Anda di halaman 1dari 13

VIKELOMPOK VI

Eko Aprianto L
Restiningtyas Purwanti
Ikra Nugraha
Hardianti Kamaluddin
Muh. Imran Syam
Fakhrizal Mulya P
Moh. Edwin
Abdul Wahid
Bayu Gilang Ramadhan
Yefta Rappa P

F 121 14 007
F 121 14 008
F 121 14 021
F 121 14 032
F 121 14 036
F 121 14 042
F 121 14 051
F 121 14 053
F 121 14 057
F 121 14 061

DINAMIKA PARTIKEL

Kelompok VI

PETA KONSEP
Hukum Newton
Hukum I
Newton
rumus

Hukum II
Newton

Contoh
penerapannya

Hukum III
Newton
rumus

rumus

Faksi = - Freaksi
Setiap benda memiliki

Kelembapan

Percepatan
bergantung
pada

Contoh
- Orang terdorong ke
belakang saat melempar
sesuatu
- telapak kaki anda
mendorong lantai ke
belakang (aksi) , lantai
mendorong anda ke
depan (reaksi_
- Gerak benda pada bidang
datar.
- Gerak benda pada bidang
miring.
- Gerak melingkar beraturan.
- Gerak melingkar vertikal.

HUKUM I NEWTON

Hukum pertama Newton menyatakan bahwa Jika


resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka
benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak
akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap. Dirumuskan
sebagi berikut :
F = 0
a= 0
Keterangan :
F = Resultan Gaya (N)
a = percepatan (m/s2)
Jika F = 0, percepatan 0 artinya kecepatan tetap .
Apabila benda semula diam (v = 0) , selamanya akan tetap
diam. Apabila benda bergerak dengan kecepatan v, benda
akan bergerak dengan kecepatan yang tetap v0.
Kecenderungan dari sifat benda seperti itu disebutkan
bahwa benda mempunyai kelembaman, sehubungan
dengan itu, hukum I Newton sering disebut hukum
kelembaman/inersia.

HUKUM II NEWTON
Persamaan F = ma dapat diterjemahkan dalam 2
pernyataan :
- Bila sebuah benda dengan massa m mendapat percepatan
a, maka gaya sebesar ma bekerja pada benda tersebut. Bila
sebuah benda bermassa m - Mendapat gaya F, maka benda
tersebut akan dipercepat sebesar F/m.

HUKUM III NEWTON


Hukum ketiga Newton kadang-kadang dinamakan
hukum interaksi atau aksi reaksi. Hukum ini
menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya
selalu terjadi bersama-sama.
Misalkan F12 adalah gaya yang dikerjakan oleh partikel 1
pada partikel 2, dan F21 adalah gaya oleh partikel 2 pada
partikel 1.
Persamaan ini dikenal dengan Hukum kekekalan
momentum, dengan penjelasan jika resultan gaya
eksternal yag bekerja pada sistem sama dengan nol, maka
vektor momentum total sistem tetap konstan.

Hukum kedua Newton , F = m a, merupakan bagian


yang penting di dalam menyelesaikan masalah-masalah
mekanika. Ada beberapa langkah yang berguna untuk
membantu menyelesaikan
masalah-masalah mekanika. Gaya Termasuk Vektor
penjumlahan gaya = penjumlahan vektor.
Untuk menjumlahkan beberapa vektor gaya maka gayagaya tersebut harus diuraikan pada sumbu koordinatnya
(x,y), jadi:
Keterangan :
FX=jumlah komponen gaya pada sb-x
FY=jumlah komponen gaya pada sb-y
FR= resultan gaya

a. Identifikasi obyek/benda yang menjadi pusat


perhatian.
Yang menjadi pusat perhatian : balok

PEMAKAIAN HUKUM NEWTON

b. Gambar gaya-gaya yang


bekerja pada obyek / benda
tersebut secara vektor .

PEMAKAIAN HUKUM
NEWTON

c. Pilih sistem koordinat pada


obyek/benda tersebut dan
proyeksikan gaya-gaya yang
bekerja
pada sumbu
koordinat.

PEMAKAIAN HUKUM
d. Tulis hukum keduan Newton dalam F = ma, dan
NEWTON
jumlahkan F total yang bekerja pada obyek/benda tersebut
secara vektor.
komponen x
Fx= m ax
F cos = m ax
Komponen y
Fy= m ay
F sin+ N- mg = m ay
e. Selesaikan permasalahannya secara simbolik (dengan
notasi simbol, misal m, a, F dsb).
Dari dua persamaan dalam komponen x dan komponen y
tersebut variabel yang ditanyakan dapat dicari.
f. Masukkan nilai tiap-tiap variabel ke dalam persamaan
yang sudah diperoleh.

JENIS JENIS GAYA

Gaya Berat

Gaya Normal

Gaya
Gesekan

w=mxg

Anda mungkin juga menyukai