Anda di halaman 1dari 22

PENDEKATAN FILSAFAT TERHADAP ETIKA

PEMERINTAHAN NEGARA
1. Filsafat Idealisme Sokrates( 470-399 sM ) bahwa kebenaran dan kebaikan nilai
obyektif yang harus dijunjung tinggi oleh semua orang.
2. Filsafat Idealisme dari Plato (namanya aslinya Aristokles, 427-347sM ).
Kebenaran sejati apa yang tergam-bar dalam ide. Pemerintahan Negara Ideal
adalah komunitas etical untuk mencapai kebajikan dan kebaikan.
3. Filsuf Idealisme Thomas Hobbes ( 1588-1679 ) bahwa terkenal dengan Teori
Perjanjian Sosial dalam pemerintahan, Kedaulatan kekuasaan absulut dan
abadi, kekuasaan itu tertinggi dibatasi dengan UU.
4. Filsuf Idealisme John Locke ( 1632-1707 ) dengan Teori Perjanjian bahwa
kebahagiaan dan kesusilaan dihubungkan dengan peraturan yaitu : perintah
Tuhan, UU Negara dan hukum pendapat umum dengan prinsip liberty, eguality
dan personality.
5. Filsuf Reusseauu dengan teori Contract Social . Manusia mempunyai
kekuasaan dan hak secara kodrat, kekuasaan negara berasal dari negara dan
negara berasal dari rakyat. Intinya pemerintah yang berkuasa tidak monarkhi
absolut.
6. Filsuf Hegel dengan metode dialektika tentang pemerintahan negara bahwa :
negara penjelmaan dari ide, rakyat ada demi negara agar ide kesusilaan, negara
mempunyai hukum tertinggi terhadap negara bagi kebahagiaan rakyat.

ETIKA BAGIAN FILSAFAT


Filsafat
: alam berpikir = alam pikiran
Berfilsafat: berpikir mendalam dgn sungguh
Semua manusia adalah filosof
Filosof
: orang yang hanya memikirkan dgn
sungguh-sungguh dan mendalam
ttg hakekat segala sesuatu

FILSAFAT PEMERINTAHAN
Pemikiran mengenai kebenaran yang dilakukan
pemerintah dalam kehidupan bernegara.
Aparat pemerintah: memikirkanmenentukan dan
memilih bentuk/pola kehidupan bernegara (ajaran
bernegara)

PENGERTIAN
Etika -- bahasa Yunani: Ethos = kebiasaan atau watak.
bahasa Perancis: etiquette = etiket berarti kebiasaan atau
cara bergaul, berprilaku yang baik.
Etika lebih merupakan pola perilaku atau kebiasaan yang baik dan
dapat diterima oleh lingkungan, pergaulan seseorang atau sesuatu
organisasi tertentu, pandangannya, seseorang dapat menilai apakah
etika yang digunakan atau diterapkan itu bersifat baik atau buruk.
Akal sehat = Right dan Good

Etika Pemerintahan
Ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar
sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang
berhubungan dengan hakikat manusia
Selalu terkait dengan pertanyaan: Apakah yang
sebaiknya (sesuatu yang baik dan benar) yang
saya lakukan?

PARADIGMA ADMINISTRASI
KONSEP DASAR
SKLP. MANUSIA
TUJUAN
KERJASAMA
BIMBINGAN,
KEPEMIMPINAN &
PENGENDALIAN

ADMINISTRASI

MANAJEME
N
KEPEMIMPINAN
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
HUMAN
REALTIONS

TUJUAN

SARANA&PRASARANA

ORGANISA
SI
NILAI-NILAI
PELAYANAN,
RASIONALITAS,
EFEKTIVITAS,
EFISIENSI

STATIS/ORGA
NOGRAM
DINAMIS
(INTERAKSI
INTERNAL &
EKSTERNAL

Etika Pemerintahan
Membahas keutamaan yang harus
dilaksanakan oleh pejabat
Merealisasikan nilai-nilai:
* nilai kelembagaan (constitutional values)
* nilai pemerintahan (regime values)
Membahas masalah utama dalam pelaksanaan
kekuasaan
* Masalah korupsi
* Masalah kolusi
* dll

MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG BAIK


DAN SEHAT ( GOOD GOVERNANCE )

Pemerintahan yang konstitusional ( Constitutional );


Pemerintahan yang legitimasi dalam proses politik dan
administrasinya ( legitimate )
Pemerintahan yang digerakkan sektor publik, swsata dan
masyarakat ( public, private and society sector )
Pemerintahan yang ditopang dengan prinsip-prinsip
pemerintahan yaitu :
1. Prinsip Penegakkan Hukum,
2. Akuntabilitas,
3. Demokratis,
4. Responsif,
5. Efektif dan Efisensi,
6. Kepentingan Umum,
7. Keterbukaan,
8. Kepemimpinan Visoner dan
9. Rencana Strategis
10. Dsb
Pemerintahan yang menguatkan fungsi : kebijakan publik
(Public Policy ), pelayanan publik ( Public Service ),
otonomi daerah ( Local Authonomy ), pembangunan
(Development ), pemberdayaan masyarakat ( Social
Empowering ) dan privatisasi ( Privatization )

PRINSIP NEGARA HUKUM


DALAM SISTEM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Supremasi Hukum ( Suprmacy of Law )


Persamaan dalam hukum ( Eguality before the Law)
Asas Legalitas ( Due Process of Law );
Pembatasan Kekasaan ;
Organ-organ pemerintahan yng independen;
Peradilan yang bebas dan tidak memihak;
Peradilan Tata Usaha Negara(Constitutional Court );
Peradilan Tata Negara;
Perlindungan Hak asasi Manusia;
Bersifat Demokratis ( Democratische Rechtsaats )
Berfungsi sarana mewujudkan tujuan bernegara
(welfare Rechtstaat)
12. Transparansi dan Kontrol Sosial

LANDASAN ETIKA PEMERINTAHAN


INDONESIA
Falsafah Pancasila dan Konstitusi/UUD 1945 Negara
RI;
TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme ;
UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme;
UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU
No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian ( LN No. 169 dan Tambahan LN No.
3090 );
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
yang dirubah dengan UU No. 3 Tahun 2005 dan UU
No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah ;
PP No. 60 tentnag Disiplin Pegawai Negeri .

ETIKA DALAM FUNGSI PEMERINTAHAN


Etika Dalam Proses Kebijakan Publik ( Public Policy
Etic )
Etika dalam Pelayanan Punblik ( Public Service Etic
)
Etika dalam Pengaturan dan Penataan
Kelembagaan Pemerintahan ( Rule and administer
institutional etic ) ;
Etika dalam Pembinaan dan pemberdayaan
Masyarakat ( Guide and social empowering etic );
Etika dalam Kemitraan anatar pemerintahan,
pemerintah dengan swasta, dan dengan
masyarakat ( Partnership governmental, private
and sosiety etic ) ;
dsb

HUBUNGAN SINERGI STRATA BIROKRASI


DALAM ETIKA PEMERINTAHAN

BIROKRASI
PEMERINTAH
PUSAT

BIROKRASI
PEMERINTAH
PROVINSI
BIROKRASI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
KECAMATAN
DAN
DESA/KEL

BIMBINGAN
PEMBINAAN,
PERENCANAAN,
FASILITASI,
KOORDINASI,
DIKLAT,
PENGENDALIAN,
PENGAWASAN,
EVALUASI
DLL

HUBUNGAN ADMINISTRASI, ORGANISASI,


MANAJEMEN, KEPEMIMPINAN, PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
ADMINISTRASI
ORGANISASI
MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN

PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
HUBUNGAN
ANTAR
MANUSIA

PATOLOGI ETIKA BIROKRASI


PEMERINTAHAN
Patologi berupa hambatan atau penyakit dalam birokrasi pemerintahan sifatnya
politis, ekonomis, sosio-kultural, dan teknologikal.
Patologi birokrasi dalam etika pemerintahan berupa :
1) Patologi akibat persepsi, perilaku dan gaya manajerial berupa : penyalahgunaan wewenang, statusquo, menerima sogok, takut perubahan dan inovasi,
sombong menghindari keritik, nopoteisme, arogan, tidak adil, paranoia, otoriter,
patronase, xenopobia dsb;
2) Patologi akibat pengetahuan dan keterampilan berupa : puas diri, tidakteliti,
bertindak tanpa berpikir, counter produktif, tidak mau berkembang/belajar, pasif,
kurang prakarsa/inisiatif, tidak produktif, stagnasi dsb.
3) Patologi karena tindakan melanggar hukum berupa : markup, menerima
suap, tidak jujur, korupsi, penipuan, kriminal, sabotase, dsb.
4) Patologi akibat keprilakukan berupa : kesewenangan, pemaksaan, konspirasi,
diskriminasi, tidak sopan, kerja legalistik, dramatisiasi, indisipliner, inersia, tidak
berkeprimanusiaan, negatifisme, kepentingan sendiri, non profesional, vested
interest, pemborosan dsb.
5) Patologi akibat sitasi internal berupa : tujuan dan sasaran tidak efektif dan
efisien, kewajiban sebagai beban, eksploitasi, eksstrosi/pemerasan, pengangguran
terselubung, kondisi kerja yang tidak nyaman, tidak adan kinerja, miskomunikasi
dan informasi, spoil sisten, oper personil dsb

FAKTOR DAN PENGARUH HAMBATAN


ETIKA BIROKRASI PEMERINTAHAN
PENGARUH
HAMBATAN ETIKA
BIROKRASI
VISI
DAN MISI
BIROKRASI

FAKTOR
FISILOGIS
PESEPSI,
SIKAP DAN

FAKTOR
SOSIOLOGIS

PERILAKU
INDIVIDU
BIROKRASI
PEMERINTAHAN

FAKTOR
LINGKUNGAN

SISTEM, STRUKTUR,
DAN KULTUR
BIROKRASI

FUNGSI BIROKRASI
PEMERINTAHAN

MASYARAKAT

PERBEDAAN ADMINISTRASI DG MANAJEMEN


ADMINISTRASI

DITUJUKAN
PENENTUAN
POKOK
KEBIJAKANNYA

SUATU
PROSES
DAN
LEMBAGA
YG
BERTANGGUNGJAWAB
TERHADAP
PENENTUAN
TUJUAN,
DIMANA
ORGANISASI & MANAJEMEN
DIGARISKAN
SERTA
PEMBERIAN
PENGARAHAN
KEBIJAKAN
UMUM
(GENERAL POLICIES)

MANAJEMEN

DITUJUKAN
PADA
PELAKSANAAN
KEGIATAN
DG
MAKSUD
MENYELESAIKAN/MENCAPAI
TUJUAN DAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN
YG
TELAH
DITENTUKAN

PROSES
DARI
PARA
MANAJER AGAR KEGIATANKEGIATAN
SERTA
MENGATUR
TINDAKANTINDAKAN
DALAM
MEREALISASIKAN
TUJUAN
UNTUK
TERCAPAINYA
TUJUAN
YANG
TELAH
DITENTUKAN

PADA
TUJUAN
DAN

KARAKTERISTIK BIROKRASI (MAX Weber)


Organisasi berdasarkan hierarkhi (tingkatan-tingkatan)

Birokrasi dapat diterapkan dlm organisasi pemerintah/swasta


Struktur tugas dibuat rasional (antara wewenang & t.jawab)
Formalisasi, tindakan2 berdasarkan pada peraturan/ketentuan
Manajemen terpisah dari pemilikan
Tidak ada hak milik terdapap jabatan
Tuntutan kemampuan dan pelatihan khusus bagi setiap jabatan
Pejabat (birokrat) dipilih berdasar kompetisi kemampuan
Unsur legalitas, bhw setiap jabatan memiliki batas wewenang yg jelas dan
tegas.

Karakteristik Hambatan
Birokrasi Pemerintahan Negara

Birokrasi yang Formalism, Nevotism and Coruption


( KKN ) bukan pada NSPM
Intervensi Birokrasi Politik terhadap Birokrasi
Pemerintahan
Orientasi kekuasaan (Powership ) bukan pada Pelayanan
Publik
Sentralisasi Pemerintahan bukan desentralisasi
Berorientasi pada produk ( output ) bukan pada manfaat
dan dampak Kesra ( benefit and infact )
Cenderung untuk Kepentingan Birokrasi ( kawan, Partai,
dan Golongan ) bukan kepentingan publik
Organisasi yang besar dan birokratis tidak ramping dan
prefesional, fungsional dan proporsional
Inefensiensi/pemborosan sumberdaya organisasi dan
birokrasi pemerintahan
Dsb

KONSEP F.W. TAYLOR


BAHWA
SUATU
AKTIVITAS
ADMINISTRASI (MANAJEMEN) DINILAI
EFISIEN APABILA DILAKUKAN OLEH
PARA
PEGAWAI
YANG
MEMILIKI
KEMAMPUAN
DAN
KETERAMPILAN
YANG MEMADAI (SESUAI TUGASNYA)

PEMBAHARUAN PERILAKU ETIKA


PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
Redifinisi, reorientasi dan revitalisasi perilaku
birokrasi politik dan administrasi pemerintahan
yang berorientasi pada kepentingan negara,
bangsa dan masyarakat.
Pembaharuan sistem kelembagaan pemerintahan
yang berorientasi pada kinerja organisasi;
Pembaharuan manajemen pemerintahan yang
memiliki kepemimpinan visoner dan akuntabilitas
pemerintahan
Perilaku individu Aparatur birokrasi Pemerintahan
pada standar berkualifikasi, kompetensi dan
profesional dan berbudaya

PEMBAHARUAN KELEMBAGAAN BIROKRASI


DALAM ETIKA PEMERINTAHAN

STRUKTUR KELEMBAGAAN BIROKRASI


PEMERINTAHAN BERBASIS KOMPETENSI
FUNGSI BIROKRASI PEMERINTAHAN ( Kebijakan,
pelayanan, kemitraan, kerjasama, pemberdayaan
dsb )
PROSES BIROKRASI PEMERINTAHAN DENGAN
PENDEKATAN MANAJEMEN STRATEGIS
PERILAKU BIROKRASI PEMERINTAHAN BERORIENTASI
NILAI, NORMA, ATURAN, ETIKA, MORAL, ADAT
ISTIADAT DAN BUDAYA BIROKRASI

KOMPETENSI PERILAKU INDIVIDU BIROKRASI


PEMERINTAHAN

Carier
system

SDM
APARATUR
SISTEM,
STRUKTUR
DAN KULTUR
ORGANISASI
PEMERINTAHAN

Kualifikasi,
Kompetensi
Profesionalisme
Proporsionalisme
dsb

Pendidikan formal,
informal
dan non formal

Anda mungkin juga menyukai