Anda di halaman 1dari 17

SCHISTOSOMIASIS

Di susun oleh :

LISMITA SOUWATU

LATAR BELAKANG
Menurut who sehat adalah terbebas dari segalah jenis penyakit
baik fisik ,psikis( jiwa) atau emosional ,intelektual dan social. Dari
pengertian tesebut, dengan demikian sakit dapat di definisikan
sebagai suatu kondisi cacat atau kelainan yang di sebabkan oleh
gangguan penyakit, emosional , intelektuak, dan social, dengan
kata lain, sakit adalah adanya gangguan jasmani, rohani, atau
social sehingga tidak dapat befungsi secara normal, selaras, dan
seimbang. Berdasarkan hal itu, maka penyakit dapat di bedakan
menjadi penyakit tidak menular dan tidak menular.
Dalam pengertian medis, penyakit menular atau penyakit infeksi
adalah penyakit yang di sebabkan oleh agen biologi ( seperti
virus, bacteria atau parasit), bukan di sebabkan factor fisik
(seperti luka bakar ) atau kimia (seperti keracunan )untuk Negara
yang sedang berkembang, penyakit infeksi seperti TBC, tetanus,
kusta merupakan penyebab utama kematian penduduk.

Demam keong (schistosomiasis) walaupun tidak


mewabah, tetapi keberadaannya merupakan
bagian dari kesehatan masyarakat di daerah
tropis seperti indonesia sehingga memerlukan
penanganan yang lebih serius. Penyakit ini
tidak tiba-tiba muncul dan tidak menyebabkan
banyak korban, tetapi secara perlahan-lahan
menggorogoti kesehatan manusia,
menyebabkan kecacatan tetap,penurunan
intelegensia pada anak dan akhirnya berujung
pada kematian.

Data WHO menyatakan schistosomiasis di dunia


mencapai 200 juta orang. Sedangkan penduduk
yang terancam penderita penyakit ini mencapai
600 juta orang (population of risk).
Data Asia Negara-negara Timur Tengah, China,
Jepang,Philipina,Indonesia,
Kamboja,Laos,Vietnam, dan Thailand.
Umumnya terdapat didaerah populasi keong air
tawar,rawa,danau dan sungai. Sedangkan di
negara Mesir penyebarannya di sekitar
bendungan aswan.

Data Nasional di Indonesia, walaupun demam keong hanya


terbatas di daerah tinggi Lindu dan Lembah Napu Sulawesi
Tengah. Di Napu prevalensi infeksi tahun 1973 sekitar 72 %,
kemudian menurun menjadi 1,08 % tahun 2006. Di daerah
Lindu pada tahun 1940 Sandground dan Bonne mendapatkan
53% dari 176 penduduk yang diperiksa tinjanya positif
ditemukan telur cacing schistosoma.
Tetapi keberadaannya harus di perhitungkan. Transportasi yang
lebih cepat, mobilita penduduk dan hewan yang semakin
cepat memungkinkan penyakit tersebut keluar dari daerah
tersebut.
Hewan yang menjadi inang dari cacing schistosomiasis adalah :
sapi, babi,anjing,cacing,kerbau,domba,rusa,kuda,tikus, dan
celurut.

TUJUAN
Untuk menurunkan angka penyebaran penyakit
schistosomiasis di dataran Lindu dan Lembah
Napu.

PEMBAHASAN
A.

PENGERTIAN

Schistosomiasis atau disebut juga demam


keong merupakan penyakit parasitik yang
disebabkan oleh infeksi cacing yang tergolong
dalam genus Schistosoma. (Miyazaki, 1991)
Schistosomiasis (bilharziasis) adalah infeksi
yang disebabkan oleh cacing pipih (cacing
pita). Ini seringkali menyebabkan ruam,
demam, panas-dingin, dan nyeri otot dan
kadangkala menyebabkan nyeri perut dan
diare atau nyeri berkemih dan pendarahan.

Schistosomiasis mempengaruhi lebih dari 200 juta


orang di daerah tropis dan subtropis di Amerika
Selatan, Afrika, dan Asia. Lima jenis schistosoma
yang paling menyebabkan kasus pada
schistosomiasis pada orang:
Schistosoma hematobium menginfeksi saluran kemih
(termasuk kantung kemih)
Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicum,
Schistosoma mekongi, dan Schistosoma
intercalatum menginfeksi usus dan hati.
Schistosoma mansoni menyebar luas di Afrika dan
satu-satunya schistosome di daerah barat.

Schistosomiasis mempengaruhi lebih dari 200 juta


orang di daerah tropis dan subtropis di Amerika
Selatan, Afrika, dan Asia. Lima jenis schistosoma
yang paling menyebabkan kasus pada
schistosomiasis pada orang:
Schistosoma hematobium menginfeksi saluran kemih
(termasuk kantung kemih)
Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicum,
Schistosoma mekongi, dan Schistosoma
intercalatum menginfeksi usus dan hati.
Schistosoma mansoni menyebar luas di Afrika dan
satu-satunya schistosome di daerah barat.

Di Indonesia, schistosomiasis disebabkan oleh Schistosoma


japonicum ditemukan endemik di dua daerah di Sulawesi
Tengah, yaitu di Dataran Tinggi Lindu dan Dataran Tinggi
Napu. Secara keseluruhan penduduk yang berisiko tertular
schistosomiasis (population of risk) sebanyak 15.000
orang.
Penelitian schistosomiasis di Indonesia telah dimulai pada
tahun 1940 yaitu sesudah ditemukannya kasus
schistosomiasis di Tomado, Dataran Tinggi Lindu,
Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
pada tahun 1935. Pada tahun 1940 Sandground dan Bonne
mendapatkan 53% dari 176 penduduk yang diperiksa
tinjanya positif ditemukan telur cacing Schistosoma.

B. ETIOLOGI

Schistosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit


schistosoma, yaitu sejenis parasit berbentuk cacing yang menghuni
pembuluh darah usus atau kandung empedu orang yang dijangkiti.
Schistosomiasis diperoleh dari berenang, menyeberangi, atau mandi
di air bersih yang terkontaminasi dengan parasit yang bebas
berenang. Schistosomes berkembang biak di dalam keong jenis
khusus yang menetap di air, dimana mereka dilepaskan untuk
berenang bebas di dalam air. Jika mereka mengenai kulit seseorang,
mereka masuk ke dalam dan bergerak melalui aliran darah menuju
paru-paru, dimana mereka menjadi dewasa menjadi cacing pita
dewasa. Cacing pita dewasa tersebut masuk melalui aliran darah
menuju tempat terakhir di dalam pembuluh darah kecil di kandung
kemih atau usus, dimana mereka tinggal untuk beberapa tahun.

C. MASA INKUBASI

Ketika schistosomes pertama kali memasuki kulit,


ruam yang gatal bisa terjadi (gatal perenang).
Sekitar 4 sampai 8 minggu kemudian (ketika
cacing pita dewasa mulai meletakkan telur),
demam, panas-dingin, nyeri otot, lelah, rasa
tidak nyaman yang samar (malaise), mual, dan
nyeri perut bisa terjadi. Batang getah bening
bisa membesar untuk sementara waktu,
kemudian kembali normal. kelompok gejalagejala terakhir ini disebut demam katayama.

CARA PENULARAN
Schistosomiasis adalah penyakit menular;
penularannya melalui air. Mula-mula
schistosomiasis menjangkiti orang melalui
kulit dalam bentuk cercaria yang mempunyai
ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit
tersebut mengalami transformasi yaitu
dengan cara membuang ekornya dan berubah
menjadi cacing.

Selanjutnya cacing ini menembus jaringan


bawah kulit dan memasuki pembuluh
darah menyerbu jantung dan paru-paru
untuk selanjutnya menuju hati. Di dalam
hati orang yang dijangkiti, cacing-cacing
tersebut menjadi dewasa dalam bentuk
jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap
cacing betina memasuki celah tubuh
cacing jantan dan tinggal di dalam hati
orang yang dijangkiti untuk selamanya.

PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
A. PENCEGAHAN

Schistosomiasis paling baik dicegah dengan


menghindari berenang, mandi, atau menyeberang di
air alam di daerah yang diketahui mengandung
schistosomes.
B. PENANGGULANGAN
Pemberantasan schistosomiasis telah dilakukan sejak
tahun 1974 dengan berbagai metoda yaitu
pengobatan penderita dengan Niridazole dan
pemberantasan siput penular (O. hupensis
lindoensis) dengan molusisida dan agroengineering.

Kegiatan pemberantasan schistosomiasis


secara intensif dimulai pada tahun 1982.
Pemberantasan pada awalnya dititik beratkan
pada kegiatan penanganan terhadap
manusianya yaitu pengobatan penduduk
secara masal yang ditunjang dengan kegiatan
penyuluhan, pengadaan sarana kesehatan
lingkungan, pemeriksaan tinja penduduk,
pemeriksaan keong penular dan tikus secara
berkala dan rutin.

Metode
Melakukan penyuluhan cara pencegahan

penyakit schistomiasis
Melakukan pengobatan penduduk untuk
mencegah penyakit schistomiasis
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat
agar tidak melewati daerah yang sudah diberi
tanda zona bahaya penyebaran schistomiasis
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
untuk tidak BAB di sembarang tempat
(mis.sungai,sawah)

Anda mungkin juga menyukai