Anda di halaman 1dari 68

L/O/G/O

ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA BBLR

Imelda Yanti

Definisi
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
(Gomello, 2004).
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa
memperhatikan usia gestasi (Wong, 2004).
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat
badannya pada saat kelahiran kurang dari 2500
gram (Kongres European Perinatal Medicine II,
London)
www.themegallery.com

Etiologi
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi
ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu:
*Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari
20 tahun atau di atas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat,
pekerjaan yang terlalu berat
Penyakit menahun ibu:
hipertensi,jantung,gangguan pembuluh darah,
perokok
www.themegallery.com

Lanjut
Faktor kehamilan : hamil dengan hidramnion,
hamil ganda, pendarahan antepartum,
komplikasi kehamilan (preeklamsia/eklamsia,
ketuban pecah dini)
* Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
* Faktor yang masih belum diketahui
www.themegallery.com

Pemeriksaan Penunjang
CTG: bunyi jantung cepat
USG kepala / CT Scaning ada: ada
perdarahan
Thorak foto: HMD
Laboratorium: Hb meningkat, GDS:
meningkat/menurun

www.themegallery.com

Penatalaksanaan
Hangatkan bayi dalam incubator/ KMC
Pengaturan suhu inkubator
Lakukan suction
Pemberian cairan cukup
Obat-obatan

www.themegallery.com

Komplikasi
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
Dismatur preterm terutama bila masa
gestasinya kurang dari 35 minggu
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus,
perdarahan ventrikel otak

www.themegallery.com

Lanjutan komplikasi
Hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia,
anemi, gangguan pembekuan darah
Infeksi, retronal fibroplasia, necrotizing
enterocolitis (NEC)
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi
konginetal

www.themegallery.com

Proses Keperawatan
Pengkajian
Anamnesa tentang riwayat keluarga,
maternal, prenatal dan intrapartum.
Pemeriksaan fisik dilakukan persistem
meliputi :
Susunan Saraf Pusat :
Kesadaran, pupil, reflek cahaya
Menangis lemah, merintih
Sucking,Rooting,Babinski,Tonic neck
www.themegallery.com

Lanjutan..
- Sistem Respiratorius :Sesak, retraksi
dada, RR, ronchii, wheezing, slym, napas
cuping hidung, penggunaan alat bantu
napas
- Sistem Kardiovaskuler :TD, nadi, suhu,
akral, sianosis, capillary refil.
- Sistem Gastro Intestinal :Abdomen
(kembung, BU), produksi NGT, puasa/tidak.

www.themegallery.com

Lanjutan..
- Sistem Traktus Urinarius :BAK,
pemasangan d/c, diuresis, produksi urine
(warna, jumlah, kepekatan).
- Hematologi :GDS, AGD, Hb, pucat
- Sistem Integumen :Turgor kulit (elastisitas,
kelembaban, warna), lanugo

www.themegallery.com

Perencanaan
Pola napas tidak efektif b/d penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama.... klien menunjukkan pola
napas efektif
Kriteria hasil : Kebutuhan oksigen menurun,
nafas spontan dan adekuat, tidak sesak,tidak
ada penggunaan otot dan alat bantu
pernafasan.

www.themegallery.com

Intervensi :
Atur posisi kepala dengan leher sedikit
ekstensi
Lakukan pengisapan mukus berkala
Berikan oksigen dengan metode yang
sesuai.

www.themegallery.com

Lanjutan
Lakukan perkusi dan auskuktasi dada.
Monitor irama, kedalaman dan frekuensi
pernapasan
Kolaborasi pemeriksaan laboratorium :
AGD, GDS.

www.themegallery.com

Termoregulasi tidak efektif b/d imaturitas fungsi


termoregulitas atau perubahan suhu lingkungan

Tujuan : setelah bayi menunjukkan Suhu


tubuh stabil
Kriteria hasil : suhu 36,5 C-37,2 C, akral hangat
Intervensi :
Tempatkan bayi di dalam
inkubator/penghangat/radiant warmer
Rawat bayi dengan suhu lingkungan
sesuai
Hindarkan bayi kontak langsung dengan
benda sebagai sumber dingin/panas
www.themegallery.com

Lanjutan
Monitor suhu bayi setiap 3 jam atau
kalau perlu.
Gunakan pelindung panas plastik untuk
menurunkan kehilangan panas.
Monitor tanda-tanda hipotermi pershiff
Kolaborasi pemeriksaan GDS.

www.themegallery.com

Resiko kurang volume cairan berhubungan


dengan mekanisme pengaturan yang
lemah

Tujuan : Setelahbayi menunjukkan status


hidrasi adekuat.
Kriteria hasil : turgor kulit elastik,mata dan ubunubun tidak cekung,
produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
Intervensi :
Monitor tanda-tanda dehidrasi seperti :
turgor kulit tidak elastis, mukosa mulut
kering, mata dan ubun-ubun cekung
pershiff.
www.themegallery.com

Lanjutan
Monitor masukan dan keluaran cairan
per 24 jam
Ukur dan catat intake dan output per 24
jam
Berikan cairan sesuai dengan
kebutuhan.
Kolaborasi dalam pemeriksaan lab :
elektrolit darah

www.themegallery.com

Resiko infeksi berhubungan dengan


pertahanan imunologis tidak adekuat.

Tujuan : bayi tidak menunjukkan tanda-tanda


infeksi nosokomial
Kriteria hasil : Suhu tubuh normal 36,5 37,5
C, Leukosit normal
Intervensi :
Hindari bayi dari orang-orang yang
terinfeksi, rawat dalam inkubator
Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi
www.themegallery.com

lanjutan
Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik
Pastikan semua alat yang dipakai bayi
sudah bersih.
Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai
instruksi.

www.themegallery.com

Resiko injuri susunan saraf pusat


berhubungan dengan immatur sistem
saraf pusat dan respon stress fisiologis

Tujuan : setelah...klien menunjukkan tekanan


intra kranial normal
Kriteria hasil : tidak ada bukti perdarahan, bayi
tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan
tekanan intra kranial.
Intervensi :
Cegah terjadinya hipoksia
Ukur saturasi oksigen
Monitor kesadaran dan aktivitas bayi
,monitor tangisan bayi
www.themegallery.com

Lanjutan
Monitor adanya kejang
Ukur lingkar kepala Kolaborasi dalam
pemeriksaan USG kepala
Berikan kain penutup inkubator agar
bayi terhindar dari cahaya langsung

www.themegallery.com

L/O/G/O

RESPIRATORY
DISTRESS
SYNDROM (RDS)

Imelda yanti

Definisi

RDS adalah perkembangan yang immature


pada system pernapasan atau tidak adekuatnya
jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatan
sebagai Hyalin Membrane Disease (Suryadi dan
Yuliani, 2001).

www.themegallery.com

Lanjutan
RDS adalah gangguan pernapasan yang sering
terjadi pada bayi premature dengan tanda-tanda
takipnea (>60 X/menit), retraksi dada, sianosis
pada udara kamar, yang menetap atau
memburuk pada 48 96 jam kehidupan dengan
X- ray thoraks yang spesifik (Stark, 1986)

www.themegallery.com

Tanda dan gejala


- Tachipnea frekuensi napas > 60 80 X
/menit, reaksi kompensasi terhadap
rendahnya pengembangan paru, tidak
adekuatnya ventilasi dan oksigenasi
- Merintih /Grunting, suara yang berasal dari
tertutupnya glotis dalam upaya menjaga
kapasitas residu fungsional tetap normal
- Retraksi, upaya diafragma dan otot
pernapasan mencipatakan tekanan negarif
intrapleura, paru mengmbang, menjadi
ventilasi
-

www.themegallery.com

Lanjutan
- Napas cuping hidung tanda refleks primitif
dalam upaya menurunkan tahanan saluran
napas atas
- Sianosis, tanda desaturasi hemoglobin
karena ketidak seimbangan proses ventilasi
perfusi dan difusi oksigen di alveolus
- Apnea, tanda gagal napas yang berat.

www.themegallery.com

SCORE

FREKUENSI NAPAS

< 60/ Menit

60-80 x/mnt

> 80 x/mnt

RETRAKSI

Tidak ada retraksi

Retraksi ringan

Retraksi berat

CIANOSIS

Tidak cianosis

Sianosis hilang dengan


O2

Cianosis menetap walaupun


diberi O2

AIR ENTRY

Udara masuk

Penurunan ringan udara


masuk

Tidak ada udara masuk

MERINTIH

Tidak merintih

Dapat didengar dengan


stetoskop

Dapat di dengar tanpa alat


bantu

DOWN SCORE (WHO) UNTUK RESPIRATORY DISTRESS


TABEL DOWN SCORE (WHO)
ASSESMENT OF THE RESPIRATORY DISTRESS SEVERITY

Score 3 0 : sesak napas ringan


Score 4 - 5 : sesak napas sedang
Score 6 : sesak napas berat
www.themegallery.com

PATOFISIOLOGI RDS.docx

www.themegallery.com

Pemeriksaan Penunjang
Thoraks foto, adanya gambaran retikulo
granular yang difus bilateral.
AGD adanya gagal napas akut, PaCO2 > 50
mm Hg, PaO2 < 60 mm Hg, saturasi O2 < 90
%.
GDS menunjukan adanya hipoglikemia.
Darah kultur

www.themegallery.com

Penatalaksanaan
Pemantauan suhu tubuh
Perbaikan ventilasi
Pemberian oksigen
Pemberian makanan, cairan dan elektrolit
Pencegahan terhadap infeksi
Perawatan saluran pernapasan

KOMPLIKASI
Persistent Pulmonary Hypertension.
Broncho Pneumonia Displasia.
Sepsis.
www.themegallery.com

Proses keperawatan
Pengkajian
- Anamnesis tentang riwayat keluarga, maternal,
prenatal dan intrapartum.
- Pemeriksaan fisik : dilakukan persistem meliputi :
Sistem Syaraf Pusat : Kesadaran, pupil,
reflek cahaya, menangis lemah, merintih,
sucking (menghisap), rooting (menoleh),
babinski, tonic neck

www.themegallery.com

System Respiratory : Sesak, retraksi


dada, RR, ronchii /wheezing, napas cuping
hidung
Sistem. Cardiovaskuler : TD, nadi, suhu,
akral, sianosis, capilary refil.
Sistem. Gastro Intestinal : Abdomen; supel,
kembung, BU, Produksi NGT, warna,
puasa/tidak.

www.themegallery.com

Lanjutan..
Sistem Traktus Urinarius : BAK,
pemasangan d/c, diuresis, produksi urine :
warna, jumlah, kepekatan.
Sistem Hematologi : GDS, AGD, Hb, pucat
Sistem Integumen : Turgor kulit; elastis,
kelembaban, warna,lanugo

www.themegallery.com

Perencanaan
Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d mukus
berlebihan, posisi tidak tepat
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama.... klien menunjukkan jalan napas efektif.
Kriteria Hasil : Pasien memperlihatkan jalan
nafas yang paten, suara paru normal tidak ada
ronchii tidak ada wheezing tidak ada slym, tidak
terjadi aspirasi, nilai AGD normal

www.themegallery.com

Intervensi :
Monitor tanda vital
Auskultasi suara napas dan jantung
Lakukan penghisapan lendir
Cek humidifier dan temperatur
Catat warna dan konsistensi sekret
Kolaborasi inhalasi dan pemberian
bronchodilator
Kolaborasi pemeriksaan AGD dan
thoraks foto
www.themegallery.com

Diagnosa Keperawatan :
Pola nafas tidak efektif b.d Imaturitas paru dan
neuromuskular, penurunan energi dan keletihan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama...... klien menunjukkan
pola napas efektif.
Kriteria Hasil : Frekuensi pernafasan normal 40
s/d 60 x/mt, Sianosis (),denyut jantung > 100
x/mt, tonus otot baik, AGD dalam batas normal

www.themegallery.com

Lanjutan..
Intervensi
Monitor tanda-tanda vital tiap jam
Monitor irama kedalaman pernapasan,
penggunaan otot bantu napas.
Atur posisi tidur semi fowler
Lakukan suksion
Cek sirkuit dan setting ventilator dan
sistem alarm.
Monitor posisi ETT.
www.themegallery.com

Pastikan sirkuit napas bebas hambatan


Monitor dengan ketat AGD dan
pembacaan saturasi
Monitor dan kaji respon bayi terhadap
terapi ventilasi dan oksigenasi.

www.themegallery.com

Diagnosa Keperawatan : Perfusi jaringan tidak efektif;


cardiopulmonal b.d kerusakan transportasi oksigen
melewati membran kapiler dan alveolar
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama......klien menunjukkan perfusi cardiopulmonal
adekuat
Kriteria Hasil : Output urine normal, mukosa mulut
lembab, abdomen lemas, bunyi napas normal,
ekstremitas hangat, capilary refil < 3 detik, tanda vital
normal, AGD normal, lab DBN

www.themegallery.com

Intervensi :
Monitor dan catat tanda vital
Monitor balance cairan
Timbang BB bila k/u memungkinkan
Kaji adanya edema perifer
Monitor kapilary refill, suhu kulit
Kaji bunyi napas
Monitor tingkat kesadaran.
Kolaborasi obat vasopresor, agen
inotropik.
www.themegallery.com

Diagnosa Keperawatan: Termoregulasi tidak efektif b.d


immaturitas, temperatur lingkungan fluktuatif.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama............diharapkan klien dapat menunjukkan
suhu tubuh normal.
Kriterian Hasil : Bayi akan mengalami suhu antara
36,40 C dan 370 C, akral hangat, suhu inkubator
dipertahankan 340 C

www.themegallery.com

Intervensi:
Kaji faktor-faktor penyebab kehilangan
panas
Kurangi atau hilangkan sumber
kehilangan panas
Ganti popok atau alat tenun bila basah
Bila ganti posisi lakukan dengancepat
dan tepat.

www.themegallery.com

Monitot tanda vital


Monitor kelembaban kulit dan akral
Monitor suhu inkubator
Pertahankan suhu inkubator

www.themegallery.com

Diagnosa Keperawatan: Resiko ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
dalam mengabsorbsi makanan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selamaklien dapat menunjukkan tidak terjadi
gangguan nutrisi
Kriteria Hasil : BB normal, albumin normal, mukosa
lembab, konjungtiva norma, GDS normal

www.themegallery.com

Intervensi :
Monitor dan catat jumlah kalori yang
masuk
Beri nutrisi secara bertahap
Cek residu sebelum pemberian minum
per NGT
Timbang BB bila k.u memungkinkan
Kolaborasi pemeriksaan lab Albumin,
Hb, GDS
Kolaborasi pemberian Total Parenteral
Nutrisi
www.themegallery.com

Diagnosa keperawatan: Resiko injuri b.d


pemasangan ventilator

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama..klien menunjukkan tidak
terjadi injuri.
Kriteria Hasil : tidak terjadi barotrauma, tidak
terjadi perdarahan, posisi ETT stabil,tidak terjadi
Retinopaty of Premature (ROP)
Hasil Intervensi :
- Monitor posisi basic breathing sircuit
- Kaji tanda-tanda terjadinya krepitasi,
perdarahan.
www.themegallery.com

Monitor pemberian oksigen konsentrasi


tinggi.
- Turunkan oksigen secara bertahap.
- Lakukan perawatan ETT setiap hari,ganti
breathing sircuit tiap 14 hari.
- Kolaborasi dengan dokter spesialis
mata.

www.themegallery.com

L/O/G/O

ASKEP PADA
SEPSIS
NEONATORUM

Imelda yanti

Definisi
Sepsis adalah sindrome yang di karakteristikan
oleh tanda tanda klinis dan gejala-gejala infeksi
yang parah, yang dapat berkembang ke arah
septisemia dan syok septik. (Doenges, 1999)
Sepsis adalah bakteri umum pada aliran darah
(Wong, et all, 2003).
Sepsis neonatorum atau septikemia neonatal
didefinisi sebagai infeksi bakteri pada aliran
darah bayi selama empat minggu pertama
kehidupan. (Bobak, 2004).

www.themegallery.com

Merupakan infeksi bakteri generalisata yang


biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan.
(Muscari, 2005).
Merupakan sindroma klinis dari penyakit
sistemik akibat infeksi selama satu bulan
pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur, dan
protozoa dapat menyebabkan sepsis bayi baru
lahir. (DEPKES , 2007)

www.themegallery.com

Kejadian sepsis
- Asia : 7,1-38 per 1000 kelahiran hidup
- Afrika : 6,5-23 per 1000 kelahiran hidup
- Amerika Selatan: 3,5-8,9 per 1000
kelahiran hidup
- Amerika Serikat: 6-9 per 1000 kelahiran
hidup
(Ponek)

www.themegallery.com

Etiologi
Neonatus sangat rentan karena respon imun
yang belum sempurna. Angka mortalitas telah
berkurang tapi insidennya tidak. Faktor resiko
antara lain, prematuritas, prosedur invasif,
penggunaan steroid untuk masalah paru kronis,
dan pajanan nosokomial terhadap patogen.

www.themegallery.com

Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum


adalah berbagai macam kuman seperti bakteri,
virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi
hampir selalu disebabkan oleh bakteri :Bakteri
escherichia koli, Streptococus group B,
Stophylococus aureus, Enterococus, Listeria
monocytogenes, dan Klebsiella

www.themegallery.com

Manifestasi klinis (Arief,2008)


Secara Umum : panas (hipertermi), malas
minum, letargi, sklerema
Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia,
muntah, diare, hepatomegali
Saluran nafas: apnoe, dispnue(< 30x/menit),
takipnae(>60x/menit), retraksi, nafas cuping
hidung, merintih, sianosis
Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit
lembab, hipotensi, takikardi(> 160x/menit),
bradikardi(< 100x/menit)
www.themegallery.com

Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang,


hiporefleksi, malas minum, pernapasan tidak
teratur, ubun-ubun membonjol
Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat,
petekie, purpura, perdaraha.
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara
lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap,
denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya
turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa
gangguan pernafasan, kejang, jaundice,
muntah, diare, dan perut kembung
www.themegallery.com

Lanjutan ..

Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung


kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
- Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan
keluarnya nanah atau darah dari pusar
- Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau
abses otak menyebabkan koma, kejang,
opistotonus (posisi tubuh melengkung ke
depan) atau penonjolan pada ubun-ubun

www.themegallery.com

- Infeksi pada tulang (osteomielitis)


menyebabkan terbatasnya pergerakan pada
lengan atau tungkai yang terkena.
-Infeksi pada persendian menyebabkan
pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan
sendi yang terkena teraba hangat.
-Infeksi pada selaput perut (peritonitis)
menyebabkan pembengkakan perut dan diare
berdarah.
www.themegallery.com

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikrokopis maupun pembiakan terhadap
contoh darah air kemih, jika diduga suatu meningitis,
maka dilakukan fungsi lumbal.
Bila sindroma klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan
evaluasi sepsis secara menyeluruh. Hal ini termasuk
biakan darah, fungsi lumbal, analisis dan kultur urin :
Leukositosis (>34.000109/L), Leukopenia (< 4.000x
109/L),Netrofil muda 10%,perbandingan netrofil
immature(stab) dibanding total (stb+segmen)atau I/T
ratio >0,2,trombositopenia (< 100.000 x 109/L),CRP
>10mg /dl atau 2 SD dari normal

www.themegallery.com

penatalaksanaan
Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 200 mg/kg
BB/24 jam i.v (dibagi 2 dosis untuk neonatus umur < 7 hari, untuk
neonatus umur > 7 hari dibagi 3 dosis), dan Netylmycin (Amino
glikosida) dosis 7 1/2 mg/kg BB/per hari i.m/i.v dibagi 2 dosis (hatihati penggunaan Netylmycin dan Aminoglikosida yang lain bila
diberikan i.v harus diencerkan dan waktu pemberian ? sampai 1 jam
pelan-pelan).
Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah
lengkap, urine, lengkap, feses lengkap, kultur darah, cairan
serebrospinal, urine dan feses (atas indikasi), pungsi lumbal dengan
analisa cairan serebrospinal (jumlah sel, kimia, pengecatan Gram),
foto polos dada, pemeriksaan CRP kuantitatif).
Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin,
gula darah, analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dan lainlain.
www.themegallery.com

Lanjutan penatalaksanaan
Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan
infeksi, pemeriksaan darah dan CRP normal, dan kultur darah
negatif maka antibiotika diberhentikan pada hari ke-7.
Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium
menyokong infeksi, CRP tetap abnormal, maka diberikan Cefepim
100 mg/kg/hari diberikan 2 dosis atau Meropenem dengan dosis 3040 mg/kg BB/per hari i.v dan Amikasin dengan dosis 15 mg/kg
BB/per hari i.v i.m (atas indikasi khusus). Pemberian antibiotika
diteruskan sesuai dengan tes kepekaannya. Lama pemberian
antibiotika 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian antibiotika
minimal 21 hari.
suportif meliputi :termoregulasi, terapi oksigen/ventilasi mekanik,
terapi syok, koreksi metabolik asidosis, terapi
hipoglikemi/hiperglikemi, transfusi darah, plasma, trombosit, terapi
kejang, transfusi tukar
www.themegallery.com

Pencegahan
Pada masa Antenatal :Perawatan antenatal meliputi
pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi,
pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu,
asupan gizi yang memadai, penanganan segera
terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan
ibu dan janin. Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.
Pada masa Persalinan : Perawatan ibu selama
persalinan dilakukan secara aseptik.
Pada masa pasca Persalinan :Rawat gabung bila bayi
normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan
peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara
steril.
www.themegallery.com

Proses keperawatan
Pengkajian:
Aktivitas/istirahat: malaise
Sirkulasi: tekanan darah normal/sedikit dibawah
jangkauan normal denyut perifer kuat,cepat,takikardia
(syok).
Eliminasi: diare
Nutrisi: anoreksia, mual, munta
Neurosensori: Sakit kepala, pusing, penurunan
kesadaran.

www.themegallery.com

Lanjutan..
Nyeri / Keamanan nyeri abdominal, rewel
Pernafasan: tacipnea, infeksi paru.
Seksualitas puripus perineal( magerasi vulvaa pengeringan
vaginal purulen)
Penyuluhan Pembelajaraan: masalah kesehatan kronis riwayat
selenektomi penggunaan antibiotik, pencegahan infeks

www.themegallery.com

Perencanaan
Diagnosa Keperawatan: Resiko terhadap infeksi
(progesif dari sepsis ke syok sepsis) berdasarkan
prosedur invasif, pemajanan lingkungan (nasokomial).
Intervensi :
1)
Berikan isolasi/pantau pengunjung sesuai indikasi
2)
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukaan
aktivitas walaupun menggunakan sarung tangan
steril.
3)
Dorong penggantian posisi , nafas dalama/ batuk.
4)
Batasi penggunaan alat/prosedur invasif jika
memungkinkan
5)
Pantau kecendrungan suhu
www.themegallery.com

Diagnosa Keperawatan: Hipertermia berdasarkan


peningkatan tingkat metabolisme, penyakit dehidrasi,
efek langsung dari sirkulasiedotoksia pada hipotalamus
perubahan pada regulasi temperataif.
Intervensi :
1)
Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan
menggigil / diaporesis.
2)
Pantau suhu linkungan, batasi / tambahkan linen
tempat tidur, sesuai indikasi.
3)
Berikan kompres hangat

www.themegallery.com

Diagnosa Keperawatan: Kekurangan volume cairan


berhubungan dengan peningkatan jelas pada vasodilatif
vaskuler dan permeabilitas kapiler/kebocoran cairan
kedalam lokasi interstisial (ruang ketiga)
Intervensi :
1) Ukur / kadar urine dan berat jenis
2) Berikan masukan cairan oral sesuai toleransi.
3) Palpasi denyut peripher
4) Kaji membran mukosa kering, turgor kulit yang kurang
baik, dan rasa haus.
5) Amati odema dependent pada skrotum, punggung
kaki.
www.themegallery.com

Thank you

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai