Anda di halaman 1dari 53

PENGERTIAN GCG

1. Menurut Cadbury Committee of United Kingdom


seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang
kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka; atau dengan kata lain
suatu system yang mengarah dan mengendalikan perusahaan.
2. Menurut Organization for Economic Cooperation and
Developmet (OECD), suatu struktur yang terdiri atas para
pemegang saham, direktur, manajer, seperangkat tujuan yang
ingin dicapai perusahaan, dan alat-alat yang akan digunakan
dalam mencapai tujuan dan memantau kinerja.
3. Istilah corporate governance diperkenalkan cadbury thn 1992

TEORI YANG BERKAITAN DENGAN


CORPORATE GOVERNANCE:
1. Stewardship Theory, Memandang manajemen sebagai institusi
yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya
bagi kepentingan Stakeholder pada umumnya dan Shareholder
pada khususnya.
2. Agency Theory, Manajemen tidak dapat dipercayai untuk
bertindak sebaik-baiknya bagi kepentingan Public pada umumnya
maupun Shareholder pada khususnya (Agent/Management tidak
selalu memenuhi kepentingan Principal (pemilik)
. Isu CG timbul karena ada pemisahan antara kepemilikan dan
pengawasan

KASUS FRAUD AKUNTANSI YANG


MENGGUNCANG DUNIA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Waste Management Scandal (1998)


Enron Scandal (2001)
WorldCom Scandal (2002)
Tyco Scandal (2002)
Health South Scandal (2003)
SUNBEAM (1997)
ARTHUR ANDERSEN

Undang-undang
Sarbanes-Oxley
Act
of
2002
dikeluarkan berkaitan dengan etika dan tata kelola
yang buruk.

KASUS FRAUD AKUNTANSI YANG


MENGGUNCANG DUNIA (LANJUTAN)
1.Freddie Mac (2003 )
2.American international Group ( 2005 )
3.Lehman Brothers ( 2008 )
4.Bernie Madoff ( 2008 )
5.Satyam Scandal ( 2009 )

CORPORATE GOVERNANCE

Pemerintah/Regulator
Kreditur

GCG dalam
Arti Luas
RUPS

DK

KOMIT
E
KOMITE
Pelanggan

MANAJ
ER

MANAJ
ER

DR

MANAJ
ER

KARYAWAN
Kelompok Lain
Masyarakat

KOMITE
AUDIT

MANAJE
R

GCG dalam
Arti
Sempit

Manajeme
n
Perusahaa
n

-RUPS: Rapat Umum


Pemegang Saham
-DK: Dewan
Komisaris
-DR: Dewan Direksi

CORPORATE GOVERNANCE
Bagan 1. Struktur Corporate Governance SingleBoard System (Anglo-Saxon Model)

General
Meeting of
Shareholders
(RUPS)

Board of
Directors
(Dewan
Direksi)

Executive Managers
(Manajer Eksekutif)

Bagan 2. Struktur Governance Model DualBoard System (Continental Europe Model)

General
Meeting of
Shareholders
(RUPS)
Board of
Commisioners
(Dewan
Komisaris)
Board of
Directors
(Dewan
Direksi)
Management

Single board system


Dalam one-tier system ( single board ), peran dewan
komisaris (pengawas) dan peran dewan direksi
(pelaksana/eksekutif) dijadikan dalam satu wadah.
Wadah ini disebut board of director (BOD). Penyatuan ini
membuat tidak jelasnya peran dari pengawas dan
pelaksana. Sedangkan di dalam two-tier system( dual
board )peran dewan komisaris dan dewan direksi dipisah
secara jelas. Dewan komisaris akan mengawasi kerja
dewan direksi.

Single board system ada 4 tipe


struktur
1. Semua direktur eksekutif adalah anggota board.Top managers
adalah juga anggota board. ini banyak ditemukan pada
perusahaan kecil, perusahaan keluarga dan start-up business.
2. Mayoritas anggota board adalah direktur eksekutif.Di struktur ini
ada direktur non-eksekutif dalam board namun jumlahnya sedikit
(minoritas)
3. Mayoritas adalah direktur non-eksekutif.Sebagian besar dari
direktur non-eksekutif ini adalah direktur independen.
4. Semua non-eksekutif direktur adalah anggota board. Banyak
ditemukan dalam organisasi non-laba. Struktur ini hampir mirip
dengan struktur two-tier Eropa.

Duel board system


1. Dewan pengawas (supervisory board). Ini
terdiri
dari
direktur
non-eksekutif
independent dan direktur non-eksekutif tidak
independent (connected).
2. Dewan pelaksana (executive board). Ini
terdiri dari semua direktur pelaksana spt.
CEO danCFO

Perbedaan mendasar antaraone-tierdantwo-tieradalah pada sistemonetiertidak jelas siapa yang menjalankan fungsi pengawasan karena yang ada
hanya fungsi pengambil kebijakan yang dijalankan olehChairmandan fungsi
pelaksana kebijakan yang dijalankan olehCEO.
Keuntungan dari single-tier board versus dual board system bisa
dikategorikan sebagai: (1) memiliki aliran superior informasi, (2)
pengambilan keputusan lebih cepat dan (3) pemahaman yang lebih baik
dan keterlibatan dalam bisnis oleh dewan
Kerugian utama dari Single-Tier board adalah bahwa ia memiliki untuk
secara bersamaan membuat dan memonitor keputusan yang sama.
Kebebasan mungkin tidak cukup untuk membuat anggota dewan netral,
khususnya ketika dewan yang kecil, ada substansial hubungan pribadi
dengan anggota dewan, dan kompensasi dari anggota dewan adalah
langsung
terkait
dengan
kinerja
perusahaan.

PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN


Secara umum terdapat lima (5) prinsip dalam GCG menurut Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) 2006 yang disingkat TARIF yaitu:
1. Transparency, yaitu penyediaan informasi yang material dan relevan dengan cara yang
mudah diakses dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan informasi. Bukan hanya informasi yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan tetapi juga hal-hal penting untuk
pengambilan keputusan pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.
( kebijaksaan perusahaan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada
pemangku kepentingan )
2. Accountability, yaitu pertanggungjawaban kinerja perusahaan secara transparan dan
wajar. Perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan
perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain.
3. Responsibility, yaitu pematuhan peraturan perundang-undangan serta melaksanakan
tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Perusahaan dapat memelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang.
4. Independency, yaitu pengelolaan perusahaan secara independen (tidak terafiliasi
dengan pihak manapun) sehingga masingmasing organ tidak saling mendominasi dan
tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Fairness, yaitu penjaminan perlindungan hakhak para pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya, termasuk hakhak pemegang saham minoritas dan para
pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen kepada para investor.

Prinsip GCG menurut The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)
I.
II.

III.

IV.

V.

VI.

Ensuring the basis for an effective corporate governance framework (menjamin


kerangka dasar GCG berjalan efektif).
The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions (hak hak pemegang saham
dan fungsi kepemilikan kunci). Kerangka tata kelola perusahaan harus melindungi dan
memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham.
The Equitable Treatment of Shareholders (Perlakuan yang sama terhadap para pemegang
saham). Kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan perlakuan sederajat terhadap
semua pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing.
The Role of Stakeholders in Corporate Governance (peranan semua pihak yang
berkepentingan dalam tata kelola perusahaan). Kerangka tata kelola perusahaan harus
mengakui hak-hak para pemangku kepentingan yang didirikan oleh hukum atau melalui
perjanjian yang saling menguntungkan dan mendorong kerjasama aktif antara perusahaan dan
stakeholder dalam menciptakan kekayaan, pekerjaan, dan keberlanjutan finansial perusahaan .
Disclosure and Transparency (pengungkapan dan transparansi). Kerangka tata kelola
perusahaan harus memastikan pengungkapan dibuat dengan tepat dan akurat pada semua hal
materi mengenai perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan tata kelola
perusahaan.
The Responsibilities of the Board (tanggung jawab dewan komisaris). Kerangka tata kelola
perusahaan harus memastikan pedoman strategis perusahaan, pemantauan efektif terhadap
manajemen oleh dewan, dan pertanggungjawaban dewan kepada perusahaan dan pemegang
saham.

II.A. HAK-HAK DASAR PEMEGANG SAHAM


HARUS MENCANGKUP HAK UNTUK:
1. Memperoleh
carapendaftaran
yangaman
atas
kepemilikan;
2. Menyerahkanataumengalihkansaham;
3. Memperolehinformasiyangrelevanataumaterialtent
ang perusahan secara teratur dan tepat waktu;
4. Berpartisipasi dan memberikan hak suara dalam rapat
umum pemegang saham;
5. Memilih danmengganti anggotapengurus; dan
6. Memperoleh hakatas bagiankeuntungan perusahaan

II.B. KEPUTUSAN MATERIAL YANG


MEMERLUKAN PERSETUJUAN RUPS
1. Perubahan anggaran dasar, atau akta
pendirian atau dokumen-dokumen tentang
pengelolaan perusahaan lainnya;
2. Otorisasisahamtambahan;
3. Transaksi luar biasa, termasuk pengalihan
seluruh atau hampir seluruh asset, yang
berdampak pada penjualan perusahaan

II.C. Pemegang saham harus memiliki


kesempatan untuk berpartisipasi secara
efektif dan memberikan hak suara
dalam RUPS

1. Pemegang
saham
harusdisediakan
informasi
yangmemadai dan akurat tentang tanggal, tempat
dan agenda RUPS.
2. Pemegang saham harusmemiliki kesempatan untuk
mengajukanpertanyaan kepada pengurus.
3. Partisipasi efektif pemegang saham dalam keputusankeputusanpenting pengelolaan perusahaan, seperti
pencalonan danpemilihan anggota pengurus harus
difasilitasi.
4. Pemegang saham harus dapat memberikan hak suara
secara langsung atau secara in absentia.

Pengungkapan struktur kepemilikan


Dengan adanya pemegang saham pengendali masalah keagenan antara
management dan pemegang saham berkurang tapi muncul masalah
keagenan yang lain antara pemegang saham pengendali dan pemegang
saham minoritas.
Kepemilikan perusahaan :
1. Immediate ownership (kepemilikan langsung terhadap perusahaan publik )
2. Ultimate ownership ( kepemilikan lansung atau tdk langsung perusahaan
publik )
Ada 2 mekanisme yang lazim digunakan pemegang saham pengendali untuk
mengendalikan suatu perusahaan
1. Kepemilikan piramid (pyramid ownership) adalah kepemilikan saham secara
tidak langsung pada perusahaan lain baik melalui perusahaan publik atau
perusahaan non publik.
2 . Lintas kepemilikan ( cross-holding ) adalah kepemilikan pemegang saham
pengendali terhadap dua perusahaan atau lebih yang saling memiliki satu
dengan yang lain.

III.A. Kesamaan perlakuan antara pemegang saham dalam kelas yang sama

1. Kemudahan dari investor untukmendapatkan informasi mengenai hak


yang melekat pada setiap seri dan kelas saham sebelum mereka membeli
saham suatu perusahaan. Mis Selain dpt deviden apakah saham
punya hak voting
2. Perlindungan kepada pemegang saham minoritas dari tindakan yang
merugikan yang dilakukan oleh atau atas nama pemegang saham utama.
3. Mengenaipihak yangbolehmewakili pemegang saham dalam RUPS.
...hrs jelas
4. Penghilangan hambatan pemberian suara oleh pemegang saham yang
berdomisili di luar wilayah kedudukanEmitenatauPerusahaanPublik.
5. Proses dan prosedur RUPS yang harus memperhatian perlakuan yang
sama bagi seluruh pemegang saham. Mis dpt menggunakan fasilitas
elektronik jika pemegang saham tdk datang dan tdk menunjuk
wakilnya di RUPS

III.B. Larangan transaksi orang dalam (insider


trading)
III.C. Kewajiban dari komisaris, direksi dan
manajemen
kunci
untuk
mengungkapkan
kepentingannya kepada dewan komisaris jika
baik langsung maupun tidak langsung atau atas
nama pihak ketiga mempunyai kepentingan
yang material dalam suatu transaksi atau suatu
hal yang mempengaruhi perusahaan.

PERANAN AKUNTAN PROFESIONAL DALAM MEMFASILITASI


PELAKSANAAN HAK PEMEGANG SAHAM
1. Prinsip Kewajaran (fairness). Adanya perlakuan dan jaminan hak-hak yang sama
kepada pemegang saham minioritas &mayoritas serta penegakan hukum yang
berlaku sama bagi semua pihak untuk melindungi kepentingan p.saham dari praktik
kecurangan dan praktik insider training yang dilakukan agen/manajer
2. Prinsip Akuntabilitas (accountability) adalah merupakan tanggung jawab
manajemen melalui pengawasan yang efektif yaitu dengan dibentuknya komite
audit.direksi independen dan dewan pengawas
3. Prinsip Transparansi (transparency). Prinsip transparansi berhubungan dengan
kualitas informasi yang disampaikan perusahaan.akuntan manajemen dituntut untuk
menyediakan informasi yang jelas ,akurat,tepat waktu dan dapat dibandingkan.
4. Prinsip Responsibilitas (responsibility). Prinsip ini berhubungan dengan
tanggungjawab perusahaan sebagai anggota masyarakat yaitu dengan cara
mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti
masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis dan berkaitan juga dengankewajiban
perusahaan untuk mematuhi semua ketentuan hukum yang berlaku. Akuntan dapat
mengungkapkan
tentang
kegiatan
perusahaan
yang
menyangkut
aspek
keuangan,sosial dan lingkungan dalam laporan tambahan

Presentasi :Penilaian praktik OECD CG


prinsip...dan Prinsip dalam CG menurut KNKG
1.
2.
3.
4.
5.

Pendahuluan
Landasan teori
Deskrisi kasus ...
hasil Pembahasan
Kesimpulan dan Saran

Peranan dewan komisaris


Dewan komisaris memiliki peran yang penting dalam good corporate
governance (GCG). Peran ini semakin penting setelah terjadinya
beberapa white collar crime (Enron, Worldcom, dsb.) yang melibatkan
pimpinan perusahaan pada jenjang tertinggi. Di Indonesia,
peningkatan kebutuhan akan GCG semakin terasa setelah terjadinya
krisis multi dimensi sejak 1997. Diduga bahwa salah satu penyebab
terjadinya krisis di Indonesia adalah lemahnya pengawasan yang
dilakukan terhadap direksi perusahaan yang seharusnya menjadi
tanggung jawab dewan komisaris. Bahkan, karena lemahnya
peraturan yang ada pada waktu itu, misalnya karena tidak adanya
ketentuan mengenai harus adanya anggota komisaris independen,
dewan komisaris tidak saja kurang efektif dan kurang berdaya,
melainkan juga turut berperan dalam pengambilan keputusan yang
tidak selalu memperhatikan kepentingan perusahaan, pemegang
saham (terutama pemegang saham minoritas), dan pemangku
kepentingan lainnya, termasuk masyarakat luas.

Rincian tugas dan tanggung jawab dewan


komisaris
Tugas dewan komisaris melakukan pengawasaan & memberikan
nasihat kepada
Direksi mencakup juga tindakan pencegahan
termasuk pencegahan
benturan kepentingan, perbaikan, dan
pemberhentian sementara
Memastikan perusahaan bahwa perusahaan
selalu mematuhi
ketentuan peraturan yang berlaku, terutama dibidang perpajakan,
perburuhan dan lingkungan hidup.
Agar pelaksanaan tugas dewan komisaris dapat berjalan secara efektif:
komposisi dewan komisaris
harus memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak
independen.
Anggota dewan komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan
memiliki kemampuan dan memperhatikan bahwa direksi telah
memperhatikan semua pemangku kepentingan.

Keberadaan
Komisaris
Independen
dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang
lebih objektif dan independen, dan juga
menjaga fairness serta mampu memberikan
keseimbangan antara kepentingan pemegang
saham mayoritas dan perlindungan terhadap
kepentingan pemegang saham minoritas,
bahkan kepentingan para stakeholders yang
lain.

TANGGUNG JAWAB KOMISARIS


INDEPENDEN
Komisaris Independen memiliki tanggung jawab pokok untuk
mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance)di dalam perusahaan
melalui pemberdayaan Dewan Komisaris agar dapat melakukan
tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi
secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
Dalam upaya untuk melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik maka Komisaris Independen harus secara
proaktif mengupayakan agar Dewan Komisaris melakukan
pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi yang
terkait dengan, namun tidak terbatas pada

Proses pelaksanaan tugas dewan komisaris


dan direksi
a. Dewan direksi dan dewan komisaris harus bertindak berdasarkan informasi
yang ada dengan keyakinan yang baik, dan dengan kepedulian yang tinggi
untuk kepentingan perusahaan dan pemegang saham.
b. Keputusan yang diambil oleh dewan direksi dan dewan komisaris akan
berpengaruh terhadap kelompok pemegang saham yang berbeda sehingga
dewan komisaris harusmemperlakukan semua pemegang saham dengan fair.
c. Dewan direksi dan dewan komisaris harus mengaplikasikan standar etika
yang tinggi.
d. Dewan direksi dan dewan komisaris harus memenuhi fungsi
monitor,memastikan proses pemilihan tranfaran dan mengawasi proses
keterbukaan dan komunikasi.Dll
e. Dewan direksi dan dewan komisaris harus mampu menerapkan independent
judgment atas kondisi perusahaan. Untuk memainkan peranan ini, maka
diperlukan bagi dewan komisaris dan dewan direksi untuk mendeklarasikan
siapa yang mereka pertimbangkan sebagai kriteria bagijudgment tersebut.

Sistem remunerasi anggota dewan komisaris


dan direksi
Rapat umum pemegang saham umumnya memberikan wewenang
kepada Dewan komisaris untuk merancang ,membentuk dan
mengimplementasikan sistem remunerasi. Biasanya factor-factor
dalam perhitungan pembayaran remunerasi dewan komisaris dan
direktur
adalah komitmen waktu, pencapaian target, kinerja
individual, hasil-hasil yang dicapai perusahaan dan maksimal
besarnya remunerasi yang dapat diberikan.
Remunerasi adalah besaran kompensasi atau gaji yang diberikan
pada dewan komisaris dan direktur

Peranan dan tanggung jawab sekretaris


perusahaan
Sekretaris perusahaan memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengikuti Perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal;
2. Memberikan masukan kepada direksi dan dewan komisaris emiten atau
perusahaan publik untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan di bidang
pasar modal;
3. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang meliputi:
a) Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan
informasi pada situs web emiten atau perusahaan publik;
b) Penyampaian laporan kepada OJK tepat waktu;
c) Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat direksi dan/atau dewan komisaris;
d) Pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi direksi dan/atau
dewan komisaris.
4. Sebagai penghubung antara emiten atau perusahaan publik dengan pemegang
saham emiten atau perusahaan publik, OJK dan pemangku kepentingan lainnya.

Peranan akuntan profesional dalam


mempasilitasi tanggung jawab dewan
Peran akuntan profesional dalam Komite Audit bertugas membantu
Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa :
1. Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum,
2. Struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan
baik,
3. Pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai
dengan standar audit yang berlaku, dan
4. Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.

Secara umum pada industri pasar modal tidak ada peraturan


khusus yang mengatur tentang corporate governance, namun
demikian prinsip-prinsip corporate governance yang
diterbitkan OECD telah banyak terakomodasi dalam
berbagai peraturan dan perundangan yang ada di BUMN,
Industri pasar modal Indonesia dan telah menjadi acuan
praktik pengelolaan oleh sebagian besar masyarakat
internasional
Larangan Perdagangan orang dalam (insider trading )
Jangka waktu jabatan dewan komisaris/direksi
Kewajiban dan persyaratan anggota komite audit

Perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dari


tindakan yang merugikan yang dilakukan oleh atau atas
nama pemegang saham pengendali sudah diatur dalam
peraturan Bapepam. Peraturan Bapepam Nomor IX.E.I
mengatur bahwa jika suatu transaksi dimana seorang
direktur, komisaris, pemegang saham utama atau Pihak
terafiliasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham
utama mempunyai Benturan Kepentingan, maka Transaksi
dimaksud terlebih dahulu harus disetujui oleh para
Pemegang Saham Independen atau wakil mereka yang
diberi wewenang untuk itu dalam Rapat Umum Pemegang
Saham sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut.

Reformasi SOX mengharuskan dunia bisnis untuk lebih


bertanggungjawab secara terbuka kepada masyarakat
dan investor dan bagi akuntan professional agar
diingat bahwa mereka adalah kaum professional yang
diharapkan untuk melindungi kepentingan investor dan
pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu baik
kalangan pebisnis maupun para akuntan professional
menyadaribahwa keberhasilan mereka dimasa depan
bergantung pada kesesuaian dengan regulasi baru dan
ekspektasi pemangku kepentingan terkai dengan halhal etis dan moral. Seorang akuntan professional
diharapkan meliliki keahlian teknis khusus terkait
dengan akuntansi dan pemahaman yang lebih tinggi di
bidangnya daripada orang awam dibidang terkait
seperti perpajakan, atau system informasi. Selain itu ia
juga diharapkan untuk menaati standar- standar

Bencana
Enron,
Arthur
Andersen
dan
WorldCom
telah
menyadarkapara akuntan profesional bahwa loyalitas utama mereka
adalah kepada kepentingan publik.

Menurut studi Korn & Ferry International (1989) ternyata 98 %


perusahaan Amerika yang disurveinya telah memiliki komite
audit. Di Amerika Serikat eksistensi komite audit selain membawa
dampak internal juga membawa dampak eksternal bagi
perusahaan. Harga saham perusahaan yang telah memiliki
komite auditnya cenderung lebih diminati oleh para investor.
Pada saat ini hampir semua perusahaan di Amerika Serikat
terdapat komite audit, padahal tidak terdapat satu pun ketentuan
hukum yang mengikat bahwa keberadaan tersebut merupakan
suatu keharusan (mandatory). Rekomendasi dari kongres di
Amerika Serikat, SEC dan AICPA, maupun persyaratan yang
ditetapkan oleh New York Stock Exchange bukan sebagai produk
hukum (required by law ), karena sifatnya hanya sebatas anjuran
saja. Oleh karena itu pengakuan perlunya dibentuk komite audit
di perusahaan dapat dapat dipandang sebagai persyaratan
mekanisme pasar (required by the market) dalam rangka
mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme
akuntansi, auditing, serta sistem pengendalian yang lain,

Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit mempunyai wewenang :
a. Mengakses dokumen, data, dan informasi Emiten atau Perusahaan
Publik tentang karyawan, dana, aset, dan sumber daya perusahaan
yang diperlukan;
b. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan
pihak yang menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko, dan
akuntan terkait tugas dan tanggung jawab Komite Audit;
c. Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang
diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan);
dan
d. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

Tugas dan tanggung jawab


Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan Emiten atau Perusahaan Publik kepada publik
antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya
terkait dengan informasi keuangan;
Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
kegiatan
Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan
pendapat antara manajemen dan akuntan atas jasa yang
diberikannya.
Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan akuntan yang
didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan
imbalan jasa;

Tugas dan tanggung jawab (lanjutan)


Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh
auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut
oleh Direksi atas temuan auditor internal;
Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan
manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi, jika
Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di
bawah Dewan Komisaris;
Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses
akuntansi dan pelaporan keuangan
Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris
terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan dan
Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi

Komite penunjang Dewan Komisaris:


1.
2.
3.
4.

Komite
Komite
Komite
Komite

Audit
Nominasi dan Remunerasi
Kebijakan/Pemantau Risiko
kebijakan Corporate Governance

Komite Audit terdiri dari sekurang kurangnya 3


orang

Komisaris Independen bertindak sebagai ketua


Satu Pihak eksternal yang independen
Satu orang yang memiliki kemampuan bidang akuntansi dan atau
keuangan.

Tujuan Komite Audit: Membantu Dewan Komisaris Untuk


memenuhi tanggung jawab dalam memberikan pengawasan
secara menyeluruh.
Manfaat Komite Audit :
Dewan Komisaris dan Direksi akan banyak terbantu dalam
pengelolaan Perusahaan.
Bagi Eksternal Auditor keberadaan komite Audit sangat
diperlukan sebagai media komunikasi dengan Perusahaan.
Fungsi Internal Auditor tidak mungkin berjalan secara optimal
karena secara struktur sulit bersifat independen.

Persyaratan
Wajib
memiliki
integritas
yang
tinggi,
kemampuan,
pengetahuan, pengalaman sesuai dengan bidang pekerjaannya,
serta mampu berkomunikasi dengan baik;
Wajib memahami laporan keuangan, bisnis perusahaan
khususnya yang terkait dengan layanan jasa atau kegiatan
usaha Emiten atau Perusahaan Publik, proses audit, manajemen
risiko, dan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang
Pasar Modal serta ketentuan peraturan perundang lainnya;
Wajib mematuhi kode etik Komite Audit yang ditetapkan;
Bersedia meningkatkan kompetensi secara terus menerus
melalui pendidikan dan pelatihan;
Wajib memiliki paling sedikit 1 (satu) anggota yang
berlatar belakang pendidikan dan keahlian di bidang
akuntansi dan keuangan;

Persyaratan (lanjutan)
Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum,
Kantor Jasa Penilai Publik atau pihak lain yang memberi jasa asurans, jasa nonasurans, jasa penilai dan/atau jasa konsultasi lain kepada perusahaan.
Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan
Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir,
kecuali Komisaris Independen;
Tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau
Perusahaan Publik;
Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh saham Emiten atau Perusahaan Publik
baik langsung maupun tidak langsung akibat suatu peristiwa hukum, saham
tersebut wajib dialihkan kepada pihak lain dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, atau Pemegang Saham Utama.

Menurut pendapat Beberapa ahli, banyak komite


audit yang hanya sekedar melakukan tugas-tugas
rutin, seperti review laporan dan seleksi auditor
eksternal, dan tidak mempertanyakan secara kritis
dan
menganalisis
secara
mendalam
kondisi
pengendalian dan pelaksanaan tanggungjawab oleh
manajemen. Penyebabnya diduga bukan saja karena
banyak dari mereka tidak memiliki kompetensi dan
independensi yang memadai, tetapi juga karena
banyak yang belum memahami peran pokoknya

American
Institute
Certified
of
Public
Accountants (AICPA) menerbitkan SAS No. 60
dan 61 yang bertujuan untuk menciptakan link
antara auditor dengan pemilik, yakni melalui
komunikasi antara auditor independen dengan
komite audit. Hal penting yang disebutkan
dalam
standar
tersebut
,
antara
lain
pengungkapan
kelemahan
pengendalian
internal, adanya perbedaan pendapat dengan
manajemen, pengaruh dari kebijakan akuntansi

Hasil penelitian yang dimuat di Auditing A Journal of Practice &


Theory berjudul Audit Committee Effectiveness : An Empirical
Investigation of the Contribution of Power, antara lain
mengungkapkan bahwa terdapat 3 (tiga) faktor yang dominan
yang berpengaruh terhadap keberhasilan komite audit dalam
menjalankan tugasnya, yaitu :
1. Kewenangan formal dan tertulis bagi komite audit.
2. Kerjasama manajemen.
3. Kualitas (kompetensi) personil dari komite audit.
Salah satu aspek yang cukup penting dalam keberhasilan komite
audit dalam menjalankan tugasnya adalah masalah komunikasi.
Oleh karena itu komite audit harus meningkatkan komunikasi
dengan dewan Komisaris, manajemen, internal auditor dan
eksternal auditor. Adanya komunikasi yang lancar antara komite
audit dengan berbagai pihak tersebut dapat menunjukkan
eksistensi komite audit lebih efektif dan dapat meringankan tugas
komisaris dalam mengawasi jalannya perusahaan.

1. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara eksternal


auditor dengan manajemen atas jasa yang
diberikan,kepada siapa eksternal auditor meminta
pendapat dan jelaskan perbedaan apa yang mungkin
perlu dimintakan pendapat
2. Bagaimana peranan auditor internal dan komite audit
dalam penerapan GSG di suatu perusahaan
3. Suatu perusahan memiliki 4 dewan komisaris , 3
diantaranya perwakilan dari P.Saham sedangkan yang
satu lagi merupakan dewan komisaris independen

Prinsip GCG menurut The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)

I.Ensuring the basis for an effective corporate governance framework (menjamin kerangka
dasar GCG berjalan efektif).
II.The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions (hak hak pemegang saham
dan fungsi kepemilikan kunci). Kerangka tata kelola perusahaan harus melindungi dan
memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham.
III.
The Equitable Treatment of Shareholders (Perlakuan yang sama/Setara terhadap para
pemegang saham). Kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan perlakuan sederajat
terhadap semua pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham
asing.
IV.
The Role of Stakeholders in Corporate Governance (peranan semua pihak yang
berkepentingan dalam tata kelola perusahaan). Kerangka tata kelola perusahaan harus mengakui
hak-hak para pemangku kepentingan yang didirikan oleh hukum atau melalui perjanjian yang
saling menguntungkan dan mendorong kerjasama aktif antara perusahaan dan stakeholder
dalam menciptakan kekayaan, pekerjaan, dan keberlanjutan finansial perusahaan .
V.Disclosure and Transparency (pengungkapan dan transparansi). Kerangka tata kelola
perusahaan harus memastikan pengungkapan dibuat dengan tepat dan akurat pada semua hal
materi mengenai perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan tata kelola
perusahaan.
VI.
The Responsibilities of the Board (tanggung jawab dewan komisaris). Kerangka tata kelola
perusahaan harus memastikan pedoman strategis perusahaan, pemantauan efektif terhadap
manajemen oleh dewan, dan pertanggungjawaban dewan kepada perusahaan dan pemegang
saham.

Informasi minimal yang perlu diungkapkan dalam


rangka tranparansi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Keuangandan hasiloperasi perusahaan.


TujuanPerusahaan.
Kepemilikansaham mayoritasdan haksuara.
Kebijakan remunerasi untuk dewan komisaris dan
direksi, daninformasi tentang anggota dewan komisaris.
Transaksi dengan pihak terkait(afiliasi).
Faktor-faktor risikoyang dapatdiperkirakan.
Hal-hal penting berkaitan dengankaryawan dan para
pemangkukepentingan (stakeholder) lainnya.
Struktur dan Kebijakan tata kelolakhususnya berkaitan
denganisi
dari
pedomanatau
kebijakantata
kelolaperusahaandanpenerapannya.

Peranan pengendalian internal dan manajemen risiko


dalam mengurangi konflik ke agenan
Manajemen risiko yang antara lain memuat:
Identifikasi semua risiko yang mungkin timbul dalam
kegiatan perusahaan.
Penjelasan mengenai penyebab dari timbulnya risikorisiko tersebut.
Identifikasi
kemungkinan
terjadinya
risiko-risiko
tersebut.
Penjelasan tentang implikasi atas terjadinya risiko-risiko
tersebut.
Langkah-langkah yang akan diambil apabila risiko-risiko
tersebut terjadi.

Pengendalian internal adalah pengawasan internal yang


meliputi susunan organisasi dan semua metode serta
ketentuan
yang
terkoordinir
dan
dianut
dalam
perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya
1. Mengevaluasi secara terus-menerus apakah Sistem
Pengendalian Intern (SPI) perusahaan telah memadai
dan berjalan sesuai dengan ketentuan.
2. Memverifikasi
setiap
transaksi
apakah
telah
dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur,
serta ketentuan perusahaan dan undang-undang yang
berlaku.
3. Menyampaikan informasi tentang kondisi (adanya
penyimpangan atau transaksi yang berjalan tidak
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku)
yang diperoleh dari hasil audit, dan membuat saran-

Tujuan utama Sarbox adalah meningkatkan kepercayaan


publik
terhadap
implementasi
prinsip
pertanggungjawaban keuangan perusahaan publik (good
corporate governance - GCG). Sarbox diharapkan
akan
meningkatkan
standar
akuntabilitas
korporasi,
transparansi
dalam
pelaporan
keuangan,
memperkecil
kemungkinan
bagi
perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan
menyembunyikan fraud, serta membuat perhatian
pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate
governance. Dalam Sarbanex-Oxley Act diatur tentang
akuntansi,
pengungkapan
dan
pembaharuan
tatakelola, yang mensyaratkan adanya pengungkapan
yang lebih banyak mengenai informasi keuangan,
keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen,

Tanggung Jawab Terhadap Internal Control


SOA mewajibkan perusahaan yanglistingdi AS untuk
membuat dokumentasi pengendalian kunci dan
melaporkan kondisi pengendalian internnya secara
periodik.
SOASection 302tentang Corporate Responsibility for
Financial Reports menetapkan bahwa pejabat
eksekutif
perusahaan
(CEO
&
CFO)
harusbertanggung jawab secara pribaditerhadap
pernyataan prosedur pengendalian,internal control,
dan jaminan atas kecurangan (fraud).
SedangkanSOA section 404tentang Management
Assessment of Internal Controls mengatur ketentuan
yang mewajibkanterselenggaranya audit SOA

Konsep Pengendalian
Pada dasarnya SOA menuntut implementasiinternal controlyang
baik atas 3 (tiga) hal yang sangat erat kaitannya dengan GCG,
yaitu:
a. Transparansi (transparency), menuntut kemampuan untuk
dapat ditelusuri (treaceability)dan dapat diaudit dari setiap
proses dan aktivitas yang terkait dengan pelaporan keuangan
b. Akuntabilitas (accountability), menuntut kejelasan dan
ketiadaan benturan kepentingan (conflict of interest) atas
informasi apa dan siapa yang bertanggung jawab. Selain itu,
menjamin hak akses atas informasi dan rentang pengambilan
keputusan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
terkait.
c. Keterukuran (measurability),bertujuan memberikan basis
pengukuran untuk perbaikan secara berkelanjutan).

Telkom konsisten terapkan


tranfaransi dan akuntabilitas
`

Berdasarkan ASEAN Corporate Governance Scorecard, Telkom


dinilai menjadi perusahaan terbuka yang menerapkan tata
kelola terbaik diantara 100 perusahaan-perusahaan terbuka di
kawasan ASEAN.
Penilaian yang telah dipakai oleh lima negara ASEAN lainnya
yaitu Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura dan Vietnam yang
meliputi pertama, hak-hak pemegang saham, kedua,
perlakuan yang setara terhadap pemegang saham,
ketiga, peran pemangku kepentingan, keempat
pengungkapan dan transparansi; dan kelima tanggung
jawab dewan.

Anda mungkin juga menyukai