PLAN Syariah
Marketing
DRG. ANANG DWI PARMANA
anang2abdulfattah@gmail.com
Ya
Allah
tambahilah
ilmuku
pertinggikanlah kecerdasanku
dan
2
deti
k
Selamany
Selamany
a
a
Tidak
Tidak
Habis
Habis
2
deti
k
Surga Kebahagiaa
Abadi
3
Iklan
Istilah-istilah
Maysir, secara bahasa berarti permainan dengan media anak panah.
Adapun makna secara syariat, yaitu permainan, dan bagi
pemenangnya disediakan sejumlah hadiah yang dikumpulkan dari
orang-orang yang terlibat dalam permainan tersebut.[Lisanul-Arab,
Ibnu Manzhur (5/298). Taisir al-Karimur-Rahman, Abdurrahman asSadi (1/515)]
Qimar, secara bahasa berarti taruhan. Dalam hal ini terdapat unsur
ketidakpastian, yaitu antara akan mendapatkan keuntungan atau
kerugian, atau antara akan mendapatkan keuntungan atau impas,
atau antara mengalami kerugian atau impas [Lisanul-Arab, Ibnu
Manzhur (5/115), Qamus al-Muhith, Fairuz Abadi, halaman 598, alFurusiyah, Ibnul Qayyim, halaman 194].
Gharar, secara bahasa berarti penipuan. Dalam istilah syariat
diartikan sebagai sesuatu yang akibatnya majhul (tidak diketahui)
dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya [Lisanul-Arab (5/11), atTarifat, al-Jurjani, halaman 208.].
Tinjauan Syariat
Memandang iklan yang amat beragam
bentuk, media, dan penampilannya, maka
Islam memiliki batasan-batasan berkaitan
dengan masalah tersebut. Yang pada
dasarnya berpijak pada kaidah
menciptakan manfaat dan mencegah
mudarat. Ini tidak lain agar iklan tetap
berada dalam koridor syariat, sejalan
dengan kaidah yang berlaku, dan terjaganya
maqashidusy syariah, yaitu melindungi
agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
.
:
Wahai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti
wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka, janganlah
kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah
perkataan yang baik. [al-Ahzab/33:32]
Kaidah - kaidah
KAIDAH SEPUTAR IKLAN
1. Tidak bertentangan dengan tujuan
penciptaan manusia itu sendiri, yaitu untuk
beribadah hanya kepada Allah Taala.
Di sisi lainnya, iklan tersebut juga harus bisa
memberikan nilai, bahwa yang memberi nikmat adalah
Allah. Sehingga, selain konsumen tertarik untuk
membeli produk, juga tidak melupakan syukur kepada
Allah. Begitu pula iklan tersebut jangan sampai
bertentangan dengan fitrah yang baik, yaitu fitrah yang
sejalan dengan norma-norma agama yang lurus.
2. Produk (barang ataupun jasa) yang diiklankan adalah
produk yang mubh. Tidak diperbolehkan mengiklankan
yang diharamkan agama. Misalnya minuman keras, dan
Kaidah - kaidah
Kaidah - kaidah
6. Dalam promosi tidak mengandung unsur memerangi
adat atau norma-norma yang dipandang baik oleh syariat
ataupun yang bertentangan dengannya.
7. Bersih dari unsur tasyabbuh yang dilarang. Misalnya,
lelaki menyerupai wanita atau sebaliknya.
8. Tidak menyebarkan adat-adat orang-orang kafir atau
tasyabbuh kepada mereka. Kaum Muslimin memiliki adat
dan norma tersendiri yang bersumber dari ajaran Islam.
9. Iklan terbebas dari unsur menakut-nakuti. Tidak
diperbolehkan menakut-nakuti seorang muslim, apapun
tujuan dari iklan tersebut. Sebab, menyebarkan ketakutan
ke khalayak adalah diharamkan.
10. Iklan harus sesuai dengan akhlak dan adab yang baik.
Misalnya jujur, tidak mengelabui, tidak melecehkan yang
lain, bersifat menasihati, tidak mendorong perilaku yang