Oleh :
Trisnawanta Asih Pasambo
N 111 14 018
Pembimbing Klinik :
STATUS PASIEN
Tanggal Pemeriksaan : 11 Agustus 2016
Ruangan : IGD Kebidanan
Jam
: 02.00 WITA
Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 46 tahun
Alamat : Desa Pangalasian, Dusun Siraru, Sojol
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak tamat SD
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama:
Pendarahan dari jalan lahir
Riwayat Menstruasi
Riwayat pernikahan
Menikah 2 kali, usia pernikahan
dengan suami sekarang 20 tahun
Riwayat Kontrasepsi (Keluarga
Berencana)
Suntik KB 3 bulanan
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : baik
GCS
: 4-5-6
Tanda vital
Tensi
: 140/90 mmHg
Nadi
: 92 x/menit
Suhu
: 36,4 C
Pernapasan : 20x/menit
Kepala leher
Normochepal, Konjungtiva anemis +/+, sclera
ikterik -/-, edema palpebra -/-, secret -/-
Thorax :
Inspeksi
simetris
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : deformitas (-), akral dingin (-/-)
Inferior : deformitas (-), akral dingin (-/-)
Pemeriksaan Genitalia
Inspekulo :Tidak dilakukan
VT : Dinding vagina normal, massa (-),
porsio licin, (-), teraba jaringan (-), nyeri
goyang porsio (-), lunak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Lengkap :
Leukosit
10,87x103/L
Eritrosit
3,54 x106/L
Hemoglobin
9,8 g/dL
Platelet 224 x103/L
Clotting Time
7 menit 30 detik
Bleeding Time 4 menit
HbSAg : (-)
Resume
Pasien wanita usia 46 tahun datang ke IGD
kebidanan Rumah Sakit Undata Palu
dengan
keluhan perdarahan dari jalan lahir, dialami sejak
11 jam SMRS. Pasien mengaku darah yang keluar
banyak dan sesekali bergumpal. Pasien juga
mengeluh nyeri perut terutama bagian bawah.
Pasien sudah 2 bulan tidak menstruasi kemudian
pasien periksa ke bidan dan dinyatakan positif
hamil. Gerakan janin belum dirasakan oleh pasien.
Keluhan disertai dengan adanya nausea, vomitus,
dan vertigo.
Cont..
Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum baik,
composmentis. Tanda vital; TD 140/90 mmHg, N 92
x/menit, R 19x/menit, S 36,4oC. Konjungtiva; anemis
+/+.
Pada pemeriksaan abdomen , abdomen
tampak
mengalami pembesaran, perkusi redup pada
abdomen kuadran bawah, teraba tinggi fundus uteri
setinggi umbilikus, balotement (-), tidak teraba
bagian janin, nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan
vaginal toucher didapatkan dinding vagina normal,
massa (-), porsio licin, (+), teraba jaringan (+),
nyeri goyang porsio (-), lunak.
Asessment
Diagnosis
Molahidatidosa
Penatalaksanaan
Cek -HCG
Infus RL 20 tpm
Transfusi PRC 1 kantong
Antasida sirup 3 x 1 cth
Inj. Keorolac bila perlu
SF 1 x 1
Pro Kuretase
Cont..
Pemeriksaan
laboratorium;
leukosit 10,87 x103/L, eritrosit 3,54
x106/L, hemoglobin 9,8
g/dL,
platelet 224 x103/L, clotting time 7
menit 30 detik, bleeding time 4
menit
30.
Pemeriksaan
USG
menunjukkan gambaran snow storm
atau badai tiroid yang memberikan
kesan mola hidatidosa
A : Mola hidatidosa
P : IVFD RL 20 tpm
Antasida Sirup 3 x 1 cth
Inj.Ketorolac bila perlu
Sulfas ferrous 1 x 1
Transfusi labu ke II hingga
HB 11
Pro kuretase
A : Mola hidatidosa
P : IVFD RL 20 tpm
Antasida Sirup 3 x 1 cth
Inj.Ketorolac bila perlu
Sulfas ferrous 1 x 1
Konsul jantung tidak ada
kontraindikasi
untuk kuretase
Transfusi PRC hingga HB 11
Pro kuretase
A : Mola hidatidosa
P : IVFD RL 20 tpm
Antasida Sirup 3 x 1 cth
Inj.Ketorolac bila perlu
Sulfas ferrous 1 x 1
Alprazolam 1 x 0,5gr
Konsul jantung tidak ada
kontraindikasi
untuk kuretase
Transfusi PRC hingga HB 11
Pro kuretase
Gastrul 1 tablet/vaginam pkl
18.00
Cont..
15 Agustus 2016 (Jam 20.00 WITA)
Pasien mengeluh perdarahan banyak dan beberapa kali
bergumpal 500 cc diikuti dengan lahirnya mola secara
spontan. Berat mola 1000gram. Dokumentasi mola :
Cont..
O : TD : 100/60 mmHg
N : 118 x/mnt
R : 25x/mnt
S :36,3oC
TFU
:2 jrbpst
A : Mola Hidatidosa
A : Mola hidatidosa
P : IVFD RL 20 tpm
Dexamethasone 1 amp (extra)
Inj.ceftriaxone 1gr/IV
Transfusi 1 labu WB (labu ke-V)
Tindakan Kuretase hari ini
LAPORAN OPERASI :
Pasien diposisikan secara litotomi dibawah pengaruh anestesi
Desinfeksi daerah kerja menggunakan kasa steril dan betadine
Memasang duk steril untuk batasi area kerja
Memasang speculum anterior dan posterior pada mulut Rahim
Menjepit serviks dengan tenaculum pada arah jam 11
Melepaskan speculum anterior
Mengukur panjang uterus dengan sonde
Melakukan kuretase mola hingga dipastikan tidak ada mola yang
tersisa, dikeluarkan sisa mola sedikit
Melepas tenaculum dan speculum posterior
Membersihkan area kerja dengan kasa steril dan betadine
Memasang tampon vagina 1 buah
Membersihkan area luar vagina
Operasi selesai
Cont..
TD : 110/80 mmHg
N
: 92 x/m
P
: 20 x/m
S
: 36,5 C
Definisi
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang
berkembang
tidak
wajar
dimana
terjadi
keabnormalan dalam konsepsi plasenta yang
disertai dengan perkembangan parsial atau tidak
ditemukan adanya pertumbuhan janin, hampir
seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidropobik.
Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah
dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih,
tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai
1-2 cm.
Epidemiologi
Frekuensi mola hidatidosa umumnya di wanita
Asia lebih tinggi (1 per 120 kehamilan) daripada
wanita di negara Barat (1 per 2.000 kehamilan).
Di Indonesia, mola hidatidosa dianggap sebagai
penyakit yang penting dengan insiden yang tinggi
(data RS di Indonesia, 1 per 40 persalinan), faktor
risiko banyak, penyebaran merata serta sebagian
besar data masih berupa hospital based.
Faktor risiko mola hidatidosa terdapat pada usia
kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun, gizi
buruk, riwayat obstetri, etnis dan genetik
(Prawirohadjo, 2009).
Klasifikasi
Mola hidatidosa dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
Etiologi
Faktor ovum : ovum memang sudah patologik
sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
Usia ibu yang terlalu muda atau tua (36-40 tahun)
beresiko 50% terkena penyakit ini.
Imunoselektif dari sel trofoblast
Keadaan sosioekonomi yang rendah
Paritas tinggi
Defisiensi vitamin A
Kekurangan protein
Infeksi virus dan factor kromosom yang belum
jelas.
Manifestasi Klinis
Amenorea dan tanda tanda kehamilan
Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan
berat. Merupakan gejala utama dari mola hidatidosa, sifat
perdarahan bisa intermiten selama berapa minggu sampai
beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan anemia.
Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya dan
tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Tidak dirasakan tanda tanda adanya gerakan janin
maupun ballotement
Hiperemesis. Pasien dapat mengalami mual dan muntah
cukup berat.
Keluar jaringan mola seperti buah anggur yang merupakan
diagnosa pasti
Diagnosis
Anamnesis
- Ada kehamilan disertai gejala dan tanda
kehamilan muda yang berlebihan, perdarahan
pervaginam berulang cenderung berwarna coklat
dan kadang bergelembung seperti busa.
- Hiperemesis.
- Hipertiroid.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : Abdomen nampak cembung
Palpasi : Uterus membesar tidak sesuai dengan
tuanya kehamilan, teraba lembek, tidak teraba
bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakan janin.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung
janin
Pemeriksaan dalam :
Memastikan besarnya uterus
Uterus terasa lembek
Terdapat perdarahan dalam kanalis servikalis
Penatalaksanaan
1. Perbaikan keadaan umum
2. Pengeluaran jaringan mola
- Kuretase
- Histerektomi
3. Pemeriksaan tindak lanjut
Komplikasi
Perdarahan yang hebat sampai syok
Perdarahan berulang yang dapat
menyebabkan anemia
Infeksi sekunder
Koriokarsinoma
Prognosis
Dinegara maju, kematian karena mola hidatidosa
hampir tidak ada, oleh karena diagnosis yang
lebih dini dan terapi yang tepat. Akan tetapi di
negara berkembang kematian akibat mola masih
cukup tinggi yaitu berkisar antara 2,2% dan 5,7%.
Kematian pada mola hodatidosa biasanya
disebabkan oleh karena perdarahan, infeksi,
eklamsia, payah jantung dan tirotoksikosis
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, faktor resiko terjadinya kehamilan mola
kemungkinan dikarenakan keadaan sosioekonomi yang
rendah, sehingga kekurangan asupan protein dan asam folat
selain itu juga terdapat riwayat paritas yang tinggi sebanyak
lima kali.
Ciri-ciri mola yang dapat dilihat antara lain perdarahan uterus
yang merupakan gejala utama pada kasus, gejala ini
bervariasi mulai dari spoting sampai perdarahan yang banyak.
Pasien juga mengeluh merasa mual dan muntah, hal ini
merupakan salah satu manifestasi klinis yang ditimbulkan
mola akibat peningkatan kadar beta HCG. Gerakan janin juga
tidak pernah dirasakan pasien selama hamil, dimana pada
kehamilan normal gerakan janin sudah mulai bisa dirasakan
pada minggu ke 18-20.
Cont..
15 Agustus 2016 (Jam 20.00 WITA)
Pasien mengeluh perdarahan banyak dan beberapa kali
bergumpal 500 cc diikuti dengan lahirnya mola secara
spontan. Berat mola 1000gram. Dokumentasi mola :
Sebagai
penatalaksanaan
lanjutan
pasien
sebaiknya menunda kehamilan selama 12 bulan
dengan
menggunakan
kontrasepsi
non
hormonal.
Tindakan histerektomi total bukan dapat menjadi
pilihan pada pasien ini dikarenakan pasien dalam
kasus ini pasien tergolong beresiko tinggi yang
memiliki kriteria usia lebih dari 30 tahun, paritas
4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu
setinggi pusat atau lebih.