PENENTUAN

AWAL BULAN QAMARIYAH

OLEH:

M. MARIFAT IMAN
KH.
(PEWAKILAN MUHAMMADIYAH)

MANHAJ MUHAMMADIYAH
DALAM PENENTUAN AWAL BULAN
QAMARIYAH
TELAH TERJADI IJTIMAK ATAU KONJUNGSI
ANTARA BULAN DAN MATAHARI.
IJTIMAK
ATAU
KONJUNGSI
TERJADI
SEBELUM MATAHARI TERBENAM.
PADA
SAAT
MATAHARI
TERBENAM,
BULAN BELUM TERBENAM (MOONSET
AFTER SUNSET), ARTINYA POSISI BULAN
BERADA DI ATAS UFUQ (DALAM ISTILAH
MUHAMMADIYAH HILL SUDAH WUJD).

3 SIFAT KRITERIA WUJUD AL-HILAL

DASAR

PIJAKNYA BUKAN VISIBILITAS

HILAL, TETAPI POSISI ATAU KEDUDUKAN
HILAL;
NON
PENAMPAKKAN,
TIDAK
MEMERLUKAN OBESERVASI, SEPERTI
HALNYA IJTIMAK DAN TERBENAMNYA
MATAHARI TIDAK DIOBSER-VASI;
BUKAN
SEMATA
TERVOKUS
PADA
KRITERIA, NAMUN JUGA TERLETAK PADA
AKURASI MENGHITUNG POSISI HILAL.

LANDASAN NASH
.(189 : )...

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: Bulan sabit itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji (Q.S. 2/al-Baqarah: 189).

Ayat tersebut dipahami bahwa al-ahillah (hill) atau bulan sabit itu
sebagai referensi penentuan waktu secara umum dan manasik haji;
Ayat di atas mengindikasikan bahwa perubahan bentuk semu bulan
(fase-fase bulan) merupakan pertanda perubahan waktu, karena hill
merupakan salah satu bentuk semu bulan di antara fase-fase yang
dialaminya selama dalam peredarannya mengelilingi bumi, dan
bersama-sama dengan bumi mengelilingi matahari;
Penyebutan al-ahillah (hill) dalam ayat tersebut bersifat umum,
mutlak dan fleksibel, sehingga dapat diterjemahkan ke dalam berbagai
pengertian. Secara astronomis, hill bisa saja dinyatakan sebagai
bentuk semu bulan yang paling kecil yang menghadap ke bumi, artinya
permukaan bulan yang terkena sinar matahari yang menghadap ke
bumi dalam keadaan paling kecil, atau bisa juga diartikan penampakan
bulan pertama kali setelah mengalami ijtim.

Lanjutan


.(5 : )...

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu) (Q.S.
10/Yunus: 5).

Menurut ayat tersebut, Allah SWT telah menentukan manzilahmanzilah (fase-fase) bagi bulan itu. Fase-fase bulan tidak lain
kecuali posisi-posisi bulan pada saat-saat tertentu terhadap
matahari dan bumi. Fase-fase itu ditempati oleh bulan setiap hari
dalam peredarannya mengelilingi bumi;
Perubahan posisi bulan terhadap bumi dan matahari
menyebabkan adanya perubahan bentuk semu bulan. Perubahan
bentuk semu bulan itu dapat dijadikan dasar untuk menentukan
pengorganisasian waktu ke dalam satuan hari/tanggal, bulan,
tahun dan seterusnya. Perubahan posisi bulan yang relatif
konstan itu sekaligus dapat dipastikan penghitungannya.

LANDASAN NASH
PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH
.(39 : )

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah

dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk
tandan yang tua (Q.S. 36/Ysn: 39).

AYAT DI ATAS DIPAHAMI BAHWA SATU SIKLUS PEREDARAN

BULAN MELALUI FASE-FASENYA ADALAH MULAI DARI
KEADAAN SEBAGAI BENTUK TANDAN TUA (URJN ALQADM) HINGGA KEMBALI LAGI KE KEADAAN SERUPA ITU.
AYAT TSB JUGA MENGISYARATKAN BAHWA DIMULAINYA
BULAN BARU QAMARIYAH, APABILA BULAN TELAH KEMBALI
KEPADA BENTUKNYA YANG PALING KECIL. BENTUK PALING
KECIL ITU DICAPAI OLEH BULAN DI SEKITAR SAAT IJTIM
(KONJUNGSI), YAKNI SAAT DI MANA MATAHARI DAN BULAN
MEMPUNYAI BUJUR LANGIT YANG SAMA.

Lanjutan

.(40 : )...

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan (Q.S. 36/Ysn: 40).

AYAT TSB MENGUATKAN TEMUAN ASTRONOMI, YANG MENYIMPULKAN BAHWA PEREDARAN BULAN MENGELILINGI BUMI
DALAM SETIAP BULAN, DAN PEREDARAN SEMU TAHUNAN
MATAHARI ARAHNYA SAMA, YAITU DARI BARAT KE TIMUR.
DARI AYAT ITU DIKETAHUI DENGAN JELAS BAHWA PEREDARAN
BULAN LEBIH CEPAT DARI PEREDARAN SEMU TAHUNAN
MATAHARI.
KARENA
PEREDARAN
KEDUANYA
BERLAKU
MEMUTAR (TIDAK LURUS), MAKA DALAM PEREDARANNYA ITU
MATAHARI SELALU TERKEJAR OLEH BULAN. SEBALIKNYA, TIDAK
ADA KEMUNGKINAN BAGI MATAHARI UNTUK MENGEJAR BULAN,
APALAGI MENDAHULUINYA.

Lanjutan
BILA DIHUBUNGKAN DENGAN BUNYI AYAT 39,
BAGIAN AWAL AYAT 40 ITU MENUNJUKKAN
LEBIH
JELAS,
BAHWA
BULAN
BARU
QAMARIYAH DITANDAI DENGAN DIDAHULUINYA
MATAHARI (YANG BERGERAK LAMBAT) OLEH
BULAN (YANG BERGERAK JAUH LEBIH CEPAT).
KARENA PEREDARAN KEDUANYA ITU BERLAKU
MENURUT ARAH BARAT KE TIMUR, MAKA
BULAN BARU QAMARIYAH DIMULAI BILA
BULAN BERKEDUDUKAN DI SEBELAH TIMUR
MATAHARI. KEDUDUKAN BULAN SEPERTI ITU
DICAPAI SAAT SETELAH BULAN MENGEJAR
MATAHARI. DENGAN KATA LAIN, SAAT SETELAH
IJTIM ANTARA BULAN DAN MATAHARI.

Lanjutan
.(40 : )...
dan malampun tidak dapat mendahului siang (Q.S. 36/Yasin: 40).
AYAT
DI
ATAS
MEMBERIKAN
PATOKAN
YANG
HARUS
DIPEDOMANI DALAM MENENTUKAN LAHIRNYA ATAU MASUKNYA
BULAN BARU QAMARIYAH.
YANG DIMAKSUD AYAT ITU ADALAH SITUASI SENJA HARI
TATKALA MATAHARI TERBENAM, KARENA PADA SITUASI SEPERTI
ITU TERJADI PERGANTIAN SIANG KEPADA MALAM. PERPINDAHAN
SIANG KEPADA MALAM ITU DITENTUKAN OLEH TERBENAMNYA
MATAHARI,
SEDANG
TERBENAMNYA
MATAHARI
ADALAH
TERHADAP UFUQ (HORIZON). KARENA ITU, BERDASARKAN AYAT
TSB ADA UNSUR BARU YANG HARUS DIPERHATIKAN, YAITU
GARIS UFUQ. UFUQ INILAH YANG HARUS DIJADIKAN PATOKAN
DALAM MENENTUKAN, APAKAH BULAN SUDAH BERADA DI
SEBELAH TIMUR MATAHARI ATAU SEBALIKNYA, IA MASIH DI
SEBELAH BARATNYA. BILA POSISI BULAN DI SEBELAH TIMUR
MATAHARI BERARTI BULAN BERADA DI ATAS UFUQ, SEBALIKNYA
BILA BULAN MASIH BERADA DI SEBELAH BARAT MATAHARI,
MAKA MASIH DI BAWAH UFUQ.

RAWAN PERBEDAAN
TAHUN

DERAJAT TINGGI BULAN DI BANDUNG PADA AWAL

BULAN
RAMADHAN

SYAWAL

DZULHIJJAH

1422/2001-2001

1,7
Rawan Perbedaan

6,3

2,5
Rawan Perbedaan

1423/2002-2003

7,7

1,2

1,3

1424/2003-2004

11,8

6.1

8,5

1425/2004-2005

3,4

10,3

13,8

1426/2005

10

3,3

4,7

1427/2006

8,8

0,9

10,6

RAWAN PERBEDAAN LAGI

TAHUN

DERAJAT TINGGI BULAN DI BANDUNG PADA AWAL

BULAN
RAMADHAN

SYAWAL

DZULHIJJAH

1429/2008

-0,7

-4

1430/2009

-1

1431/2010

-2

1,7

1432/2011

7,5

7,1

1433/2012

-4,3

-2,4

1434/2013

0,7

4,2

3,6

1435/2014

0,8

4,1

0,8

KALENDER ISLAM TERPADU

MENENTUKAN WAKTU (HARI DAN TANGGAL)
YANG
SAMA
DALAM
BERBAGAI
ASPEK
KEHIDUPAN UMAT ISLAM, BAIK DALAM URUSAN
IBADAH MAUPUN MUAMALAH;
BERPEGANG PADA PRINSIP SATU HARI SATU
TANGGAL ATAU SATU TANGGAL SATU HARI DI
SELURUH DUNIA;
DICARI SUATU SISTEM ATAU SOLUSI YANG
DAPAT MENYATUKAN HARI DAN TANGGAL YANG
SAMA DI SELURUH DUNIA;
SUATU
SISTEM
YANG
TERPADU
DALAM
MENETAPKAN KALENDER TIDAK TERLEPAS
DARI PENENTUAN KAPAN DAN DI MANA HARI
DIMULAI.