghubung antarkalimat berfusi menghubungkan kalimat
yang satu dengan yang lain. Yang termasuk ungkapan penghubung
intrakalimat, antara lain baik maupun ,bukan melainkan ,
antara dan Pasangan tersebut sifatnya tetap. Pangan baik
adalah maupun, pasangan bukan adalah melainkan, dan pasangan

Lanjutan . . .
Contoh penggunaannya :
1. Penggunaan yang tidak baku
Yang saya maksud bukan adiknya tetapi kakanya.
Antara Rina dan Rini sulit dibedakan.
2. Penggunaan yang baku
Yang saya maksud bukan adiknya melainkan kakanya.
Antara Rina dan Rini sulit dibedakan.

Penggunaan Tanda Baca


1. Tanda Titik ( . )
a. Dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.

Misalnya:
Wayan pergi ke
Yogyakarta.
Biarlah mereka ikut
semua

b. Dipakai pada akhir singkatan nama


orang.
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan
gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
d. Dipakai pada singkatan kata atau
ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau
lebih yang hanya dipakai satu tanda titik.
e. Dipakai untuk memisahkan angka jam,
menit, dan detik untuk menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 6.25.10 (pukul 6 lewat 25 menit
10 detik)

Misalnya:
S. Kramawijaya
Muh. Thaif

Misalnya:
Bc. Hk. (Bakalaureat
Hukum)
S.E ( sarjana Ekonomi )

Misalnya:
a.n (atas nama)
u.b (untuk beliau)
dll (dan lain-lain)

Lanjutan . . .
2. Tanda Koma ( , )
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

b. anda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi dan melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk
kalimat.
Misalnya:
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

d. Dipakai di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalomat yang


terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya, oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun, begitu, dan akan tetapi.
Misalnya:
Jadi, kita sekarang harus rajin belajar.

Lanjutan . . .
e. Dipakai di belakang kata-kata, seperti o,, ya, wah, aduh, dan kasihan, yang
terdapat di awal kalimat.
Misalnya:
Wah, bukan main hebatnya!

f. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam


kalimat.
Misalnya:
Kata ayah,Saya senang sekali.

g. Dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan


tanggal, nama tempat dan wilayah atau Negara yang ditulis berurutan.

Misalnya:
Tangerang, 29 Desember 2015
.

h. Dipakai di antara tempat penerbit, nama penerbit, dan tahun penerbitan.


Misalnya:
Tejakusuma, Sudono, S.H., Sudahkah Kita Pandai Berbahasa
Indonesia?, Surabaya, Indah, 2004.

Lanjutan . . .
i. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya.
.

j. Dipakai di muka angka persepuluhan di antara


rupiah dan sen dalam bilangan.
Misalnya :
Rp 15,50.

k. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan


keterangan aposisi.

Misalnya:
Nunki Dwi Entitisari,
S.Pd.

Misalnya:
Rp 15,50.

Misalnya:
Si Hitam, kucing saya,
besar sekali.

3. Tanda Titik Koma ( ; )


a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut; kami belum juga tidur.

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya:
Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik

Lanjutan . . .
4. Tanda Titik Dua ( : )
a. anda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Fakultas Sastra Universitas Diponegoro terdiri atas tiga jurusan : Jurusan Sastra
Indonesia, Jurusan Sastra Inggris, dan Jurusan Sejarah.
Untuk dapat diterima menjadi mahasiswa, calon harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
lulus ujian saringan;
berbadan sehat, dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
Ketua
: Ahmad Wijaya
Tanggal
: 22 Januari 2009
Tempat
: Jalan Melati 29 Surabaya
Acara
: Rapat Tahunan

c. Tandai titik dua dipakai dalam penyebutan judul suatu buku tanda titik dua
digunakan antra judul utama dan judul bawahan.
Misalnya :
Morphology : The Descriptive Analysis of World
Ilmu Bahasa Indonesia : Suatu Tinjauan Deskriptif

Lanjutan . . .
5. Tanda Hubung ( )
a. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
pergantian baris.
Misalnya:
cara yang baik meng-ambil udara.
cara untuk me-ngukur panas.

b. Tanda hubung menyambung unsur-usur kata ulang.


Tanda hubung (-) digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang
diulang. Menurut ketentuan dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan bentuk ulang harus ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung.Misalnya:
- Anak-anak
- Bersama-sama
- Sayur-mayur

- Bolak-balik
- Berjalan-jalan
- Berhadap-hadapan

Lanjutan . . .
c. Tanda hubung menyambung huruf atau kata yang dieja satu per satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya :
S-e-k-o-l-a-h
13-1-1995``

d. Tanda hubung digunakan juga pada kata majemuk yang suku-sukunya


mempunyai makan yang berlawanan
Misalnya :
Tua-muda
Baik-buruk
e. Tanda hubung yang lain adalah untuk merangkaikan kata awalan, atau
akhiran yang ditulis dengan hutuf kecil, dengan kata atau singkatan yang ditulis
dengan huruf kapital.
Misalnya :
se-Indonesia
- ke-5
Hamba-Mu
- SP-4

f. Tanda hubung digunakan juga untuk memisahkan unsur-unsur bentukan


apabila kata dasarnya kata asing.
Misalnya :
pen-tacle-an
di-clear-kan

Lanjutan . . .
f. Tanda hubung digunakan juga untuk memisahkan unsur-unsur
bentukan apabila kata dasarnya kata asing.
Misalnya :
pen-tacle-an
di-clear-kan
6. Tanda Pisah ( -)
a. Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan
khusus di luar bangun kalimat.

b. Tanda pisah menegaskan


adanya aposisi atau
keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.

Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu saya
yakin akan tercapai- diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.

Misalnya:
Rangkaian penemuan ini-evolusi,
teori kenisbisan, dan kini juga
pembedahan atom- tidak men
gubah konsepsi kita tentang alam
semesta.

Lanjutan . . .
7. Tanda Elipsis ( )
a. Tanda elipsis
menggambarkan kalimat yang
terputus-putus.
b. Tanda elipsis menunjukkan
bahwa dalam suatu petikan ada
bagian yang dihilangkan.

Misalnya:
Kalau begitu ya, marilah
kita bergerak.

Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan
akan diteliti lebih lanjut.

8. Tanda Tanya ( ? )
a. Tanda tanya dipakai pada
akhir kalimat tanya

Misalnya:
Kapan kamu berangkat?

b. Tanda tanya dipakai di antara


tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan
atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.

Misalnya:
Apri dilahirkan pada tahun
1683 (?).

Lanjutan . . .
8. Tanda Tanya ( ? )
a. Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya

b. Tanda tanya dipakai di antara


tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau
yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
9. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan
atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah, atau yang
menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi
yang kuat.

Misalnya:
Kapan kamu berangkat?

Misalnya:
Apri dilahirkan pada tahun
1683 (?).

Misalnya:
Bersihkan kamar ini
sekarang juga!

Lanjutan . . .
10. Tanda Kurung ( )
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Dia sekolah di SMA (Sekolah Menengah Atas) Laboraturium.

b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan


bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama tempat yang terkenal
di Bali) ditulis pada tahun 1962

c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu


seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung
tutup saja.
Misalnya:
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah berikut:
(1) Pemerintah
a) Pemerintah
(2) Masyarakat
b) Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai