Disusun oleh :
FAISAL MUHAMMAD
NPM 1102013104
Pembimbing Klinis
Pembimbing Agama
: Dr. Zuhroni,M.Ag.
Penguji
: dr. Yusnita,Mkes.
OUTLINE
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Pertanyaan penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Definisi Operasional
Metodologi Penelitian
Analisis Data
Alur Penelitian
Jadwal Penelitian
Hasil
Pembahasan
Anggaran Penelitian
Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis. Tuberkulosis paru merupakan
penyakit infeksius, yang terutama menyerang
penyakit parenkim paru
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2012,
mencatat peringkat Indonesia menurun dari posisi tiga ke posisi empat
dengan jumlah penderita TBC sebesar 321.000 orang. Lima negara
dengan jumlah terbesar kasus insiden pada tahun 2012 adalah India, Cina,
Afrika Selatan, Indonesia dan Pakistan
Data Riskesdas 2010 menunjukan 5 provinsi
dengan Periode Prevalence TB (D) tertinggi
adalah : Papua 1.441 per 100.000 penduduk,
Banten 1.282 per 100.000 penduduk, Sulawesi
Utara 1.221 per 100.000 penduduk, Gorontalo
1.200 per 100.000 penduduk, dan DKI Jakarta
1.032 per 100.000 penduduk.
Tabel 1 . Prevalensi TB berdasarkan pemeriksaan petugas kesehatan (D) dan Gejala Klinis (G) Riskesdas 2010
Rumusan Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan
Khusus
Untuk mengetahui prevalensi Tuberkulosis Paru di
Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan data Riskesdas
tahun 2010
MANFAAT
Ilmu Pengetahuan
Mengembangkan pengetahuan mengenai TB paru.
Mengembangkan pengetahuan mengenai faktor resiko perilaku
pencarian pengobatan yang berhubungan dengan TB paru.
Profesi
Mendapat pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan
penelitian
Meningkatkan kemampuan komunikasi peneliti dengan masyarakat
Masyarakat
Memberi gambaran pengetahuan bagi masyarakat tentang faktor yang
mempengaruhi kejadian Tuberculosis
Kerangka Teori
Teori HL Blum
Faktor Resiko TB
Kerangka Teori
Agent:
Mycobacterium tuberculosis
Environment:
Lingkungan
Host :
Usia,Jenis Kelamin
Tuberkulosis Paru
Genetik/ Keturunan
Pelayanan Kesehatan
Kerangka Konsep
Perilaku Pencarian
Pengobatan
Tuberkulosis Paru
: Tuberkulosis Paru
Definisi Operasional
Variabel
Definisi Operasional
Alat
a). Prevalensi
Jumlah prevalensi
Tabel data
TB Paru
Riskesdas tahun
BTA
Hasil ukur
1.Ya
Skala
Nominal
2.Tidak
10.IND B11
b). Perilaku
Tabel data
a. Pengobatan
Pencarian
Pernyataan tentang
sekunder
program TB
Pengobaan
Riskesdas tahun
b kembali ke tenaga
kesehatan
10.IND B18
c. Beli obat di
apotek/ toko
d. minum obat herbal
e. tidak diobati
Ordinal
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Rancangan Penelitian
Metodologi Penelitian
Populasi
Populasi yang akan di gunakan pada penelitian ini adalah provinsi Sulawesi
Utara dengan kriteria usia diatas 15 tahun dan jumlah penderita Tuberkulosis Paru
sebanyak 2.319 orang
Sampel
Jenis Data
Jenis data yang di pakai pada penelitian ini adalah Data Sekunder, yang
merupakan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 di provinsi
Sulawesi Utara.
Analisa Data
Pada penelitian ini menggunakan Analisis Bivariate yang dilakukan terhadap dua
variabel yang di duga berhubungan atau berkorelasi.
Alur Penelitian
RISKESDAS
2010
ANALISA
DATA
Jadwal Penelitian
Kegiatan
Waktu
Maret 2016
Pelaksanaan
April 2016
Penelitian
Pengolahan Data
Ujian Skripsi
HASIL PENELITIAN
Karakteristik
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Frekuensi
Presentase
Laki laki
42
53,8
Perempuan
36
46,2
Total
78
100,0
12-16 tahun
3,8
17-25 tahun
6,4
26-35 tahun
12
15,4
36-45 tahun
17
21,8
46-55 tahun
13
16,7
56-65 tahun
15
19,2
diatas65 tahun
13
16,7
Total
78
100,0
1,3
17
21,8
Tamat SD/MI
33
42,3
Tamat SLTP/MTS
13
16,7
Tamat SLTA/MA
10
12,8
Tamat D1/D2/D3
2,6
Tamat PT
2,6
78
100,0
Total
Kaakteristik
Status Kerja
Frekuensi
Presentas
20
e
25,6
Sekolah
6,4
PNS/Pegawai
5,1
Wiraswasta/layan
2,6
Petani
31
39,7
Buruh
5,1
Lainnya
12
15,4
Total
78
100,0
Tidak Kerja
jasa/dagang
Proporsi
Frekuensi
Presentase
Ya
11
14,1
Tidak
67
85,9
Total
78
100,0
Meneruskan
Frekuensi
Presentase
10,3
29
37,2
27
34,6
9,0
9,0
78
100,0
Pengobatan program
TB
Kembali ke tenaga
kesehatan
Beli obat di apotek
/Toko Obat
Minum obat herbal/
Tradisional
Tidak diobati
Total
Tabel 4.4 menunjukan hasil analisa bivariat yaitu perilaku pengobatan responden
yang meneruskan pengobatan program TB dan menderita TB sebanyak 4 dan yang tidak
sebanyak 4 orang. Sedangkan yang tidak diobati dan menderita TB Paru berjumlah 1
orang dan yang tidak menderita TB Paru berjumlah 6 orang
Karakteristik
TB Paru
Ya
Perilaku Pencarian
Pengobatan
Meneruskan
Total
Nilai p
Tidak
4
26
29
24
27
11
67
78
pengobatan
program TB
Kembali ke tenaga
kesehatan
Beli obat di
apotek/ toko obat
Minum obat
herbal/tradisional
Tidak diobati
Total
0,037
PEMBAHASAN
hal ini sejalan dengan penelitian Thawaf (2000) tentang Perilaku Pencarian
Pengobatan Suspek TB di Puskesmas DTP Jayagiri, Lembang, Bandung, diperoleh
proporsi tersangka TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Jayagiri, Bandung adalah
0,79 %. Perilaku pencarian pengobatan pertama kali ke Puskesmas 30,7%, ke non
puskesmas 69,3%.Sedangkan penelitian Mardjono (2001) pada suspek TB di
Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, di dapatkan 26,1% tersangka TB Paru tidak
menggunakan pelayanan kesehatan, dan 73,9% menggunakan pelayanan kesehatan
Jika sikap masyarakat sudah baik maka masyarakat akan mudah untuk melakukan
suatu perbuatan yang baik, tetapi jika sikap inimasih kurang maka akan memberikan
dampak yang negatif bagi kesehatan masyarakat. Perubahan sikap harus didahului
oleh peningkatan tingkat pengetahuan
WAJIB
Adapun dalil wajibnya berobat adalah sebagai berikut
Dari sahabat Jabir bin Abdillah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
Setiap penyakit itu ada obatnya. Apabila obat tersebut tepat mengenai
penyakit, maka akan sembuh atas izin Allah (H.R Muslim)
Sunah
Haram
Islam melarang kita untuk berobat degan cara yag haram atau tidak sesuai
syariat Islam. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya, dan Dia telah
menetapkan bagi setiap penyakit obatnya, maka janganlah berobat dengan
perkara yang haram." (HR Abu Dawud)
Makruh
Jauhilah orang yang terkena lepra. Seperti kamu menjauhi singa (HR.al-Bukhari).
Hadis di atas mencontohkan lepra menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan
penularan kepada manusia seperti halnya juga tuberculosis. Rasulullah yang penuh kasih
sayang kepada umatnya melarang umatnya mendekati sesuatu yang dapat membahayakan
tubuh dan hati (Al-Jauziyah,2013).
Tujuan dari ajaran Islam ialah menghilangkan kemadharatan/bahaya yang menimpa manusia
baik bahaya yang mengancam fisik maupun psikis. Tujuannya adalah agar manusia dapat
menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT
Berobat merupakan salah satu yang dianjurkan dalam Islam. Ini bertujuan untuk menyelamatkan
hamba-hamba-Nya dari bahaya.
Adapun hadis mengenai anjuran berobat ini terdapat dalam hadis riwayat Ibn Hibban :
:
:
: : .
Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Lalu datanglah serombongan Arab dusun. Mereka
bertanya, Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat? Beliau menjawab: Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah.
Sebab Allah Subhanahu wa Taala tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu
penyakit. Mereka bertanya: Penyakit apa itu? Beliau menjawab: Penyakit tua. (HR. Ahmad, Al-Bukhari
Terapi yang digunakan untuk mengobati Tuberkulosis Paru adalah dengan Obat
Anti Tuberkulosis (OAT) yang harus rutin diminum dalam jangka waktu
beberapa bulan untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap obat
Obat adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau
menyembuhkan seseorang dari penyakit. Selain menyuruh berobat Rasulullah SAW juga
menyuruh menggunakan obat yang halal dan melarang menggunakn obat yang haram.
Hadis yang melarang berobat dengan yang haram dari Ummu Darda, Rasulullah
bersabda:
"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya, dan Dia telah menetapkan bagi
setiap penyakit obatnya, maka janganlah berobat dengan perkara yang haram." (HR Abu Dawud)
Terapi utuk mengobati pasien Tuberkulosis adalah OAT (obat anti Tuberkulosis)
.Obat yang dipakai merupakan produk farmasi yang terdiri dari bahan aktif
dan bahan farmaseutik (bahan pembantu eksipien). Jadi dalam satu obat bisa
terbuat lebih dari 2 sampai 3 bahan. Sumber bahan aktif obat dan bahan
farmaseutik bermacam-macam. bisa berasal dari tumbuhan, hewan, mikroba,
bahan sintetik kimia, bahkan dari virus yang dilemahkan atau bahan yang
berasal dari manusia. Baik bahan aktif maupun bahan farmaseutik memiliki
titik kritis kehalalan.
Artinya Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut nama selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2) : 173).
Tuberkulosis Paru adalah setiap penyakit menular pada manusia dan hewan lain
yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium dan ditandai dengan
pembentukan tuberkel dan nekrosis berkeju pada jaringan setiap organ pada
manusia melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang
dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk
Dari sudut pandang Islam bahwa Islam tidak melarang untuk berobat kepada
ahlinya sesuai dengan pengetahuannya. Menurut Islam,setiap penyakit ada
obatnya jadi tergantung sikap dan perilaku manusia untuk mencari
pengobatan dan tidak putus asa dalam menghadapi setiap penyakit
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di paparkan, maka dapat disimpulkan dari penelitian
ini bahwa :
Prevalensi kejadian TB Paru berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 terbanyak adalah yang
tidak pernah didiagnosa TB Paru sebesar 67 dari 78 orang (85,9%).
Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku pencarian
pengobatan dengan kejadian TB Paru di Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan data
Riskesdas tahun 2010 dengan nilai p = 0,037 (p<0,05).
Pandangan Islam mengenai perilaku pencarian pengobatan mendapat banyak pendapat dari
berbagai ulama, diantaranya menyebutkan bahwa pencarian pengobatan dianjurkan untuk
berobat sebagaimana Rasulullah bersabda Allah tidak menciptakan sebuah penyakit, kecuali
Dia menciptakan obat untuk penyakit tersebut. Berobat kepada orang yang ahli dalam
pengetahuannya dan haram hukumnya berobat dengan praktek perdukunan, hal gaib karena
akan menjerumuskan Syirik. Kemudian, Islam juga memandang TB Paru merupakan salah
satu penyakit menular yang harus di cegah sebaik mungkin agar dapat terhindar dari orang
yang sehat. Hal tersebut juga di bahas dalam beberapa hadis.
Saran
Instansi Kesehatan
Instansi Kesehatan saling bekerja sama dengan pihak - pihak yang terkait dengan
pelayanan kesehatan baik di desa maupun kota untuk mencari masyarakat yang
suspek terkena penyakit TB paru dan melakukan pelayanan kesehatan secara
maksimal serta lebih aktif memberikan edukasi, wawasan mengenai penyakit TB paru
hingga dampak penyakit TB paru
Peneliti
Masyarakat
Ulama
Anggaran Penelitian
Pemasukan
= Rp.2.000.000,-
Pengeluaran
= Rp.500.000,-
= Rp. 50.000,-
= Rp.500.000,-
Jumlah
= Rp.1050.000,-
Lampiran
Perempuan
Total
Percent
42
53.8
53.8
53.8
36
46.2
46.2
100.0
78
100.0
100.0
Umurbaru
Frequency
Percent
Valid
15-16tah
17-25tah
26-35tah
36-45tah
46-55tah
56-65tah
65atas
Total
3
5
12
17
13
15
13
78
3.8
6.4
15.4
21.8
16.7
19.2
16.7
100.0
Valid Percent
3.8
6.4
15.4
21.8
16.7
19.2
16.7
100.0
Cumulative
Percent
3.8
10.3
25.6
47.4
64.1
83.3
100.0
Valid
Cumulative
Percent
Percent
1.3
1.3
23.1
42.3
65.4
Tamat
SLTP/MTS
Tamat SLTA/MA
13
16.7
16.7
82.1
10
12.8
12.8
94.9
Tamat D1/D2/D3
2.6
2.6
97.4
Tamat PT
Total
2.6
2.6
100.0
78
100.0
100.0
Valid
21.8
Tidak kerja
Sekolah
PNS/Pegawai
Wiraswasta/layan
jasa/dagang
Petani
Buruh
Lainnya
Total
Valid
Percent
Cumulati
ve Percent
20
5
4
2
25.6
6.4
5.1
2.6
25.6
6.4
5.1
2.6
25.6
32.1
37.2
39.7
31
4
12
78
39.7
5.1
15.4
100.0
39.7
5.1
15.4
100.0
79.5
84.6
100.0
Valid
Valid
Valid
N
Percent
78 100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
0.0%
Total
N
Percent
78 100.0%
Apa yang dilakukan oleh [NAMA] untuk mengatasi gejala di ata * Apakah
[NAMA] pernah didiagnosis menderita TB Paru oleh tena Crosstabulation
Count
Masih meneruskan
pengobatan program TB
Apa yang dilakukan oleh
[NAMA] untuk mengatasi
gejala di ata
Kembali ke tenaga
kesehatan
Beli obat di apotek/ Toko
obat
Minum obat herbal/
tradisional
Tidak diobati
Total
Chi-Square Tests
Value
df
26
29
24
27
1
11
6
67
7
78
Pearson Chi-Square
10.197a
8.505
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
2.900
N of Valid Cases
78
a. 5 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .99.
Symmetric Measures
Value Asymp. Appro Approx.
Std.
x. Tb
Sig.
a
Error
.194
.125 1.725
.089c
Pearson's R
Interval by
Interval
Ordinal by Spearman
.206
.123 1.831
Ordinal
Correlation
N of Valid Cases
78
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.
c. Based on normal approximation.
.071c
Daftar Pustaka