ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA BBLR
Imelda Yanti
Definisi
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
(Gomello, 2004).
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa
memperhatikan usia gestasi (Wong, 2004).
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat
badannya pada saat kelahiran kurang dari 2500
gram (Kongres European Perinatal Medicine II,
London)
www.themegallery.com
Etiologi
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi
ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu:
*Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari
20 tahun atau di atas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat,
pekerjaan yang terlalu berat
Penyakit menahun ibu:
hipertensi,jantung,gangguan pembuluh darah,
perokok
www.themegallery.com
Lanjut
Faktor kehamilan : hamil dengan hidramnion,
hamil ganda, pendarahan antepartum,
komplikasi kehamilan (preeklamsia/eklamsia,
ketuban pecah dini)
* Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
* Faktor yang masih belum diketahui
www.themegallery.com
Pemeriksaan Penunjang
CTG: bunyi jantung cepat
USG kepala / CT Scaning ada: ada
perdarahan
Thorak foto: HMD
Laboratorium: Hb meningkat, GDS:
meningkat/menurun
www.themegallery.com
Penatalaksanaan
Hangatkan bayi dalam incubator/ KMC
Pengaturan suhu inkubator
Lakukan suction
Pemberian cairan cukup
Obat-obatan
www.themegallery.com
Komplikasi
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
Dismatur preterm terutama bila masa
gestasinya kurang dari 35 minggu
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus,
perdarahan ventrikel otak
www.themegallery.com
Lanjutan komplikasi
Hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia,
anemi, gangguan pembekuan darah
Infeksi, retronal fibroplasia, necrotizing
enterocolitis (NEC)
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi
konginetal
www.themegallery.com
Proses Keperawatan
Pengkajian
Anamnesa tentang riwayat keluarga,
maternal, prenatal dan intrapartum.
Pemeriksaan fisik dilakukan persistem
meliputi :
Susunan Saraf Pusat :
Kesadaran, pupil, reflek cahaya
Menangis lemah, merintih
Sucking,Rooting,Babinski,Tonic neck
www.themegallery.com
Lanjutan..
- Sistem Respiratorius :Sesak, retraksi
dada, RR, ronchii, wheezing, slym, napas
cuping hidung, penggunaan alat bantu
napas
- Sistem Kardiovaskuler :TD, nadi, suhu,
akral, sianosis, capillary refil.
- Sistem Gastro Intestinal :Abdomen
(kembung, BU), produksi NGT, puasa/tidak.
www.themegallery.com
Lanjutan..
- Sistem Traktus Urinarius :BAK,
pemasangan d/c, diuresis, produksi urine
(warna, jumlah, kepekatan).
- Hematologi :GDS, AGD, Hb, pucat
- Sistem Integumen :Turgor kulit (elastisitas,
kelembaban, warna), lanugo
www.themegallery.com
Perencanaan
Pola napas tidak efektif b/d penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama.... klien menunjukkan pola
napas efektif
Kriteria hasil : Kebutuhan oksigen menurun,
nafas spontan dan adekuat, tidak sesak,tidak
ada penggunaan otot dan alat bantu
pernafasan.
www.themegallery.com
Intervensi :
Atur posisi kepala dengan leher sedikit
ekstensi
Lakukan pengisapan mukus berkala
Berikan oksigen dengan metode yang
sesuai.
www.themegallery.com
Lanjutan
Lakukan perkusi dan auskuktasi dada.
Monitor irama, kedalaman dan frekuensi
pernapasan
Kolaborasi pemeriksaan laboratorium :
AGD, GDS.
www.themegallery.com
Lanjutan
Monitor suhu bayi setiap 3 jam atau
kalau perlu.
Gunakan pelindung panas plastik untuk
menurunkan kehilangan panas.
Monitor tanda-tanda hipotermi pershiff
Kolaborasi pemeriksaan GDS.
www.themegallery.com
Lanjutan
Monitor masukan dan keluaran cairan
per 24 jam
Ukur dan catat intake dan output per 24
jam
Berikan cairan sesuai dengan
kebutuhan.
Kolaborasi dalam pemeriksaan lab :
elektrolit darah
www.themegallery.com
lanjutan
Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik
Pastikan semua alat yang dipakai bayi
sudah bersih.
Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai
instruksi.
www.themegallery.com
Lanjutan
Monitor adanya kejang
Ukur lingkar kepala Kolaborasi dalam
pemeriksaan USG kepala
Berikan kain penutup inkubator agar
bayi terhindar dari cahaya langsung
www.themegallery.com
L/O/G/O
RESPIRATORY
DISTRESS
SYNDROM (RDS)
Imelda yanti
Definisi
www.themegallery.com
Lanjutan
RDS adalah gangguan pernapasan yang sering
terjadi pada bayi premature dengan tanda-tanda
takipnea (>60 X/menit), retraksi dada, sianosis
pada udara kamar, yang menetap atau
memburuk pada 48 96 jam kehidupan dengan
X- ray thoraks yang spesifik (Stark, 1986)
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Lanjutan
- Napas cuping hidung tanda refleks primitif
dalam upaya menurunkan tahanan saluran
napas atas
- Sianosis, tanda desaturasi hemoglobin
karena ketidak seimbangan proses ventilasi
perfusi dan difusi oksigen di alveolus
- Apnea, tanda gagal napas yang berat.
www.themegallery.com
SCORE
FREKUENSI NAPAS
60-80 x/mnt
> 80 x/mnt
RETRAKSI
Retraksi ringan
Retraksi berat
CIANOSIS
Tidak cianosis
AIR ENTRY
Udara masuk
MERINTIH
Tidak merintih
PATOFISIOLOGI RDS.docx
www.themegallery.com
Pemeriksaan Penunjang
Thoraks foto, adanya gambaran retikulo
granular yang difus bilateral.
AGD adanya gagal napas akut, PaCO2 > 50
mm Hg, PaO2 < 60 mm Hg, saturasi O2 < 90
%.
GDS menunjukan adanya hipoglikemia.
Darah kultur
www.themegallery.com
Penatalaksanaan
Pemantauan suhu tubuh
Perbaikan ventilasi
Pemberian oksigen
Pemberian makanan, cairan dan elektrolit
Pencegahan terhadap infeksi
Perawatan saluran pernapasan
KOMPLIKASI
Persistent Pulmonary Hypertension.
Broncho Pneumonia Displasia.
Sepsis.
www.themegallery.com
Proses keperawatan
Pengkajian
- Anamnesis tentang riwayat keluarga, maternal,
prenatal dan intrapartum.
- Pemeriksaan fisik : dilakukan persistem meliputi :
Sistem Syaraf Pusat : Kesadaran, pupil,
reflek cahaya, menangis lemah, merintih,
sucking (menghisap), rooting (menoleh),
babinski, tonic neck
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Lanjutan..
Sistem Traktus Urinarius : BAK,
pemasangan d/c, diuresis, produksi urine :
warna, jumlah, kepekatan.
Sistem Hematologi : GDS, AGD, Hb, pucat
Sistem Integumen : Turgor kulit; elastis,
kelembaban, warna,lanugo
www.themegallery.com
Perencanaan
Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d mukus
berlebihan, posisi tidak tepat
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama.... klien menunjukkan jalan napas efektif.
Kriteria Hasil : Pasien memperlihatkan jalan
nafas yang paten, suara paru normal tidak ada
ronchii tidak ada wheezing tidak ada slym, tidak
terjadi aspirasi, nilai AGD normal
www.themegallery.com
Intervensi :
Monitor tanda vital
Auskultasi suara napas dan jantung
Lakukan penghisapan lendir
Cek humidifier dan temperatur
Catat warna dan konsistensi sekret
Kolaborasi inhalasi dan pemberian
bronchodilator
Kolaborasi pemeriksaan AGD dan
thoraks foto
www.themegallery.com
Diagnosa Keperawatan :
Pola nafas tidak efektif b.d Imaturitas paru dan
neuromuskular, penurunan energi dan keletihan.
www.themegallery.com
Lanjutan..
Intervensi
Monitor tanda-tanda vital tiap jam
Monitor irama kedalaman pernapasan,
penggunaan otot bantu napas.
Atur posisi tidur semi fowler
Lakukan suksion
Cek sirkuit dan setting ventilator dan
sistem alarm.
Monitor posisi ETT.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Intervensi :
Monitor dan catat tanda vital
Monitor balance cairan
Timbang BB bila k/u memungkinkan
Kaji adanya edema perifer
Monitor kapilary refill, suhu kulit
Kaji bunyi napas
Monitor tingkat kesadaran.
Kolaborasi obat vasopresor, agen
inotropik.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Intervensi:
Kaji faktor-faktor penyebab kehilangan
panas
Kurangi atau hilangkan sumber
kehilangan panas
Ganti popok atau alat tenun bila basah
Bila ganti posisi lakukan dengancepat
dan tepat.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Intervensi :
Monitor dan catat jumlah kalori yang
masuk
Beri nutrisi secara bertahap
Cek residu sebelum pemberian minum
per NGT
Timbang BB bila k.u memungkinkan
Kolaborasi pemeriksaan lab Albumin,
Hb, GDS
Kolaborasi pemberian Total Parenteral
Nutrisi
www.themegallery.com
www.themegallery.com
L/O/G/O
ASKEP PADA
SEPSIS
NEONATORUM
Imelda yanti
Definisi
Sepsis adalah sindrome yang di karakteristikan
oleh tanda tanda klinis dan gejala-gejala infeksi
yang parah, yang dapat berkembang ke arah
septisemia dan syok septik. (Doenges, 1999)
Sepsis adalah bakteri umum pada aliran darah
(Wong, et all, 2003).
Sepsis neonatorum atau septikemia neonatal
didefinisi sebagai infeksi bakteri pada aliran
darah bayi selama empat minggu pertama
kehidupan. (Bobak, 2004).
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Kejadian sepsis
- Asia : 7,1-38 per 1000 kelahiran hidup
- Afrika : 6,5-23 per 1000 kelahiran hidup
- Amerika Selatan: 3,5-8,9 per 1000
kelahiran hidup
- Amerika Serikat: 6-9 per 1000 kelahiran
hidup
(Ponek)
www.themegallery.com
Etiologi
Neonatus sangat rentan karena respon imun
yang belum sempurna. Angka mortalitas telah
berkurang tapi insidennya tidak. Faktor resiko
antara lain, prematuritas, prosedur invasif,
penggunaan steroid untuk masalah paru kronis,
dan pajanan nosokomial terhadap patogen.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Lanjutan ..
www.themegallery.com
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikrokopis maupun pembiakan terhadap
contoh darah air kemih, jika diduga suatu meningitis,
maka dilakukan fungsi lumbal.
Bila sindroma klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan
evaluasi sepsis secara menyeluruh. Hal ini termasuk
biakan darah, fungsi lumbal, analisis dan kultur urin :
Leukositosis (>34.000109/L), Leukopenia (< 4.000x
109/L),Netrofil muda 10%,perbandingan netrofil
immature(stab) dibanding total (stb+segmen)atau I/T
ratio >0,2,trombositopenia (< 100.000 x 109/L),CRP
>10mg /dl atau 2 SD dari normal
www.themegallery.com
penatalaksanaan
Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 200 mg/kg
BB/24 jam i.v (dibagi 2 dosis untuk neonatus umur < 7 hari, untuk
neonatus umur > 7 hari dibagi 3 dosis), dan Netylmycin (Amino
glikosida) dosis 7 1/2 mg/kg BB/per hari i.m/i.v dibagi 2 dosis (hatihati penggunaan Netylmycin dan Aminoglikosida yang lain bila
diberikan i.v harus diencerkan dan waktu pemberian ? sampai 1 jam
pelan-pelan).
Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah
lengkap, urine, lengkap, feses lengkap, kultur darah, cairan
serebrospinal, urine dan feses (atas indikasi), pungsi lumbal dengan
analisa cairan serebrospinal (jumlah sel, kimia, pengecatan Gram),
foto polos dada, pemeriksaan CRP kuantitatif).
Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin,
gula darah, analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dan lainlain.
www.themegallery.com
Lanjutan penatalaksanaan
Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan
infeksi, pemeriksaan darah dan CRP normal, dan kultur darah
negatif maka antibiotika diberhentikan pada hari ke-7.
Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium
menyokong infeksi, CRP tetap abnormal, maka diberikan Cefepim
100 mg/kg/hari diberikan 2 dosis atau Meropenem dengan dosis 3040 mg/kg BB/per hari i.v dan Amikasin dengan dosis 15 mg/kg
BB/per hari i.v i.m (atas indikasi khusus). Pemberian antibiotika
diteruskan sesuai dengan tes kepekaannya. Lama pemberian
antibiotika 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian antibiotika
minimal 21 hari.
suportif meliputi :termoregulasi, terapi oksigen/ventilasi mekanik,
terapi syok, koreksi metabolik asidosis, terapi
hipoglikemi/hiperglikemi, transfusi darah, plasma, trombosit, terapi
kejang, transfusi tukar
www.themegallery.com
Pencegahan
Pada masa Antenatal :Perawatan antenatal meliputi
pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi,
pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu,
asupan gizi yang memadai, penanganan segera
terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan
ibu dan janin. Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.
Pada masa Persalinan : Perawatan ibu selama
persalinan dilakukan secara aseptik.
Pada masa pasca Persalinan :Rawat gabung bila bayi
normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan
peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara
steril.
www.themegallery.com
Proses keperawatan
Pengkajian:
Aktivitas/istirahat: malaise
Sirkulasi: tekanan darah normal/sedikit dibawah
jangkauan normal denyut perifer kuat,cepat,takikardia
(syok).
Eliminasi: diare
Nutrisi: anoreksia, mual, munta
Neurosensori: Sakit kepala, pusing, penurunan
kesadaran.
www.themegallery.com
Lanjutan..
Nyeri / Keamanan nyeri abdominal, rewel
Pernafasan: tacipnea, infeksi paru.
Seksualitas puripus perineal( magerasi vulvaa pengeringan
vaginal purulen)
Penyuluhan Pembelajaraan: masalah kesehatan kronis riwayat
selenektomi penggunaan antibiotik, pencegahan infeks
www.themegallery.com
Perencanaan
Diagnosa Keperawatan: Resiko terhadap infeksi
(progesif dari sepsis ke syok sepsis) berdasarkan
prosedur invasif, pemajanan lingkungan (nasokomial).
Intervensi :
1)
Berikan isolasi/pantau pengunjung sesuai indikasi
2)
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukaan
aktivitas walaupun menggunakan sarung tangan
steril.
3)
Dorong penggantian posisi , nafas dalama/ batuk.
4)
Batasi penggunaan alat/prosedur invasif jika
memungkinkan
5)
Pantau kecendrungan suhu
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Thank you
www.themegallery.com