Anda di halaman 1dari 70

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENGELUARAN


ANGGARAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA NEW YORK
MENGGUNAKAN ANALISIS DOKUMENTASI DAN REKONSILIASI

LAPORAN MAGANG

PRASYA ANINDITYA
0906532540

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2014

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENGELUARAN


ANGGARAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA NEW YORK
MENGGUNAKAN ANALISIS DOKUMENTASI DAN REKONSILIASI

LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi

PRASYA ANINDITYA
0906532540

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2014

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

iii

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam benuk
Laporan Pelaksanaan Program Magang ini.
Program magang dilaksanakan sebagai alternatif pilihan tugas akhir Skripsi dari
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Laporan
Magang ini disusun sebagai pelengkap program magang yang telah dilaksanakan
dalam periode 3 (tiga) bulan atau minimal 90 hari.
Dalam penyelesaian Laporan Magang ini, tidak lepas dari banyak pihak yang
telah memberikan masukan dan bantuan kepada penulis. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih pada:
1.

Ibu Sylvia Veronica, selaku Kepala Departmen Akuntansi yang telah


membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan pra pelaksanaan program
magang.

2.

Ibu Desti Fitriani dan Ibu Siti Nurwahyuningsih selaku tim Dosen Penguji
yang membantu dan memberikan masukan yang berharga pada saat siding
dan pasca-sidang.

3.

Bapak Chaerul Djakman, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar


telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis
dalam penyusunan laporan ini.

4.

Ibu Miranti Kartika Dewi, selaku pembimbing akademis penulis yang selalu
membantu penulis sehingga penulis sampai pada tahap ini.

5.

Bapak Sugeng, selaku Pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia New


York yang memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan program
magang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York.

6.

Bapak Iwan Setiawan, selaku Chief Economist Kantor Perwakilan Bank


Indonesia New York yang turut membina penulis sebelum dan selama
program magang berlangsung.

iv

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

7.

Bapak Arditya Dinar Fiskiawan, selaku Kepala Bidang Administrasi Kantor


Perwakilan Bank Indonesia New York yang berperan sebagai supervisor
penulis dalam program magang.

8.

Bapak Dudi, Bapak Anton dan Auntie Aurora, selaku local staff Kantor
Perwakilan Bank Indonesia New York yang senantiasa penulis repotkan
dengan pertanyaan-pertanyaan seputar prosedur dan peraturan di KPw, yang
bersedia membagi tugas dan pekerjaannya kepada penulis sehingga penulis
mendapatkan pengalaman di dunia kerja.

9.

Ibu Ruth, Bapak Nugi dan Mas Sigit, sebagai dealers Kantor Perwakilan
Bank Indonesia New York yang memberikan pengetahuan praktis tambahan
bagi penulis dalam bidang pengelolaan dana dan pasar saham.

10.

Arief, Harta dan Yogi, selaku rekan magang penulis di Kantor Perwakilan
Bank Indonesia New York. Thank you, guys, for the best 3 months EVER.

11.

Seluruh dosen dan asdos FEUI yang telah memberikan pengetahuan dan
bimbingan yang sangat berharga bagi penulis. Semoga ilmu tersebut dapat
penulis gunakan dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi bangsa
dan negara Indonesia.

12.

Para dosen Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang


telah memberikan arahan, bantuan, bimbingan serta ilmu di dalam maupun
di luar lingkungan perkuliahan.

13.

Seluruh pegawai FEUI yang telah berjasa bagi penulis.

14.

Avijun Budiharti dan Iman Santosa, selaku orang tua penulis yang
senantiasa memberikan dukungan yang tidak dapat dihitung besarnya.

15.

Muliawan Suprihandono dan Virdreeana Yuristianty, selaku keluarga


penulis yang bersedia menampung penulis selama program magang di New
York.

16.

Dea, Fira, Putri, Rissa, Tepi, Yuke dan para plus plus yang selalu ada
disamping penulis di saat susah maupun senang, terima kasih atas segala
petuah dan pengalaman yang kalian bagi untuk penulis, terima kasih untuk
kalian.

17.

Geng Maker terutama Adit, Aisya, Andre, Amas, Bobob, Duta, Dini, Ferin,
Ilham, Indra, Lupi, Nana, Naqib, Pupu, Rangga dan Ripa yang selalu ada

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

dan sangat kreatif untuk menghibur dan melengkapi hari-hari penulis, YOU
RAWK!!
18.

Buwaneka Jayanetti, who always stood beside me no matter what, who


supports me each time Im limping through life, who can brought me up
from my deepest pit, I thank you for being a part of me as a friend, a
brother, and a best-bud. Thank you.

19.

Anhar Raiardi dan Rizky Ajrina yang membantu penulis dalam penyusunan
laporan ini ketika penulis kesulitan menyusun tata bahasa yang baik dan
benar.

20.

Teddy Triantara dan Niken Kartika Irmadella selaku sahabat dekat penulis.
When the road gets rocky, you were always there for me. I thank you both so
much for the support, for everything.

21.

Adrianus Henri Hartanto, Catherine Dian, Fabio Ray Jordan dan Shan
Aristyo Siregar. Tanpa kalian, tahun terakhir di FEUI tidak akan seberharga
ini. Terima kasih kawan, atas dukungan yang kalian berikan, kenangan yang
kalian bagikan dan pelajaran yang tidak ternilai harganya.

22.

Semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima
kasih atas segala bantuan, dukungan, semangat dan doa yang diberikan
kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah
mendampingi penulis dan membantu penulis hinggal saat ini. Akhirnya, penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu.

Depok, 16 Juli 2014

Prasya Aninditya

vi

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

vii

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

ABSTRAKSI

Nama

: Prasya Aninditya

Program Studi

: Akuntansi

Judul

: Pengendalian Internal pada Siklus Pengeluaran Anggaran


Kantor

Perwakilan

Bank

Indonesia

New

York

menggunakan Analisis Dokumentasi dan Rekonsiliasi


Pengendalian internal merupakan bagian penting dalam sebuah organisasi untuk
memastikan ketepatan dan akuntabilitas laporan keuangan. Tentunya mutasi aset
likuid tetap merupakan sebuah faktor penting dalam memastikan ketepatan sistim
pelaporan keuangan. Metode kantor perwakilan di negara asing untuk
menciptakan sebuah pengendalian internal yang efektif, termasuk kendali
terhadap segala kegiatan termasuk aset likuid dengan tetap mengacu pada
peraturan lokal dan peraturan dalam negeri menjadi pertanyaan utama/kunci
dalam laporan ini. Pendekatan empiris dengan penjelasan kualitatif digunakan
dalam penulisan laporan ini untuk memastikan kerahasiaan data. Analisis ini
digunakan untuk menjelaskan mekanisme dari pengendaliankegiatan internal dari
siklus pengeluaran entitas dan untuk membuktikan bahwa pengendalian internal
yang efektif dalam sistim akuntasi otomatis merupakan dengan melakukan
perbandingan antara temuan dan catatan dalam sistem. Meski adanya temuan
kesalahan, pengendalian dalam sistem otomasi akuntansi sangat memadai untuk
merepresentasikan kegeiatan keuangan dan untuk memastikan pelaporan
keuangan yang akurat. Namun kegiatan pengendalian seperti dokumentasi dan
rekonsiliasi tetap dibutuhkan untuk menjaga efektivitas dan efisiensi dari
pengendalian internal.
Kata kunci

: Pengendalian Internal, Kantor Perwakilan, Sistem


Informasi Akuntansi, Siklus Pengeluaran, Pengendalian
Kas, Dokumentasi, Rekonsiliasi

viii

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

ABSTRACT

Name

: Prasya Aninditya

Study Programme

: Accounting

Title

: Internal Contol Analysis on Expenditure Cycle in


Representative Office of Bank Indonesia in New York
using Documentation and Reconciliation Analysis

Internal control is always needed and always be a big part in an organization to


ensure accurate and accountable financial reports. By all means, liquid assets
mutation is always an important factor to achieve accuracy in financial reporting
system. Thus, how does a representative office in a foreign country create an
effective internal control, including their control activities especially on liquid
assets while referring back to local regulation and home regulations will be the
key question in this report. Empirical approach with qualitative explanation is
used in this report to maintain confidentiality of the data. This analysis isused to
explain the mechanism of internal control activities in entitys expenditure cycle
and to prove that the internal control in automated accounting system is effective
by comparing findings and records in the system. Despite of the error findings, the
control in the automated accounting system is very adequate to represent financial
activities and to ensure accurate financial reporting. However, control activities
such as documentation and reconciliation is still needed to maintain the
effectiveness and efficiency of internal control.
Keywords

: Internal Control, Representative Office, Accounting


Information System, Expenditure Cycle, Cash Controlling,
Documentation, Reconciliation

ix

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ vii
ABSTRAKSI....................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7

LATAR BELAKANG .................................................................................... 1


LATAR BELAKANG PELAKSANAAN MAGANG ........................................... 3
TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN MAGANG ....................................... 4
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ........................................................ 4
RUANG LINGKUP PENULISAN LAPORAN .................................................... 5
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................................ 5
SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8


2.1
SISTEM INFORMASI ORGANISASI ............................................................... 8
2.2
PENGENDALIAN INTERNAL ...................................................................... 10
2.2.1 Komponen Kontrol Internal............................................................... 11
2.3
PEDOMAN REKONSILIASI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA NEW
YORK ...................................................................................................... 16
2.3.1 Rekonsiliasi Giro Bank ...................................................................... 16
2.3.2 Rekonsiliasi Kartu Kredit .................................................................. 17
BAB 3 PROFIL ORGANISASI....................................................................... 18
3.1
PROFIL BANK INDONESIA ........................................................................ 18
3.1.1 Sejarah Bank Indonesia ..................................................................... 18
3.1.2 Visi dan Misi ..................................................................................... 19
3.1.3 Struktur Organisasi Bank Indonesia .................................................. 20
3.2
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA ............................................... 21

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

3.2.1
3.2.2
3.2.3

Sejarah Kantor Perwakilan Bank Indonesia (New York) .................. 23


Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York . 25
Bagian Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York 26

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS MASALAH................................. 28


4.1

SIKLUS PENGELUARAN PADA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA


NEW YORK.............................................................................................. 28
4.1.1 Mekanisme Transaksi Pengeluaran Anggaran Kantor Perwakilan
Bank Indonesia New York ................................................................ 29
4.1.2 Mekanisme Pengeluaran Kas (Mutasi Rekening) Kantor Perwakilan
Bank Indonesia New York ................................................................ 32
4.2
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENGELUARAN
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA NEW YORK ............................ 35
4.2.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)............................ 36
4.2.2 Penaksiran Risiko (Risk Assessment) ............................................... 37
4.2.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)...................................... 41
4.2.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) ........ 44
4.2.5 Pengawasan (Monitoring Activities) ................................................. 45
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 50
5.1
5.2

KESIMPULAN ........................................................................................... 50
SARAN..................................................................................................... 52

DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 53

xi

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 - Struktur Organisasi Bank Indonesia ............................................. 21
Gambar 3.2 - Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia
New York ...................................................................................... 25
Gambar 4.1 - Proses Otorisasi Dokumen untuk Pengeluaran Anggaran
KPwBI New York ......................................................................... 31
Gambar 4.2 - Mekanisme Pengeluaran Anggaran KPwBI New York ................ 34
Gambar 4.3 - Fishbone Theory oleh Kaoru Ishikawa (1968).............................. 36
Gambar 4.4 - Proses Pengecekan Kelengkapan Dokumen untuk
Rekonsiliasi ................................................................................... 43

xii

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 - Uji Kepatuhan Pelaksanaan Rekonsiliasi Giro Bank ........................ 47
Tabel 4.2 - Uji Kepatuhan Pelaksanaan Rekonsiliasi Kartu Kredit ..................... 48

xiii

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 - Rata-rata Human Error KPwBI New York Tahun 2012 ................. 39
Grafik 4.2 - Rata-Rata Time Lag Error KPwBI New York Tahun 2012 ............ 40

xiv

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pengendalian

internal

merupakan

sebuah

proses

pengendalian

kegiatan

operasional manajemen agar tetap selaras dengan tujuan organisasi dalam


efektifitas dan efisiensi operasional, laporan keuangan yang dapat diandalkan
serta kepatuhan terhadap hukum, regulasi dan kebijakan. Proses pengendalian
internal dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan
rekonsiliasi dan dokumentasi.
Rekonsiliasi adalah sebuah proses pencocokan antara dua kumpulan catatan yang
independen (Tabor et al., 2005). Dalam proses audit, catatan yang digunakan
adalah catatan internal organisasi dengan catatan pihak ketiga. Menurut Peraturan
Dirjen Perbendaharaan Negara No. PER-36/PB/2009 rekonsiliasi dilakukan
dengan mencocokkan catatan internal organisasi dengan catatan Bank. Tujuan
utama pelaksanaan rekonsiliasi adalah untuk menyajikan adanya sebuah kejadian
kelengkapan catatan atas kejadian-kejadian tersebut dan menjamin upaya
penyusunan laporan keuangan yang kredibel.
Dokumentasi adalah sebuah proses pengumpulan dan mengklasifikasikan
dokumen dan menyajikan informasi di dalamnya kepada pengguna informasi
(UNESCO, 2006). Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1997
tentang Dokumen Organisasi mewajibkan semua jenis organisasi untuk
melakukan dokumentasi atas segala kegiatan yang dilakukan. Kumpulan dokumen
ini diperlukan oleh organisasi sebagai bukti audit, bahan rekonsiliasi dan basis
pengambilan keputusan manajemen.
Ketentuan Undang-Undang tentang dokumentasi berlaku juga terhadap kantor
perwakilan, kantor cabang, agen perusahaan Indonesia atau yang mempunyai
kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dengan tetap
memerhatikan ketentuan yang berlaku di negara setempat (UU No. 8 Tahun 1997

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

Pasal 28). Sehingga menjadi hal yang menarik untuk ditelaah bagaimana
penerapan dan pelaksanaan Undang-Undang ini dalam rangka melakukan
pengendalian internal pada sebuah kantor perwakilan di luar negeri.
Kantor perwakilan di luar wilayah Indonesia memiliki kegiatan organisasi yang
dinamik, dan tentunya memiliki beberapa tantangan dalam menjalankan
pengendalian internalnya. Sebagaimana Kantor Perwakilan Bank Indonesia New
York, selaku perwakilan Bank Indonesia di luar negeri seperti yang telah diatur
oleh Undang-Undang No. 13 Tahun 1968, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
bertugas menjalankan fungsi hubungan internasional Bank Indonesia seperti
menjalin hubungan dengan lembaga internasional dan melakukan fungsi utama
bank sentral di luar wilayah Indonesia. Kantor Perwakilan Bank Indonesia juga
berperan mewakili pemerintah Negara Republik Indonesia sebagai delegasi
Indonesia di luar negeri. Dengan mengamati apa yang dicanangkan oleh Bapak
Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada 28 September 2012 (Situs Resmi Partai
Presiden Republik Indonesia) mengenai lima kepentingan yang diperjuangkan
delegasi Indonesia di New York yaitu:
1. Kerjasama ekonomi, khususnya menggalang kerjasama investasi di
Indonesia
2. Kerjasama

non-ekonomi,

yaitu

menggalang

kerjasama

untuk

mensukseskan pembangunan dalam negeri. Misalnya, dalam bidang


pembangunan, bidang pangan dan bidang perlindungan hutan.
3. Mensukseskan misi PBB khususnya misi panel yang telah dibentuk oleh
Sekjen PBB untuk merumuskan dan menghasilkan kerangka kerjasama
4. Perluasan peran internasional Indonesia yang konstruktif di berbagai
forum global
5. Menyampaikan pandangan, pemikiran dan usulan Indonesia menyangkut
isu global melalui sejumlah forum penting di PBB
Hal ini menggambarkan betapa dinamisnya lingkup kerja Kantor Perwakilan Bank
Indonesia New York, dalam menjalankan fungsi hubungan internasional bank
sentral dan dalam mewakili pemerintah sebagai delegasi Indonesia di New York.
Tentunya untuk menjalankan tugas yang diembankan kepada Kantor Perwakilan

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

Bank Indonesia New York dengan efektif dan efisien, membutuhkan


pengendalian baik secara internal organisasi maupun dari sisi anggaran. Sehingga
muncul pertanyaan bagaimana pengendalian internal Kantor Perwakilan Bank
Indonesia dalam menjalankan berbagai peran yang dimiliki sampai tercipta
efisiensi dalam organisasi. Bedasarkan uraian di atas, penulis mengadakan
penelitian terhadap pengendalian internal atas siklus pengeluaran anggaran yang
dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York dengan
mempertimbangkan Undang-Undang Republik Indonesia.
1.2

Latar Belakang Pelaksanaan Magang

Untuk menghadapi dunia kerja nyata, mahasiswa perlu memiliki kemampuan


tidak hanya pengetahuan teoritis saja, pengalaman praktis, softskill dan
kemampuan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam dunia kerja nyata
menjadi faktor penting dalam kompetensi. Hal ini menjadi pertimbangan yang
mendesak perguruan tinggi sebagai tempat lahirnya para sarjana untuk
menciptakan sebuah sistem pendidikan yang mendukung mahasiswanya untuk
mendapatkan pengetahuan baik konseptual maupun praktikal yang dapat
mendorong kompetensi mahasiswa untuk dapat bersaing dalam mendapatkan
lapangan kerja.
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia membuka
kesempatan bagi para calon sarjana untuk mempelajari ilmu terapan dari konsep
akuntansi yang telah didapatkan di bangku kuliah serta mandapatkan pengalaman
kerja nyata melalui program magang. Selama program magang ini, mahasiswa
berkesempatan untuk memproyeksikan konsep-konsep yang telah dipelajari ke
dalam tugas yang diberikan dan bagaimana menyiapkan solusi atas masalah yang
timbul baik sesuai maupun di luar ekspektasi, sehingga mahasiswa mendapatkan
gambaran sesungguhnya dari dunia kerja nyata. Selain itu, mahasiswa akan
berinteraksi dengan berbagai pihak dengan latar belakang berbeda, sehingga
mahasiswa diharapkan dapat memperlajari bagaimana komunikasi bisnis dan
kehidupan sosial di lingkungan kerja.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

1.3

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Penulis mengikuti program magang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang


berlokasi di New York. Kegiatan magang ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan
terhitung sejak 20 Juni 2013 hingga 27 September 2013.
1.4

Pelaksanaan Kegiatan Magang

Pada program magang yang diberikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia
New York, penulis ditempatkan di Divisi Administrasi yang bertanggung jawab
atas segala transaksi keuangan, distribusi surat dan memo, serta inventaris entitas.
Selama kegiatan magang, penulis diberikan kesempatan untuk mempelajari
bidang kerja Divisi Administrasi secara keseluruhan, akan tetapi penulis
berkonsentrasi kepada segala transaksi keuangan yang dilakukan oleh entitas dan
bertugas untuk membantu bidang keuangan dalam proses rekonsiliasi dan
pengumpulan data audit atas rekonsiliasi. Kegiatan yang dilakukan oleh penulis
dalam mengumpulkan data dengan teknik observasi dan teknik dokumentasi,
antara lain:
1. Mengatur arsip dengan mengelompokkan ke dalam 3 (tiga) divisi sesuai
dengan divisi kerja di Kantor Perwakilan, yaitu; Divisi Administrasi,
Divisi Ekonomi Internasional dan Divisi Pengelolaan Portfolio.
2. Mengumpulkan bukti-bukti administrasi keuangan termasuk antara lain
anggaran tahunan Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York, bukti cek
yang keluar, rekening koran JP Morgan Chase Bank, Warkat Anggaran
dan laporan rekonsiliasi periode sebelumnya.
3. Membuat rancangan kasar monitoring anggaran yang dibuat sesuai dengan
pengajuan anggaran dan realisasi anggaran di tahun sebelumnya.
4. Memeriksa kelengkapan arsip administrasi terkait dengan pengeluaran
Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York.
5. Melakukan proses rekonsiliasi bank atas catatan pengeluaran Kantor
Perwakilan Bank Indonesia New York dengan laporan rekening koran
yang dikeluarkan oleh JP Morgan Chase Bank.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

6. Menyusun laporan atas rekonsiliasi bank yang dilakukan atas mutasi


rekening yang tidak tercatat dalam catatan pembukuan Kantor Perwakilan
Bank Indonesia.
1.5

Ruang Lingkup Penulisan Laporan

Selama

melaksanakan

program

magang,

penulis

berkesempatan

untuk

mempelajari aktivitas transaksi pengeluaran anggaran serta mempelajari


bagaimana pengendalian internal berdasarkan dokumentasi dan rekonsiliasi
entitas. Adapun ruang lingkup penulisan laporan magang ini ditekankan kepada
pengendalian internal pada pengeluaran anggaran dengan menggunakan analisis
komponen pengendalian internal khususnya dokumentasi dan rekonsiliasi entitas.
Kedua hal ini menarik untuk dibahas dan ditelaah lebih lanjut karena proses
dokumentasi merupakan sebuah proses yang diwajibkan bagi bentuk organisasi
apapun untuk mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilakukan sebagai bahan
rekonsiliasi dan merupakan bagian dari pengendalian internal Kantor Perwakilan
Bank

Indonesia

New

York.

Sedangkan

untuk

menghasilkan

laporan

pertanggungjawaban yang dapat diandalkan dan akurat, diperlukan pengendalian


internal yang baik. Sehingga pembahasan laporan akan di khususkan mengenai
Pengendalian Internal pada Pengeluaran Anggaran Kantor Perwakilan
Bank Indonesia New York menggunakan Analisis Dokumentasi dan
Rekonsiliasi.
1.6

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui siklus pengeluaran


anggaran oleh entitasproses dokumentasi dan rekonsiliasi dalam rangka
melakukan pengendalian internal dan analisis siklus pengeluaran dalam rangka
melakukan pengendalian internal organisasi. Adapun batasan penulisan pada
laporan ini yaitu keterbatasan akses ke dalam sistem BI-SOSA dan kerahasiaan
keuangan entitas, sehingga penelitian dilakukan menggunakan metode komparatif
deskriptif secara empiris.
Hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak. Bagi Universitas,
laporan ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lain dengan topik

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

dan materi yang berkaitan. Bagi entitas, hasil laporan ini diharapkan dapat
memberikan alternatif solusi dalam pertimbangan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kinerja pengendalian internal baik pada sistem informasi akuntansi
maupun pada siklus pengeluaran entitas. Bagi penulis, laporan digunakan sebagai
referensi pengaplikasian pengetahuan teoritis ke dalam dunia kerja nyata yang
menjadi faktor penting dalam pengembangan kompetensi.
Beberapa pokok bahasan yang akan diulas dalam laporan magang ini, antara lain
adalah:
1. Siklus pengeluaran yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia New York
2. Pengendalian atas pengeluaran pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia
New York
3. Peran dokumentasi dan rekonsiliasi dalam pelaksanaan pengendalian
internal
1.7

Sistematika Penulisan

Laporan Magang ini dibagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu:

BAB 1 : Pendahuluan
Bab ini memberikan gambaran umum mengenai keseluruhan laporan
magang yang ditulis. Bab ini juga menjadi bagian pembuka dan
menjelaskan mengenai latar belakang dari program magang yang dipilih
sebagai salah satu alternatif syarat kelulusan mahasiswa jurusan
Akuntansi, serta menjelaskan tujuan dibuatnya laporan magang ini.
Penulis juga menjelaskan mengenai sistematika pelaksanaan magang,
termasuk di dalamnya tujuan magang, lama waktu magang serta
penjelasan mengenai kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama
program magang berlangsung.

BAB 2 : Landasan Teori


Bagian ini menjelaskan mengenai teori-teori yang menjadi landasan
pembahasan dan analisa pada pengendalian internal entitas dalam

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

dokumentasi rekonsiliasi. Teori yang dimaksud mencakup konsep


pengendalian internal, aktivitas kontrol dan prosedur yang digunakan oleh
Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York.

BAB 3 : Profil Organisasi


Bagian ini akan memberikan gambaran umum mengenai profil, fungsi,
kegiatan dan struktur organisasi Bank Indonesia sebagai tempat
pelaksanaan magang penulis. Bab ini akan dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu profil Bank Indonesia Pusat, profil Kantor Perwakilan Bank
Indonesia New York dan penjelasan mengenai tugas divisi dimana penulis
ditempatkan.

BAB 4 : Pembahasan dan Analisis Masalah


Pembahasan akan dipaparkan dalam bab ini untuk menjawab rumusan
masalah yang telah dijelaskan di bab sebelumnya. Analisa masalah
dilakukan dengan cara mambahas segala aspek yang menjadi bagian dalam
proses dokumentasi dan rekonsiliasi sebagai aktivitasi pengendalian
internal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York.

BAB 5 : Kesimpulan dan Saran


Bab ini merupakan bagian terakhir dari keseluruhan laporan yang berisi
ringkasan dan kesimpulan atas analisis pembahasan masalah. Saran yang
berisikan masukan menjadi fokus perhatian utama penulis.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Sistem Informasi Organisasi

Sistem Informasi pada sebuah organisasi dikembangkan untuk memenuhi


kebutuhan informasi yang berhubungan dengan masing-masing dan diterapkan
pada setiap area dan lapisan manajemen organisasi. Dalam Blackwell
Encyclopedia of Management, Davis (2005) menjelaskan sebuah sistem informasi
sebagai seperangkat unsur-unsur yang terdiri dari manusia, alat, konsep dan
prosedur yang dihimpun menjadi satu untuk maksud tujuan bersama yang
menghantarkan informasi kepada seluruh bagian organisasi untuk merencanakan,
mengembangkan dan mengelola informasi tersebut. Sedangkan definisi lain dari
sebuah sistem informasi adalah serangkaian prosedur di mana data dikumpulkan,
diolah menjadi sebuah informasi dan di distribusikan kepada pengguna (Hall,
2008). Dari kedua pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
dibutuhkan oleh setiap organisasi untuk mengolah segala bentuk informasi dari
berbagai bagian organisasi menjadi sebuah produk informasi yang terintegrasi dan
berguna bagi seluruh lapisan manajemen dan pengguna informasi lainnya.
Sistem informasi organisasi digunakan untuk membuat aliran informasi tersedia
untuk pengguna informasi. Laporan ini lebih memfokuskan pada data dan
informasi transaksi, yang dilakukan dalam Sistem Informasi Akuntansi yang
disebut Transaction Processing System (TPS). Transaction Processing System
didefinisikan sebagai siklus transaksi penghasil data mentah (raw data) untuk
laporan manajemen dan keuangan yang membutuhkan perhatian khusus dari para
akuntan profesional (Hall, 2008). Tidak ada regulasi yang mengharuskan suatu
organisasi untuk menggunakan sistem informasi tertentu; keputusan penggunaan
sistem informasi tergantung pada kebijakan manajemen untuk memenuhi
kebutuhan dan tujuan organisasi.
Dalam sistem informasi akuntansi, terdapat 3 siklus yang dilaksanakan dengan
cara dan waktu tertentu dalam suatu organisasi; siklus tersebut adalah expenditure

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

cycle, Revenue Cycle dan Conversion Cycle (Hall, 2008). Laporan ini lebih
menekankan pada pengelolaan akuisisi dan pembayaran untuk barang dan jasa,
yang selanjutnya akan disebut siklus pengeluaran. Dalam penerapan siklus
pengeluaran ini, sebuah organisasi perlu melakukan kontrol, pengawasan dan
pengelolaan arus kas yang masuk dan keluar. Pengendalian atau kontrol terhadap
siklus pengeluaran dapat dilaksanakan dengan implementasi dokumentasi dalam
organisasi untuk memantau mutasi anggaran guna menjaga akurasi dan
kelengkapan data laporan keuangan. Dokumentasi informasi keuangan ini
dilaksanakan sebagai proses pengelolaan dan pengawasan untuk menjaga
perputaran dan keamanan aset organisasi yang paling likuid, yaitu kas. Selain
dengan dokumentasi, pengendalian dan pengawasan perputaran kas organisasi
dapat dilakukan dengan menerapkan otorisasi terhadap pengeluaran anggaran
untuk menjamin keabsahan transaksi dan mengurangi risiko penggunaan kas yang
tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi. Agar lebih mudah dimengerti,
penjelasan siklus pengeluaran dalam laporan ini akan menggunakan Data Flow
Diagram (DFD) yang mencakup pihak terkait, kebutuhan dokumen dan otorisasi
dalam pelaksanaan pengeluaran anggaran.
Siklus pengeluaran sendiri terdiri dari dua proses, yaitu transaksi pembelian dan
pengeluaran kas. Transaksi pembelian mencakup identifikasi kebutuhan
organisasi, pemesanan, penerimaan dan pengakuan kewajiban atas akuisisi barang
atau jasa. Sedangkan proses pengeluaran kas adalah tindakan pelunasan kewajiban
yang muncul akibat transaksi pembelian yang dilaksanakan sebelumnya. Masingmasing proses akan dijelaskan sesuai dengan hasil pengamatan pada subjek
penelitian secara lebih rinci pada bab berikutnya.
Untuk menjaga aliran informasi yang akurat dan lengkap serta untuk
mempermudah pengambilan keputusan, dokumentasi siklus pengeluaran perlu
dilakukan dengan menggunakan sebuah sistem yang diterapkan dalam organisasi.
Pentingnya penggunaan sistem informasi membutuhkan adanya kontrol untuk
menjamin kelancatan distribusi dan ketepatan informasi. Oleh karena itu, laporan
ini, pembahasan akan difokuskan kepada analisis siklus pengeluaran termasuk di

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

10

dalamnya pelaksanaan komponen pengendalian internal untuk dijadikan referensi


kontol atas sistem informasi yang digunakan.
2.2

Pengendalian Internal

Pengendalian internal diperlukan entitas untuk tetap beroperasi sesuai dengan


tujuan utamanya sehingga pengendalian internal menjadi kunci dari keberhasilan
operasional entitas. Sistem pengendalian internal sendiri bertujuan untuk
mendorong efisiensi dan efektifitas kegiatan organisasi, mendukung pelaporan
yang dapat diandalkan serta memastikan kepatuhan organisasi terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku. Seperti yang dijelaskan dalam pengertian
pengendalian internal oleh COSO: Internal Control-Intergrated Framework
(2013): a process affected by entitys board of directors, management, and other
personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement
of objectives relating to operations, reporting and compliance. Sedangkan
definisi pengendalian internal oleh Thorngren (2011) adalah:
Internal Control is the organizational plan al all related measures
designed to accomplish the following: (1) Safeguard assets ..., (2)
Encourage employees to follow company policy ..., (3) Promote operational
efficiency ... and (4) Ensure accurate, reliable accounting record ... .
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah segala proses
yang dipengaruhi oleh direksi, manajemen dan personil lainnya yang dirancang
untuk membantu entitas dalam mencapai tujuannya terkait dengan efisiensi
operasional, akurasi dan kenadalan laporan, kepatuhan komponen entitas atas
regulasi dan hukum yang berlaku serta penjagaan aset entitas.
Dalam melaksanakan pengendalian internal, entitas perlu memperhatikan berbagai
aspek internal entitas. Aspek yang perlu diperhatikan antara lain adalah risiko
yang dihadapi entitas, pihak yang bertanggung jawab atas perumusan dan
pelaksanaan pengendalian internal berdasarkan peraturan dan hukum yang berlaku
serta pembagian tugas oleh manajemen untuk menciptakan efisiensi kinerja dan
efektifitas kontrol. Pendekatan risiko dilakukan sesuai dengan bidang operasi
entitas untuk merumuskan prosedur dan penerapan kontrol internal. Akan tetapi,

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

11

pengendalian internal tidak akan efektif apabila komponen entitas tidak memenuhi
prosedur yang telah dirumuskan sebelumnya, sehingga diperlukan pihak yang
bertanggung jawab untuk memeriksa kelengkapan dokumen akuntansi sebagai
dasar bukti pelaporan keuangan serta memastikan bahwa pengendalian internal
telah dilakukan dengan baik. Manajemen entitas juga perlu melakukan pembagian
tugas yang konkrit pada keseluruhan komponen entitas agar pengendalian internal
dapat berjalan dengan optimal. Pembagian tugas ini sangat diperlukan agar
manajemen dapat dengan jelas meminta pertanggung jawaban terhadap pihak
tertentu apabila risiko yang ditaksir terjadi.
2.2.1

Komponen Kontrol Internal

Dalam melaksanakan pengendalian internal, banyak faktor yang harus


diperhatikan oleh entitas karena pengendalian internal merupakan alat untuk
menjaga keselarasan kegiatan operasional entitas dengan strategi dan tujuan
entitas. Terdapat lima komponen pengendalian internal yang dijelaskan COSO
dalam Internal Control: Integrated Framework (2013), yaitu:
1. Control Environment
2. Risk Assessment
3. Control Activities
4. Information & Communication
5. Monitoring
Kelima komponen kontrol internal diatas memiliki peran penting dalam
pelaksanaan kontrol internal organisasi. Masing-masing komponen memiliki tolak
ukur tersendiri untuk memastikan bahwa organisasi telah menjalankan kontrol
yang baik yang akan dijelaskan secara rinci dalam ulasan berikutnya.
2.2.1.1 Control Environment
Lingkungan pengendalian ini merupakan dasar untuk semua komponen lain dari
pengendalian internal agar dapat berfungsi secara optimal. Kelemahan pada
kebijakan dan sistem kendali yang diciptakan oleh pimpinan dan manajemen
menjadi salah satu faktor utama terjadinya kecurangan dalam sebuah organisasi.
Sehingga lingkungan pengendalian harus terbentuk dan mendorong komitmen

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

12

dari setiap komponen organisasi untuk melakukan pengendalian internal yang


didukung oleh demonstrasi pengendalian internal yang dilakukan oleh baik
pimpinan maupun manajemen organisasi.
Untuk dapat menciptakan lingkungan pengendalian yang efektif, maka pimpinan
serta manajemen organisasi perlu menetapkan kebijakan, kode etik dan sistem tata
kelola organisasi yang mampu mendukung keseluruhan komponen organisasi
untuk membentuk lingkungan pengendalian internal yang efektif. Penetapan
kebijakan terkait dengan lingkungan pengendalian mengacu kepada budaya
organisasi yang difokuskan kepada beberapa hal, antara lain:
1. Komitmen terhadap kompetensi yang mengedepankan integritas dan nilai
etika
2. Kepemimpinan yang kondusif dan mendukung setiap komponen
organisasi untuk melakukan pengawasan, pengembangan dan pelaksanaan
pengendalian internal
3. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat kepada setiap
komponen organisasi
4. Kesesuaian ketetapan manajemen dengan standar pengawasan, struktur
organisasi, alur tanggung jawab dan keselarasan ketetapan tersebut dengan
tujuan organisasi
5. Penyusunan dan penerapan kebijakan pembinaan sumber daya manusia
yang mengedepankan pengembangan kompetensi individu dengan tujuan
pencapaian organisasi
6. Akuntabilitas individu dalam pengendalian internal pada kegiatan
organisasi
2.2.1.2 Risk Assessment
Peniliaian risiko yang termasuk dalam manajemen risiko adalah sebuah proses
mengidentifikasi kejadian yang berpotensi dalam menghambat kemampuan
organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Semua risiko ini perlu dikelola
dalam sebuah sistem pengendalian organisasi untuk dijadika dasar pengambila
keputusan manajemen menentukan solusi dan alternatifnya agar risko-risiko

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

13

tersebut tidak menghambat kinerja organisasi secara keseluruhan. Risiko dapat


berasal baik dari dalam organisasi maupun dari luar orgaisasi.
Untuk menghadapi risiko-risiko tersebut, organisasi perlu membuat sebuah
perencanaan pengendalian risiko, program kerja yang mampu meminimalisir risko
tanpa mengurangi optimalisasi kinerja organisasi, serta tindakan yang diperlukan
untuk menghindari dan mengendalikan risiko apabila terjadi. Dalam pelaporan
keuangan, sebuah organisasi perlu mengembangkan kontrol atas kinerja keuangan
untuk mengurangi risiko salah saji laporan dan memastikan ketepatan pelaporan
keuangan organisasi.
2.2.1.3 Control Activities
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006) kegiatan pengendalian andalah tindakan
dan prosedur yang dilakukan untuk memastikan bahwa alur manajemen berjalan
dengan baik. Aktivitas pengendalian mecakup sejumlah kebijakan dan prosedur
yang dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi dan meminimalisir risiko.
Aktivitas pengendalian internal harus memiliki hubungan erat dan terintegrasi
dengan proses penaksiran risiko. Aktivitas pengendalian yang bisa diterapkan oleh
manajemen dapat berupa pengendalian akuntansi yang dirancang untuk
memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian tertentu tercapai untuk setiap
sistem aplikasi yang material dalam organisasi. Adapun unsur-unsur aktivitas
pengendalian antara lain adalah:
1. Pemisahan Tugas
Pemisahan tugas merupakan sebuah titik krusial dalam efektifitas
pelaksanaan pengendalian internal. Hal ini diterapkan dengan cara
memisahkan tanggung jawab dan wewenang dalam otoritasi dan pelaksana
transaksi. Sehingga tanggung jawab pelaku, pencatat dan otorisasi atas
sebuah transaksi tidak jatuh kepada satu pihak saja. Risiko kesalahan dan
peluang tindakan kecurangan dapat diminimalisir dengan adanya
pemisahan tanggung jawab pada sebuah organisasi.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

14

2. Dokumentasi dan Pencatatatan


Seluruh informasi yang mengalir dalam sebuah organisasi harus disimpan
atas peraturan UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
sebagai bukti administrasi dan audit di kemudian hari. Dokumen dan
catatan merupakan media fisik yang digunakan untuk menyimpan data
informasi yang mengalir dalam sebuah organisasi. Wujud dokumen dapat
berupa kertas sampai media penyimpanan dengan menggunakan sistem
komputerisasi. Setiap jenis dokumen dan catatan harus diatur dengan cara
relevan sesuai dengan regulasi akuntansi umum dan regulasi organisasi.
3. Akses terhadap aset
Aset merupakan unsur pernting dalam sebuah organisasi, oleh karena itu
akses terhadap aset perlu dibatasi kepada pihak yang berkepentingan saja.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan pengendalian atas
otorisasi terhadap pihak yang diberikan akses terhadap aset yang memadai.
Pengendalian akses terhadap aset dapat dilakukan dengan dokumentasi dan
catatan penggunaan aset serta dengan menggunakan sistem informasi
organisasi untuk menguatkan pengendalian.
4. Pemeriksaan oleh pihak independen
Dokumentasi dan catatan yang dimiliki organisasi harus bisa menyajikan
informasi sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Agar akuntabilitas dan
relevansi informasi terjaga sesuai dengan kondisi sebenarnya, secara
berkala

informasi

yang

dimiliki

organisasi

akan

dibandingkan

kesesuaiannya dengan aset yang ada. Fungsi ini sebaiknya dilakukan oleh
pihak independen dan tidak memiliki kepentingan dengan informasi dalam
organisasi tersebut.
5. Pengendalian Informasi
Pengendalian pengolahan informasi

memastikan adanya otorisasi,

keakuratan, dan kelengkapan transaksi individual tertentu yang memadai.


Otorisasi membatasi pelaksanaan transaksi atas suatu aktivitas oleh pihak
yang tidak berkepentingan. Akurasi informasi menjamin bahwa semua
transaksi yang tercatat sudah sesuai dengan transaksi yang terjadi.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

15

Sedangkan kelengkapan informasi menjamin bahwa data pendukung atas


transaksi terkait sudah lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan.
2.2.1.4 Information & Communcation
Informasi dan komunikasi merupakan komponen pengendalian internal yang
melintasi dan menghubungkan seluruh komponen lainnya. Informasi yang sesuai
dengan kondisi sebenarnya harus di komunikasikan kepada tingkat manajerial atas
maupun bawah dengan cara dan pada waktu tertentu agar personil organisasi
dapat melaksanakan tanggungjawabnya. Sebuah organisasi perlu memiliki
prosedur yang efektif untuk dapat melakukan komunikasi baik dengan pihak
internal maupun eksternal.
COSO menyarankan bahwa pengendalian internal sistem informasi yang
digunakan organisasi harus bisa menunjukkan pentingnya penyimpanan informasi
dan penggunaan sistem pendukung yang konsisten dan selaras dengan kebutuhan
organisasi secara keseluruhan. Untuk menciptakan sistem strategis dalam
pencapaian tujuan organisasi, manajemen perlu mempertimbangkan perencanaan,
desain dan implementasi sistem informasi sebagai salah satu strategi organisasi.
Selain itu, organisasi juga perlu melakukan integrasi sistem otomasi informasi
suatu aktivitas operasional dengan aktivitas lainnya.
Untuk memastikan bahwa pengendalian internal dapat terlaksana dengan efektif
dan efisien, organisasi harus menentukan kualitas informasi yang dimilikinya.
Berikut faktor yang perlu dipastikan dalam menentukan kualitas informasi:
1. Isi daripada informasi yang dilaporkan sesuai dengan kondisi sebenarnya
2. Informasi disajikan tepat waktu dan tersedia apabila dibutuhkan
3. Informasi yang terkandung mewakili kondisi terkini
4. Data dan informasi yang disajikan tepat dan dapat dijamin akurasinya
5. Informasi dapat diakses oleh pengguna yang sesuai
Komunikasi berperan sebagai penghantar informasi yang mengalir dalam sebuah
organisasi. Selain itu, komunikasi baik dalam organisasi maupun kepada pihak
eksternal organisasi mampu membantu organisasi dalam mengidentifikasi risiko
dalam pelaksanaan pengendalian internal yang mungkin terjadi dan mengolah

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

16

informasi tersebut untuk mengembangkan kebijakan pengendalian internal


organisasi. Dengan adanya komunikasi, organisasi dapat mengolah informasi
terkait dengan kinerja selama periode tertentu kedalam laporan finansial, laporan
kinerja operasional dan reviu kepatuhan kebijakan dan peraturan yang berlaku.
2.2.1.5 Monitoring Activities
Setiap kegiatan yang dilakukan harus selaras dengan tujuan operasional dan
strategis

organisasi.

Untuk

mencapai

keselarasan

tersebut,

dibutuhkan

pengawasan atas jalannya aktivitas-aktivitas dalam organisasi. Aktivitas


pengawasan mencakup evaluasi atas komponen pengendalian internal telah
dilaksanakan dan berfungsi dengan baik. Temuan yang berkaitan dengan
pengendalian ini akan dievaluasi secara menyeluruh dan di informasikan untuk
menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan pengendalian
internal. Aktivitas pengawasan ini dapat dilakukan oleh semua pihak organisasi,
baik dari tingkat manajerial bawah ke atas.
2.3

Pedoman Rekonsiliasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

Bank Indonesia menetapkan prosedur rekonsiliasi sebagai bagian dari aktivitas


pengawasan atas mutasi rekening dalam bentuk kas. Pada buku pedoman
rekonsiliasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, terdapat dua jenis rekonsiliasi
yaitu rekonsiliasi giro bank dan rekonsiliasi kartu kredit. Kedua jenis rekonsiliasi
akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikut:
2.3.1

Rekonsiliasi Giro Bank

Rekonsiliasi adalah kegiatan pencocokan antara saldo yang tercatat pada sistem
BI-SOSA (Sentralisasi Otomasi Sistem Akuntansi Bank Indonesia) dan saldo
yang tercatat pada rekening bank (bank statement), sebagai upaya untuk
memperoleh saldo yang benar dan akurat.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

17

Pelaksanaan rekonsiliasi giro bank pada sistem BI-SOSA diatur sebagai berikut:
1.

Rekonsiliasi dilakukan secara periodik (minimal sebulan sekali).

2.

Rekonsiliasi dilakukan dengan cara membandingkan transaksi pemakaian


rekening giro bank yang telah diinput di BI-SOSA dengan bank statement
secara bulanan.

3.

Rekonsiliasi dilakukan oleh petugas data entry dengan melakukan proses


pencocokan mutasi rekening pada saat sistem BI-SOSA dengan mutasi
pada bank statement. Nominal mutasi debet dan kredit yang dicocokan
harus sama (balance).

4.

Apabila terdapat mutasi/transaksi debet atau kredit yang ada di bank


statement tapi belum terdapat di sistem BI-SOSA, maka mutasi/transaksi
tersebut harus diinput ke BI-SOSA.

5.

Petugas persetujuan melakukan verifikasi dan persetujuan hasil


rekonsiliasi.

2.3.2

Rekonsiliasi Kartu Kredit

Rekonsiliasi kartu kredit dilakukan untuk membandingkan transaksi pemakaian


kartu kredit kedinasan yang telah diinput di BI-SOSA dengan tagihan pembayaran
kartu kredit secara bulanan.
Pelaksanaan rekonsiliasi kartu kredit diatur sebagai berikut:
1.

Sistem menampilkan semua mutasi rekening kartu kredit debet dan kredit.

2.

Petugas data entry melakukan proses pencocokan mutasi rekening kartu


kredit dengan tagihan kartu kredit. Nominal mutasi debet dan kredit yang
dicocokan harus sama (balance).

3.

Petugas persetujuan melakukan verifikasi dan persetujuan rekonsiliasi.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

BAB 3
PROFIL ORGANISASI

3.1

Profil Bank Indonesia

3.1.1 Sejarah Bank Indonesia


Bank Indonesia didirikan pertama kali pada tahun 1953 menggantikan fungsi De
Javasche Bank sebagai bank sentral yang bertugas untuk mengatur sistem
moneter, perbankan dan pembayaran di Indonesia. Undang-undang yang
mengatur Bank Indonesia kerap direvisi seiring dengan perkembangan ekonomi
dan politik dalam negeri. Hingga dibentuk UU No. 23/1999 dan sebagaimana
telah diubah dengan UU RI No. 6/2009 yang menjelaskan mengenai status dan
kedudukan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia yang
independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas telah diatur dalam undang-undang
tersebut.
Kedudukan Bank Indonesia yang telah ditetapkan dalam undang-undang adalah
sebagai Bank Sentral Republik Indonesia yang bertindak sebagai otoritas moneter.
Bank

Indonesia

mempunyai

otorisasi

penuh

dalam

merumuskan

dan

melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya. Pihak luar tidak dibenarkan


mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga
berkewajiban untuk menolak dan mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun
dan dari pihak manapun juga. Sebagai badan hukum, status Bank Indonesia
mempunyai status sebagai badan hukum publik dan perdata. Sebagai badan
hukum publik, Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan regulasi hukum
yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh
masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sedangkan sebagai badan
hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di
dalam maupun di luar pengadilan.
Dalam kapasitasnya sebagai Bank Sentral, tujuan utama dari Bank Indonesia
adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Kestabilan nilai

18

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

19

Rupiah ini didalamnya terdapat dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa dicerminkan dengan laju inflasi dan kestabilan nilai
mata uang terhadap mata uang asing dicerminkan dengan nilai tukar Rupiah
dengan mata uang asing. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia
didukung oleh tiga pilar utama yang juga merupakan bidang tugasnya:
1.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2.

Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

3.

Mengatur dan mengawasi perbankan Indonesia

Untuk mendukung efektifitas dan efisiensi kerja, Bank Indonesia membentuk


perpanjangan tangan di dalam maupun di luar negeri. Jaringan kantor Bank
Indonesia di seluruh wilayah Indonesia disebut Kantor Bank Indonesia (KBI)
yang berfungsi sebagai pengawas perekonomian regional. Jaringan Bank
Indonesia di luar negeri disebut Kantor Perwakilan (KPw).
Di awal tahun 2014 ini, pilar ketiga Bank Indonesia yang mengatur dan
mengawasi perbankan Indonesia diambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan yang
dibentuk tahun 2013 sebagai pengatur dan pengawas sistem jasa keuangan.
Pengalihan fungsi ini resmi efektif sejak tanggal 31 Desember 2013 dengan
Laporan Deputi Gubernur Bidang 3 Bank Indonesia mengenai Serah Terima
Pengawasan Mikroprudensial Bank dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
3.1.2

Visi dan Misi

Visi
Menjadi lembaga bank sentral yang dipercaya sebagai penjaga stabilitas moneter
dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Misi
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah melalui pemeliharaan
kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk
pembangunan ekonomi nasional yang berkualitas dalam jangka panjang.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

20

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Bank Indonesia menetapkan nilai-nilai
strategis yang menjadi pedoman dasar lingkungan Bank Indonesia untuk dalam
bertindak,

yakni

kompetensi,

intergritas,

transparansi,

akuntabilitas

dan

kebersamaan. Bank Indonesia juga menetapkan sasaran strategis jangka menengah


untuk mewujudkan visi, misi dan nilai strategis tersebut, yaitu:
1. Memperkuat pengendalian inflasi dari sisi permintaan dan penawaran
2. Menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah
3. Mendorong pasar keuangan yang dalam dan efisien
4. Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien dan sinergis
5. Memelihara sistem pembayaran yang aman, efisien dan lancar
6. Memperkuat pengelolaan keuangan Bank Indonesia yang akuntabel
7. Mewujudkan proses kerja efektif dan efisien dengan dukungan Sistem
Informasi, Kultur dan Tata Kelola yang baik
8. Mempercepat ketersedaan Sumber Daya Manusia yang kompeten
9. Memperkuat aliansi strategis dan meningkatkan persepsi positif Bank
Indonesia
10. Memantapkan

kelancaran

transisi

pengalihan

fungsi

pengawasan

perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


3.1.3

Struktur Organisasi Bank Indonesia

Pada awalnya, struktur organisasi Bank Indonesia dibagi kedalam dua departemen
fungsi yang dibentuk sesuai dengan tujuan Bank Indonesia yaitu untuk menjaga
stabilitas moneter, menjaga stabilitas sistem keuangan dan melakukan
pengawasan atas perbankan di Indonesia. Kedua departemen fungsi ini memiliki
sub-bagian masing-masing yang berperan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas Bank Indonesia dalam mencapai tujuannya. Guna memperkaya
informasi yang dimiliki Bank Indonesia, setiap Kantor Perwakilan baik dalam
negeri maupun luar negeri mewakili sub-departemen untuk melakukan riset dan
tinjauan mengenai kondisi dan situasi perekonomian di wilayahnya.
Namun, dalam perkembangannya, fungsi pengawasan perbankan yang dilakukan
oleh Bank Indonesia telah dipindahtangankan kepada Otoritas Jasa Keuangan

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

21

(OJK) sehingga tujuan utama Bank Indonesia menjadi: menjaga stabilitas moneter
dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Untuk mencapai kedua tujuan utama
tersebut, struktur organisasi Bank Indonesia dilengkapi dengan Departemen
Manajemen Intern yang bertugas untuk menjamin kelancaran, efisiensi dan
efektifitas kinerja pada keseluruhan bagian organisasi Bank Indonesia. Selain itu,
agar Bank Indonesia dapat secara efektif merumuskan kebijakan moneter yang
akan diterapkan di Indonesia, Bank Indonesia memiliki perwakilan di dalam
negeri yang disebut Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) dan beberapa
Kantor Perwakilan Luar Negeri (KPwLN).

Gambar 3.1 - Struktur Organisasi Bank Indonesia


(Sumber: Website Bank Indonesia)

3.2

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia, diperlukan


informasi dan analisis mengenai kondisi ekonomi, moneter dan perbankan dari
dalam negeri dan luar negeri khususnya pada pusat-pusat pasar keuangan dan
modal dunia. Untuk itu Bank Indonesia menempatkan beberapa Kantor

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

22

Perwakilannya di luar negeri, antara lain di London, New York, Singapura dan
Tokyo. Dengan adanya Kantor Perwakilan ini, diharapkan dapat membantu Bank
Indonesia dalam meningkatkan kualitas perumusan kebijakan dan memberikan
informasi yang terkait dengan tugas Bank Indonesia kepada berbagai pihak di luar
negeri.
Pada dasarnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia bertugas untuk membantu
pencapaian tugas utama Bank Indoneisa, yaitu menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Dalam hal penetapan kebijakan moneter, perwakilan berperan sebagai
penyelenggara survei seperti yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 23
Tahun 1999 Pasal 14 tentang Bank Indonesia dengan melakukan pengamatan dan
pengolahan data informasi ekonomi dan keuangan di wilayah kerjanya untuk
dijadikan bahan pengambilan keputusan kebijakan moneter yang dilakukan Bank
Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, kegiatan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam menjalankan hubungan internasional
Bank Indonesia salah satunya adalah membantu dalam penyusunan rencana devisa
dan memperlancar usaha pembangunan dengan memperhatikan posisi likuiditas
dan solvabilitas Indonesia di mata internasional untuk diajukan kepada
Pemerintah melalui Dewan Moneter. Untuk menjaga dan memelihara likuiditas
dan solvabilitas tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia wajib mendukung
kegiatan hubungan internasional Bank Indonesia dengan rincian: (UndangUndang No. 13 Tahun 1968 Pasal 38 ayat 2)
1. Menguasai, mengurus dan menyelenggarakan tata-usaha cadangan emas
dan devisa milik Negara sesuai dengan ketetapan syarat-syarat
pembayaran berkenaan dengan perjanjian-pernjanjian pinjaman yang
mengakibatkan kewajiban pembayaran atas cadangan emas dan devisa
Negara.
2. Menata-usahakan tagihan dan kewajiban tunai maupun berjangka terhadap
luar negeri.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

23

3. Mengusahakan pemeliharaan jumlah cadangan minimum emas dan devisa


negara terhadap kewajiban internasional dalam perbandingan yang diatur
dalam Undang-Undang.
4. Melaporkan perkembangan neraca pembayaran menunjukkan gejala-gejala
yang mengkibatkan turunnya cadangan emas dan devisa milik Negara
dibawah cadangan minimum yang telah ditetapkan kepada Pemerintah
melalui Dewan Moneter serta mengambil tindakan yang perlu untuk
mengembalikan keseimbangan neraca pembayaran tersebut.
5. Menjalankan pekerjaan-pekerjaan dalam bidang pembayaran dengan Luar
Negeri.
Sebagai perwakilan Bank Indonesia yang dekat dengan pusat ekonomi
internasional, Kantor Perwakilan bertugas untuk membina hubungan dengan
lembaga-lembaga internasional dan lembaga-lembaga lainnya yang berkaitan
dengan kepentingan Bank Indonesia di wilayah kerjanya. Lembaga-lembaga
internasional ini berperan sebagai sarana pusat informasi yang diperlukan oleh
Bank Indonesia sebagai bahan pengambilan keputusan kebijakan-kebijakan yang
akan diterapkan di Indonesia. Selain itu, entitas juga bertugas untuk membantu
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap kantor bank dan lembaga
pembiayaan nasional dalam wilayah kerjanya. Tugas yang diembankan kepada
perwakilan Bank Indonesia ini berfungsi untuk membantu Bank Indonesia dalam
pencapaian tugas utama Bank Indonesia.
3.2.1

Sejarah Kantor Perwakilan Bank Indonesia (New York)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York pertama kali dibuka pada tanggal 1
Agustus 1947 sebagai bekas perwakilan De Javasche Bank (DJB) di New York.
Seperti Kantor Perwakilan Luar Negeri lainnya, peran utama yang dimiliki oleh
Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York adalah sebagai perpanjangan
tangan Bank Indonesia Pusat dalam menjalankan tugas hubungan internasional
yang terdiri dari tiga tugas utama (Bank Sentral, n.d):

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

24

1.

Melakukan kerjasama dengan bank sentral negara lain dan lembaga


keuangan internasional

2.

Menerima pinjaman luar negeri dan mencari investor luar negeri atas nama
Bank Indonesia

3.

Melakukan kerjasama dengan Perwakilan Pemerintah Indonesia di Luar


Negeri dalam menatausahakan dan menyelesaikan kewajiban Pemerintah

Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York berperan langsung mewakili Bank
Indonesia dalam melakukan kerjasama dengan Federal Government of the United
States of America selaku Bank Sentral Amerika Serikat dalam meningkatkan
kualitas informasi moneter dan perbankan yang diterapkan oleh Fed. Selain itu,
Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York juga berperan untuk mewakili
Indonesia dengan lembaga keuangan internasional lainnya seperti International
Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang berpusat di Washington D.C,
Amerika Serikat.
Untuk menarik investor luar negeri, Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York
berwenang

untuk

melakukan

seminar

di

kontinen

Amerika,

dan

mempresentasikan kebijakan moneter Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia


dan menjual kredibilitas investasi di Indonesia. Pada bulan November 2013,
Kantor Perwakilan Indonesia telah melakukan seminar perekonomian Indonesia di
Kanada untuk menarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.
Dalam seminar ini, Bapak Sugeng selaku Kepala Kantor Perwakilan Bank
Indonesia New York memaparkan perkembangan ekonomi Indonesia yang relatif
stabil dan meningkat. (Promosi Indonesia Sebagai Mitra Perdagangan dan
Tujuan Investasi, KBRI Ottawa, 2013)
Dalam

mewakili

bank

sentral

dalam

menjalankan

fungsi

hubungan

internasionalnya serta sebagai delegasi Indonesia yang mewakili pemerintah dan


Negara Republik Indonesia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York
bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan cadangan devisa Negara yang
ditugaskan kepada bagian dealing room. Bagian ini bertanggung jawab dalam
pelaporan perkembangan neraca perdagangan terkait

dengan kewajiban

pemerintah dan cadangan devisa negara.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

25

3.2.2

Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

Struktur Organisasi di Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York relatif kecil
karena tugas Kantor Perwakilan Luar Negeri lebih sedikit daripada Bank
Indonesia Pusat. Disesuaikan dengan fungsi dan tugas Kantor Perwakilan Luar
Negeri Bank Indonesia, struktur organisasi terdiri dari Gubernur Kantor
Perwakilan Bank Indonesia, Bagian Ekonomi Internasional, Bagian Administrasi
dan Sub Dealing Room. Saat ini, struktur organisasi Kantor Perwakilan Bank
Indonesia New York adalah sebagai berikut:
Sugeng

Kepala Kantor
Perwakilan BI New York

Iwan Setiawan

Kepala Bagian Ekonomi


Internasional

Arditya Dinar
Fiskiawan

Ruth A. Cussoy Intama


Kepala Dealing Room

Kepala Bagian Administrasi

Aurora Madrid

Sigit Setiawan

Dudi Rochyadi

Nugraha Y.
Handrajati
Dealer

Sekretaris

Dealer

Staff Administrasi

Prasemo R.
Martadarma

Petugas Data Entry


Gambar 3.2 - Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York
(Sumber: Dokumen Struktur Organisasi Internal Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York)

Struktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia terbagi menjadi 3 bagian utama:


1.

Bagian Ekonomi Internasional


Bagian Ekonomi Internasional bertugas untuk memberikan informasi
mengenai kondisi ekonomi, moneter dan perbankan di luar Indonesia.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

26

Secara detil, analisis yang diberikan antara lain adalah analisis hasil
diskusi kebijakan ekonomi dengan lembaga keuangan internasional
lainnya di wilayah New York. Selain itu, bagian ekonomi internasional
juga mempunyai tugas untuk memberikan informasi dan analisa mengenai
efisiensi dan efektifitas kebijakan moneter yang diberlakukan di Indonesia
dengan terhadap kondisi perekonomian internasional.
2.

Bagian Administrasi
Bagian Administrasi bertanggung jawab untuk dokumentasi arsip-arsip
Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York, baik dokumen surat/fax
maupun dokumen akuntansi. Selain itu, bagian administrasi juga
bertanggung jawab atas kontrol keluar-masuk kas melalui pencatatan
anggaran dan pengesahan cek beredar.

3.

Sub Dealing Room


Dealing Room bertugas untuk membantu Bank Indonesia dalam
pengelolaan cadangan devisa dengan melakukan penelitian dan pelaporan
informasi berkaitan dengan neraca perdagangan Indonesia terhadap
kewajiban pemerintah dan cadangan devisa negara. Seperti yang diatur
dalam PMK No. 170/PMK.08/2008 tentang Transaksi Surat Utang Negara
Secara Langsung, badan yang memiliki bagian dealing room ditunjuk oleh
kementrian untuk melakukan transaksi Surat Utang Negara secara
langsung.

3.2.3 Bagian Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York


Bagian Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York secara garis
besar berperan sebagai bagian keuangan. Bapak Dinar Fiskiawan selaku Kepala
Bagian Administrasi menjabarkan bahwa Bagian Administrasi memiliki tugas
fungsi yang sama dengan bagian keuangan dari sebuah organisasi, hanya saja
pengaturan dokumentasi arsip diperluas tidak terbatas pada dokumen akuntansi
(percakapan penulis dengan sumber pada tanggal 20 Juni 2013).

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

27

Tugas pokok Bagian Administrasi Kantor antara lain adalah:


1. Mengatur

dan

menyimpan

arsip

resmi

(Surat

Edaran,

Surat

Pemberitahuan, faksmili dan lain-lain) yang diedarkan dari dan kepada


Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York
2. Membantu perencanaan kegiatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia New
York dengan lembaga keuangan internasional atau Perwakilan Pemerintah
Indonesia di luar negeri
3. Melakukan kontrol atas budget Kantor Perwakilan Bank Indonesia New
York yang telah di setujui oleh Departemen Keuangan Internal (DKI)
Bank Indonesia Pusat
4. Menyajikan informasi atau laporan keuangan kepada Kepala Perwakilan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York
5. Melakukan pengesahan transaksi masuk atau keluar yang dilakukan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York
6. Melakukan kontrol atas keutuhan dokumen akuntansi yang dimiliki Kantor
Perwakilan Bank Indonesia New York
7. Melakukan input data akuntansi ke dalam sistem BI SOSA
8. Melaksanakan kewajiban penggajian dan insentif lainnya bagi untuk
anggota organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

BAB 4
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MASALAH

Pada bab pembahasan ini, penulis akan menjelaskan mengenai siklus pengeluaran
yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York (selanjutnya
akan disebut KPwBI New York) dan analisis pengendalian internal atas siklus
pengeluaran tersebut. Penelitian mengenai siklus pengeluaran dilakukan secara
empiris dan penjelasan akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara
membandingkan teori serta kebijakan terkait dengan pengendalian internal yang
ada dengan praktik pengendalian internal yang dilakukan. Pertama, penulis akan
memberikan hasil pengamatan sistematika arus dokumen dan otorisasi pada siklus
pengeluaran entitas. Kemudian akan dilanjutkan dengan analisis pengendalian
internal yang meliputi lingkungan pengendalian, risiko dan aktifitas pengendalian
dan pengawasan yang dilakukan.
4.1

Siklus Pengeluaran pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia New


York

Siklus pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh KPwBI New York terdiri dari
dua proses, yaitu transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Kedua proses dalam
siklus pengeluaran ini menggunakan sistem otomasi akuntansi Bank Indonesia
(selanjutnya akan disebut BI-SOSA). Oleh karena itu, pembahasan dilakukan atas
penelitian siklus pengeluaran yang dilakukan baik dalam sistem maupun tanpa
sistem yang mencakup dokumentasi dan persetujuan dokumen untuk pengeluaran
anggaran.
Transaksi pembelian merupakan fase akuisisi barang atau jasa yang dilakukan
berdasarkan pengajuan dari bidang internal KPwBI New York yang sudah
disetujui oleh Kepala Perwakilan. Sedangkan pengeluaran kas adalah fase
finansial pelunasan tagihan atas transaksi pembelian yang tercatat dalam sistem
dan telah disetujui pelaksanaan pengeluaran kas oleh Kepala Bagian Administrasi
KPwBI New York. Pada bagian ini, siklus beserta dengan analisis pengendalian

28

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

29

pada siklus pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh KPwBI New York akan
dijelaskan secara rinci.
4.1.1 Mekanisme Transaksi Pengeluaran Anggaran Kantor Perwakilan
Bank Indonesia New York
Transaksi pengeluaran anggaran adalah sebuah proses akuisisi barang atau jasa
yang dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk kegiatan operasionalnya yang selaras
dengan tujuan utama organisasi. Transaksi pembelian mencakup identifikasi
kebutuhan organisasi, pemesanan, penerimaan dan pengakuan kewajiban atas
akuisisi barang atau jasa. Dalam melaksanakan transaksi pembelian atau
pengeluaran anggaran, sebuah organisasi membutuhkan adanya tindakan
pengendalian dan pengawasan atas keselarasan dan kesinambungan transaksi
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Tindakan pengendalian pada transaksi
pembelian dapat dilakukan dengan cara menerapkan otorisasi transaksi serta
pendelegasian tugas dan wewenang yang tepat.
Setiap organisasi memerlukan pengendalian atas segala kegiatan perputaran
anggaran, baik berupa pengeluaran maupun pendapatan. Pengendalian transaksi
yang dimaksud dapat dilakukan salah satunya dengan cara proses otorisasi
dokumen. Pada KPwBI New York, otorisasi dan persetujuan dilakukan dengan
dua tahap, pertama persetujuan pengajuan pengeluaran anggaran oleh Kepala
Perwakilan dan kedua persetujuan pengeluaran kas oleh Kepala Bidang
Administrasi. Pengajuan pengeluaran anggaran dilakukan oleh pihak yang
membutuhkan adanya pengeluaran anggaran baik melalui pembelian barang atau
jasa maupun melalui pengajuan proposal rangkaian acara. Proses persetujuan
utama terletak pada persetujuan Kepala Perwakilan yang memulai seluruh proses
transaksi pembelian dan dilanjutkan dengan proses pengeluaran kas. Setelah
pengajuan pengeluaran anggaran disetujui, proposal pengajuan diserahkan kepada
Kepala Bidang Administrasi untuk dilakukan reviu dan persetujuan untuk
pengeluaran kas. Dari alur otorisasi transaksi pengeluaran anggaran ini, dapat
disimpulkan bahwa keputusan pada siklus pengeluaran dan output persetujuan
terletak pada dua pihak yaitu Kepala Perwakilan dan Kepala Bidang Administrasi.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

30

Otorisasi transaksi ini didukung oleh pembagian tugas yang dilaksanakan entitas.
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang jelas akan mempersempit
kemungkinan adanya tindakan yang melanggar aturan. Pembagian tugas dan
fungsinya dapat dirinci sebagai berikut:
1. Pengaju Transaksi (Initiator of transaction)
Transaksi dapat dilakukan oleh semua personil entitas dengan persetujuan
Kepala Perwakilan dan Kepala Bidang Administrasi untuk meminimalisir
risiko penggunaan anggaran yang tidak proporsional (diluar kebutuhan
dinas).
2. Pencatat Transaksi (Data entry)
Transaksi yang terjadi harus dicatat ke dalam sistem BI-SOSA sebagai
bukti penggunaan anggaran. Akses ke dalam BI-SOSA hanya diberikan
kepada petugas data entry dan Kepala Bidang Administrasi untuk
menghindari adanya tindakan kecurangan oleh pihak yang tidak
berkepentingan.
3. Persetujuan Transaksi (Approver of transaction)
Persetujuan pengeluaran atas sebuah transaksi hanya dapat dilakukan oleh
Kepala Bidang Administrasi sebagai wewenang keuangan KPwBI New
York agar penggunaan anggaran dapat dikendalikan.
Penjelasan mengenai otorisasi dokumen pengeluaran anggaran diberikan atas hasil
pengamatan terhadap kegiatan transaksi pembelian atau pengeluaran anggaran,
dari mulai pengajuan sampai dengan pelunasan. Ringkasan otorisasi dokumen
untuk transaksi pengeluaran anggaran KPwBI New York dapat dilihat pada
Gambar 4.1.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

31

Gambar 4.1 - Proses Otorisasi Dokumen untuk Pengeluaran Anggaran KPwBI New York

Pengajuan pengeluaran anggaran diberikan oleh bidang tertentu dalam entitas


dengan memberikan keterangan pengeluaran tersebut. Misalnya, Bidang Analisis
Internasional membutuhkan biaya transportasi dan akomodasi selama pelaksanaan
survei, maka Bidang Analisis Ekonomi harus mengajukan proposal pengeluaran
anggaran kepada Kepala Perwakilan. Apabila pengajuan pengeluaran anggaran
sudah disetujui oleh Kepala Perwakilan, maka anggaran yang diajukan oleh
Bidang Analisis Ekonomi akan diserahkan kepada Kepala Bidang Administrasi
untuk disesuaikan dengan anggaran yang ada. Pada proses pengajuan pengeluaran
anggaran ini, otoritas utama terletak pada Kepala Perwakilan sebagai wewenang
atas keputusan kegiatan Bank Sentral yang dilakukan oleh KPwBI New York.
Sedangkan Kepala Bidang Administrasi berperan sebagai wewenang keuangan
yang menyetujui pengeluaran anggaran yang diajukan.
Setelah anggaran disetujui oleh Kepala Bidang Administrasi, maka informasi
pengeluaran akan diserahkan kepada staf bidang administrasi untuk melakukan

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

32

persiapan pengeluaran kas dan kepada petugas data entry untuk melakukan input
ke dalam sistem BI-SOSA. Transaksi yang dilakukan kemudian akan dibuat
Warkat Anggaran untuk pelunasan. Apabila transaksi menggunakan sistem tunai,
maka persetujuan Warkat Anggaran segera diajukan kepada Kepala Bidang
Adminitrasi untuk persiapan pembuatan cek untuk pembayaran. Adapun transaksi
dilakukan secara non-tunai, maka persetujuan Warkat Anggaran diajukan pada
saat tagihan diterima. Dalam hal ini, pengakuan pengeluaran anggaran oleh
KPwBI New York dilakukan dengan basis akrual, akan tetapi otorisasi
pengeluaran anggaran dilakukan dengan basis kas. Cek yang dibuat atas
persetujuan Warkat Anggaran tersebut akan diserahkan kepada Bank untuk
dilakukan pemindahan dana kepada pihak yang menagih.
Dari ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa entitas menerapkan pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab dilaksanakan dengan tepat dan jelas sehingga
memungkinkan terciptanya batasan otoritas kegiatan finansial KPwBI New York.
Keputusan pengeluaran anggaran dan pelunasannya terletak pada dua pihak saja,
yaitu Kepala Perwakilan dan Kepala Bagian Administrasi. Limitasi otorisasi
keputusan pengeluaran anggaran ini memungkinkan entitas untuk meminimalisir
risiko penyalahgunaan anggaran atas kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan
entitas. Adapun pembagian tugas yang dilakukan, bertujuan untuk membantu
proses otorisasi dokumen dalam transaksi. Otorisasi transaksi dilakukan untuk
mengendalikan, mengawasi dan mengurangi risiko adanya pengeluaran anggaran
yang tidak sah atau tidak berkaitan dengan kegiatan strategis organisasi dalam
mencapai tujuan utamanya. Oleh karena itu, kedua kegiatan pengendalian dalam
siklus pengeluaran pada KPwBI New York saling berhubungan dan saling
mendukung adanya pengendalian internal secara keseluruhan yang efektif dan
efisien.
4.1.2

Mekanisme Pengeluaran Kas (Mutasi Rekening) Kantor Perwakilan


Bank Indonesia New York

Proses pengeluaran kas adalah proses pelunasan atas transaksi pembelian yang
dilakukan sebelumnya. Dalam sebuah sistem informasi, mutasi kas yang muncul
akibat adanya transaksi pembelian harus dicatat agar catatan dan laporan

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

33

keuangan dapat merepresentasikan kegiatan keuangan entitas yang sebenarnya.


KPwBI New York menggunakan sistem pencatatan BI-SOSA yang didukung oleh
penyimpanan data dalam bentuk dokumen dalam internal storage.
Pada sistem BI-SOSA, transaksi pengeluaran kas memerlukan dokumen berupa
Warkat Anggaran sebagai bukti input data ke dalam sistem. Pengakuan dan
pencatatan pengeluaran dilakukan oleh petugas data entry sebagai pihak yang
bertanggung jawab atas pencatatan kegiatan keuangan KPwBI New York. Warkat
Anggaran ini kemudian di serahkan kepada Kepala Bagian Administrasi untuk
disetujui dan digunakan sebagai referensi pembuatan cek untuk transaksi
pengeluaran

kas.

Adapun

satuan

berkas

yang

disimpan

untuk

bukti

pertanggungjawaban dan bukti audit terdiri dari Warkat Anggaran, bukti cek dan
dokumen administratif pendukung misalnya proposal pengajuan pengeluaran
anggaran. Proses pengeluaran kas merupakan bagian dari keseluruhan transaksi
pembelian yang diilustrasikan ke dalam Gambar 4.1. Secara detail, ilustrasi
dokumentasi dan otorisasi pengeluaran kas diringkas dalam Gambar 4.2.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

34

Gambar 4.2 - Mekanisme Pengeluaran Anggaran KPwBI New York

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, Warkat Anggaran


berfungsi sebagai alat pengakuan transaksi pengeluaran anggaran melalui
persetujuan pihak yang berwenang dan bukti audit yang wajib dibukukan entitas.
Persetujuan Warkat Anggaran digunakan sebagai syarat pembuatan cek untuk
menghindari kesalahan pada pembuatan cek. Cek yang dibuat tersebut akan
dikirim kepada Bank terkait untuk dilakukan pemindahan dana kepada pihak yang
menagih. Bukti cek keluar akan dilampirkan bersama dengan Warkat Anggaran
dan dokumen administratif pendukung (misalnya pengajuan pengeluaran
anggaran) untuk dijadikan bahan penyesuaian mutasi rekening yang tercatat dalam
sistem BI-SOSA dengan catatan yang dikeluarkan oleh bank dalam bentuk bank
statement. Kontrol atas pemindahan dana ini akan dilakukan secara periodik (per-

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

35

bulan) oleh petugas data entry sebagai penanggung jawab proses rekonsiliasi
sesuai dengan prosedur yang ada.
Pengumpulan seluruh dokumen keuangan yang mengalir dalam siklus
pengeluaran, baik transaksi pembelian maupun pengeluaran kas dilakukan seiring
dengan proses otorisasi dan berakhir pada saat cek dikirim kepada bank. Seluruh
dokumen yang terkumpul ini, digunakan sebagai data referensi dan basis
pelaksanaan kegiatan pengendalian internal yang dilakukan penulis selama
program magang, yaitu rekonsiliasi yang dilaksanakan tanpa sistem. Namun, pada
dasarnya, dokumen yang terkumpul ini akan digunakan sebagai bahan referensi
pelaksanaan rekonsiliasi selaku bagian dari kegiatan pengendalian internal oleh
petugas data entry.
4.2

Analisis Pengendalian Internal atas Siklus Pengeluaran Kantor


Perwakilan Bank Indonesia New York

Berdasarkan penjelasan siklus pengeluaran yang telah dijabarkan pada sub-bab


sebelumnya, bagian ini akan difokuskan kepada pengendalian internal dalam
siklus tersebut. Rangka analisis yang dilakukan adalah dengan membandingkan
catatan internal terhadap rekening koran bank. Hasil temuan digunakan sebagai
data acuan pengendalian pada sistem otomasi BI-SOSA. Setiap komponen
pengendalian internal akan dijelaskan lebih jauh dalam kegiatan pengendalian dan
pengawasan

serta

pengaruhnya

terhadap

pengambilan

keputusan

dalam

pengembangan pengendalian sistem.


Analisis pengendalian internal pada KPwBI New York dilakukan atas dasar
pengamatan dan kerjasama tugas yang dilakukan selama program magang
berlangsung. Atas permitaan KPwBI New York, analisis dilakukan dengan
menggunakan metode kuantitatif tanpa men-disclose data informasi numerik.
Adapun informasi numerik yang disajikan merupakan hasil perhitungan yang
dilakukan sesuai dengan data yang ada.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

36

4.2.1

Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Proses pengendalian internal ditegakkan dengan integritas dan nilai etika yang
didukung oleh komitmen terhadap kompentensi serta kepemimpinan yang
kondusif. Struktur organisasi KPwBI New York dengan sumber daya efisien dapat
menghasilkan budaya dan lingkungan pengendalian yang efektif. Setiap personil
melaksanakan kegiatan operasional entitas berdasarkan tanggung jawab dan
wewenang yang diberikan.
Pembagian tugas dilakukan oleh KPwBI New York dalam rangka pendelegasian
tugas dan wewenang setiap personil. Khususnya dalam siklus pengeluaran,
tanggung jawab dan wewenang antara pelaku pengajuan, persetujuan dan
pencatatan dipisahkan untuk menghindari adanya tindakan kecurangan oleh pihak
yang tidak berkepentingan. Ketetapan prosedur pengeluaran anggaran yang
dibutuhkan dilakukan secara konsisten sehingga pembagian tanggung jawab dan
wewenang setiap pihak yang terkait terpisahkan secara jelas.
Kepatuhan atas prosedur ini memudahkan pengawasan dan identifikasi apabila
terjadi penyimpangan dalam kegiatan sehari-hari. Didukung oleh teori kausal yang
dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa di tahun 1968, bahwa dengan mencari sebabakibat dalam pengawasan dan pengambilan tindakan preventif terhadap risiko
yang mungkin terjadi.

Gambar 4.3 - Fishbone Theory oleh Kaoru Ishikawa (1968)

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

37

Teori kausal ini menjelaskan bahwa kepatuhan terhadap proses atau prosedur yang
ditetapkan, perilaku personil, lingkungan kerja dan pengelolaan organisasi bisa
dijadikan bahan evaluasi atas suatu masalah yang terjadi di sebuah organisasi.
Dengan penerapan budaya kerja KPwBI New York yang terbuka, pembagian
tugas dan wewenang yang jelas serta kepatuhan pada prosedur dapat mendorong
analisis dan solusi atas risiko secara lebih detil dan mendalam. Contohnya, apabila
terjadi salah saji pada laporan kinerja keuangan entitas, pencarian sumber masalah
dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan pada proses pencatatan dengan
membandingkan catatan internal dengan catatan bank (process), mencari referensi
pencatatan transaksi pengeluaran anggaran dan deposito anggaran yang terlewat
(people), dan atau dengan mereviu bagaimana proses otorisasi yang dilaksanakan
(management).
Jika dibandingkan dengan kondisi yang ada pada KPwBI New York, maka dapat
disimpulkan bahwa adanya kepatuhan terhadap prosedur, integritas, konsistensi
dan komitmen dari setiap personil dari masing-masing bidang dapat mencegah
risiko yang mungkin terjadi serta dapat membantu entitas untuk melakukan
pengendalian internal yang efektif dan efisien.
4.2.2

Penaksiran Risiko (Risk Assessment)

Secara umum, setiap organisasi akan menghadapi risiko baik dari dalam maupun
dari luar organisasi. Pengendalian dalam siklus pengeluaran dilakukan untuk
menjaga ketepatan penyajian informasi keuangan yang dilakukan oleh organisasi
dalam aktivitas pengeluaran anggaran. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut,
risiko yang umum terjadi dalam siklus pengeluaran antara lain adalah
penyalahgunaan asset dan salah saji informasi keuangan. Kedua risiko ini dapat
diminimalisir dengan melakukan aktivitas pengendalian dan pengawasan yang
akan di jelaskan pada bagian berikutnya.
Risiko penyalahgunaan asset adalah risiko yang muncul akibat tidak adanya
pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas antara satu pihak dengan pihak lain
yang menangani aktivitas keuangan entitas. Untuk menanggulangi risiko tersebut,
KPwBI New York menetapkan adanya pembagian tugas yang jelas dalam hal

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

38

peengajuan, pelaksana dan persetujuan transaksi. Pembagian tugas ini dilakukan


melalui proses hirarki otorisasi yang diterapkan KPwBI New York sesuai dengan
surat putusan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam pendelegasian personil
perwakilan KPw. Penjelasan mengenai pembagian tugas melalui hirarki otorisasi
dalam pra-pelaksanaan transaksi pengeluaran anggaran (otorisasi dokumen) dapat
dilihat pada Gambar 4.1 dan otorisasi dalam pelaksanaan transaksi pengeluaran
anggaran pada Gambar 4.2..
Sedangkan, risiko salah saji infomasi keuangan adalah risiko perbedaan pada
laporan keuangan yang disajikan dengan catatan internal organisasi yang muncul
akibat adanya tindakan kecurangan atau error. Untuk menanggulangi risiko salah
saji ini, KPwBI New York melakukan proses pencocokan data sesuai dengan
prosedur rekonsiliasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dengan adanya proses
pencocokan data ini, catatan entitas yang tercatat dalam sistem otomasi BI-SOSA
dapat dijamin tingkat akurasinya.
Atas hasil taksiran risiko tersebut, penulis menemukan beberapa bukti yang
menjadi sumber terjadinya risiko salah saji informasi pada laporan keuangan
KPwBI New York. Meskipun demikian, perhitungan hasil temuan menyatakan
bahwa tingkat rasio error yang ada bukan merupakan risiko materil dalam
penyajian laporan keuangan entitas. Sehingga, analisis hasil temuan berikut
menjadi data acuan pembuktian bahwa pengendalian internal pada sistem otomasi
BI-SOSA sudah sangat kuat. Adapun rincian penyebab risiko dan hasil temuan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Human Error
Dokumentasi keuangan dilakukan oleh KPwBI New York dengan
menggunakan sistem otomasi (BI-SOSA) yang terintegrasi. Diluar itu,
entitas juga menyimpan bukti dokumentasi keuangan dalam bentuk kertas
untuk dijadikan bahan rekonsiliasi dan bukti audit. Dalam transaksi
pengeluaran anggaran, data yang di input ke dalam sistem sesuai dengan
jumlah pada faktur penagihan yang diterima oleh entitas dan kemudian
dilakukan proses pembuatan cek untuk pelunasan tagihan tersebut, Akan
tetapi, penulis masih menemukan beberapa selisih perbedaan jumlah yang

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

39

perlu disesuaikan. Selisih jumlah yang ada berupa perbedaan pada nilai
cek yang tercatat oleh entitas dengan nilai yang tercatat oleh Bank dan
transaksi deposito dan retur yang belum di input ke dalam BI-SOSA.

Rata-Rata Human Error Tahun 2012


3.00000%
2.50000%
2.00000%
1.50000%
1.00000%
0.50000%

0.27061%

0.00000%
1

4
%

10

11

12

Average Error

Grafik 4.1 - Rata-rata Human Error KPwBI New York Tahun 2012

Grafik 4.1 menunjukkan persentase rasio error dengan membandingkan


perbedaan dengan keseluruhan mutasi rekening pada periode per-bulan
dalam jangka waktu satu tahun. Penulis mendapati nilai rata-rata error
dibawah 5%, hal ini membuktikan bahwa rasio error tidak signifikan
pengaruhnya terhadap pelaporan keuangan entitas (Rittenberg, 2011).
2. Time Lag
Perbedaan antara waktu terjadinya risiko dengan pengambilan tindakan
manajemen bisa menjadi faktor yang krusial dalam pelaporan keuangan
organisasi (Loader, 2011). Perbedaan waktu yang panjang menunjukkan
pengawasan

yang

dilakukan

belum

optimal.

Adapun

risiko

penyalahgunaan asset atau salah saji dalam laporan keuangan dapat


disebabkan adanya keterlambatan manajemen dalam pengambilan
tindakan setelah melakukan identifikasi risiko.
Terkait dengan siklus pengeluaran, perbedaan waktu yang dimaksud
adalah selisih waktu pencatatan yang dilakukan oleh entitas dengan bank.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

40

Perbedaan waktu ini dapat berdampak pada akurasi laporan keuangan


dalam aspek ketepatan waktu pelaporan dan penyajian informasi keuangan
yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Adapun contoh hasil temuan
perbedaan waktu adalah selisih waktu pencatatan oleh entitas dengan
pemindahan dana yang dilakukan oleh bank. Selain itu, penulis juga
menemukan adanya cek yang dibatalkan atau kadaluarsa yang belum
disesuaikan dengan catatan entitas dalam sistem otomasi BI-SOSA.

Rata-Rata Time Lag Error Tahun 2012


0.60000%
0.50000%
0.40000%
0.30000%

0.26461%

0.20000%
0.10000%
0.00000%
1

5
%

10

11

12

Average Error

Grafik 4.2 - Rata-Rata Time Lag Error KPwBI New York Tahun 2012

Persentase rasio risiko yang disebabkan oleh perbedaan waktu dilakukan


menggunakan metode dan perhitungan yang sama, yaitu dengan
membandingkan perbedaan kedua catatan keuangan terhadap keseluruhan
mutasi rekening pada periode berjalan. Tingkat rasio yang mendekati 0%
membuktikan bahwa risiko yang disebabkan oleh perbedaan waktu tidak
signifikan dampaknya terhadap akurasi laporan keuangan. Akan tetapi,
apabila tidak dilakukan pengembangan pengendalian pada perbedaan
waktu dapat memberikan dampak negatif pada tingkat akurasi dan
ketepatan waktu laporan keuangan.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

41

4.2.3

Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Siklus pengeluaran organisasi dapat dibagi kedalam dua proses, yaitu proses
pembelian dan pengeluaran kas. Kedua proses ini memerlukan adanya kegiatan
pengendalian untuk menjamin ketepatan catatan untuk pelaporan laporan
keuangan dan untuk membantu pencapaian tujuan utama organisasi. Kegiatan
pengendalian siklus pengeluaran dapat dilakukan dengan cara dokumentasi,
otorisasi transaksi, pembagian tugas, limitasi akses, rekonsiliasi, dan verifikasi
independen. Bagian ini akan menjelaskan secara rinci mengenai kegiatan
pengendalian yang dilakukan oleh KPwBI New York.
Sesuai dengan penjelasan mengenai dokumentasi entitas yang dijelaskan pada UU
No. 8/1997 dan oleh Lewis (2005) yang mengharuskan entitas atau organisasi
dalam bentuk apapun untuk melakukan dokumentasi atas seluruh kegiatan. Hasil
pengamatan menyatakan bahwa dokumentasi yang dilakukan oleh KPwBI New
York dilaksanakan dengan cara mengumpulkan setiap dokumen keuangan,
dokumen administratif serta dokumen pendukung secara periodik sebagai bukti
audit dan untuk memenuhi peraturan yang ada. Dokumen keuangan adalah
dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan transaksi pembelian yang dilakukan,
contohnya Warkat Anggaran, bukti cek dan rekening koran bank. Dokumen
administratif terdiri dari dokumen-dokumen yang mendasari keputusan transaksi
pembelian, contohnya proposal. Sedangkan dokumen pendukung terdiri dari
dokumen yang berisikan informasi tambahan untuk memperkuat pengambilan
keputusan transaksi pembelian, seperti berita acara atau memorandum.
Keseluruhan dokumen dikumpulkan dan disimpan dalam bentuk satu kesatuan
baik per-transaksi atau per-bagian untuk mempermudah pencarian berkas apabila
diperlukan. Dokumentasi menjadi salah satu bentuk kegiatan pengendalian yang
dilakukan oleh entitas untuk dijadikan bukti sah adanya keputusan transaksi
pembelian sehingga dapat dipertanggungjawabkan serta sebagai basis pelaksanaan
pengendalian atas kegiatan keuangan entitas.
Seiring dengan pelaksanaan dokumentasi, entitas melakukan proses persetujuan
atau otorisasi guna memperkuat keabsahan dokumen yang dikumpulkan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan transaksi yang dilakukan. Secara teoritis,

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

42

otorisasi transaksi dilakukan untuk mengurangi risiko adanya pengeluaran


anggaran yang berlebihan dan mengurangi risiko tindakan kecurangan yang
dilakukan oleh personil entitas. Pada praktiknya, setiap transaksi pembelian atau
mutasi rekening terlebih dahulu melalui proses persetujuan dan reviu oleh pihak
yang berwenang untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran anggaran tersebut.
Untuk mendukung efisiensi dan efektifitas pelaksanaan otorisasi transaksi,
dibutuhkan susunan struktur organisasi, pendelegasian wewenang yang tepat serta
pembagian tugas yang jelas. Transaksi pembelian yang dilakukan oleh KPwBI
New York harus melewati persetujuan Kepala Perwakilan, tanpa adanya
persetujuan tersebut maka transaksi pembelian tidak dapat dilakukan (Gambar
4.1). Apabila pengajuan transaksi pembelian disetujui oleh Kepala Perwakilan,
maka Kepala Bidang Administrasi akan melakukan review dan persetujuan atas
anggaran yang diajukan. Setelah melalui persetujuan transaksi pembelian dari
Kepala Bidang Administrasi, proses pelunasan atau pengeluaran kas dapat
dilakukan (Gambar 4.2). Kegiatan ini dilakukan oleh entitas untuk memastikan
transaksi pembelian yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan juga untuk
memastikan akurasi catatan keuangan entitas dan untuk memberikan jaminan
akurasi pelaporan kinerja organisasi.
Selain dokumentasi dan otorisasi transaksi, limitasi akses terhadap sistem
akuntansi perlu dilakukan untuk menjaga keamanan aset. Sistem akuntansi Bank
Indonesia menggunakan sebuah sistem otomasi yang terintegrasi untuk
memudahkan penggabungan informasi kegiatan keuangan yang dilakukan oleh
pusat, cabang maupun kantor perwakilan di luar negeri. Adapun tujuan limitasi
akses selain untuk menjaga keamanan aset adalah untuk menjaga aliran dana
masuk atau keluar dari pihak yang tidak berkepentingan. KPwBI New York
membatasi akses terhadap sistem BI-SOSA hanya kepada petugas data entry
selaku penanggungjawab pencatatan kegiatan finansial dan kepada Kepala Bagian
Administrasi selaku pemegang wewenang keuangan entitas.
Untuk

mengendalikan

mutasi

anggaran

yang

dilakukan,,

entitas

perlu

melaksanakan pencocokan catatan internal dengan catatan yang diberikan oleh


bank. Proses pencocokan kedua catatan ini disebut sebagai proses rekonsiliasi.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

43

Bank Indonesia menetapkan prosedur kan regulasi pelaksanaan rekonsiliasi yang


perlu dilakukan oleh organisasi secara keseluruhan, baik dari pusat, cabang
maupun kantor perwakilan. Dengan adanya rekonsiliasi, entitas dapat menguji
kelengkapan catatan kegiatan keuangan internal untuk memberikan jaminan
akurasi pelaporan keuangan. Pada dasarnya, rekonsiliasi bank dan rekonsiliasi
kartu kredit dilakukan dalam sistem BI-SOSA, akan tetapi atas keterbatasan dalam
mengakses sistem akuntansi Bank Indonesia maka penulis didampingi oleh
petugas data entry melakukan proses rekonsiliasi tanpa sistem BI-SOSA.

Gambar 4.4- Proses Pengecekan Kelengkapan Dokumen untuk Rekonsiliasi

Gambar 4.4 menggambarkan rincian dokumen-dokumen yang diperlukan untuk


proses rekonsiliasi tanpa sistem BI-SOSA, yaitu 2 lembar Warkat Anggaran
(pengajuan dan persetujuan), bukti cek, dokumen administratif pendukung (bila
ada) dan bank statement. Adapun dokumen yang terkumpul belum lengkap, maka

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

44

petugas data entry dan staf administrasi perlu melengkapi dokumen tersebut.
Perbaikan kelengkapan dokumen ini perlu diketahui oleh Kepala Bidang
Administrasi untuk kontrol atas arus dokumen dalam entitas. Dokumen-dokumen
yang menjadi bahan rekonsiliasi harus dipastikan memiliki verifikasi dari Kepala
Bidang Administrasi untuk legalisasi dokumen sebagai bukti audit dan bukti
rekonsiliasi.
Secara keseluruhan, lingkungan pengendalian KPwBI New York mendukung
adanya kegiatan pengendalian berdasarkan taksiran risiko yang mungkin terjadi.
Keselarasan ketiga komponen pengendalian internal ini mampu menghasilkan
pengendalian internal yang efektif dan efisien. Untuk kegiatan pengendalian yang
dilakukan entitas bertujuan untuk memastikan ketepatan pencatatan dan menjamin
akurasi pelaporan keuangan kantor perwakilan.
4.2.4

Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi adalah komponen pengendalian internal yang


komponen yang menghubungkan seluruh komponen lainnya, sehingga menjadi
sebuah faktor penting dalam pelaksanaan pengendalian internal. Tanpa ada
informasi dan komunikasi yang tepat sasaran, pengendalian internal akan sulit
dilaksanakan. Sehingga menjadi penting untuk diperhatikan bagaimana aliran
informasi dan komunikasi dalam sebuah organisasi sebagai bagian dari
pengendalian internal.
Komunikasi berperan sebagai penghantar informasi yang mengalir dalam sebuah
organisasi.

Entitas

memiliki

sistem

tatakelola

memudahkan komunikasi antar pihak baik

yang

terbuka,

sehingga

internal maupun eksternal.

Keterbukaan komunikasi ini membantu setiap personil entitas untuk bisa


melaksanakan tugasnya secara tepat waktu. Selain itu, juga memungkinkan entitas
untuk melakukan identifikasi dini risiko yang mungkin terjadi dan mencari solusi
untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko tersebut.
KPwBI New York menggunakan sistem informasi otomatis yang terpusat, oleh
karena itu setiap informasi yang masuk ke dalam sistem dapat di akses oleh pihak
lain

dalam

organisasi

secara

keseluruhan.

Adapun

pengendalian

yang

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

45

dilaksanakan pada sistem informasi tidak dapat dijelaskan lebih detil atas
keterbatasan akses ke dalam sistem. Entitas menyajikan informasi tepat saat
transaksi terjadi ke dalam sistem dan tersedia apabila dibutuhkan baik dalam
bentuk digital maupun bentuk dokumen. Selain itu, hasil rekonsiliasi yang
dilaksanakan dalam sistem dapat menjamin akurasi data dan informasi serta sesuai
dengan kondisi sebenarnya. Akses terhadap informasi hanya dapat dilakukan bagi
pihak yang diberikan akses ke dalam sistem, sehingga tidak ada penyelewengan
dan penyalahgunaan informasi. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pengendalian pengelolaan informasi dilakukan secara otomatis dalam
sistem secara real-time. Diluar pengendalian dalam sistem, entitas juga melakukan
pengelolaan informasi dengan menggunakan proses dokumentasi dan otorisasi
dalam rangka memenuhi aspek transparansi informasi dalam organisasi.
4.2.5

Pengawasan (Monitoring Activities)

Setiap kegiatan yang dilakukan harus selaras dengan tujuan operasional dan
strategis

organisasi.

Untuk

mencapai

keselarasan

tersebut,

dibutuhkan

pengawasan atas jalannya aktivitas-aktivitas dalam organisasi. Kegiatan


pengawasan mencakup evaluasi komponen pengendalian internal lainnya dan
memastikan bahwa setiap komponen mampu mendukung adanya pelaksanaan
pengendalian internal yang efektif dan efisien.
Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh entitas antara lain adalah pemeriksaan
kelengkapan dokumen. Dokumen-dokumen yang disimpan dalam internal storage
diperlukan sebagai bahan rekonsiliasi dan bukti pertanggungjawaban kinerja
keuangan dan operasional entitas. Tanpa dokumen yang lengkap beserta
persetujuannya, maka pertanggungjawaban transaksi perlu dipertanyakan. KPwBI
New York menyimpan seluruh bukti transaksi dalam bentuk pembukuan bukti
transaksi, pengumpulan warkat anggaran, fotokopi cek dan pengumpulan
dokumen administratif lainnya yang diperiksa kelengkapannya secara berkala per
periode. Hal ini dilakukan untuk mempermudah akses terhadap dokumen untuk
referensi sesuai dengan nomor atau tanggal terjadinya transaksi.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

46

Selain pengecekan kelengkapan dokumen, verifikasi independen dilakukan untuk


membuktikan bahwa kegiatan pemeriksaan kelengkapan dokumen telah
dilaksanakan. Verifikasi independen dilakukan oleh Kepala Bagian Administrasi
dengan membubuhkan bukti persetujuan kekurangan dokumen yang sudah
dilengkapi berdasarkan waktu pengecekan dokumen. Kegiatan ini dilakukan
secara rutin untuk memastikan kelengkapan bukti audit apabila sewaktu-waktu
diperlukan.
Selain sebagai kegiatan pengendalian, rekonsiliasi dapat dikategorikan sebagai
kegiatan pengawasan terhadap perpindahan dana anggaran dari pihak kantor
perwakilan kepada pihak lainnya. Atas pengamatan dan observasi selama program
magang, penulis melakukan uji kepatuhan pelaksanaan rekonsiliasi terhadap
prosedur dan regulasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hasil perbandingan
tersebut dirinci sebagai berikut:

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

47

PEDOMAN REKONSILIASI
Rekonsiliasi dilakukan secara periodik

PERLAKUAN REKONSILIASI
Rekonsiliasi dilakukan secara periodik.

(minimal sebulan sekali).

Rekonsiliasi dilakukan dengan cara

Sumber data informasi dan perlakuan

membandingkan transaksi pemakaian

rekonsiliasi sudah sesuai dengan yang

rekening giro bank yang telah diinput di

tertera pada pedoman rekonsiliasi.

BI-SOSA dengan bank statement secara


bulanan.

Rekonsiliasi dilakukan oleh petugas

Petugas data entry bertanggungjawab

data entry dengan melakukan proses

melakukan penyesuaian antara kedua

pencocokan mutasi rekening pada saat

catatan keuangan.

sistem BI-SOSA dengan mutasi pada


bank statement. Nominal mutasi debet
dan kredit yang dicocokan harus sama
(balance).

Apabila terdapat mutasi/transaksi debet

Penyesuaian

atau kredit yang ada di bank statement

menambah dan atau mengurangi saldo

tapi belum terdapat di sistem BI-SOSA,

kas

maka murasi/transaksi tersebut harus

informasi yang disajikan dalam bank

diinput ke BI-SOSA.

statement.

Petugas

persetujuan

verifikasi

dan

rekonsiliasi.

melakukan

persetujuan

hasil

pada

dilakukan

BI-SOSA

sesuai

dengan

dengan

Laporan hasil rekonsiliasi di verifikasi


dan disetujui oleh otoritas keuangan
(Kepala Bidang Administrasi)

Tabel 4.1 - Uji Kepatuhan Pelaksanaan Rekonsiliasi Giro Bank

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

48

PEDOMAN REKONSILIASI

PERLAKUAN REKONSILIASI

Sistem menampilkan semua mutasi

Seluruh transaksi menggunakan kartu

rekening kartu debet dan kredit.

kredit dicatat dan ditampilkan pada


sistem untuk diakukan penyesuaian
dengan tagihan.

Petugas data entry melakukan proses

Mutasi rekening kartu debet dan

pencocokan mutasi rekening kartu kredit

kredit

dengan tagihan kartu kredit. Nominal

dengan data mutasi rekening dengan

mutasi debet dan kredit yang dicocokan

tagihan kartu kredit dari Bank.

pada

sistem

disesuaikan

harus sama (balance).

Petugas persetujuan melakukan

Laporan

hasil

verifikasi dan persetujuan rekonsiliasi.

verifikasi dan disetujui oleh otoritas


keuangan

rekonsiliasi

(Kepala

di

Bidang

Administrasi)

Tabel 4.2 - Uji Kepatuhan Pelaksanaan Rekonsiliasi Kartu Kredit

Entitas melaksanakan rekonsiliasi dalam dua bentuk, yaitu rekonsiliasi giro bank
dan rekonsiliasi kartu kredit. Keduanya menggunakan catatan internal atas mutasi
rekening yang dibandingkan dengan catatan yang dikeluarkan oleh bank. Dari
hasil uji kepatuhan pelaksanaan rekonsiliasi pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, dapat
disimpulkan bahwa rekonsiliasi yang dilakukan merupakan bagian dari kegiatan
pengawasan dengan melakukan pengendalian berdasarkan prosedur dan regulasi
yang berlaku dan dilaksanakan sebagai salah satu bentuk pengendalian dan
pengawasan atas aliran dana anggaran entitas.
Aktivitas pengawasan dilakukan dengan pengawasan arus dokumen untuk
pengeluaran anggaran dan melakukan rekonsiliasi Bank dan Kartu Kredit pada
BI-SOSA secara berkala. Otorisasi dokumen keuangan sebagai bahan rekonsiliasi
dan bukti audit dilakukan untuk mengawasi dan sebagai tindakan prevetif atas

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

49

pengeluaran oleh pihak yang tidak berkepentingan serta pengeluaran yang tidak
terkait dengan kegiatan dinas. Rekonsiliasi yang dilakukan oleh entitas digunakan
sebagai data pendukung pengendalian kas pada sistem otomasi akuntansi Bank
Indonesia, yaitu BI-SOSA. Dengan dilakukannya rekonsiliasi, maka perbedaan
yang ada antara catatan perusahaan dengan bank statement dapat disesuaikan dan
menguatkan akurasi laporan pertanggungjawaban keuangan perwakilan kepada
Bank Indonesia.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Diluar keterbatasan gerak entitas dalam menjalankan fungsinya sebagai


perwakilan Bank Indonesia di luar negeri, tugas dan tanggungjawab yang
diberikan kepada Kantor Perwakilan tidaklah sederhana. Untuk mewakili bank
sentral dalam menjalankan hubungan internasionalnya dan mencari informasi
terkait dengan ekonomi dan keuangan dari area kerjanya, entitas pelu melakukan
pengendalian dan pengawasan terhadap kinerja operasional dan keuangan.
Pengendalian dan pengawasan yang menjadi topic pembahasan laporan ini adalah
pengendalian pada siklus pengeluaran entitas yang berkaitan langsung dengan
kegiatan finansial entitas.
Berdasarkan pembahasan siklus pengeluaran pada Kantor Perwakilan Bank
Indonesia New York, pengendalian yang dilakukan di dalamnya sudah memadai
dan mampu mendukung pelaksanaan pengendalian internal secara keseluruhan.
Aspek lingkungan pengendalian yang dimiliki oleh entitas mampu mendorong
setiap personil entitas untuk melakukan pengawasan mandiri atas kinerja masingmasing dan organisasi secara keseluruhan. Selain itu, budaya kerja entitas juga
dapat meningkatkan optimalisasi efektifitas dan efisiensi proses pengendalian.
Dengan penerapan kebijakan budaya kerja entitas yang mampu mendorong
integritas personil dalam melaksanakan pengawasan terhadap perputaran anggaran
entitas.
Kebijakan pengendalian dan pengawasan ditentukan berdasarkan penaksiran
risiko organisasi. Hasil pengamatan menyatakan bahwa risiko adanya salah saji
dalam pelaporan keuangan dan kurang lengkapnya data yang di input ke dalam
sistem. Meskipun dari hasil perhitungan rata-rata error pada catatan internal
entitas yang mendekati titik minimum, tidak menutupi kemungkinan adanya
peluapan akumulasi rasio error di kemudian hari. Sehingga menjadi hal yang
penting untuk diperhatikan agar catatan internal organisasi dan catatan yang ada

50

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

51

dalam sistem otomasi terintegrasi (BI-SOSA) terjaga akurasinya dan mampu


merepresentasikan kinerja operasional dan kinerja finansial entitas secara
keseluruhan.
Kegiatan pengendalian yang dilaksanakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia
antara lain adalah dengan memberikan batasan tugas, tanggungjawab dan
wewenang yang konkrit sesuai dengan hirarki manajerial. Pemisahan tugas ini
dilaksanakan dalam rangka menyokong otorisasi yang jelas atas transaksi yang
dilakukan dan akan dilakukan oleh entitas. Proses otorisasi pengeluaran anggaran
yang terbatas mampu meminimalisir risiko pelaksanaan transaksi yang tidak
proporsional dan tidak sesuai dengan kebutuhan entitas dalam mencapai tujuan
organisasi.
Dokumentasi dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan pengendalian atas
transaksi yang terjadi. Pengumpulan berkas bukti transaksi yang terdiri dari
Warkat Anggaran, bukti cek, dokumen administratif beserta dokumen
administratif pendukung, dilakukan seiring dengan proses otorisasi pengeluaran
anggaran. Adapun tujuan dari pelaksanaan dokumentasi adalah sebagai bukti
dilakukannya dokumentasi organisasi sesuai dengan UU yang berlaku dan sebagai
basis pelaksanaan rekonsiliasi serta bukti audit.
Rekonsiliasi dilakukan pada akhir periode akuntansi dalam rangka pengendalian
dan pengawasan mutasi rekening pada periode tersebut. Petugas data entry
ditunjuk sebagai penanggungjawab pencatatan informasi keuangan sekaligus
pelaksanaan rekonsiliasi. Pelaksanaan rekonsiliasi bertujuan untuk mengevaluasi
akurasi catatan entitas dalam sistem otomasi terintegrasi BI-SOSA terhadap
laporan rekening koran dari bank. Secara keseluruhan, perlakuan rekonsiliasi yang
dilakukan oleh KPwBI New York sudah memenuhi prosedur dan regulasi yang
ada, akan tetapi rutinitas pelaksanaan rekonsiliasi masih perlu diperhatikan. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa error dalam catatan
internal akibat pelaksanaan rekonsiliasi yang kurang rutin dilaksanakan.
Distribusi informasi dan komunikasi antar pihak dan bagian dalam KPwBI New
York sangat terbuka, sehingga mengurangi risiko terjadinya asymmetric

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

52

information. Dengan ini, seluruh kegiatan baik operasional maupun keuangan


yang dilakukan oleh entitas diketahui oleh setiap personil entitas, Adapun
pengendalian dalam sistem otomasi terintegrasi BI-SOSA tidak termasuk dalam
pembahasan laporan ini atas keterbatasan penelitian ke dalam sistem.
Kegiatan pengawasan dilakukan untuk memastikan keseluruhan pelaksanaan
pengendalian internal sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan
entitas. Dari hasil pengamatan dan wawancara, kegiatan pengendalian yang
dilakukan sudah mampu mengoptimalkan kinerja pengendalian internal baik
terhadap siklus pengeluaran maupun pengendalian internal secara keseluruhan.
Selain itu, kegiatan pengendalian yang dilakukan sudah mematuhi regulasi dan
kebijakan yang ada sehingga dapat menunjang akurasi pencatatan untuk pelaporan
kinerja entitas.
5.2

Saran

Berdasarkan pengamatan penulis selama kegiatan magang, terdapat beberapa


usulan dan masukan dari penulis kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan magang ini. Pihak tersebut antara lain adalah Kantor
Perwakilan Bank Indonesia.
1. Perbedaan pencatatan menjadi risiko utama dalam kegiatan akuntansi
entitas, sehingga perlu lebih diperhatikan ketelitian dalam pencatatan dan
kesesuaian data internal dengan data dalam sistem
2. Pengecekan kelengkapan dokumen sebaiknya dilakukan seiring dengan
proses

pengumpulan

dokumen

dan

otorisasi

transaksi

untuk

mempermudah pelaksanaan rekonsiliasi dan mempersingkat waktu


pencarian referensi apabila diperlukan
3. Pelaksanaan rekonsiliasi baik tanpa sistem atau melalui sistem sebaiknya
lebih rutin dilaksanakan untuk menjamin akurasi pelaporan kinerja
keuangan kantor perwakilan

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

DAFTAR REFERENSI

AICPA. (2012). Evaluation of Misstatements Identified During the Audit. AICPA.


<http://www.aicpa.org/Research/Standards/AuditAttest/DownloadableDocu
ments/AU-C-00450.pdf>. 25 Juni 2014.
Bank Indonesia. (2006). Pedoman Rekonsiliasi Bank Indonesia. Jakarta,
Indonesia. 18 September 2013.
Bimantoro, Suarpika & Syahrul Bahroen. (2003). Organisasi Bank Indonesia.
Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.
Bodnar, George H. and William S. Hopwood. (2006). Accounting Information
System. Pearson Higher Education. Amerika Serikat. 21 April 2014.
C. Thorngren, et al. (2012). Financial and Managerial Accounting. Pearson
Education.
Clubb, Colin. (2005). The Blackwell Encyclopedia of Management. Blackwell
Publishing. Amerika Serikat. 03 Maret 2014.
Deloitte.

(2001).

Applying

Top-Down

Risk-Based

Approach.

<http://www.deloitte.com/assets/DcomUnitedStates/Local%20Assets/Documents/us_sarbanes_NAF%20013108.pd
f> 25 Juni 2014.
DiNapoli, Thomas P. (2010). Local Government Management Guide: The
Practice of Internal Controls. Office of the New York State Comptroller.
Albany, New York, Amerika Serikat. 13 Maret 2014.
Hamerstone, Alex. (2014). The Importance of Documentation. Situs resmi
TrustedSec.

<https://www.trustedsec.com/february-2014/importance-

documentation/>. 21 Juni 2014.


KPMG (1999). The KPMG Review Internal Control: A Practical Guide. 04
April 2014.

53

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

54

Loader, David. (2011). Operation Risk: Managing a Key Component of


Operational Risk (Google e-Book). Butterworth-Heinemann. 25 Juni 2014.
Mauldin & Jenkins. (2013). Internal Control over the Revenue and Expenditure
Cycles. 15 Juni 2014.
McNally, J. Stephen. (2013). The 2013 COSO Framework & SOX Compliance:
One Approach to an Effective Transition. 10 April 2014.
Moeller, Robert R. (2005). Brinks Modern Internal Auditing. Wiley.
Participatory Adult Learning, Documentation and Information Networking
(PALDIN), UNESCO. New Delhi, India. By: John A Joseph, et al. Course
02:

Documentation,

Dissemination

and

Networking.

<http://www.unesco.org/education/aladin/paldin/pdf/course_02.pdf>.

21

Juni 2014.
Peraturan Direktur Jendral Perbendaharaan No. PER-36/PB/2009 tentang
Pedoman Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa
Bendahara Umum Negara. (2009). Jakarta, Indonesia. 03 Juni 2014.
Peraturan Menteri Keuangan No. 170/PMK.08/2008 tentang Transaksi Surat
Utang Negara Secara Langsung. (2008). Jakarta, Indonesia. 01 Juli 2014.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No. 2
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia. (2008). Situs Resmi Bank Indonesia.
<http://www.bi.go.id>. 15 Maret 2014.
PriceWaterhouseCoopers. (2007). PwC Advisory: How to Improve Account
Reconciliation Activities. 13 Maret 2014.
Rittenberg, Larry et al. (2011). Auditing: a Business Risk Approach. Cengage
Learning. 25 Juni 2014.
Sejarah Bank Indonesia: Kelembagaan (Periode 1959-1966). Unit Khusus
Museum Bank Indonesia: Sejarah Bank Indonesia.

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

55

Sistem

Akuntansi

Bank

Indonesia.

(2005).

Pusat

Pendidikan

Studi

Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia. Jakarta, Indonesia. 26 Maret


2014.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 8 Tahun 1997 tentang
Dokumentasi Perusahaan. 1997. Jakarta, Indonesia. 31 Mei 2014.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral.
(1968). Situs Resmi Bank Indonesia. <http://www.bi.go.id>. 03 Juni 2014.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
(1999). Situs Resmi Bank Indonesia. <http://www.bi.go.id>. 15 Maret 2014.
Washington State Office of Financial Management. (2008). Internal Control and
Auditing. <http://www.ofm.wa.gov/policy/ch20.pdf>. 10 April 2014.
Weygandt, Kimmel, Kieso. (2012). Accounting Principles. Wiley.
Internal Controls. Financial Accounting. (2012). University of Washington.
<https://f2.washington.edu/fm/fa/internal-controls> 15 Maret 2014.
Lima

Kepentingan

Situs

Delegasi

Resmi

Indonesia
Presiden

di

New
Republik

York.

(2012).
Indonesia.

<http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/09/29/8350.html>

03

Juni 2014

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengendalian internal., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai