BAHAN PENGAWET
ALAMI
Oleh :
Dewi Nur Azizah, S.T.P., M.P.
PENDAHULUAN
Bahan pengawet alami : Bahan yang
berfungsi
dapat
membantu
mempertahankan
bahan
pangan
dari
serangan mikroorganisme pembusuk, baik
bakteri, kapang, maupun khamir, dengan
cara
menghambat,
mencegah,
dan
menghentikan
proses
pembusukan,
pengasaman, atau kerusakan komponen
lain dari bahan pangan.
GULA
Gula sebagai bahan pengawet mencegah
pertumbuhan
mikroorganisme
GARAM
Garam berperan sebagai penghambat selektif pada
mikrorganisme pembusuk atau proteolitik dan juga
pembentuk spora.
Garam dapat mempengaruhi aktivitas air (Aw) dari bahan
pangan,
sehingga
garam
dapat
mengendalikan
pertumbuhan mikroorganisme.
Konsentrasi garam yang digunakan untuk mengawetkan
bahan pangan sekitar 5-20%.
Garam digunakan secara luas dalam pengawetan produk
sayuran, ikan, dan daging.
ASAM
Asam sebagai pengawet mempunyai pengaruh
sebagai antimikroorganisme.
Asam yang umum digunakan sebagai bahan
pengawet cuka dan jeruk nipis.
Konsentrasi asam yang digunakan untuk
mengawetkan bahan pangan sampai pH 4.
Asam banyak digunakan untuk mengawetkan
produk buah dan sayuran.
BUAH
Jenis buah yang ideal memiliki flavor yang baik
serta mengandung banyak pektin dan asam.
Jenis buah yang mengandung pektin dan asam
yang banyak jambu biji, asem, jeruk lemon, dan
apel.
Jenis buah yang mengandung banyak pektin,
tetapi kurang asam pepaya, pisang, melon, dan
jeruk manis.
Jenis buah yang kurang mengandung pektin,
tetapi banyak mengandung asam nenas,
Kekurangan
PEKTIN
Bubuk pektin komersial memiliki grade tertentu
jumlah gula yang dihasilkan untuk menghasilkan
jeli dengan kadar padatan 65% dan kekuatan gel
yang normal, yang diukur pada suhu 26C.
Tes untuk menentukan kadar pektin dalam
ekstrak/sari buah dapat dilakukan dengan
beberapa cara (Lagua, dkk., 1977 dan Mubandono
HS, 1983) , yaitu :
1. Tes pemasakan (cooking test)
2. Tes alkohol
1. Tes Pemasakan
Sedikit sari buah dimasak dengan gula
pasir.
Sari buah yang banyak mengandung pektin
akan membentuk gel.
2. Tes Alkohol
Masukkan 1 sendok makan alkohol ke dalam cangkir, lalu tuangkan 1
sendok makan sari buah yang sudah jernih, kemudia aduk perlahanlahan biarkan mengendap selama 1 menit dan tuangkan ke dalam corong
kecil.
Apabila ada gumpalan yang cukup padat, maka dapat dinyatakan bahwa
buah tersebut mengandung cukup banyak pektin.
Kepadatan tersebut menunjukkan bahwa untuk membuat jeli yang baik
diperlukan 1 bagian gula dan 1 bagian sari buah.
Bila gumpalan pinggirnya bercelah-celah, maka 1 bagian sari buah
dicampur dengan bagian gula.
Bila tidak membentuk gumpalan, maka sari buah tersebut tidak mungkin
dijadikan jeli, kecuali ditambahkan pektin komersial.
ASAM
GULA
Gula
PENGOLAHAN
No
.
Selai
Jeli
1.
Penyiapan bahan
Penyiapan bahan
2.
3.
4.
Penambahan gula
Penambahan gula
5.
6.
7.
Penyimpanan
Penyimpanan
PENGEMASAN DAN
PENYIMPANAN
Kemasan yang digunakan berupa jar yang
transparan, maka sebagai akibat pengaruh
cahaya dapat terjadi pemudaran warna
pigmen buah.
Selai/jeli harus disimpan di tempat yang
gelap, sejuk, dan kering.
Bila disimpan dalam kondisi yang lembab
dan panas ada kemungkinan produk