& KDRT
RIZKI PERDANA, ARDYAN
PREMATA G
Uteru
s
Anatomi
Ibu hamil
suseptibilitas injury,
pendarahan,
Kompresi IVC (supine),
Hipofisi
s
keparahan pendarahan,
Pelvis Instabilitas gaya berjalan jatuh
Perubahan radiologis&misdiagno
Syok nekrosis
insufisiensi
hipofisis
risiko trauma,
GUS Perubahan radiologis&misdiagnos
Jantun
g
GIS
Diafrag
ma
risiko refluks&aspirasi,
sensitifitas pertonium,
Altered injury pattern
Perubahan peta anatomis
Perubahan FRC
Fisiologi
Ibu hamil
CVS
Perubahan TTV,
Kondisi hiperdinamik
Ginjal
pendarahan intrakranial,
risiko kejang, mimics HI
MOI
Tumpul/Blunt:
MVC mortalitas nonobstetri
(penggunaan sabuk pengaman)
Placental abruption, fraktur pelvis &
tengkorak janin
Penetrating:
Gunshot, stab
Kematian janin lebih sering
dibandingkan ibu
Manajemen
Prinsip umum: rutin -hCG, ATLS,
konsultasi obstetrik&neonatus.
Prehospital: suplemen O2, posisi lateral
dekubitus-paha kanan lebih tinggi,
segera pindahkan sebelum assessment.
Hospital:
- Primary survey: cegah hipoksia janin,
akses iv & resusitasi cairan
Hopital (contd):
- Secondary survey: Riwayat obstetri,
ukuran uterus kontraksi, konsistensi
dan nyeri, pergerakan janin,
pendarahan, pH amnion dan vagina
- Fetal assessment: auskultasi,
kardiotokografi, USG.
- Modalitas diagnostik: radiologi (CT),
DPL, FAST.
- Penanganan definitif: operasi, ICU,
CTM.
CS & Trauma
Faktor janin
Fetal distress
Abruptio plasenta
Ruptur uterin
Malposisi janin
Fraktur pelvis & spinal LS
Faktor ibu
Evaluasi yang tidak adekuat
DIC
Medikasi
Analgetik: narkotik, NSAID hati-hati
Antibiotik: aman penisilin, sefalosporin,
eritromisin, klindamisin
Antikoagulan: heparin
Antikonvulsan: benzodiazepin & barbiturat
Antiemetik: metoklorpamid dan
proklorperazin
Anestesi lokal harus hati-hati
NU dan neuromuscular blockers aman
KDRT
Definisi
Definisi
Setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis,
dan/atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup
Kekerasan
Fisik
HAK
a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan,
advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun
berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan;
b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis;
c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban;
d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap
tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
e. Pelayanan bimbingan rohani
Selain itu, korban juga berhak untuk mendapatkan pelayanan demi
pemulihan korban :
a. Tenaga kesehatan;
b. Pekerja sosial;
c. Relawan pendamping; dan/atau
d. Pembimbing rohani.
SANGSI
Pasal 47: Setiap orang yang memaksa orang yang menetap
dalam rumah tangganya melakukan hubungan seksual dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 4 tahun dan pidana
penjara paling lama 15 tahun atau denda paling sedikit Rp
12.000.000 atau denda paling banyak Rp 300.000.000.
Pasal 48: Dalam hal perbuatan kekerasan seksual yang
mengakibatkan korban mendapatkan luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya
pikir atau kejiwaan sekurang-kurangnya selama 4 minggu terus
menerus atau 1 tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya
janin dalam kandungan, atau mengakibatkan tidak berfungsinya
alat reproduksi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat
5 tahun dan pidana penjara paling lama 20 tahun atau denda
paling sedikit Rp 25.000.000 dan denda paling banyak Rp
500.000.000
ALAT BUKTI
Keterangan dari seorang saksi
korban
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa