Definisi
American Diabetes Association (ADA) 2005
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya (PERKENI, 2006).
WHO 1980 Diabetes melitus sebagai
suatu kumpulan problema anatomik dan
kimiawi yang merupakan akibat dari
sejumlah faktor di mana didapat defisiensi
insulin absolut atau relatif dan gangguan
fungsi insulin.
Kalsifikasi
Sumber : PERKENI, 2006
Gejala klinis
Keluhan klasik DM :
poliuria,
polidipsia,
polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
Keluhan lain :
lemah badan,
kesemutan, gatal,
mata kabur dan
disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulvae pada wanita.
Diagnosa
Gejala klasik DM + Gula Darah
Sewaktu 200 mg/dl
Gula Darah Puasa 126 mg/dl
Gula darah 2 jam pada TTGO 200
mg/dl
Gejala tidak klasik + hasil
pemeriksaan gula darah abnormal
minimal 2x
Patogenesis
Tipe 1 : Sel pulau dianggap sebagai
sel asing, terbentuk antibodi
sitotoksik dan bekerja sama dengan
mekanisme imun seluler
perusakan sel beta dan penampakan
diabetes
Tipe 2 : sekresi insulin abnormal dan
resistensi terhadap kerja insulin pada
jaringan sasaran (target)
Komplikasi
1. Penyulit akut
. Ketoasidosis diabetik
. Koma Hiperosmolar Non Ketotik
. Hipoglikemia
2. Penyakit menahun
. Mikroangiopati
Retinopati Diabetik
Nefropati Diabetik
Neuropati Diabetik
. Makropati
Pembuluh darah jantung atau koroner dan otak
Pembuluh darah tepi
Penatalaksanaan NonFarmakologi
Edukasi
PROTEIN
15-20% dari total kebutuhan energi perhari.
Glukosa darah terkontrol, asupan protein
tidak akan mempengaruhi konsentrasi
glukosa darah .
Glukosa darah tidak terkontrol 0,8-1,0
mg/kg BB/hari .
Dengan gangguan fungsi ginjal 0,85
gr/kg BB/hari & tidak kurang dari 40 gr.
Jika ada komplikasi kardiovaskular
protein nabati lebih dianjurkan
dibandingkan protein hewani.
Lemak
Max 10% dari total kebutuhan kalori
perhari.
Jika kadar kolesterol LDL 100 mg/dl
max 7% dari total kalori perhari.
Konsumsi kolesterol maksimal 300
mg/hari. Jika kadar kolesterol LDL 100
mg/dl, maka maksimal kolesterol yang
dapat dikonsumsi 200 mg perhari.
PENENTUAN KEBUTUHAN
KALORI
Kebutuhan basal :
= berat badan ideal (kg) x 30 kalori
= berat badan ideal (kg) x 25 kalori
Koreksi :
Umur
40-59 th : -5%
60-69 : -10%
>70 : -20%
Aktivitas
Istirahat
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas
: +10%
ringan : +20%
sedang : +30%
berat : +50%
Berat badan
Kegemukan: - 20-30%
Kurus
: +20-30%
Insulin sensitizers
Thiazolindinedion : Mensensitisasi insulin m efek
insulin endogen pada target organ (otot skelet dan
hepar)
Glukoneogenesis inhibitor
Metformin : Bekerja m glukoneogenesis hepar dan
juga memperbaiki uptake glukosa perifer
SULFONILUREA
Efek akut obat berbeda dengan efek pada pemakaian jangka
panjang
GLIBENKLAMID:
Akut : T 4 jam
Jangka panjang (>12minggu) : T 12 jam 1x/hari
Mekanisme
kerja
Efek
Efek Samping
Nama Obat
Kontraindikasi
Farmakokinetik
dan
Farmakodinami
k
Glibenklamid
Glikasid
Glikuidon
Glipisid
Glimepirid
Repaglinid
Nateglinid
Mekanisme
kerja
Efek
Efek Samping
Kontraindikasi
Pemberian
GLITAZONE (Thiazolidinediones)
Diabsorpsi
Konsentrasi tertinggi setelah 1-2 jam
T rosiglitazone : 3-4 jam
T pioglitazone : 3-7 jam
Efek Samping
Kontraindikasi
ACARBOSE
Farmakokinetik
dan
Farmakodinamik
Mekanisme kerja
Efek
Efek Samping
Kontraindikasi
Sediaan dan
Dosis
GOLONGAN INCRETIN
Nama Obat
PENGHAMBAT
DIPEPTIDYL
PEPTIDASE IV
( DPP-IV
INHIBITOR )
GLP 1 MIMETIK
& ANALOG
Keterangan
Linagliptin
Hambat enzim yang mendegradasi hormon inkretin
endogen, hormon GLP-1 dan GIP dari usus meningkatkan
sekresi insulin yang dirangsang glukosa, mengurangi
sekresi glukagon dan memperlambat pengosongan
lambung
Terdapat 2 macam penghambat DPP-IV yaitu sitagliptin
dan vildagliptin
Sebagai terapi alternatif bila terdapat intoleransi pada
pemakaian metformin atau pada usia lanjut
Tidak mengakibatkan hipoglikemia maupun kenaikan BB
Diberikan dosis tunggal,dapat sebagai monoterapi
maupun kombinasi dengan metformin, glitazon atau SU
ES: nasofaringitis, pan risiko infeksi sal kemih, sakit
kepala
Efektif menurunkan GD dengan cara merangsang sekresi
inuslin dan menghambat sekresi glukagon
Memiliki ketahanan terhadap degradasi oleh enzim DPP-IV
Diberikan dalam bentuk injeksi subkutan 1-2x/hari
Contoh obat : exenatid beta suatu GLP-1 analog dalam
bentuk suntikan
SGLT2-Inhibitors
Sodium-glucose-Cotransporter-2Inhibitors
Canagliflozin 100mg, Dapagliflozin 510mg, Empagliflozin 10mg-25mg
Meningkatkan sekresi gula melewati
urine
Hanya digunakan pada Diabetisi tipe
2
ES: mual, muntah, diare, p nafsu
makan, sakit perut, rasa haus, sulit bernafas,
Dopamine-2 Agonist
Bromocriptine quick release
(Cycloset)
M low hypothalamic dopamine
levels dan menginhibisi simpatis
melalui CNS supresi produksi
glukosa di hati m level postmeal
plasma glucose
M glukosa plasma, trigliserid, dan FFA level,
dan m komplikasi cardiovascular.
Glucagon
Hormon yg diproduksi sel alfa di Langerhans
pankreas
Glukagon dibutuhkan saat kadar gula darah
rendah dan kejadian dimana tubuh
memerlukan gula tambahan, contohnya
setelah olahraga
Saat glukagon dilepas, terjadi:
Stimulasi liver memecah glikogen menjadi glukosa
ke dalam darah
Aktivasi glukoneogenesis
Memecah trigliseride menjadi as. lemak
N
O
MEDICATI
ON
MECHANISM OF
ACTION
EFFICIA
CY
(HbA1c
DECREA
SE)
SIDE EFFECT
PREFERRED
PATIENT
TYPE
Biguanides
(Metformin
)
Supresi produksi
glukosa hepar & m
sensitivitas insulin
1,0-2,0%
Overweight,
with fasting
hyperglicemia
Sulfonilure
a
m sekresi insulin
1,0-2,0%
Hypoglycemia, weight
gain
Insulinopenic,
lean
Meglitinide
s
m sekresi insulin
0,5-1,5%
Weight gain
Hyperglycemi
c,
postprandially
,
Alphaglucosidas
e inhibitor
M penyerapan gula
0,5-0,8%
Frequent GI effect
Hyperglycemi
c,
postprandially
,
Thiazolidin
ediones
m sensitivitas insulin
0,5-1,4%
Insulinresistant,
overweight,
dyslipidemic,
and renally
impaired
DPP-IV
m sensitivitas insulin
0,5-0,8%
Headache,
Intolerant
Kombinasi Obat
HbA1C
1. Metformin + Sulfonilurea m
HbA1C scr signifikan
2. Kombinasi dual terapi obat lainnya, kecuali
Meglitinide+glucosidase inhibitor
3. Triple terapi paling signifikan m HbA1C
Perubahan BB