Anda di halaman 1dari 31

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DIALIZER

REUSE TERHADAP PENCAPAIAN Kt/V


PADA PASIEN HEMODIALISIS

PD IPDI DKI JAKARTA


A. LATAR BELAKANG
Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK)
 Kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal secara
progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit ( toksik-uremik
didalam darah (Arif Mutaqin-Kumala Sari.2011 )
Prevalensi penyakit GGK diperkirakan akan
mencapai 13,4 % dari penduduk dunia
mengalami GGK (Hill et all, 2016) 132.142 Pasien Hemodialisis

6%
GGK
Akut On GGK

Terapi pengganti PGK stadium 5 :


94%
1. Hemodialisa
2. CAPD
3. Transplantasi ginjal
Di Indonesia menurut (IRR, 2018)
HEMODIALISIS
Salah satu pilihan terapi untuk pasien GGK stadium 5

Biaya pengobatan HD yang dilakukan terus menerus dari tahun ke tahun semakin
mahal dan membutuhkan biaya banyak

Sumber dana : pribadi, perusahaan dan BPJS Kesehatan

Untuk mengurangi biaya operasionai PB PERNEFRI merekomendasikan


penggunaan dialiser re-use sampai 7x pemakaian

Syarat dialiser re-use dapat digunakan, jika nilai total cell volume (TCV) masih diatas 80
% dari nilai awal
ADEKUASI DIALISIS
 Kecukupan jumlah proses dialisis untuk menjaga dan menjamin kondisi optimal dan
terbaik sehingga bisa mencegah komplikasi akibat penumpukan toksin uremik
(Djarwoto, 2009 dalam (Komariah, 2012)

 Evaluasi Terhadap Keefektifan V adalah volume air


Dialisis Dinyatakan Dengan yang ada didalam
tubuh pasien (60%
t adalah lamanya dari berat badan
proses hemodialisis tubuh)
Rumus Kt/V K adalah seberapa
yang dihitung dalam
satuan menit, pada
banyak darah yang umumnya
dialirkan ke dalam memerlukan waktu
dializer dan selama 4 – 5 jam
dinyatakan dalam
satuan (mL/menit)
Quick of Blood(QB)

 Terapi HD dikatakan adekuat bila keadaan umun dan status nutrisi pasien baik
tanpa presentasi akumulasi toksin azotemia.
 target Kt/V > 1,3 atau minimal 1,2 pada psn hd dg 3x/mgg ( Denver 2005 )
 NKf-k/DOQI target Kt/V 1,8 pd psn hd dg 2x/mgg
RE-USE
• Pemakaian ulang dialyzer (reuse dialyzer) adalah suatu
tindakan pemakaian dialyzer lebih dari satu kali pada pasien
yang sama.
• Dialyzer setelah digunakan dalam proses hemodialisis
dibersihkan dan dilakukan sterilisasi baik menggunakan mesin
maupun manual.
• Pemakaian reuse dialyzer yang disarankan oleh Perkumpulan
Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) maksimal 7 kali untuk 1
dialyzer.
• Evaluasi terhadap keefektifan terapi dialisis dinyatakan sebagai
adekuasi dialysis yang dihitung dengan rumus Kt/ V.
B. RUMUSAN MASALAH

“Apakah ada efektifitas reuse dialyzer terhadap pencapaian KT/V pada pasien
hemodialisis?”
Berdasarkan data IRR (2017),
Pemakaian reuse dialyzer yang terdapat pemakaian dialiser re-use
disarankan oleh Perkumpulan diatas 10 kali di beberapa unit
Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) hemodialisis dengan hasil
maksimal 7 kali untuk 1 dialiser adekuasi menurun 4%
dibandingkan tahun sebelumnya

Purnama ( 2015 ) dalam


penelitianya menyatakan bahwa Armelia ( 2015 ) dalam
pemakaian ulang dialiser sampai penelitianya nilai KT/V dan
7x tidak berpengaruh terhadap volume priming tidak didapatkan
nilai Urea Reduction Ratio ( URR adanya korelasi yang bermakna
) dan KT/V
C. TUJUAN

• Mengetahui • Mengetahui • Menganalisa

TUJUAN KHUSUS

TUJUAN KHUSUS
TUJUAN UMUM

efektifitas dialiser re- gambaran hubungan antara


use terhadap karakteristik berat badan kering
adekuasi dialisis pada responden ( BBK, QB terhadap nilai
pasien Hemodialisis dan UFG ) pada pencapaian KT/V
pasien PGK yang pada pasien gagal
menjalani ginjal kronik yang
hemodialisis. menjalani
• Menganalisa hemodialisis.
hubungan antara • Mengetahui
quick of blood (QB) hubungan antara UFG
terhadap nilai terhadap pencapaian
pencapaian KT/V KT/V pada pasien
pada pasien gagal gagal ginjal kronis
ginjal kronik yang
menjalani
hemodialysis.
D. METODE PENELITIAN
Menggunakan metode Untuk mencari rata-
jenis asosiatif dengan rata Kt/V dan faktor
pendekatan kuantitatif efektifitas yang
deskriptif mempengaruhi

Seberapa besar
pencapaian nilai Kt/V
dengan dialiser reuse.
E. WAKTU PENELITIAN

Dilakukan
selama 3 bulan
dari (April 2021 -
Juni 2021)

Jumlah tindakan Jumlah sampel


HD 720 kali. 40 pasien
F. LOKASI PENELITIAN
RS.
St.Carolus

RS.PGI Cikini
Sampel diambil dari
empat Rumah Sakit,
yaitu : RS. Yayasan
Jakarta

RS Tugu Ibu
Depok
G. INSTRUMEN PENELITIAN

Lembar observasi
terkait indikator
Menggunakan yang diamati yaitu
cimino dengan bbk, qb dan ufg
fistula no 16G
Dialiser yang
digunakan F8
dengan 7x re-use
(re-use otomatik)
Sudah menjalani
hemodialisis rata-
rata diatas 1
tahun dengan
lama HD 5 jam
Pasien setiap sesi HD
hemodialisis
rutin 2x/
minggu
Lembar
observasi
KERANGKA KONSEP
Variabel Dependen
Pencapaian Kt/ V = 1,8

QB 200-300ml/mnt. QD
500ml/mnt. Jenis Dializer
Dializer Reuse 1-7
F8. Lama HD 5 jam.
TVC,BBK,UFG

Variabel Independen
H. MANFAAT PENELITIAN

Bagi Perawat Hemodialisis Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan


ilmu tentang nilai adekuasi disetiap pemakaian reuse Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dasar
dialyzer. oleh peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan
hubungan reuse dialyzer terhadap nilai adekuasi pada
pasien Hemodialisis

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian lebih


lanjut dengan memperluas pembahasan dengan
merubah atau menambah variabel lain yang
berhubungan dengan gagal ginjal kronik
PEMBAHASAN
Pada uji normalitas data,
kami menguji apakah data
tersebut valid, dapat dilihat
dari R1-R7 dari 40 pasien
datanya 100 % akurasinya
valid dan tidak ada data
yang missing sehingga
sangat baik di gunakan.

Dapat juga dilihat uji


normaitas data pada sceter
ploc, bahwa dari R1- R7
tetap berada pada garis
diagonal yang artinya data
dapat digunakan ,layak dan
baik
2. Uji Rata-Rata
Dari table dibawah ini, didapatkan bahwa ada tren KT/V naik dan kemudian
turun. Ini terlihat bahwa R1 ke R2 mengalami peningkatan namun
kemudian dari R3 hingga R7 mengalami penurunan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa R2 adalah nilai terbaik
3. Variabel Yang Berpengaruh
Variabel yang digunakan dalam study kasus ini adalah BBK, UFG dan QB

Didapatkan hasil dari perhitungan diatas bahwa QB mempunyai pengaruh yang


paling besar terhadap kenaikan KT/V. Begitu juga dengan BBK dan UFG yang
juga konsisten berpengaruh tetapi nilainya sangat rendah.
4. INTERPRETASI HASIL
PENGARUH VARIABEL PER RE-USE

R1 R2
QB berpengaruh positif QB berpengaruh positif
signifikan (0.077) signifikan (0.098)

BBK berpengaruh negatif BBK berpengaruh negatif


signifikan (0.008) signifikan (0.003)

UFG Berpengaruh ngatif


UFG Berpengaruh ngatif signifikan (0.001)
signifikan (0.003) TCV,berpengaruhpositif
signifikan (0,044 )
PENGARUH VARIABEL PER RE-USE

R3 QB berpengaruh
R4 QB berpengaruh
positif signifikan positif signifikan
( 0.092 ) ( 0.091 )

BBK berpengaruh BBK berpengaruh


negatif signifikan ( negatif signifikan (
0.005 ) 0.008 )

UFG Berpengaruh
ngatif signifikan UFG Berpengaruh
(0.003 ) ngatif signifikan
(0.004 )
PENGARUH VARIABEL PER RE-USE

R5 QB berpengaruh
positif signifikan
R6 QB berpengaruh
positif signifikan
R7 QB berpengaruh
positif
(0.053) (0.051) signifikan(0.058)

BBK berpengaruh BBK berpengaruh BBK berpengaruh


negatif signifikan negatif signifikan negatif
(0.003) (0.008) signifikan(0.007)

UFG Berpengaruh UFG Berpengaruh


ngatif signifikan ngatif signifikan
(0.002) (0.001)
KESIMPULAN PENGARUH VARIABEL PER RE-USE

1. QB secara konsisten berpengaruh positif signifikan yang artinya


jika qb meningkat satu atuan maka angka Kt/V bisa meningkat
begitu juga sebaliknya.
2. BBK secara konsisten berpengaruh negatif signifikan yang
artinya jika BBK rendah maka/ turun satu satuan maka angka
Kt/V meningkat dan begitu sebaliknya
3. UFG berpengaruh negatif signifikan yang artinya jika UFG
menurun satu satuan maka angka Kt/V meningkat begitu juga
sebaliknya.
KESIMPULAN
1. Study kasus dilakukan di 4 RS (RS PGI Cikini, RS St. Carolus, RS
yayasan Jakarta dan RS Tugu Ibu)
2. jumlah sample 40 pasien dan HD 2x/ mgg dengan jumlah tindakan
HD 270 kali
3. dalam waktu 3 bulan (April-Juni 2021) meggunakan dialiser yang
sama (R1-R7) lama HD 5 jam
4. Qd 500ml/menit

5. Variabel yang digunakan : QB, BBK, UFG (variable independen)


dan Kt/V (variable dependen)
6. Kt/V dengan HD 2x/ minggu adalah 1.8
KESIMPULAN
6. uji normalitas data R1-R7 pada 40 pasien nilai signifikansinya semua > 0,05 artinya
data dihitung secara statistik yg telah dikelompokan bisa kami kerjakan aman dan
layak, dan pada sketer plock data R1-R7 berada pada garis diagonal artinya data
aman dan layak digunakan.
7. Pada uji rata-rata setiap re use kami memakai uji one sample statistic, dapat dikatakan
bahwa ada tren Kt/V naik dan kemudian turun , dimana di R1 nilai rata – rata Kt/V
1.7710 dan R2 nilai rata-rata 1.7958 hal ini terjadi karena pengaruh QB pada R1 rata-
rata 279 ml / mnt sdgkan pada R2 QB rat-rata 280,75 ml / mnt, dan hanya pada R2 tcv
berpengaruh positif. jika dilihat dari rata-rata Kt/V dari R1 – R7 dapat kami simpulkan
bahwa penggunaan dialiser re use 1 sampai dengan re use ke 7 tetap layak untuk
digunakan dan tetap efektif dalam mencapai nilai Kt/V yang di sarankan
8. Variabel yang kami teliti adalah variabel QB,BBK dan UFG. Seberapa besar mewakili
variabel Kt/V, ternyata QB berpengaruh positif signifikan ( Qb dinaikan nilai Kt/V
meningkat ).
KESIMPULAN
9. BBK secara konsisten berpengaruh negatif signifikan yang
artinya jika ufg menurun satu satuan maka nilai Kt/v meningkat
begitu juga sebaliknya.
10. UFG dalam study ini terdapat hubungan yang negatif
signifikan dengan pencapaian Kt/v, dimana jika ufg dalam
program dialisis diturunkan atau dengan nilai yang lebih kecil
maka Kt/v bisa meningkat
11. Jadi untuk meningkatkan Kt/V maka QB harus ditingkatkan
sedangkan BBK dan UFG diturunkan ( bbk dapat
dipertahankan, dan kenaikan intra dialisis tidak lebih 5% dari
BBK ( Price & wilson 1995; Pery & Potter, 2006 ) dan
penambahan BB diklasifikasikan : Ringan 2% , sedang 5%
dan berat 8 % dari BBK.
KESIMPULAN
12. QB paling berpengaruh baik pada R1, R2,3 sampai dengan R 7.
Bisa di lihat pada tabel coefisien regresi, dimana pada :
13. R2 : 0.098 , jika nilai koefficien regresinya dikalikan 100 = 9,8 %
artinya pengaruh Qb terhadap kenaikan Kt/V sampai 9,8 % pada
R2 , dibandingkan dengan BBK dan UFG yang berkisar antara
0,1 sampai dengan 0,8 %. Dapat kami simpulkan dari
perhitungan bahwa QB mempunyai pengaruh yang paling besar
terhadap kenaikan Kt/V. Tetapi BBK dan UFG juga konsisten
berpengaruh tetapi nilainya sangat rendah.
14. TCV hanya berpengaruh positif pada R2 dg coefisien regresinya
0,044
SARAN
Perawat :
memberikan informasi dan edukasi kepada
pasien dan keluarga untuk menjaga
peningkatan BB diantara hd
berikutnya(kenaikan BB diantara dialisis
dibatasi 5 % dari BB kering ), karena kenaikan
BB yang berlebih intra dialitik, bisa
berpengaruh negatif terhadap pencapaian
Kt/V. Penambahan bb antara dua waktu dialisis
berkaitan dengan kelebihan beban natrium dan
air yg merupakan faktor penting terjadinya
hipertensi ( lopez,j,et al,2005)
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal preskripsi dan adequasy oleh i gede Raka Widian ,devisi


ginjal hipertensi bag penyakit dalam di RSUP Sanglah
Denpasar 2008
Nkf-Doqi , Adequasi of hemodyalisis Fifth report of indonesian
renal registry 2018
PerhimpunanNefrologi Indonesia (pernefri),pedoman penggunaan
dialiser proses ulang (DPU) ,konsensus Dialisis pernefri
2003
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai