LATAR BELAKANG
Belakangan ini, di Indonesia, angka kejadian
bencana yang merenggut banyak nyawa
semakin meningkat
DEFINISI BENCANA
WHO
DEPKE
S RI
UU NO.
24 TH
2007
Menggabungkan data
Ante Mortem and Post Mortem
Ante Mortem
Post Mortem
Data dikumpulkan
oleh Polisi atau
keluarga yang
kehilangan
anggota keluarga
Data dikumpulkan
oleh ahli
Pathology dan tim
Identifikasi
Forensik
Pemastian
kematian
seseorang secara
resmi dan yuridis
Pencatatan
identitas untuk
keperluan
administratif dan
pemakaman
Pengurusan klaim
dibidang hukum
public dan
perdata
Pembuktian klaim
asuransi, pensiun,
dll
Metode Identifikasi
Primary identifier yang terdiri dari
fingerprint (FP), dental records (DR) dan
DNA
Secondary identifiers yang terdiri dari
medical (m), property (P) dan photography
(PG)
Sidik Jari
Primer
Odontolo
gy
Analisa
DNA
Metode
Identifika
si
Sekunder
Deskripsi
Pribadi
Metode
Kepemilik
Identifikasi Primer
Analisa sidik jari
Unik
Tidak berubah
Dapat diklasifikasikan
Forensik Odontology
Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi
(odontogram) dan rahang
Analisa DNA
sampel darah dari korban, tulang, kuku, dan
rambut.
IDENTIFIKASI SEKUNDER
Data khusus
meliputi :
Tato
tahi lalat
jaringan parut
cacat kongenital
patah tulang
Metode Kepemilikan
(seperti pakaian, perhiasan, dokumen)
Dokumen seperti kartu identitas
(KTP, SIM, Paspor) dan sejenisnya
Pada kecelakaan masal, dokumen
yang terdapat dalam tas atau dompet
yang berada dekat jenazah belum
tentu adalah milik jenazah yang
bersangkutan.
Lanjutan
Dari pakaian dan perhiasan yang dikenakan
jenazah, mungkin dapat diketahui merek
atau nama pembuat, ukuran, inisial nama
pemilik, badge yang semuanya dapat
membantu proses identifikasi walaupun
telah terjadi pembusukan pada jenazah
tersebut.
Khusus anggota ABRI, identifikasi dipemudah
oleh adanya nama serta NRP yang tertera
pada kalung logam yang dipakainya
Senior Investigating
Officer
Senior Investigating
Manager
HM Coroner
Identification
Commission
Casualty
Bureau
Victim Recovery
DVI
Team
Family Liaison
Mortuary
CONTOH KASUS
Bencana Kapal Senopati
Nusantara
Bencana Pesawat Garuda
Indonesia
Perbedaan Umum
Perbedaan
lokasi
Cara kejadian
Sifat bencana
Waktu
pemeriksaan
setelah kejadian
Paparan
pembusukan
Identifikasi
Bencana Kapal
Senopati
Nusantara
Air
tenggelam
Open disaster
2 hari -30 hari
Bencana
Pesawat Garuda
Indonesia
Darat
terbakar
Close disaster
1-3 hari
Terpapar
tempat Terpapar
oleh
terbuka oleh udara udara, diletakkan
dan air
di
tempat
tertutup.
Sulit
diidentifikasi Jenazah
masih
KAPAL SENOPATI
NUSANTARA
Jenazah dapat
diidentifikasi
sederhana melalui
visual
Pemeriksaan
sekunder medis:
sikatrik
Pemeriksaan
sekunder
medis:
kumis, tahi
lalat
Pembusukan
Pemeriksaan sekunder
fotografi,gigi dapat dijadikan
bahan identifikasi
superimposed
PEMBAHASAN
Korban KM.
Senopati
Terjadi
pembususkan
(Prioritas 1/2)
(Prioritas 1/2)
Perlu dilakukan pada
jenazah,
terlebih
bila
data
pemeriksaan sekunder
tampak meragukan
(Prioritas 3)
Pemeriksaan
Primer yang
dilakukan
SIDIK JARI (I)
REKAM GIGI
(II)
Korban Pesawat
Garuda
Korban terbakar
Incomplete, Tissue
survival : bone
pieces
KESIMPULAN
TERIMAKASIH