Anda di halaman 1dari 23

Fisiologi ereksi

Penis mendapatkan aliran darah dari arteri pudenda arteri penis


komunis arteri kavernosa atau arteri sentralis, arteri dorsalis penis,
dan arteri bulbo-uretralis.
Arteri penis komunis ini melewati kanal dari alcock yang berdekatan
dengan os pubis dan mudah mengalami cedera jika terjadi fraktur
pelvis.
Arteri sentralis rongga kavernosa arteriole helisin yang mengisi
darah ke dalam sinusoid.
Sedangkan darah vena dari sinusoid dialirkan melalui
anyaman/pleksus yang terletak dibawah tunika albuginea. Anyaman
ini bergabung membentuk venule emisaria dan menembus tunika
albuginea ke vena dorsalis penis.
Proses fisiologis ereksi dimulai rangsangan seksual yang
menimbulkan peningkatan aktivis saraf parasimpatis yang
mengakibatkan terjadinya dilatasi arteriole dan kontriksi venule
sehingga inflow meningkat dan outflow menurun hal ini menyebabkan
peningkatan volume darah dan ketegangan pada corpora sehingga
penis ereksi.
Persaraf penis terdiri atas sistem saraf otonomik dan somatic yang
berpusat di nucleus intermediolateralis medulla spinalis pada segmen
S2-4 dan Th12 - L2. Saraf ini memacu neurotransmiter untuk memulai
proses ereksi serta mengakhirinya pada proses detumesensi.

Plateau phase

orgasmic phase

resolution phase

Ciri ereksi normal


Bila penis dipegang atau dipencet
akan terasa keras,
Penis tidak bisa ditekuk karena kaku
Bila digoyang, penis akan bergoyang
dan bergetar lalu kembali pada posisi
semula.

Disfungsi seksual pria


gangguan yang mempengaruhi gairah
seks (libido)
kemampuan untuk mencapai atau
menjaga ereksi (disfungsi ereksi, atau
impoten)
Kemampuan ejakulasi
kemampuan untuk mencapai orgasme

Disfungsi ereksi
ketidak mampuan untuk mencapai
atau mempertahankan ereksi yang
cukup untuk melakukan hubungan
seksual.

Epidemiologi

Etiologi
Kelainan aliran darah & kelainan pada
hantaran syaraf
akibat: kencing manis , tekanan darah tinggi, Stroke,
Obat-obatan, kecanduan Alkohol, Trauma tulang
belakang, dll

Obat-obatan dan zat kimia


obat darah tinggi, obat - obat penenang, alkohol,
nikotin, dll.

Kelainan hormon
Kelainan hormon jarang menyebabkan impotensi,
kelainan ini lebih sering mempengaruhi libido

Penyebab psikis/ kejiwaan


Depresi, Kecemasan, Perasaan bersalah, Perasaan takut
akan keintiman, Kebimbangan tentang jenis kelamin.

Gejala
Tidak mampu ereksi sama sekali atau
tidak mampu mempertahankan ereksi
secara berulang ( paling tidak selama 3
bulan )
Tidak mampu mencapai ereksi yang
konsisten
Mampu ereksi hanya sesaat ( dalam
referensi tidak disebutkan lamanya )

Ereksi terjadi melalui 2


mekanisme
Pertama : refleks ereksi oleh sentuhan pada penis (ujung,
batang dan sekitarnya).
Kedua, ereksi psikogenik karena rangsangan erotis.
Keduanya menstimulir sekresi nitric oxide yang memicu
relaksasi otot polos batang penis (corpora cavernosa),
sehingga aliran darah ke area tersebut meningkat dan
terjadilah ereksi. Disamping itu, produksi testosteron (dari
testis) yang memadai dan fungsi hipofise (pituitary gland)
yang bagus, diperlukan untuk proses ereksi.
Karenanya dapat dimengerti bahwa disfungsi ereksi
berhubungan erat dengan faktor: hormonal, sistem saraf,
aliran darah dan psikologis.
Gangguan pada salah satu atau kombinasi dari faktorfaktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya disfungsi
ereksi

Diagnosa

Pemeriksaan penunjang

Duplex ultrasound
Penile nerves function
Nocturnal penile tumescence (NPT)
Dynamic Infusion Cavernosometry
(DICC)
Corpus Cavernosometry
Digital Subtration Angiography (DSA)
Magnetic resonance angiography (MRA)

Pengobatan
Phosphodiesterase inhibitor (PDE
sildenafil. Obat ini tidak boleh digunakan lebih satu kali
dalam sehari. Digunakan sebagai pilihan pertama tanpa
memandang penyebabnya, karena efektif bagi sebagian
besar penderita disfungsi ereksi.
Tadalafil digunakan 30 menit-36 jam sebelum hubungan
seksual.
Vardenafil, diminum 25-60 menit sebelum hubungan
seksual.

Alprostadil dan phentolamine diberikan secara injeksi ke


batang penis. Ada juga jenis prostaglandin suppositoria
lubang kencing (uretra), cara ini tidak nyaman karena
menimbulkan rasa nyeri.
Vacuum constriction
Pembedahan, dilakukan untuk memperbaiki pembuluh
darah penis (revaskularisasi).
Penis tiruan (protesis penis), merupakan pilihan terakhir
jika semua upaya tidak memberikan hasil yang memadai.

GANGGUAN FUNGSI
SEKSUAL PADA DM
Disfungsi ereksi
Menurunnya dorongan serta libido /
gairah seksual.
Gangguan ejakulasi
Intensitas orgasme juga menurun.

Etiologi UTAMA disfungsi ereksi


pada DM
neuropati yaitu kerusakan pada ujungujung syaraf parasimpatis di penis
sehingga relaksasi pembuluh darah arteri
helicina di korpus kavernosa tidak terjadi.
Akibatnya volume aliran darah tidak bisa
bertambah dan penis tidak bisa membesar.
Umumnya proses neuropati berjalan pelanpelan, makin lama makin banyak syaraf
yang mengalami neuropati dan akhirnya
terjadi kerusakan secara total.

MEKANISME DISFUNGSI
EREKSI PADA DIABETES
MELITUS

terjadinya gangguan pada sistem


saraf (peripheral neuropathy)
gangguan sistem pembuluh darah
(vascular system)
hypogonadism (gangguan pada
sistem hormonal).

Saran
Hindari obat-obat dan gaya hidup pencetus disfungsi
ereksi, misalnya minuman alkohol berlebihan dan
sejenisnya
Rileks. Di beberapa pusat kebugaran menyediakan
metode relaksasi.
Olahraga teratur sesuai kemampuan dan cukup
istirahat
Dukungan dan toleransi pasangan diperlukan untuk
pemulihan disfungsi ereksi
Komunikasi penuh kasih dengan pasangan
Konsultasi kepada psikolog jika penyebabnya faktor
psikologis
Konsultasi kepada dokter khususnya dokter ahli
andrologi

Anda mungkin juga menyukai